Nikah Tanpa Cinta - Bab 150 Niat Apa

Meskipun Yulianto Hua tidak mendobrak pintu, ia menggertakkan pintu sebentar, mungkin efek alkohol sudah naik, lalu kembali ke kamar dan tidur.

Ini membuatku beranggapan dalam hati, kalau Yulianto Hua terpikat oleh Crystal Lin, aku mulai sekarang tidak akan membiarkannya menyentuhku, membiarkan ia berpikir kalau aku adalah pengganggu.

Keesokan harinya, menemukan bahwa Yulianto Hua tidak bangun.

Setelah aku selesai mencuci, ia datang perlahan, menatapku kosong, ekspresinya tidak baik, 80% ingatannya tentang kejadian semalam.

Saat sarapan juga tidak berbincang denganku, tetapi mengobrol banyak dengan Melvin, Melvin sekarang sungguh hebat, kemampuan berkomunikasinya sudah lebih baik, setiap hari menemukan beberapa kata yang sebelumnya tidak pernah ia dengar.

Tingkah lakunya semakin mirip dengan Yulianto Hua, dan sering menyipitkan matanya seperti Yulianto Hua.

Sungguh berperilaku seperti orang yang berada disekitarnya, jika Melvin begini terus-menerus, ia bisa menjadi orang yang tidak baik nantinya, sangat mengkhawatirkan.

Selesai sarapan, Yulianto Hua melihatku masih menggunakan baju rumah, dengan wajah muram bertanya, “Apa kamu akan bekerja seperti ini?”

Aku berkata : “Apa aku perlu kerja? Apakah perusahaan menyetujui aku bekerja?”

“Apa kamu bodoh? Kamu sudah bekerja sebelum menghilang, dan proyekmu di Kota Y sampai sekarang masih ditangguhkan, apa kamu tidak ingin melakukan sesuatu?”

Aku berkata : “Kalau begitu aku segera ganti baju, hari ini pergi ke Kota Y.”

“Tidak, dua hari ini kamu tidak perlu keluar, setelah dua hari kita pergi bersama.” kata Yulianto Hua.

“Apakah kamu juga akan pergi ke Kota Y? kapan kamu pergi?” tanyaku padanya.

Yulianto Hua mengerutkan kening, “Apa kamu tidak setuju membawaku pergi ke perayaan perusahaan? Apa kamu lupa ?”

Saat Yulianto Hua berkata seperti itu, aku seketika teringat perayaan perusahaan Nanhe ke 30 tahun, aku diundang.

Hanya saja apa yang terjadi kemudian, aku sudah lupa.

Tetapi sampai saat ini aku belum berkomunikasi dengan Julian Tsu , tidak tahu apakah bisa mengajak Yulianto Hua pergi bersama? Aku selalu merasa aneh jika pergi bersama Hendra Hua, tapi jika keluarga Tsu tidak menyetujui, aku sendiri mengajak Yulianto Hua, juga tidak pantas.

“Julian Tsu hari ini akan mengunjungi Haicheng Telecom, aku dan kamu akan menyambutnya, pakai baju yang formal, jika ada kesempatan kamu bisa bertanya padanya, kamu tidak ingin ikut perayaan mereka, ingin menyuruhku menggantikanmu, bagaimanapun juga aku adalah orang yang bertanggung jawab atas Haicheng Telecom.”

“Tetapi aku tidak ingin menyuruhmu menggantikanku, orang-orang mengundangku, kenapa harus menyuruhmu menggantikanku?” aku tidak berkutik.

“Wanita bodoh, meskipun perusahaan Nanhe mengundangmu, pasti akan menyuruhmu datang, Julian Tsu pasti akan berkata, kalian suami istri datang sangatlah baik. Bukankan sudah selesai?” Yulianto Hua menatapku dan berkata.

Aku tidak tahan untuk mencibir, “tidak menyangka Tuan Hua memainkan perasaan seperti ini? Apa kamu sangat ingin datang ke perayaan perusahaan?”

“Apa ini pemikiran kecil? Ini jelas pemikiran besar. Ayo pergi, berangkat kerja. Hari ini di pintu masuk perusahaan masih mungkin terdapat kumpulan reporter. Kamu jangan menyetir, aku menyuruh Kak Alfred membawa mobil lain untuk mengantar kita.”

Setelah Yulianto Hua selesai berkata, lalu tidak memperdulikanku lagi, aku tahu dia sudah memutuskan sesuatu, aku juga tidak berkata-kata lagi, berganti pakaian kerja lalu turun, kemudian duduk bersamanya di mobil Kak Alfred, sampai ke perusahaan.

Begitu ia masuk ke dalam mobil, ia sepertinya mengantuk lalu tertidur, aku juga bersandar di jendela, berpikir beberapa hari ini terjadi banyak peristiwa, dan tidak berkata apapun sampai perusahaan.

Jam 10 siang, Julian Tsu dan rombongannya datang.

Julian Tsu melihatku, dengan ekspresi prihatin, mendatangiku, “adik perempuan, apa kamu baik-baik saja?”

Ia terlalu khawatir, dan jadi lupa kalau orang yang menyambutnya dan rombongannya memandangnya, ketika Julian Tsu memanggilku ‘adik perempuan’, semuanya saling memandang, dan tatapan mereka penuh dengan pertanyaan dan rumor-rumor.

“aku baik-baik saja, sudah bekerja keras, direkturJulian.” aku dengan tertawa berkata.

Panggilanku mengingatkannya, kalau ini sedang di tempat umum, dan banyak pekerja yang melihat.

Ia dengan segera mengganti ekspresi, “bukan kerja keras, karena upaya tim dua belah pihak, semuanya berjalan dengan lancar.”

Yulianto Hua saat ini kembali lagi, dari jauh melambaikan tangan, “direktur Julian, selamat datang untuk memandu pekerjaan kami.”

Selanjutnya yaitu hiburan dan resepsi, aku dan Julian Tsu juga tidak punya banyak kesempatan untuk berbincang.

Setelah sibuk hingga makan malam, semua orang akhirnya bisa bernapas lega.

Perayaan Julian Tsu adalah standar tertinggi di perusahaan, perayaan itu digelar di restoran yang paling berkarakteristik lokal di Haicheng, disini bisa makan hidangan lokal khas kota Haicheng.

Sebelum makan malam, kedua belah pihak harus mengucapkan sesuatu seperti ucapan terima kasih, semua menggunakan kata-kata indah. Setelah selesai berbicara, semua orang makan dengan sopan, tidak ada orang yang benar-benar mencicipinya, semuanya sedang menangani.

Baru duduk beberapa menit, Yulianto Hua mengusulkan membiarkan orang makan dan minum, beberapa dari kami meninggalkan tempat itu lebih dulu.

Julian Tsu juga setuju, dan bersama kami pergi.

Awalnya Yulianto Hua menyiapkan jamuan pribadi di rumah, khusus untuk Julian Tsu.

Karena ketika kami mengunjungi Kota Y, Julian Tsu juga mengundangku dan Yulianto Hua kerumahnya.

Setelah sampai Maple Garden, makan malam sudah diatur.

Jelas bukan masakan Kak Yulie, melainkan masakan pak tua yang gendut, menurut Yulianto Hua, lelaki tua ini adalah pensiunan chef hotel berbintang di Beijing. Pernah berpartisipasi dalam acara kenegaraan yang besar dan mewah.

Hidangannya sangat sederhana, tidak ada hidangan yang mewah, tetapi rasanya dengan apa yang biasa kita makan tidak sama.

Yulianto Hua membuka sebotol Alkohol Moutai, terlepas dari pandangan Julian Tsu, ia minum juga tidak peduli, setelah sering bertemu dengan Yulianto Hua, sebotol Alkohol Moutai dengan cepat habis.

Yulianto Hua semakin tertarik, “kakak Julian terlihat seperti orang yang lembut hati, tidak menyangka kalau seorang temperamen. Kita tambah satu botol lagi?”

Julian Tsu tertawa, “aku tidak bisa melanjutkan lagi. Minumlah, aku bisa kehilangan kontrol.”

Terdapat banyak kepercayaan dalam segelas bir. Ini dirumahku, hilang kontrol juga tidak perlu khawatir, besok bangun, kita sudah lupa.” Yulianto Hua berkata.

Julian Tsu mengangguk, “baik, karena saudara Hua sangat tertarik, jika aku tidak minum, maka akan menghilangkan kebahagiaanmu, mari kita lanjut minum. Kalau sebentar lagi aku mabuk, kamu harus membantuku tidur, tidak boleh membiarkanku tidur di atas meja.”

“Gampang, gampang.” Yulianto Hua menatapku, “apa yang kamu bingungkan, minumlah.”

Sebenarnya aku ingin membujuk mereka untuk tidak minum lagi, tetapi mereka sangat ingin, aku juga tidak bisa berkata-kata.

Kak Yulie membukakan sebotol Alkohol Moutai.

Sebelum botol kedua habis, dua orang itu sudah mabuk.

Julian Tsu dan Yulianto Hua semua adalah pria yang tampan, mereka mempunya kulit yang cerah dan halus.

Tetapi gayanya tidaklah sama, Yulianto Hua lebih temperamen, sedangkan Julian Tsu lembut seperti giok.

“Sebenarnya aku punya satu pertanyaan yang selalu ingin kutanyakan, selagi sedang minum, bolehkah aku bertanya?” Yulianto Hua menatap Julian Tsu.

Jantungku seketika berdegup kencang, aku khawatir apa yang akan Yulianto Hua mengatakan sesuatu yang tidak sopan setelah minum.

“Baik, katakanlah, selagi aku sedang dalam pengaruh alkohol, tahu segalanya, dan tidak akan mengatakan apa-apa.”

“Apa niatmu memaksa istriku tinggal di Nanju Hotel?” tanya Yulianto Hua.

“Niat? Tidak ada.” Julian Tsu menggelengkan kepala, “menurutku rumah itu indah dan elegan, tinggal di perkotaan, hidup lebih nyaman, tidak lebih.”

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu