Nikah Tanpa Cinta - Bab 98 Mengganggu wanita

Yulianto Hua sambil berkata sambil menarik pintu kulkas, mengambil masakan yang telah kumasukan kedalam kulkas dan memasukan makanan itu kedalam microwave untuk di panaskan, aku segera mencegahnya, "Tidak boleh memakan masakanku."

"Makanan yang kamu masakan juga bukan berbahan dari pegunungan ataupun laut yang sangat mahal, aku makan sedikit emangnya kenapa, aku sudah sangat lapar." Yulianto Hua mengangkat tanganku dan mengambil makanan itu dari microwave.

Aku tidak berani melawan lagi karena aku sendiri tahu bahwa dia lebih besar dariku, tapi aku tidak tahan untuk mengucapkan.

Ada hak apa dia dapat berbuat seenaknya?

Aku di sampingnya memandang dia kesal.

"Kamu menatapku dengan benci seperti itu untuk apa? Lain kali kamu jangan membuntutiku, salah - salah nanti aku pikir kamu ialah musuh yang harus kupukul." kata Yulianto Hua dengan dingin.

"Tidak punya malu." aku tidak punya pilihan lain selain menyerangnya dengan kata - kata.

Satu tanganya mencubit daguku dan dengan keras menariknya keatas. Aku merasa sakit, akupun berjinjit untuk menghindari rasa sakit yang berlebih. "Ivory Yao kamu benar - benar sudah gila? baru saja aku masuk kedalam dan kamu sudah memakiku!"

Dia bertemu menemukan ekspresiku yang kesakitan, diapun mengurangi sedikit tenaganya, akhirnya aku dapat berdiri seperti biasa, akupun menendangnya dibagian selangkangan.

Aku tidak akan membiarkanmu menggangguku!

Tapi ternyata ia bereaksi sangat cepat, dengan cepat ia menggapit kakinya sehingga menjebak kaki yang hendak menendangnya, akupun mulai terjatuh kearah belakang.

Dia dengan sergap menjulurkan tanganya untuk memelukku, aku dan dia sekarang berada di posisi yang aneh saling bertatap - tatapan.

"Kamu hanya tahu cara untuk mengganggu wanita, untuk apa?" kataku dengan benci.

"Aku mengganggumu?"

"Kamu disiang hari bermesrahan dengan Crystal Lin, dan malam pulang untuk mencariku, bukankah ini maksudnya menggangguku? Kamu keluar dari rumahku, aku tidak akan membiarkanmu memakan makanan itu, walaupun murah juga tidak boleh!"

"Masalahku tidak perlu ku jelaskan untukmu." katanya dengan dingin.

"Pergi dari rumahku!"

"Ivory Yao, dari dulu tidak ada seorangpun yang berani mengusirku keluar, kamu jangan terlalu arogan!"

"Aku memang searogan itu. Yulianto Hua kamu selalu menggangguku, aku ingin bercerai denganmu. Kamu mau bersama dengan Crystal Lin itu, pergilah, aku tidak perlu mengurusi sikapmu yang seperti ini!"

"Kamu mulai menempatkan dirimu sebagai nona besar keluarga Hua? mulai cemburu tanpa alasan? Kalau bukan karena buku pernikahan itu apakah masih ada kamu yang sekarang? Mendapatkan apa yang kamu inginkan sucah cukup tidak perlu mencampuri urusanku, masih ingin bercerai denganku, kamu sudah gila? Kamu denganku cerai, kamu tanpaku ada apa? Wanita bodoh!"

Aku semakin panas dan memakinya, "Walaupun aku tidakpunya apa apa, aku tetap memaksa untuk bercerai denganmu, aku tidak ingin belas kasihanmu!"

"Baik terserah kamu saja." kata Yulianto Hua.

"Keluar kamu, aku tidak ingin melihat kamu lagi dirumah ini."

Yulianto Hua tidak bergegas sama sekali, mengambil makanan keluar dari microwave dan mengambil sendok, "Tunggu aku makan selesai baru pergi."

Aku tidak habis pikir apa yang telah dia katakan, pada saat ini Malvin Wu mengetuk pintu dapur, "Papa, Mama. kalian didalam sedang ngapain/"

Yulianto Hua meliriku dingin, mengkodeku untuk tidak bertengkar didepan anak, setelah itu diapun membuka pintu.

"Papa belum makan, makanlah selagi panas."

Membawa makananya dari dapur ke ruang tamu dan duduk, mengambil satu sendok penuh dan memasukanya kedalam mulut, alis matanya mengerut, "Kenapa masih dingin? ditambah lagi dingin seperti baru dari kulkas?"

Dihatiku tertawa kecil, ternyata orang kaya tidak tahu cara menggunakan microwave.

Dia memasukan makanan itu kedalam microwave tanpa menekan tombol apapun, dia pikir dengan hanya memasukan makanan, makanan itu dapat menjadi panas sendirinya.

Aku terlalu malas untuk mengatakannya dengan dingin melihat dari samping.

"Papa, kamu masukan kedalam microwave untuk dipanaskan sebentar."kata Malvin Wu memberikan ide.

"Aku sudah memanaskannya, tapi masih dingin." kata Yulianto Hua bingung.

Malvin Wu bingung dan berpikir sejenak, dan menyadari, "Aku tahu, mungkin karena terlalu singkat makanya tidak ada panas sama sekali."

"Tidak mungkin, seharusnya sudah cukup lama aku taruh didalam." kata Yulianto Hua.

Malvin Wu tidak ada ide lagi dan melihatku untuk bantuan, "Mama?"

Yulianto Hua melihatku untuk meminta jawaban.

"Malvin Wu sini, aku bantu kamu mandi dan setelah mandi mari kita tidur, besok ayo kita bangun pagi."

"Tidak, aku ingin menemani papa sebentar, aku seharian ini belum bertemu dengan papa." kata Malvin Wu.

"Anak ini kenapa seperti ini, sekarang sudah waktunya untuk tidur! besok kalau kamu tidak bisa bangun untuk sekolah bagaimana?" kata ku dengan suara yang lebih keras.

Malvin Wu melihat Yulianto Hua dengan sedih. Yulianto Hua segera mencoba melindungi, "Sekarang masih dini, belum sampai waktunya untuk tidur, Malvin Wu jangan takut nanti papa akan bawa kamu pulang kerumah tidur."

Walaupun Malvin Wu mendapatkan dukungan dari Yulianto Hua, tapi masih tidak berani untuk melawanku, hanya dapat pelan - pelan meliriku.

Aku melihat Malvin Wu dan kembali melihat Yulianto Hua, yang kecil dan besar ini semakin tumbuh semakin mirip.

Aku menghela napas dalam hati dan berjalan memasuki kamar tidur dan menutup pintu kamar.

Setelah beberapa saat Malvin Wu mengetuk pintu, "Mama aku salah. Aku menderngar perkataanmu, jangan marah ya."

Aku dengan malas menjawabnya.

Setelah beberapa saat lagi Malvin Wu kembali berkata, "Mama, Aku datang untuk membacakan puisi. kamu jangan marah ya."

Setelah itu aku mendengarnya membaca puisi kata demi kata dia lantunkan, "Tangan ibu menjahit benang demi benang menjadi baju yang kupakai, setiap jahitan terjalin penuh kasih menyimbolkan kasih ibu yang tiada tara, Mama aku cinta padamu.'

Puisi ini aku tidak pernah mengajarkanya, pada waktu ini yang mengajarkanya puisi ini pasti pria yang ada diluar sana.

Malvin Wu dengan otaknya yang cukup pintar tidak perlu seperti anak - anak lain menghapal banyak kali, bagi dia beberapa kali saja sudah cukup untuk menghapal semuanya.

Aku membuka pintu, "Sekarang kamu pergi mandi?"

"Baik, Mama aku salah, aku dengarkan kata - katamu."

Tapi Yulianto Hua yang seharusnya mati itu berjalan kemari, "Kita pulang saja. Besok Malvin Wu sekolah ada supir yang menjemputnya, lebih gampang dan aman. kamu dan Malvin tinggal disini tidak ada yang jaga."

"Kami bisa menjaga diri sendiri. Kamu jaga saja Crystal Lin."

"Semua yang kamu lihat belum tentu seperti apa yang kamu pikirkan. Jangan bertindak bodoh, kita pulang saja. aku sudah sibuk seharian bahkan belum makan sama sekali langsung datang kemari untuk melihat anak, bahkan mencoba untuk memakan makanan dingin itu." kata Yulianto Hua sambil memakan sebungkus mie instan yang ia ambil entah darimana.

Aku ingin mengingatkanya kalau mie instan itu mungkin sudah kadarluasa, tapi aku tidak mengatakanya, orang jahat sepertinya memakan sekotak mie yang kadarluasa juga tidak akan membunuhnya, inilah takdirnya.

"Sudah sangat malam kita hari ini tidak pulang, papa kamu juga tidak usah pulang ." kata Malvin Wu.

Yulianto Hua dengan segera menjawab, "Baiklah, aku tinggal disini besok baru pergi."

Aku sangat malas untuk menghiraukanya, aku mulai menyiapkan Malvin Wu untuk tidur.

Keluar dari ruang tamu, melihat Yulianto Hua meletakan kedua kaki panjangnya diatas sofa sambil melihat laptopku.

"Kembalikan padaku, untuk apa kamu melihat laptopku?" aku mengambil kembali laptop itu.

"Biarkan saja, aku menggunakan laptopmu untuk mengurus beberapa email, kamu itu miliku, otomatis laptop itu juga miliku, kenapa aku tidak boleh menggunakan laptop itu." katanya dengan percaya diri.

"Yulianto Hua, aku bukan milikmu pribadi, aku tidak akan membiarkanmu menginjak - nginjak martabatku."

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu