Nikah Tanpa Cinta - Bab 154 Mengompori

Jika Crystal sudah mempercayainya, maka aku tentu saja harus terus mengingatkannya.

"Nyonya Erika adalah Nyonya direktur utama, dan keluarga Feng juga punya kekuasaan yang lumayan besar di Hua's Inter Company, kamu sebaiknya jangan berpikir untuk melawannya, jika tidak kamu akan berakhir sangat tragis."

Crystal tidak mengatakan apapun, saat ini suasana hatinya pasti sangatlah berat.

Dia tentu saja tahu bahwa jika Erika ingin melawannya, maka tekanan yang akan diterimanya saat ini akan betapa besarnya.

"Kamu memberitahuku hal ini karena ingin aku pergi?" Dia tiba-tiba berkata.

Aku tertawa, "Awalnya kamu juga memang tidak seharusnya datang."

"Jika kamu masih terus mempersulitku, aku akan memaksa dengan bunuh diri, dan menyuruh Yulianto bercerai denganmu, kamu tahu bahwa dia pasti akan setuju, dia tidak akan melihat aku mati, didalam hatinya, aku lebih penting daripada kamu."

Wanita ini sungguh hebat, detik sebelumnya masih bertampang memohon, detik ini malah langsung berubah keras.

Perubahan ini karena dia merasa dia memohon kepadaku dan aku tidak tersentuh dan lebih baik dia kembali bersikap keras lagi.

"Aku percaya jika kamu memaksa dengan bunuh diri, maka Yulianto benar benar mungkin akan bercerai denganku, namun dia bercerai denganku apakah kamu sudah bisa menikahinya? Dia hanya berterima kasih kepadamu, dan kamu memanfaatkan kesetiakawanannya untuk terus meminta, sampai suatu hari nanti dia pasti akan membencimu, Yulianto adalah orang yang sangatlah pintar, pikiranmu serta perbuatanmu bisa dia lihat dengan jelas."

Aku duduk berada didepan pintu, dku melihat Yulianto sudah masuk, namun Crystal tidak bisa melihatnya.

Aku menekan suaranya, dan berkata kepada Crystal, "Tunggu setelah kamu menghabiskan pertemanan Yulianto terhadapmu, kamu akan kalah dengan mengenaskan, kamu tidak akan bisa merusak keluargaku."

Crystal benar-benar marah karenaku, dia melepaskan tangannya yang memegang kopi dan mengepalkannya.

Dia berkata, "Kamu sama sekali tidak penting dimata Yulianto, hanya saja kamu melahirkan anak untuknya, jadi dia menghidupimu, dan kamu terus menganggap dirimu adalah istrinya yang seharusnya, sungguh lucu."

Aku tertawa, "Kamu bertindak tulus dihadapan Yulianto, dan bertindak kasar dihadapanku, aktingmu sungguh baik, pertahankan saja."

Saat ini Yulianto sudah berdiri dibelakangnya, perkataanku didengar jelas oleh Yulianto, tatapannya kacau, dia menatapiku.

"Kamu merebut Yulianto, kamulah orang ketiga, aku tidak akan mengalah denganmu, cepat atau lambat Yulianto adalah milikku."

Rasanya perkataannya ini tidaklah cukup kejam, aku seharusnya memancingnya mengatakan hal yang lebih tidak enak didengar.

Dibawah tatapan Yulianto, aku tidak berani keterlaluan, aku takut dia marah terhadapku.

Yang serunya adalah aku masih tidak begitu mengatakan apapun, namun Crystal melihat aku tidak mempedulikannya, dia mengira aku takut terhadapnya, dia terus berkata.

"Kalian ini baik melihat aku seperti apa tetap tidak apa-apa, karena dihati Yulianto, aku tidak tergantikan, ketika dia buta, aku terus menjaganya, sekarang dia sudah sembuh, tentu saja dia harus menikahiku."

Orang buta paling tidak suka orang lain mengatakannya buta, apakah Crystal tidak tahu itu? ketika dia panik, dia memang sedikiti tidak beraturan.

Jika dia sendiri sudah melakukan kesalahan, maka aku tidak perlu lagi menambah-nambahkan, Yulianto adalah orang yang pintar, dia punya keputusan logis sendiri.

Jika disaat ini aku mengatakan apapun, akan lebih membuat Yulianto merasa ilfeel.

Jadi aku memilih untuk diam, dan menundukkan kepalaku.

"Ketika aku buta, kamu terus menjagaku, aku sangatlah berterima kasih, namun sekarang aku sudah tidak buta, jadi kamu juga seharusnya menjaganya dikit." suara Yulianto sangatlah marah.

Crystal kaget hingga langsung berdiri, dia memutarkan badannya dan melihat Yulianto ada dibelakang, seketika dia terdiam.

Yulianto mengisyaratkannya duduk, lalu tatapannya marah dan menatap kearahku, "Kamu tidak makan siang dengan baik, mengapa kamu datang kemari?"

"Nona Lin yang mengajakku kesini." Aku menjawab dengan jujur.

"Apakah kamu tidak perlu bekerja? Kamu masih punya begitu banyak hal, apakah kamu tidak perlu bekerja? Kamu sangat santai?" Kata Yulianto terus.

Aku membantahnya, sekarang adalah waktu istirahat, memang benar tidak perlu bekerja, tapi aku menahannya, dia sedang marah, dia jelas melampiaskan kemarahannya kepadaku.

Aku berpikir bahwa ini jelas karena Crystal, namun dia malah marah kepadaku, apa artinya ini? Artinya dia menganggap aku adalah orang sendiri.

Sekali dipikir, aku merasa marahannya tidkalah tidak mengenakan, malah sedikit terasa nyaman.

Aku sampai salut sungguh hebat pemikiranku.

Crystal melihat Yulianto marah terhadapku, dia juga diam.

Melihat aku tidak membalasnya ketika terus berkata, kemarahan Yulianto juga sedikit reda.

"Masih tidak mau pergi, untuk apa masih berada disini, jangan-jangan kamu mau makan disini? Kapan aku pernah setuju kamu makan sembarangan diluar?"

Aku bergegas berdiri dan mengambil tas aku, lalu aku berjalan keluar.

"Apakah kamu sudah bayar kopinya? Apakah kamu ingin menyuruh orang lain bayar?" kata Yulianto lagi/.

Aku bergegas mengeluarkan uang 600 ribu dan dilemparkan diatas meja.

Untung saja aku masih membawa sedikit uang cash, jika tidak kalau dibayar menggunakan e-money, tidak ada gaya seperti itu.

Yulianto juga tidak mempedulikan Crystal, dia ikut keluar dari kafe itu.

Mobilnya berhenti dide[an pintu, aku membuka pintu mobil dan naik.

"Dimana mobilmu?" Tanya Yulianto.

"Aku naik taksi kesini, ini juga tidak terlalu jauh, bahkan bisa juga jalan kaki."

"Kalau begitu kamu turun dan jalan kaki saja." Kata Yulianto.

Aku hanya bisa tutup mulut, disaat ini memang tidak perlu menyinggungnya, dia menyalakan mobil dan pergi.

Aku melirik ekspresinya, dia terus marah dan tidak mengatakan apapun, sepertinya marahnya besar, namun didalam hatiku sangatlah senang, tadi aku benar-benar takut dia mengusirku keluar, dan dia akan tinggal disana menemani Crystal, untung saja dia tidak membuatku kecewa.

Yulianto tidak menyetir ke kantor, dia menyetir kesebuah restoran.

Ini adalah sebuah restoran yang paling enak disekitar kantor, yang terpenting adalah management disini sangatlah abgus, sangatlah efisien, servingnya cepat, tidak perlu menunggu terlalu lama.

Yulianto memesan ikan rebus dan sebuah tofu, dua buah sayuran, satu sup, makan siang yang sungguh tawar dan tidak banyak dagingnya.

Yulianto terus saja tidak mengatakan apapun, aku hanya bisa berkata sendiri, "Kamu adalah ahli makan ikan, bagaimana rasa ikan ini?"

"Makan nasimu, mengapa banyak basa basi?" Dia sama sekali tidak melanjutkannya.

Aku juga tidak marah, aku mengambil sepotong ikan sendiri, "Menurutku lumayan."

"Ikan air tawar, namun airnya tidaklah terlalu bagus, jadi kurang berasa kelenturan dagingnya, masih terhitung boleh, restoran bisa memasak hingga begini sudah lumayan." Kata Yulianto.

Aku mengacungkan jempolku, "Hebat, memang hebat, aku tidak bisa merasakan itu."

Yulianto lanjut berkata, "Kamu mau menandingku dibidang makan ikan ? Apakah kamu mau menurunkan levelku?"

"Tidak, tidak, kamu adalah master, aku mengalah." Aku bergegas mengalah.

"Kedepannya jika Crystal mengajakmu keluar, kamu jangan pergi." Yulianto mengambil sebuah sendok dan mengambilkan sebuah tofu untukku, "Kamu tidak perlu bertemu dengannya."

"Kamu khawatir aku akan melukainya atau takut dia akan melukaiku? Atau mungkin alasan lain?" tanya aku penasaran.

"Intinya tidak perliu bertemu." Yulianto tidak ingin menjelaskan.

"Boleh juga jika kamu tidak ingin kamu bertemu, tapi harus ada alasan, dan dia juga yang mengajakku, bukan aku yang mau mengajaknya, apakah kamu ingin tahu mengapa dia mengajakku bertemu?"

"aku tidak ingin tahu, tapi aku tidak berharap kamu membuat keributan sendiri, aku ingin mengingatkanmu, Crystal bukanlah lawan bagimu, dia tidak cukup kuat, yang bisa mengancammu bukanlah dia, kamu harus berhati-hati terhadap Tante Feng."

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu