Nikah Tanpa Cinta - Bab 187 Bersikap Netral

Belum sempat mulai berbicara, Yulianto Hua sudah mengirimi sebuah pesan terlebih dahulu, "jangan terlalu dekat dengan dia."

Aku membalas segaris titik kepadanya, itu mengartikan bahwa peringatan dia ini terlalu berlebihan.

Peter Shen mengaduk kopi di dalam cangkir lalu terus-menerus menatap ke arah aku. Aku merasa ada hal penting yang ingin dia bicarakan, bukan sebatas obrolan santai saja. Jika tidak dia tidak mungkin terus terdiam.

"Apakah pekerjaan adik sepenguruan berjalan lancar?" Pada akhirnya dia menanyakan hal yang tidak penting.

"Baik." Aku tersenyum sambil menganggukan kepala.

Dia kembali terdiam dan suasananya menjadi canggung.

"Bicara terus terang saja jika ada yang ingin kakak sepenguruan katakan." Aku melihat ke arah jam dan berkata, "sebentar lagi aku harus kembali kerja."

"Baik. Akhir-akhir ini perusahaanku timbul sebuah masalah. Kemarin malam aku juga sudah mengatakannya kepada kamu, karena kamu memiliki hubungan dekat dengan Yulianto Hua, aku memiliki sebuah permintaan, akan tetapi entah aku harus mengatakannya atau tidak."

Aku tersenyum, "kakak sepenguruan saja sudah mengajak aku untuk datang, tentu saja harus mengatakannya. Katakan saja."

"Baik. Aku ingin kamu mengatakan kepada Yulianto Hua, apakah dia bisa menyuntik dana untuk perusahaan aku, agar perusahaan aku dapat terus bertahan."

Sebenarnya aku sudah dapat menebak hal apa yang ingin dia katakan, karena dia sudah mengungkitnya dengan sendiri, maka masalah ini akan lebih mudah diurusi.

"Berapa jumlah dana yang dibutuhkan kakak sepenguruan? Lalu dengan cara apa Yulianto Hua memberikan dananya kepadamu?"

"Tiga ratus juta yuan, hanya tiga ratus juta yuan saja saya sudah dapat membeli saham dari tangan Winsen Chen. Ketika kami masih bekerja sama, di dalam perjanjian terdapat persyaratan prioritas pembelian, dengan begitu maka perusahaan akan menjadi milikku seorang."

Meskipun dia tidak mengatakan siapa Winsen Chen itu, tetapi dari perkataa dia sudah dapat disimpulkan bahwa Winsen Chen adalah mitra yang ingin menendang dia keluar

Sebenarnya aku sekarang sudah sedikit meremehkan Peter Shen.

Kemarin sebelum Yulianto Hua datang, di acara makan-makan tersebut, dia terus merendahkan Yulianto Hua, dia mengatakan Yulianto Hua adalah anak dari keluarga kaya yang tidak bisa melakukan apa-apa, dia hanya mengandalkan ayahnya saja. Lalu setelah Yulianto Hua datang, dia mulai menjilat.

Lalu hari ini tiba-tiba meminta aku untuk meminta Yulianto Hua menyuntik dana untuknya.

Jika dia ingin orang lain memberikan dia uang, setidaknya dia juga harus berpikir apa yang harus dilakukan agar pihak lawan bersedia memberikannya bukan? Jika ingin membujuk pihak lawan, pasti dia harus mengerti bagaimana karakter pihak lawan. Akan tetapi terlihat dengan jelas dia tidak melakukan persiapan apa pun untuk mencari tahu lebih dalam mengenai Yulianto Hua. Jika dia ada melakukan persiapan, dia tidak mungkin hingga sekarang tidak tahu bahwa aku dan Yulianto Hua adalah sepasang suami istri.

Aku tidak percaya seseorang yang tidak melakukan persiapan apa pun dalam suatu masalah akan sukses.

Keadaan dia hari ini merupakan semua akibat dari perbuatan dia. Ini merupakan kesimpulanku pribadi.

"Adik sepenguruan, kamu tidak bersedia membantu aku?" Peter Shen bertanya dengan sedikit kecewa.

"Tentu saja aku bersedia. Akan tetapi tiga ratus juta ini bukan angka yang kecil. Selama investasinya lebih dari 100 juta yuan, CEO Hua juga tidak dapat memutuskannya seorang diri, ini juga harus dilaporkan kepada dewan direksi untuk mendapatkan persetujuan. Dan yang paling penting adalah, jika CEO Hua menginvestasikan tiga ratus juta ini, keuntungan seperti apa yang akan dia dapatkan?"

"Aku bisa memberikan dia 30% saham dan menjadi pemegang saham terbesar kedua di perusahaan. Entah dia sebagai pemegang saham pribadi atau sebagai badan hukum perusahaan."

"Jika dengan menginvestasikan tiga ratus juta yuan hanya mendapatkan saham sebesar 30%, maka perusahaan ini memiliki nilai mendekati satu miliar? Setahu aku saat ini Lanhai Technology tidak memiliki nilai setinggi itu." Aku berbicara sambil terseyum.

"Akan tetapi adik sepenguruan dapat membantuku mendapatkan penilaian yang tinggi, pada saat itu aku akan memberikan keuntungan sebanyak ini kepada adik sepenguruan." Peter Shen menjulurkan dua jari tangan seperti membentuk sebuah gunting.

Aku menatap dia dengan kebingungan, mengisyaratkan bahwa aku tidak mengerti.

"Kamu membantu aku membicarakan kebaikan aku di depan Yulianto Hua agar nilai perusahaan aku menjadi lebih tinggi sehingga aku mendapatkan uang yang lebih banyak. Aku akan memberikan dua juta yuan kepadamu sebagai tanda terima kasih. Kita adalah kakak adik sepenguruan, tentu saja kita harus menikmati keuntungan bersama-sama."

Aku tersenyum berkata, "sebanyak itu? Terima kasih atas niat baik kakak sepenguruan. Akan tetapi Yulianto Hua bukan orang bodoh, dia tidak akan hanya mendengarkan aku berapa nilai perusahaan itu dan mempercayainya. Dia akan mendatangkan tim profesional untuk melakukan pengukuran. Sebaiknya dalam masalah ini kita bersikap netral saja, aku juga tidak menginginkan keuntungan dari kakak sepenguruan."

"Adik sepenguruan tidak perlu sungkan, dua juta ini merupakan keinginan aku. Kamu tidak perlu cemas terhadap masalah pengukuran. Nanti aku akan mencari orang mengutak-atik data keuangan agar pembukuan perusahaan terlihat lebih cantik. Orang seperti Yulianto Hua mengerti apa? Dia juga hanya menghabiskan uang milik orangtuanya saja, dia tidak akan menyayangkannya, dia pasti akan tertipu dengan mudah." Peter Shen berkata.

Hatiku tidak dapat dikendalikan untuk tidak mengumpat, kamu ini benar-benar buta, sehingga bisa-bisanya mengatakan Yulianto Hua seperti itu.

Setelah Yulianto Hua mengambil alih telekomunikasi Shanghai dari tangan Keith Feng, hanya dalam beberapa saat saja dia sudah dapat membuat perusahaan tersebut menjadi sumber keuntungan terbesar di dalam Hua's Inter Company. Apakah orang pada umumnya dapat memiliki keahlian seperti itu? Bahkan sepuluh orang Peter Shen pun juga tidak dapat mengalahkan seorang Yulianto Hua.

"Adik sepenguruan? Mengapa kamu terdiam? Apakah kamu merasa dua juta yuan terlalu kecil? Jika ini berhasil, kita kan dapat mendiskusikannya kembali." Peter Shen berkata.

Aku menjulurkan sebuah tangan dan mengayun-ayunkannya, "lima juta yuan. Jika rencana ini berhasil, paling sedikit aku ingin mendapatkan lima juta yuan, kita batal jika kurang sepeser pun."

"Baik. Intinya aku menyukai adik sepenguruan, kita tidak perlu membahas lima juta yuan, aku bahkan rela memberikan diriku kepada adik sepenguruan. Selama rencana ini berhasil, aku pasti akan memberikan lima juta yuan." Peter Shen berkata.

Aku merasa jijik atas kalimat godaan dia. Akan tetapi aku tidak menghiraukannya, saat ini kita harus mengurusi masalah ini terlebih dahulu agar berhasil.

"Baik, kalau begitu aku pulang terlebih dahulu. Aku akan mencari waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini kepada CEO Hua."

Ketika sedang berbicara, ponselku berdering. Rupanya Rick Chen yang menelepon aku. Aku pun bergegas menjawabnya.

Baru saja tersambung, Rick Chen langsung berkata: "halo Ivory, aku melihat mobilmu, apakah kamu berada di dalam kafe? Aku ingin berbicara denganmu."

Aku menjawab: "benar, kalau begitu masuklah."

"Baik."

Setelah memutuskan panggilan, aku berbicara terhadap Peter Shen: "maaf kakak sepenguruan, ada seorang temanku yang sedang berada di sekitar sini dan ingin membicarakan beberapa hal kepadaku. Aku harus pergi terlebih dahulu."

Peter Shen menjawab: "tidak apa-apa, teman kamu adalah temanku juga, kita bisa berbicara bersama-sama. Aku yang akan mentraktir minuman kalian."

Aku berkata: "tidak perlu kakak sepenguruan, kita akan berbicara lagi lain kali. Akan merepotkan karena kalian tidak saling mengenal."

Pada saat ini Rick Chen yang mengenakan pakaian serba hitam pun sudah berjalan masuk, begitu melihat aku sedang duduk bersama dengan Peter Shen, dia yang awalnya berjalan ke arahku pun berbelok ke arah meja lain. Artinya adalah dia akan menunggu hingga aku selesai berbicara dengan Peter Shen.

"Kakak sepenguruan, temanku sudah datang, aku ke sana terlebih dahulu." Aku berbicara dalam keadaan berdiri.

"Baik, aku akan menunggu kabar darimu." Peter Shen melihat aku dan melihat ke arah Rick Chen yang berada tidak jauh.

Aku berjalan ke sana, Rick Chen tersenyum ke arahku dan mengisyaratkan agar aku duduk, "setelah minum entah berapa gelas kopi, apakah kamu masih bisa meminumnya?"

"Bisa, minum segelas lagi pun tidak apa-apa. Ini kopi bukan arak, aku tidak akan mabuk." Aku berbicara sambil tersenyum.

Akhirnya dia pun memesan dua gelas kopi. Pada saat ini Peter Shen belum juga pergi melainkan berjalan ke arah meja kami.

Aku mengerutkan keningku, apa yang ingin dia lakukan? Rick Chen melihat ke arah aku dengan ekspresi tenang akan tetapi tatapannya terlihat tidak senang.

"Adik sepenguruan, apakah kamu tidak mengenalkannya kepadaku siapa dia?" Peter Shen berbicara sambil berdiri di samping meja.

Ketika aku sedang berpikir ingin mengatakan apa, Rick Chen menjulurkan tangan kanannya dan melambaikan tangannya mengisyaratkan aku untuk tidak berbicara.

"Permisi, ada urusan yang ingin aku bicarakan dengan Nona Yao, apakah kamu bisa jangan menganggu?" Rick Chen berbicara dengan datar.

"Dia adalah adik sepenguruan aku, aku belum selesai berbicara dengannya mengenai yang tadi kami bicarakan. Apakah kamu bisa pergi sejenak? Aku ingin menambahkan beberapa kata." Peter Shen berkata.

Rick Chen masih dengan tenang menjulurkan tangan membetulkan kacamatanya, lalu menatap ke arahku, dia seperti sedang menanyakan pendapat aku.

"Kakak sepenguruan mohon kamu jangan menganggu. Ada hal penting yang ingin kami bicarakan, masalah yang tadi dapat kita diskusikan lagi nanti." Aku sudah merasa tidak senang.

Barulah Peter Shen pergi dengan enggan, "baiklah, kita bicarakan lagi nanti melalui telepon."

"Baik."

Begitu Peter Shen pergi, Rick Chen langsung bertanya kepadaku, "apakah Yulianto tahu Michael Lu telah kembali?"

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu