Nikah Tanpa Cinta - Bab 319 Wajah Merona

Pikiranku dengan cepat berputar keras, apa Yulianto Hua bisa membantu?

“Saat ini tidak perlu.” Ini kesimpulanku.

"Oke, kalau begitu, saat kamu butuh bantuanku, bilang saja, kapan saja aku bersedia membantumu, baik secara mental, finansial, atau tubuh..."

Yulianto Hua baru saja mengatakan 'tubuh', lalu ketika itu, pintu ruanga dibuka, lalu pelayan datang membawa makanan. Pelayan itu pasti mendengar kata-kata sensitif ini. Aku langsung tersipu malu.

Yulianto Hua menutupi wajahnya, "Sebelum kamu masuk, apa tidak tahu mengetuk pintu?"

Tiba-tiba wajah pelayan itu berubah menjadi pucat, "Maaf, aku ..."

Aku pikir gadis itu berkata jujur dan tidak ingin Yulianto Hua mempersulit dia, jadi aku memelototi Yulianto Hua, lalu Yulianto Hua baru melupakan masalah ini.

Untungnya, hidangannya itu terlihat enak dan rasanya memang enak. Bahkan Yulianto Hua merasa ‘masih oke’. Dia ini orang yang pemilih soal makanan, masih berkata ‘masih oke’, berarti memang sangat enak.

Seharusnya Yulianto Hua benar-benar lapar, dia selalu makan. Tetapi walau dia sangat lapar, postur tubuhnya masih tetap anggun, dia masih tetap menjaga sikap bangsawannya.

Aku sudah selesai makan terlebih dulu, dan Yulianto Hua masih makan.

“Sudah berapa lama menahan lapar?” Mau tidak mau aku bertanya.

Yulianto Hua menarik tisu dan menyeka mulutnya, "Kenapa, tidak suka melihatku terlalu banyak makan?"

"Bukan itu masalahnya, anggap saja kamu makan lebih banyak dari biasanya."

"Aku tidak makan siang. Lalu saat terburu-buru tadi, aku berpikir ingin bertemu denganmu. Jadi aku benar-benar lapar. Karena kamu tidak suka, jadi aku tidak makan lagi.” Yulianto Hua meletakkan piringnya .

"Jangan begitu, lanjutkan saja. Makan sampai kenyang."

Yulianto Hua bersandar ke belakang, "Aku kenyang. Kenyang sampai ingin memanjakan diri."

Aku salah mendengar ucapannya, dengan cepat berbalik. "Kali ini aku mentraktirmu, siapa pun tidak boleh membayar."

Yulianto Hua tampak menghina, "Apa ada yang mau merebutnya darimu?"

Keluar dari restoran, aku masuk ke dalam mobil Yulianto Hua, dia bertanya sekarang aku pergi ke mana? Aku menyuruhnya untuk menginap di hotel.

“Lalu kamu?” Yulianto Hua menatapku.

"Ada yang masalah yang harus aku urus.” Lalu aku menambahkan, "Ini urusan kantor."

“Kalau begitu aku akan menemanimu, membantumu membereskan masalah kantor. Aku bisa membantu.” Kata Yulianto Hua.

Tentu saja aku tidak benar-benar mengerjakan urusan pekerjaan, aku hanya ingin melihat Julian Tsu dan melaporkan masalah hari ini kepadanya.

“Tidak perlu, kamu juga lelah, pergilah ke hotel untuk istirahat, besok aku akan mencarimu lagi.” Kataku menenangkannya.

"Jauh-jauh aku datang mencarimu, kamu menyuruhku beristirahat di hotel? Kamu tidak menemaniku? Ivory Yao beritahu aku, bukankah ada seseorang di Kota Y? Siapa dia, aku akan bunuh bajingan itu!"

Yulianto Hua marah seperti ini sedikit aneh, ini hal yang tidak terduga.

“Yang aku katakan itu benar bukan? Cepat bilang, siapa dia? Dia ada di mana?” Yulianto Hua berteriak padaku, menginjak rem, dan menghentikan mobil di tengah jalan!

Ini adalah sifatnya, dan ini sifat yang paling tidak aku sukai, jika tidak setuju dengannya, dia akan menghentikan mobil, dan sama sekali tidak peduli bunyi klakson dan makian yang terdengar di belakang mobil.

"Yulianto Hua kamu gila? Berhenti di tengah jalan? Apa otakmu bermasalah? Cepat nyalakan mobilnya.”

Yulianto Hua sangat marah, wajahnya yang putih memerah karena emosi, "Katakan, siapa pria itu?"

"Kamu gila, mana ada laki-laki lain?"

“Lalu malam-malam, apa yang kamu lakukan, mau bertemu siapa?” Yulianto Hua masih berteriak.

"Aku akan pergi bertemu Julian Tsu!"

Untuk sesaat, mobil menjadi sunyi, aku tidak tahan, dan akhirnya mengatakan yang sebenarnya!

Yulianto Hua menyalakan mobil, " Julian Tsu ada di mana? Mengapa dia sembunyi."

Karena semuanya sudah mengatakan sampai sini, maka aku akan mengatakan semuanya.

"Julian Tsu sakit, dia menderita toksisitas kronis, sekarang dia tidak nyaman bergerak, harus duduk di kursi roda. Dia tidak ingin orang lain tahu dia sakit, jadi dia menjadikan aku asisten khusus untuk menangani beberapa masalah pekerjaan. "

Yulianto menghela nafas, "Harusnya kamu mengatakannya dulu, membuatku kaget."

"Kamu gila ya, ini masalah kakak kedua, tanpa seijinnya, aku tidak bisa memberitahu soal ini kepada orang lain, kamu memaksaku! Masih berkata aku punya pacar di Kota Y, apa menurutmu semua orang seperti Tuan Hua, yang selalu mempunyai cadangan di sampingnya? "

"Aku akan pergi menemui Julian Tsu bersamamu, aku ingin bertemu dengannya."

"Tidak bisa, kakak kedua tidak mau melihat siapa pun," aku menolaknya.

“Dia akan setuju untuk menemuiku, percayalah, saat ini, dia membutuhkan pihak yang kuat untuk mendukungnya,” Yulianto Hua sangat percaya diri.

"Kalau begitu aku akan tanyakan dia dulu.”

“Baklah, sekarang aku akan meneleponnya.” Yulianto Hua juga menyetujuinya.

Aku menelepon nomor telepon yang hanya digunakan olehku dan Julian Tsu, dengan cepat dia menjawabnya: "Adik, ada apa?"

"Hari ini Sussie Tsu datang ke vila mencarimu, aku menghalanginya, dan terjadi perdebatan. Lalu Bibi Bibi Jiang juga mengutus Sekretaris Yang, lalu aku juga berhasil menghalanginya. Sepertinya mereka semua datang untuk mengecek kebenarannya, lalu nantinya apa yang harus aku lakukan? "

“Jangan pedulikan mereka, jika bisa dihalangin ya halangi saja, jika tidak bisa juga tidak usah pedulikan. Bagaimanapun juga, kamu tidak dapat mengatakan posisiku, apalagi memberitahu keadaaanku kepada orang luar.” Kata Julian Tsu.

"Aku tahu, lalu ada satu orang lagi yang datang ..." Aku ragu-ragu.

"Yulianto Hua?"

Aku masih belum berbicara, Julian Tsu benar-benar bisa menebaknya. Mereka ini benar-benar orang yang sangat pintar, tapi bagaimana dia bisa menebaknya?

"Pelayan itu memberitahumu?"

"Tidak, pelayan tidak tahu nomorku yang ini. Aku menebaknya, jika yang datang orang biasa, kamu pasti akan mengatakannya, jika kamu ragu-ragu, aku tahu bahwa ini adalah orang yang sangat penting, siapa lagi? "

Baiklah, akan ku layani.

“Kamu sudah memberitahunya tentang situasiku? Dia seharusnya bisa menebak, lagipula, dia juga orang yang pintar,” kata Julian Tsu.

“Maafkan aku kakak, baru saja aku memberitahunya sedikit, tapi aku sudah memastikan, dia tidak akan mengatakan soal ini kepada siapa-siapa.” Kataku takut-takut.

"Karena sudah mengatakan semuanya, apa gunanya mengatakan minta maaf, kalau sudah terlanjur bilang ya sudah. Bukankah sekarang dia mau bertemu denganku, lalu memintamu meneleponku untuk menanyakan pendapatku dulu?"

Saya langsung terdiam, dia sudah bisa menebak semuanya, apa lagi yang bisa aku katakan, jadi aku hanya menjawab ya.

"Sekarang aku tidak mau bertemu dengannya, jika dia datang lagi ke Kota Y, aku akan menyambutnya.” kata Julian Tsu.

"Baiklah, sekarang aku akan memberitahunya."

"Apa ada hal lain?"

Aku berpikir dulu, dan berkata bahwa saat ini tidak ada.

“Kalau begitu ini saja, aku akan istirahat dulu, bye.” Julian Tsu menutup telepon.

Aku memandang Yulianto Hua, "Kakak kedua menolak bertemu denganmu, dan berkata bahwa ke depannya dia akan menyambutmu.”

Yulianto Hua sedikit terkejut, "Ini di luar dugaanku, bahkan dia tidak mau bertemu denganku? Apa dia tidak membutuhkan bantuan seseorang?"

Kemudian dia mengangguk lagi, "Aku tahu, dia tidak mau orang lain mencampuri urusan Keluarga Tsu, bisa dimengerti, bisa dimengerti."

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu