Nikah Tanpa Cinta - Bab 342 Hadir

Malam itu dia tidur dengan sangat nyenyak. Keesokan paginya saat bangun, langsung bangun dengan cepat, takut bangun terlambat, dan akan dikatakan tidak sopan oleh orang.

Tidak disangka Zacker Tsu bangun lebih pagi. Dia sedang melakukan Tai Chi di samping sungai di luar villa. Aku tidak berani mengganggu, hanya melihat dari kejauhan saja.

Sarapan sudah siap, Nadine Jiang menyuruhku makan sarapan. Tidak melihat Sussie Tsu. Seharusnya masih belum bangun. Nona Tsu tidak perlu bekerja, tentu saja tidak perlu bangun begitu pagi.

Saat makan sarapan, Zacker Tsu memberitahuku, sore ini ada forum diskusi kecil di dunia bisnis. Dia terlalu sibuk, tidak sempat pergi. Awalnya mau menyuruh Julian yang pergi, tapi sekarang Julian ada urusan, tidak bisa pergi, jadi menyuruhku dan Aulex Tsu pergi bersama.

Ini membuatku merasa sedikit bingung. Sikap Aulex Tsu tidak baik padaku. Zacker Tsu tidak mungkin tidak melihatnya bukan? Kenapa masih mau menyuruhku pergi ke forum dengan orang itu?

Karena tidak mengerti maksudnya, aku hanya menolak dengan halus saja. Aku bilang takutnya aku tidak bisa pergi, karena aku masih mempunyai hal lain yang perlu kuurusi.

"Undur dulu saja hal lain, lebih baik pergi saja. Diskusi kecil seperti ini, sebenarnya hanya perlu hadir saja. Pagi-pagi kamu urus dulu kesibukanmu, setelah itu aku suruh orang mengantar undangannya kepadamu." Zacker Tsu malah tetap bersikeras.

Aku ragu sebentar, akhirnya berkata baik. Kalau begitu aku urus kesibukanku dulu. Lihat apakah bisa selesai atau tidak. Kalau benar-benar tidak bisa lagi, maka tidak ada cara lain.

Aku tidak langsung berjanji, melainkan memberikan sedikit jalan keluar. Utamanya karena harus melaporkan masalah ini pada Julian Tsu. Aku harus mendengar sarannya. Kalau dia suruh aku pergi, aku baru pergi. Kalau tidak, maka aku tidak akan pergi.

Zacker Tsu berkata kalau begitu kamu atur dulu, lebih baik pergi saja.

Setelah keluar dari Keluarga Tsu, aku langsung pergi ke Nanju Hotel. Aku harus menyelesaikan masalah yang Julian Tsu serahkan padaku.

Tidak terpikir Julian Tsu malah berkata, hari ini tidak ada hal penting yang harus dilakukan, menyuruhku istirahat saja. Berkata akhir-akhir ini aku kelelahan, seharusnya istirahat baik-baik.

Aku tahu kakak kedua kasihan padaku, tapi sekarang dia sedang berada dalam masa sulit. Aku seharusnya bekerja, mengurangi bebannya.

Tapi Julian Tsu tetap bersikeras, bahkan bertanya apakah aku bisa bermain catur atau tidak, menyuruhku menemaninya bermain.

Lalu aku tiba-tiba teringat pada masalah Zacker Tsu yang menyuruhku dan Aulex Tsu mengikuti forum diskusi kecil, dan bertanya pada Julian Tsu.

Julian Tsu bisa-bisanya langsung memberitahuku, "Kamu harus pergi."

"Kenapa? Aulex tidak baik kepadaku. Ada arti apa aku pergi bersamanya?"

"Ini adalah kesempatan yang ayah berikan padamu, menyuruhmu dan kakakmu pergi bersama. Ingin membuat pebisnis di Kota Y tahu anggota Keluarga Tsu. Kalau bukan orang yang penting, mana mungkin bisa menjadi perwakilan Keluarga Tsu menghadiri forum diskusi?" Julian Tsu menjelaskan.

Sebenarnya aku sudah memikirkan maksud kepergian ini. Dulu saat di Shanghai, Yulianto Hua juga inigin membawaku membawaku pergi ke pesta bisnis yang sedikit membosankan itu. Tujuannya adalah membuatku mengenal orang ternama dari berbagai bidang, memperluas koneksiku.

Tapi aku memang tidak terlalu bersedia pergi bersama dengan Aulex Tsu.

"Pergi saja. Ini memang merupakan sebuah kesempatan yang langka. Karena ayah menyuruhmu pergi, maka jangan membuat dia kecewa." Julian Tsu menyemangatiku.

"Tapi aku tidak ingin pergi dengan Aulex. Aku tidak suka orang itu."

"Kalau pergi dengannya, artinya kedudukanmu sama dengan dia di Keluarga Tsu. Ini pada dasarnya memang sebuah hal yang bagus. Kamu tidak perlu banyak pikir. Cepatlah beres-beres. Tujuan ayahmu adalah menyuruhmu banyak kenal dengan orang."

Julian Tsu membujukku lagi, aku pun menyetujuinya.

Sore hari, aku menerima telepon dari Aulex Tsu. Dia bertanya aku ada dimana, katanya ingin menjemputku ke forum diskusi dan juga berkata ini adalah perintah dari Zacker Tsu.

Aku bilang aku masih ada di luar, berikan alamatnya padaku, aku saja yang pergi ke sana.

Dia bilang tidak bisa. Tuan besar memberi perintah harus membawaku sendiri ke sana, jadi dia harus menjemputku. Aku hanya memberitahunya nama kafe di sekitar Nanju Hotel, bilang bertemu klien di sini, kamu datang saja ke sini.

Setelah menutup telepon dari Aulex Tsu, aku segera pergi ke kafe itu. Baru saja memesan kopi, Aulex Tsu telepon lagi, bilang dia sudah sampai.

Setelah naik ke mobil, aku tidak bicara apapun. Dia menolehkan kepala menilaiku, bilang pakaianku ini bagus, kelihatannya sangatlah elit.

Perkataan ini jelas sekali mengandung nada menyindir. Bilang mempunyai tampang elit, sama saja artinya dengan mirip, tapi sebenarnya tidak elit.

Ini tidak membuatku keberatan. Aku orang yang elit atau bukan, juga bukan ditentukan oleh Aulex Tsu.

"Sebenarnya aku bukan sangat mengerti. Kenapa ayahku menyuruhku pergi ke tempat seperti itu denganmu? Kamu juga bukan anggota Keluarga Tsu, bukan orang utama perusahaan, atas dasar apa kamu boleh pergi?" Aulex Tsu mulai mengungkapkan penolakannya.

"Aku juga tidak terlalu mengerti. Aku juga tidak ingin pergi. Direktur yang terus memintaku untuk pergi. Aku tidak berani melawan permintaannya, jadi baru pergi. Kalau CEO Tsu mengira aku tidak layak, aku tidak usah pergi lagi. Sembarang cari tempat dan menghentikan mobil, aku turun saja." aku berkata dengan dingin.

"Jangan. Karena ayah menyuruhku membawamu pergi bersama, maka aku harus membawamu pergi. Kalau tidak, kalau ayah menyalahkan, maka aku tidak mampu menanggung akibatnya."

Aku belum bicara, malas meresponi. Awalnya aku juga tidak peduli mau pergi atau tidak. Kalau Aulex Tsu ingin memanfaatkan keadaan dan menyulitkanku, maka aku tidak akan menurutinya.

"Aku sangat penasaran, adikku itu mengatakan apa tentangku di hadapanmu?" Aulex Tsu balik bertanya.

"Kakak kedua tidak pernah mengungkit tentangmu. Waktu pertemuan aku dan kakak kedua sangat terbatas, biasanya selalu membicarakan tentang pekerjaan. Setelah selesai membahas pekerjaan, aku langsung pergi. Kemudian dia lanjut meneliti proyeknya, tidak ada waktu membahas masalah dan orang lain."

"Benarkah? Aku adalah kakak pertamanya. Dia tidak membicarakanku? Terlalu tidak perhatian kali? Kenapa aku tidak percaya ya?"

"Yang kukatakan ini kebenarannya. Kalau CEO Tsu tidak percaya, maka aku juga tidak ada cara lain lagi."

"Beberapa tahun ini aku selalu berada di luar negeri, sangat jarang pulang. Terhadap adikku ini juga tidak mengerti banyak. Apakah kamu bisa menceritakan dia bagiku? Contohnya, kenapa adikku ini tidak pacaran selama beberapa tahun ini?"

Aku sedikit tertarik pada kalimat itu. Dia bicara seperti itu, aku juga tiba-tiba teringat, sepertinya pernah ada gosip tentang kakak kedua. Tuan kaya yang tampan seperti itu, mana mungkin tidak pernah mempunyai gosip pacaran?

"Aku dan kakak kedua hanya membahas pekerjaan saja, tidak membahas masalah pribadi. Mengenai kenapa kakak kedua tidak pacaran, mungkin karena tidak menemukan yang cocok saja."

Aulex Tsu menganggukan kepala, "Kalau begitu menurutmu aku dan Julian, siapa yang lebih cocok menjadi direktur perusahaan? Siapa yang lebih hebat?"

Pertanyaan ini semakin membosankan. Aku juga semakin tidak tertarik menjawab. Aulex Tsu bertanya pertanyaan seperti ini, takutnya karena merasa dia tidak sehebat kakak kedua, jadi ingin membuatku memujinya, membuat dia lebih percaya diri kali?

"Yang aku ketahui terhadap CEO Tsu sangat sedikit, jadi tidak bisa membuat penilaian apapun. Tapi di hatiku, kakak kedua yang paling hebat, mendekati sempurna."

Aulex Tsu tersenyum, "Kita memang sangat tidak mengerti satu sama lain, tapi dilihat dari trikmu menghadapi Sussie dan Bibi Jiang, kamu juga bukan orang yang mudah. Aku malah merasa, kalau kita bekerja sama, mungkin akan membuat hasil yang bagus, tidak tahu bagaimana menurutmu?"

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu