Nikah Tanpa Cinta - Bab 357 Bukan Dia

“Kamu yakin?” Aku bertanya sambil menatap mata Crystal.

“Tentu saja aku yakin, orang dalam foto itu bukan aku, hanya sedikit mirip denganku.” Crystal pun berhasil menenangkan diri kembali.

Ini sangat menarik, orang dalam foto itu, satu mirip aku dan satu mirip dia, lalu aku tidak mengakui itu diriku, dia juga tidak mengakui itu sebagai dirinya.

Mungkinkah akan ada satu orang yang mirip denganku foto bersama satu orang yang mirip dengannya? Akankah ada hal yang begitu kebetulan di dunia ini?

“Baiklah, sudahlah, anggap saja ini salah paham.” Aku segera menyimpan kembali foto itu.

Barulah Crystal benar-benar lega, aku bisa melihat dia sangat kelelahan, ini menandakan baru saja hati kecilnya sangat merasa panik.

Sebenarnya kenapa dia panik, aku tidak tahu jelas. Itu pasti berkaitan dengan sebuah rahasia, pasti ada sebuah rahasia dalam hatinya, karena takut ketahuan, membuatnya menjadi panik.

“Sebenarnya, ada apa dengan foto itu?” Dia berinisiatif bertanya padaku.

Aku memahaminya sebagai percobaan, dia sedang mencoba-coba, hanya demu mendapatkan jawaban yang dia inginkan, barulah bisa tenang setelahnya.

“Jika orang dalam foto memang bukan kamu, sudahlah, tidak dibahas lagi.” Semakin kamu menginginkan sebuah jawaban, aku akan semakin tidak memberinya padamu.

Crystal Lin masih terlihat kurang puas, tetapi dia pun tidak memiliki cara lain, terpaksa melewatkannya. Oleh karena itu, kami pun tidak saling berbicara lagi, masing-masing berpikir dalam hati.

Dari balik raut wajah Crystal, aku merasa cukup yakin bahwa orang dalam foto itu memang dirinya. Jika tidak, bagaimana mungkin dia sepanik itu. Mungkinkah kematian Feline Tsu berhubungan dengannya? Itu yang membuatnya panik dan tegang?

Jika dipikir-pikir rasanya tidak mungkin, Keluarga Tsu begitu besar dan terhormat, jika kematian Feline Tsu berkaitan dengan Crystal Lin, mungkinkah Keluarga Tsu membiarkannya lolos? Ini jelas tidak mungkin, dan Julian pernah berkata, kematian Feline murni sebuah kecelakaan. Hanya saja kecelakaan seperti apa tidak pernah Julian Tsu jelaskan, selain itu, saat kejadian dia juga sedang sekolah di luar negeri, takutnya tidak cukup pandai mengingatnya kembali.

Jika memang sebuah kecelakaan, seharusnya tidak berkaitan dengan orang lain. Jadi juga tidak mungkin berkaitan dengan Crystal Lin. Jika memang seperti itu, dia pun cukup langsung memgakui orang dalam foto itu dirinya, kenapa masih enggan mengakuinya?”

“Apakah kamu berminat membicarakan Yulianto Hua denganku?” Aku bertanya pada Crystal.

“Ha?” Dia tiba-tiba terkejut: “Oh, bicarakan apanya?”

“Apa saja. Kita tidak pernah membicarakan Yulianto dengan hati tenang, bukankah kamu pernah menemaninya melewati hari-hari susah, coba kita bahas saja?”

Mata Crystal Lin mengedip beberapa kali: “Tidak ada yang bisa dibahas, hanya saja saat itu matanya tidak bisa melihat, lalu aku yang selalu menjaga dan merawatnya, sisanya tidak ada lagi.”

“Lalu bagaimana ceritanya dia tidak bisa melihat?”

“Aku tidak tahu jelas, saat mengenalnya, dia sudah tidak bisa melihat.”

Jawaban itu membuatku sangat heran: “Dia saja tidak bisa melihat lagi, masihkah ada kesempatan mengenalmu? Matanya sudah tidak berfungsi, pasti mencari tempat untuk merawat luka, pasti tidak bisa berkeliaran kemana-mana kan? Bagaimana kalian saling kenal?”

“Soal itu…sudah terlalu lama, aku juga tidak ingat jelas, semua sudah lama berlalu.” Kata Crystal Lin.

“Kalau begitu saat itu dia tinggal dimana? Soal ini masih ingat kan?”Aku bertanya pada Crystal.

“Saat itu dia tidak tinggal di Shanghai, tetapi di Kota Y, di sebuah tempat bernama Nanju Hotel. Dia tinggal cukup lama disana.”

Yang satu ini sesuai, saat mata Yuliato Hua tidak bisa melihat, dia memang tinggal di Nanju Hotel, dari segi ini, nampaknya Crystal Lin tidak berencana berbohong.

“Jadi kamu yang menjaganya, di Nanju Hotel dalam Kota Y? Apakah saat itu kamu tidak melakukan apapun, selain fokus menjaganya disana?”

“Tidak juga….aku memiliki pekerjaan sendiri, tetapi sebagian besar waktu digunakan untuk menjaganya. Melihatnya membaik hari demi hari, aku pun merasa sangat senang.”

“Lalu setelah itu bagaimana dia bisa pulih total?” Aku lanjut bertanya.

“Sepertinya pulih karena pengobatan tradisional, ada banyak sekali pengobatan yang digunakan.” Dia mengucapkannya dengan abstrak, menandakan dirinya juga tidak begitu jelas.

Saat aku ingin bertanya lagi, dia berinisiatif berkata lelah, ingin istirahat sejenak, sebab sebentar lagi kereta akan sampai di tempat tujuan.

Mendengarnya berkata demikian, aku pun tidak enak bertanya lebih lanjut, terpaksa menyudahinya.

Tiba di Kota Y, Julian Tsu mengutus supir datang menjemputku. Aku bertanya pada Crystal kemana dia akan pergi, juga menawarkan tumpangan untuknya, namun ditolak, dengan alasan sudah ada rencana lain.

Setibanya di Nanju Hotel, Julian Tsu masih belum makan, katanya menungguku. Dia terlihat jauh lebih baik dari dua hari yang lalu, tidak perlu menggunakan tongkat lagi saat berjalan, hanya saja badannya belum terlalu seimbang.

“Kakak Kedua sudah pulih, ini adalah kabar paling membahagiakan bagiku, aku mau bersulang untuk Kakak Kedua.” Kataku dengan gembira.

Saat berangkat dari Shanghai, aku tidak makan malam, tak kunjung merasa lapar, kini melihat makanan enak yang memenuhi meja, nafsu makan pun terpancing, tiba-tiba saja merasa sangat lapar.

Namun saat melihat jam, sudah hampir menunjukkan angka 9, makan malam di saat seperti ini pasti akan membuat badan cepat gemuk, belakangan ini timbanganku bertambah 1 kg lagi.

Melihatku masih bimbang, Kakak Kedua berkata: “Masih memikirkan soal diet?”

“Sudah terlalu malam, jika aku memakannya, besok pasti bertambah setengah kg, memang sangat bingung.” Kataku sambil tertawa.

“Adikku begitu kurus, begitu cantik, tidak perlu memusingkan soal diet lagi. Makanlah dengan puas, jika tidak kenyang, bagaimana kuat untuk menjalani diet?” Kakak Kedua mulai menghasutkku.

Ini membuat hatiku semakin goyah, aku pun mulai mencari alasan: “Aku benaran tidak gemuk?”

“Tidak gemuk!” Kata Kakak Kedua dan pembantunya dengan tegas.

“Tidak masalah memakannya? Sedikit lebih gemuk pun tidak masalah?”

“Tidak masalah, akan tetap cantik, sama sekali tidak perlu memikirkan soal diet, nikmati semua yang ada hari ini, mana perlu pusingkan kata gemuk di esok hari?” Kata Kakak Kedua mendukungku.

“Baiklah, kalau begitu mari makan!” Pada akhirnya aku terkalahkan oleh nafsu makan sendiri, segera menundukkan kepala menyantap makanan-makanan enak di depan mata.

Sayur-sayur sengaja disiapkan Kakak Kedua sesuai dengan seleraku, minuman yang disuguhkan pun minuman kesayangan Kakak Kedua. Ditambah dengan tekadku yang tidak takut gemuk, makanan dan minuman itu membuatku ketagihan. Aku makan sangat banyak, melihat piring-piring kosong di atas meja, rasanya cukup menyesal.

Selesai makan, aku jalan santai bersama Kakak Kedua di taman, aku masih berhalusinasi, bisa memanfaatkan jalan kaki demi membakar kalori yang baru saja masuk lewat makanan yang aku makan.

Berdiri di halaman Nanju Hotel, memandang pamandangan malam hari Kota Y. Aku dan Kakak Kedua bagai dua anak kecil yang mengelilingi halaman bersama. Dia melakukannya demi melatih kaki, aku melakukannya demi membakar lemak dan kalori.

“Kakak Kedua, apakah ada masalah besar di perusahaan kita, hingga begitu buru-buru memintaku pulang mengikuti rapat?”

“Aku tidak tahu, kali ini aku tidak mendapat pemberitahuan apapun. Seharusnya tidak ada masalah besar, jika memang ada, aku pasti sudah diberi tahu. Kamu jangan cemas, ada aku kok.”

Meski Kakak Kedua berkata demikian, hatiku malah mulai merasa tidak tenang. Indera keenamku selalu akurat, setiap kali aku merasa tidak tenang, sesuatu yang buruk pasti akan terjadi.

“Benar juga, ada Kakak Kedua, aku sama sekali tidak perlu cemas. Oh ya Kakak Kedua, dalang di balik kejadian penyanderaan padaku waktu itu sudah ditemukan, orangnya adalah Felicia Chen. Aku juga sudah menghukumnya.”

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
3 tahun yang lalu