Nikah Tanpa Cinta - Bab 6 Kamu sungguh keterlaluan

Setelah Yulianto Hua berkata "Aku tidak bersedia", dari antara para tamu sudah ada yang berdiri.

Yang paling terkejut tentu saja pengantin wanita, Felicia Chen . Raut wajahnya membiru, "Yulianto, apa yang sedang kamu katakan?"

"Ada seseorang yang aku sukai, dan hari ini dia juga ada di sini," kata Yulianto Hua .

Begitu mendengar kata-katanya ini, mata para tamu mulai mencari di seluruh lokasi, tentu saja mereka semua ingin tahu siapa orang yang membuat Yulianto Hua membatalkan pernikahannya.

Aku merasa sesak nafas, dan samar-samar memiliki firasat yang buruk.

Tapi apa yang ditakuti malah itu yang datang, di bawah tatapan semua orang Yulianto Hua berjalan ke arahku lalu dia memberikan bunga di tangannya kepadaku.

Detik ini akhirnya aku mengerti apa alasan Yulianto Hua menyuruhku ke sini.

Pernikahan ini adalah sebuah permainan catur, dan aku adalah pion di tangannya, dia menyuruhku datang untuk menanggung semua masalah ini.

Tentu saja aku tidak akan menanggung masalah ini, saat ini keadaanku sangat tragis, tapi aku juga bukan daging di atas talenan yang siap dipotong seenaknya. Aku ingin memberikan penjelasan aku bukan orang yang merusak pernikahan ini.

"Dia dan aku ……"

Sebelum aku selesai berbicara, mulutnya tiba-tiba membungkam mulutku dan membuatku tidak bisa berkata-kata. Ciuman yang tiba-tiba ini membuat suasana semakin kacau.

Saat ini aku mendengar peringatannya yang dingin di telingaku, "Kalau kamu ingin putramu aman, dengarkan kata-kataku. Bekerja sama denganku dan berpura-pura sangat mencintaiku."

Begitu mendengar soal anak, aku langsung takut. Bajingan ini, mengatakan dia akan membantuku menemukan anakku, sekarang dia malah mengancamku dengan menggunakan anakku!

Aku mendongkak dan melihat kamera para reporter di lokasi yang tidak berhenti memfoto diriku dan dia.

"Maaf Ivory, kelak kita tidak akan berpisah lagi," Yulianto Hua berkata padaku dengan penuh perasaan.

Ketika dia mengatakan hal ini, sorot matanya memberikan isyarat kepadaku agar aku bekerja sama.

Di bawah tatapan begitu banyak orang, menyuruhku menunjukkan kasih sayang kepada seseorang yang tidak begitu aku kenal sangatah sulit, tapi dia mengancamku dengan menggunakan anakku, betapapun aku tidak bisa bersandiwara, aku tetap harus melakukannya.

"Yulianto , yang penting kelak kita baik-baik saja," kataku sedikit kaku.

Bahkan aku pun tidak mempercayai kata-kata ini. Saat mengatakannya aku bahkan harus menatap wajahnya yang tampan. Aku merasa sangat tidak percaya diri, malu, dan memiliki semacam perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

“Yulianto , kalau hari ini kamu berani meninggalkan tempat ini , kelak kamu tidak perlu menginjakkan kaki di Kediaman Keluarga Hua lagi!” Kata seorang pria tua yang memakai setelan jas.

"Ayah, aku memiliki tanggung jawab kepada wanita ini. Dia bukan hanya wanita yang aku cintai, tetapi juga ibu dari anakku, aku berhutang terlalu banyak kepada mereka ibu dan anak, tolong maafkan aku karena aku harus berbuat seperti ini," kata Yulianto Hua .

Suasana kembali heboh.

Aku juga sedikit terkejut, apakah dia benar-benar Tuan Muda Keempat yang dikatakan Kris Wu? Apakah dia ayah kandung Melvin?

Wajah pria tua berubah menjadi kelabu, ekspresi wajahnya sulit ditebak, dia seperti sedang ragu-ragu dan curiga.

"Ivory , ayo kita pergi."

Yulianto Hua meraih tanganku yang dingin lalu mengajakku berjalan keluar.

Ada yang datang untuk menghentikan kami, tapi dihentikan oleh ayah Yulianto Hua .

Ketika aku masuk ke dalam mobil yang sudah disiapkan sejak awal, aku baru sadar dari lamuananku, "Apa yang kamu katakan barusan semuanya benar?"

Dia menoleh untuk menatapku lalu tiba-tiba tertawa, "Apa yang sedang kamu pikirkan? Kamu menonton terlalu banyak sinetron ya? Kamu benar-benar mengira aku menyukaimu? Jelas-jelas aku sedang berakting."

Kata-katanya ini membuat aku merasa sangat terhina. Jika bukan karena Kris Wu mengatakan ayah anakku memiliki sebutan Tuan Muda Keempat, dan jika bukan karena dia kebetulan memiliki sebutan Tuan Muda Keempat, dan jika bukan karena dia mengatakan anakku adalah anakknya, aku juga tidak akan menempel kepadanya dengan tidak tahu malu seperti ini .

"Yulianto Hua , kamu sungguh keterlaluan. Kamu ingin membatalkan pernikahanmu tapi malah membuatku yang disalahkan atas masalah ini? Apa maksudmu aku berpikiran yang bukan-bukan? Kamu sendiri yang mengatakan kamu adalah ayah kandung Melvin ..."

"Apakah kamu pikir itu mungkin? Kamu tidak melihat bagaimana dirimu."

Wajahnya penuh dengan penghinaan. Dia menjulurkan tangannya untuk membuka kotak kompartemen dan mengeluarkan selembar cek, "Dua ratus juta rupiah, biaya kinerjamu."

Dia kembali menggunakan uang untuk membuatku diam, memangnya karena memiliki uang kamu bisa melakukan apa pun yang kamu inginkan?

Aku berteriak kepadanya, "Kamu sungguh keterlaluan, kamu harus minta maaf padaku!"

Seakan mendengar sesuatu yang lucu, dia tertawa "Minta maaf? Kamu pikir kamu siapa? Uangnya mau atau tidak?"

Baginya, asalkan dia memberiku uang, dia bisa menggunakan diriku, membohongiku dan menginjak-injakku sesuka hati.

Aku meraih cek di tangannya, lalu aku meremasnya dan melemparnya ke wajahnya, "Kamu merasa hebat karena kamu punya uang? Karena memiliki uang kamu bisa mempermainkan aku seperti boneka?"

Apa yang aku lakukan membuatnya marah, dan dia langsung menginjak rem. Aku yang belum sempat memakai sabuk pengaman langsung terhempas ke depan dan membuat kepalaku terbentur.

“Pergi!” Dia berkata dengan dingin.

"Pergi ya pergi, dasar pria kaya yang munafik! Bajingan!"

Setelah aku memarahinya, aku membuka pintu dan turun dari dalam mobil, aku belum berdiri dengan stabil mobil itu sudah melesat pergi dan sepertinya masih membawa amarah.

Setelah berjalan dalam waktu yang lama akhirnya aku menemukan stasiun bus terdekat, tapi dalam waktu yang lama tidak ada bus yang datang, aku semakin merasa sedih dan kesal.

Saat ini ponselku berdering, panggilan itu dari nomor yang tidak aku kenal. Aku mengangkatnya, dan suara perempuan terdengar: "Halo apakak kamu ibu Melvin Wu?"

Begitu aku mendengar nama Melvin, jantungku berdegup dengan kencang dan aku berkata iya.

"Tolong datang ke Huadong Hospital, ada hal yang perlu kami sampaikan kepada anda," kata orang di balik telepon.

"Huadong Hospital? Anakku sudah kelur dari rumah sakit. Apakah masih ada prosedur yang belum selesai?" tanyaku

“Tolong anda datang dulu.” orang di balik telepon menutup telepon tanpa menjelaskan secara detail.

Aku tidak berani mengulur waktu dan langsung naik taksi ke rumah sakit.

Ketika tiba di rumah sakit, aku yang baru saja turun dari mobil langsung berlinangan air mata begitu melihat apa yang ada di depan mataku.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu