Nikah Tanpa Cinta - Bab 41 Kenapa kamu begitu berkeringat?

Telepon itu dari Ivana Hua, dia menyuruh aku untuk makan malam bersamanya.

Ivana Hua adalah salah satu temanaku di Shanghai, dan salah satu teman yang bisa membantu aku, dia mengajak aku untuk makan bersama, tentu saja aku pasti akan pergi.

Bus saat jam sibuk, merangkak sangat lambat seperti kura-kura. Ada banyak orang di sekitar, semua berdiri begitu dekat, tidak usah bergandengan tanganpun tidak akan takut jatuh, karena banyak orang disampingmu.

Akhirnya tiba di stasiun, akhirnya menerobos dan mengepung kerumunan, baru menyadari diri sendiri telah penuh dengan keringat.

Masuk kedalam restoran, Ivana Hua melambaikan tangan kearah ku dari jauh, dia mengenakan sebuah gaun hitam, rambutnya yang panjang melewati pundaknya, kulitnya yang putih, ditambah dengan wajah nya yang cantik, kharisma dirinya yang begitu enak dipandang, merupakan salah satu wanita cantik di restoran ini.

Memang kenyataan bahwa gen dari keluarga Hua sangat bagus, Wajah devil Yulianto Hua sangat mirip seperti model internasional, sedangkan Ivana Hua cantik seperti model Victoria Secret.

"Duduklah, kenapa kamu begitu berkeringat? " Ivana Hua menanyakan dengan perhatian.

Aku malu berkata jika aku keringat karena telah datang dengan bus, aku hanya tertawa dan mengatakan bahwa cuaca sangat panas.

"Bagaimana?" Apakah kamu sudah mengatasi masalah pengancaman Crystal Lin terhadapmu?" Dia bertanya dengan senyuman indah.

"Kak Ivana, mengatasinya itu adalah hal yang serius, aku tidak pernah berpikir ingin berdebat dengannya, jika dia tidak mencari masalah denganku." Aku berbicara dengan serius.

"Tidak peduli siapa yang mencari masalah dengan siapa, jika kalian menyukai satu pria yang sama, itu tentu saja harus berdebat. Dan ini juga masalah tentang kalah dan menang, tidak ada hal yang bisa menang bersama, pasti salah satu pihak akan kalah." Dia berkata.

"Kami tidak menyukai orang yang sama." Aku menjelaskan.

Ivana Hua tertawa dengan arti yang dalam, "Kamu tidak menyukai Yulianto?" bagaimana mungkin, sejak kecil dia selalu disukai oleh banyak perempuan, aku tidak pernah melihat perempuan mana yang tidak menyukainya, jika Yulianto mengenakan pakaian wanita, mungkin dia bisa jauh lebih cantik dari wanita."

Aku tidak bisa tahan untuk berpikir, apakah aku menyukainya? Dan tentu saja tidak ada jawabannya, mungkin saja ada jawaban, tapi aku yang tidak ingin mengakuinya. Lagipula menyukai orang yang selalu melukai diri sendiri, dan ada wanita lain di hatinya, tentu saja itu merupakan hal yang sangat memalukan.

Jadi meskipun aku menyukainya, aku tetap tidak akan mengakuinya.

Aku hanya bisa menjawab, "Pernikahan ku denganya, tidak bisa dibilang suka atau tidak, dia tidak menyukaiku, aku juga tidak."

"Jangan bilang suka atau tidak, aku bertanya kepadamu, apakah kamu mencintainya?" Ivana Hua terus bertanya seolah ingin tahu jawabannya.

Demi melewati bahan pembicaraan ini, aku dengan keras menjawab, "tidak."

"Siapa yang perlu kamu menyukainya? Dasar."

Tiba-tiba ada suara dingin, aku memutar kepalaku, melihat wajah dingin Yulianto di belakangku.

Ini benar-benar sangat canggung.

Tempat dudukku berada membelakangi pintu, kapan dia datang, aku tentu saja tidak tahu, tapi Ivana tau, dia masih terus bertanya, ternyata ingin membuat masalah.

"Mendengar percakapan orang lain, benar-benar memalukan." wajahku memerah, dengan canggung aku berkata.

Yulianto Hua mengulurkan tangannya, gerakannya begitu besar membuat jarak di antara kursi nya dengan kursi ku, "Kamu wanita ini begitu suka mengatai hal buruk ttg orang dari belakang, dan kamu masih merasa itu sangat benar? Siapa yang mendengar kalian berbicara? Aku berdiri di belakangmu, tidak bersembunyi sama sekali, kamu lah yang buta tidak bisa melihat aku, apakah aku ini termasuk mendengar percakapan orang lain?"

"aku tidak membicarakan hal buruk tentangmu." Aku menjelaskan, "Aku tidak memiliki mata di bagian belakang kepalaku, aku bisa melihatmu kah? Mendengarkan orang lain tanpa sepengetahuan mereka berarti menguping! "

Ivana Hua yang berada di satu sisi tertawa terbahak-bahak, "Yulianto, kamu jangan kira kamu begitu tampan, semua wanita pasti akan menyukaimu, kamu lihat, ini ada satu wanita yang tidak menyukaimu.”

Yulianto mendengus dingin, :"Aku tidak peduli dengan wanita ini menyukai atau tidak, jika dia benar-benar menyukaiku, itu benar-benar adalah sebuah penghinaan."

Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak berdebat dengannya, "Bisakah pria ini sedikit berpendidikan dan memperhatikan kata-kata dan perbuatan? Apa itu namanya wanita ini? Aku tidak menyukaimu, jadi kamu akan marah dan membalas dendam?"

"Apakah aku berjuang membalas dendam? Kamu pantas ?..."

"Oke, oke, semua salahku. Aku hanya membuat lelucon, jangan berdebat lagi. Salahkan aku, salahkan aku, pesan dan makan." Ivana Hua cepat menghentikannya.

Yulianto Hua mendengus dingin dan berdiri, "Memandangnya, aku kehilangan nafsu makan. Aku akan pergi."

Aku juga sangat marah akhir-akhir ini, tetapi aku memberi Ivana Hua muka dan menahannya.

“Duduk!” Ivana Hua berkata dengan lembut kepada Yulianto Hua.

Jangan melihat kehidupan biasa Yulianto Hua, ketika Ivana Hua memanggilnya, dia benar-benar duduk, tetapi wajahnya sangat tidak enak dipandang.

Ivana Hua menyerahkan tablet a la carte kepada Yulianto Hua, "Sudah dewasa, masih saja begitu gampang emosi, tampak seperti apa, pesanlah makanan."

Yulianto Hua mengambil tablet dan mengkliknya. Kemudian diserahkan kembali ke Ivana Hua, dan Ivana Hua menyerahkannya kepada aku lagi.

Aku melihat bahwa ada menu kesukaan ku di pilihan menu yang telah dipilih, memikirkan bahwa masih ada orang yang memiliki kesukaan sama denganku, benar-benar tidak gampang.

Aku dengan biasanya memesan satu makanan dingin, dan mengembalikan tablet nya ke Ivana Hua.

Ivana Hua melihat menu, "Tahu rebus yang dipesan Yulianto Hua? Tidakkah kamu paling tidak suka tahu? Rasanya sudah berubah."

“Tidak ada yang enak dimakan, jadi aku asalan memesannya.” Yulianto Hua berkata dengan ringan.

Aku meliriknya diam-diam, dia masih saja emosi, tanpa ekspresi.

Ketika aku di rumah, aku sering menyuruh dapur memasak tahu yang sudah direbus, dia tahu aku suka masakan ini. Mau tak mau aku tanpa malu membayangkan dia memesankan untukku? Setelah memikirkannya, itu tidak mungkin.

"Yah, apa yang kalian pesan semua adalah masakan rumahan. Apakah kalian mencoba menyelamatkan saya? Aku seorang karnivora. Tidak ada daging aku tidak senang. Aku ingin memesan lobster besar terlebih dahulu," kata Ivana Hua.

Pada saat ini, telepon seluler Yulianto Hua bergetar, dia mengangkat telepon dan mendengarkannya, lalu berjalan ke pintu. Saat dia masuk, mengandeng seorang pria kecil tampan dalam setelan giok merah muda, dia terbang ke arahku: "Ibu!"

Yulianto Hua bahkan meminta sopir untuk mengirim anak itu. Aku juga memikirkan Melvin, dan aku tersentuh lagi di hati, dan memeluk Melvin dengan erat.

"Melvin, panggil Bibi," kata Yulianto Hua di sebelahnya.

Melvin menatap Ivana Hua dengan mata hitam besar, dan memanggil bibi dengan cerdik.

Kali ini, Ivana Hua merasa kesenangan, "Bagus, bagus! Keponakan aku sangat cantik. Oh, aku tidak menyiapkan hadiah. Anak ini akan datang, kalian harus memberi tahu aku."

Ivana Hua buru-buru membalik tasnya, tapi ternyata semua adalah keperluan wanita.

Untungnya, dia akhirnya mengeluarkan gelang, memegangnya di tangannya dan melihatnya sebentar, matanya ragu-ragu, tetapi dia masih menyerahkannya kepada Melvin, "Keponakanku tersayang, bibi tidak menyiapkan apapun, ambil yang ini."

Aku tidak bisa menahan tawa, Melvin adalah anak laki-laki, bagaimana mungkin mengenakan gelang.

Melvin tidak menerimanya, hanya menatapku dan meminta pendapatku.

“Giok Jadeite?” Yulianto di sebelahnya bertanya, menilai dari ekspresinya yang khusyuk, sepertinya gelang ini cukup penting.

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu