Nikah Tanpa Cinta - Bab 137 Keterlaluan
Aku dengan cemas menunggu langit gelap, merasa bahwa waktu berlalu sangat lambat, dan dari siang ke malam, rasanya seabad telah berlalu.
Akhirnya langit pun gelap, kemudian aku mulai berharap bahwa dini hari nanti akan semakin gelap dan kuil pun akan lebih sunyi .
Aku tidak punya waktu lagi, aku tidak tahu jam berapa sekarang, aku takut ketika aku keluar terlalu cepat akan ketahuan, dan jika terlambat aku juga takut ketinggalan truk sampah.
Rasanya seperti seabad telah berlalu. Lalu aku bangun, mendekat ke pintu, dan perlahan membukanya. Pintunya benar-benar tidak dikunci, tetapi kuncinya tergantung pada ganggang pintu.
Aku menutup pintu, perlahan melepas ganggang pintu, dan mengunci pintu.
Kuil sangat sepi, namun masih ada lampu yang bersinar. Ada lampu jalan di kuil dan mungkin juga ada kamera CCTV.
Mengikuti rute yang diberikan oleh Sonny Zhang. Aku berjalan mengitari Paviliun Kitab dan melihat sebuah pintu kecil, pintunya sangat sempit, aku tidak tahu untuk apa.
Ada kunci di ganggang pintu, gemboknya sangatlah biasa. Aku membuka pintu itu dengan kunci yang diberikan Sonny Zhang dan keluar.
Di luar ada lampu jalan. Aku takut dengan kamera CCTV atau sejenisnya, jadi aku dengan cepat berjalan didekat tembok.
Benar saja, tak jauh dari situ ada tempat sampah. Kucingku bersembunyi di balik tempat sampah itu, aku melihat ke atas melalui celah-celah di pohon pinus, dan melihat redupnya cahaya bintang.
Aku menarik nafas panjang, dan merasakan kebahagian yang mendalam.
Dengan cepat nyamuk menemukanku. Sepertinya lebih sedikit nyamuk di kuil, entah karena banyak asap atau karena nyamuk tidak berani mengganggu. Aku hanya jongkok sebentar di luar, dan nyamuk-nyamuk ini sudah menghisap beberapa kantong besar darah di wajah dan kakiku.
Tetapi rasa sakit yang disebabkan oleh nyamuk itu diganti dengan kegembiraan karena dia mendapatkan kebebasannya kembali.
Hatiku juga mulai cemas, karena aku harus menunggu truk sampah datang, lalu ketika truk sampah datang, aku masih belum tahu apakah sopir itu akan membiarkan aku menumpang di mobilnya dan kabur.
Aku berada di samping tempat sampah, merasa satu abad sudah berlalu, akhirnya aku mendengar suara kendaraan dan suara kelas pagi di kuil.
Karena aku khawatir akan membuat takut sopir itu, jadi aku sedikit menata rambutku dan berdiri di pinggir jalan.
Truk sampah telah tiba, dan para pekerja mulai memasukkan sampah ke truk.
Baik pekerja maupun sopir menatapku dengan aneh. Pagi-pagi begini, seorang wanita muncul sendirian di luar kuil, ini merupakan hal yang sangat aneh, mereka masih bertanya-tanya apakah mereka menabrak hantu wanita.
Aku berjalan mendekat dan berkata, "Halo Pak, aku datang ke kuil untuk berdoa. Semalam karena sudah terlalu malam jadi aku tidak pulang. Hari ini, awalnya aku mau menunggu suamiku menjemputku, tetapi pagi ini aku memiliki urusan yang mendesak, jadi aku ingin pulang lebih awal. Guru di kuil berkata, aku bisa menumpang dimobil Anda. "
Aku tidak bertanya padanya apakah boleh atau tidak, aku hanya mengatakan bahwa aku akan menumpang di mobilnya, karena aku memang harus menumpang di mobil ini.
“Tapi ini adalah truk sampah, kamu mau duduk di mana?” pak sopir itu bertanya padaku.
"Boleh juga, aku hanya harus turun gunung, asalkan bisa menumpang, aku tidak apa-apa."
"Kalau begitu kamu hanya bisa berdesakan dengan kami, hanya ada dua kursi di depan mobil ini, jika ditambah satu orang, itu dianggap muatan lebih, tapi tidak ada polisi lalu lintas yang memeriksa mobil di gunung. Kamu bisa turun di gunung."
Aku sangat gembira ketika mendengarnya, "baiklah, terima kasih, pak. Terima kasih."
“Lalu berapa uang yang bisa kamu bayar?” tidak disangka dia dengan sinis berkata.
Aku tidak punya uang. Aku membiarkan orang-orang itu menyimpan tasku, tetapi aku masih memiliki kalung di leherku, aku ingin memberikan kalungku padanya, tetapi aku khawatir dia akan curiga, datang untuk berdoa, mengapa tidak membawa uang sepeserpun?
“Berapa banyak yang kamu inginkan?” Selama bisa membawaku pergi menjauh, biarkan mereka yang menentukan.
"Saat ini, biayanya empat ratus ribu. Nak, bukan karena kami ingin memerasmu, kamu berdesak-desakan dengan kami, ini termasuk muatan berlebih, kami juga harus mengambil risiko ini, jadi kami harus meminta harga sesuai dengan itu." Kata Sopir.
"Tidak masalah, ini memang harus dilakukan, aku sama sekali tidak mempermasalahkan itu." Aku segera tersenyum dan menyetujuinya, takut jika aku mengucapkan beberapa kata lagi, aku akan ditemukan oleh orang-orang di kuil, dan aku tidak akan bisa kabur.
Setelah sampah sudah dimasukkan, aku naik ke kursi pengemudi. tempatnya sangatlah sempit. Aku terpaksa berdesak-desakkan dengan dua laki-laki ini. Sebenarnya aku agak takut kalau mereka bersama menggangguku, aku pasti tidak bisa melawan.
Untungnya, kedua orang ini tidak melakukan hal yang kurang ajar. Mereka juga mengobrol denganku, mengatakan bahwa mereka bekerja sangat keras dan bangun pagi setiap hari. Saat musim panas masih bisa bertahan, namun di musim dingin sangatlah dingin, dan mereka merasa sulit untuk bangun di pagi hari.
Perjalanan ke gunung sangatlah panjang, butuh lebih dari setengah jam untuk turun gunung, dan jalan menuruni gunung tidaklah mudah.
Setelah mendengar itu, tahu bahwa pemberhentian berikutnya adalah untuk mengumpulkan sampah di suatu kota. Aku ingin menumpang dengan mereka sampai di kota itu, tetapi mereka tidak setuju, mereka mengatakan bahwa akan ada polisi lalu lintas yang memeriksa mobil kapan saja, nanti mereka akan didenda. Jadi mereka memaksa ku untuk turun.
Aku harus berbohong: "Bapak, tas ku terjatuh di gunung, dan ponselku ada didalam tas. apakah kalian bisa meminjamkan ponsel kalian padaku untuk menelepon, dan aku akan meminta seseorang untuk mengirimkan uang."
Sekarang mereka kesal, "Apakah kamu berbohong, apakah kamu ingin menumpang dan tidak ingin membayar? Meskipun kamu mengatakan uangnya tidak banyak, tetapi jika kamu sudah berjanji, kamu harus memberikannya, kamu sedang mencari alasan untuk tidak membayar. Ini benar-benar keterlaluan."
Jika aku punya uang, aku akan memberi mereka ratusan ribu, lagipula mereka membantuku untuk melarikan diri. Tapi aku benar-benar tidak memiliki uang.
Aku benar-benar tidak berdaya. Aku tidak punya pilihan selain mengeluarkan kalung itu, aku berkata, "Kalung ini bernilai uang, kalian bisa mengambilnya dan menjualnya."
Mereka memegangnya dan bertanya padaku, "Berapa harga benda ini?"
Faktanya, kalung itu bernilai hampir 20 juta, tetapi aku tidak berani mengatakannya, jadi aku berkata: "harganya beberapa ratus ribu, sisanya untuk kalian."
Ternyata mereka tidak percaya, "Sekarang banyak sekali barang palsu, kami tidak menginginkannya, kami hanya butuh uang tunai. Kamu empat ratus ribu saja tidak bersedia membayar. Nak, kamu sangatlah jahat."
Aku sudah tidak berdaya dan berkata: "Kalau begitu, ini masih pagi, kemungkinan bertemu dengan polisi lalu lintas yang memeriksa mobil sangatlah kecil, kalian bisa mengantarku ke kota, aku akan mencari tempat untuk menjual kalung ini sehingga aku bisa memberi kalian uang tunai."
Mereka juga tidak berdaya, dan hanya bisa menyetujuinya.
Sekali lagi aku ingin meminjam ponsel mereka, tetapi mereka tidak meminjamkannya, mereka tidak mempercayai ku dan mengatakan bahwa mereka takut ditipu olehku, jadi mereka tidak meminjamkan ponsel padaku.
aku tidak bisa menyalahkan mereka. Aku tiba-tiba muncul dari gunung, itu sudah sangat mencurigakan. Jika itu aku, aku tidak akan berani memberi tumpangan pada wanita yang muncul dari gunung di pagi hari.
Untungnya, aku tiba di kota, tetapi masalahnya masih sangat pagi, di jalan hanya ada beberapa toko yang menjual sarapan yang buka, toko-toko lainnya masih tutup. Aku tidak dapat menemukan tempat untuk menjual kalung.
Dan bahkan jika tokonya sudah dibuka, aku takut tidak ada toko yang menerima perhiasan seperti ini di kota, dan aku tetap tidak bisa membayar biayanya.
"Pak, sepertinya kalian benar-benar harus meminjamkan ponsel padaku, aku akan meminta temanku untuk mengirim uangnya , Jika tidak kalian tidak bisa mendapatkan uang itu. karena kalian sudah mengantarku sampai ke kota, bagaimana jika aku akan memberi kalian tambahan satu juta? "
Setelah mereka berdiskusi, mereka tidak memiliki cara lain, jadi salah satu dari mereka meminjamkan ponselnya padaku.
“Aku peringatkan kamu, jangan berbohong pada kami, kami memberimu waktu setengah jam, jika tidak kami akan mengirimmu kembali ke kuil.” Salah satu dari mereka berkata dengan kejam.
Setelah aku mendengarnya, aku sangat cemas dan segera mengambil ponselnya, orang pertama yang kuhubungi adalah Yulianto Hua, tetapi ponselnya dimatikan. Setelah itu aku menghubungi Maple Garden, tetapi tidak ada orang yang menjawab.
Aku ingin menghubungi Ivana Hua, tetapi aku tidak mengingat tiga angka terakhir dari nomornya. Tuhan sangat pandai bercanda, aku yang selalu pandai mengingat angka, tidak disangka aku tidak dapat mengingatnya pada saat-saat kritis seperti ini.
Setelah berpikir, nomor Rick Chen dan Julian Su terlintas di otakku, dan nomor mereka sangat jelas, jadi aku harus menghubungi Rick Chen terlebih dahulu.
Sebenarnya lebih baik jika menghubungi Julian Su, tetapi Julian Su sedang berada di Kota Y,dan jaraknya terlalu jauh. Air yang jauh tidak bisa memadamkan api yang dekat, jadi dia hanya bisa menghubungi Rick Chen yang jaraknya lebih dekat.
Novel Terkait
My Greget Husband
Dio ZhengCEO Daddy
TantoThick Wallet
TessaThe Revival of the King
ShintaBaby, You are so cute
Callie WangMenantu Hebat
Alwi GoNikah Tanpa Cinta×
- Bab 1 Menjual diri
- Bab 2 Kembali bertemu
- Bab 3 Aku bukan pelacur
- Bab 4 Tuan Muda Keempat
- Bab 5 Aku tidak bersedia
- Bab 6 Kamu sungguh keterlaluan
- Bab 7 Menjebak
- Bab 8 Bingung
- Bab 9 Pengaruh obat
- Bab 10 Dia akan segera datang
- Bab 11 Bodoh
- Bab 12 Kamu bisa memukul wajahku?
- Bab 13 Manipulasi
- Bab 14 Lakukanlah sesukamu
- Bab 15 Dibodohi lagi
- Bab 16 Sesuka hati
- Bab 17 Anak-anak orang kaya
- Bab 18 Jamua Malam Keluarga
- Bab 19 Hujan Malam
- Bab 20 Rahasia lantai atas
- Bab 21 Punyaku?
- Bab 22 Tidak Rela Untuk Berpisah Juga Suatu Kesalahan
- Bab 23 Memerankan Karakter Seperti Apa
- Bab 24 Hadiah
- Bab 25 Dalam Hujan Lebat
- Bab 26 Luka hati
- Bab 27 Mengapa ?
- Bab 28 Musuh
- Bab 29 Apakah hanya berani menyakiti wanita ?
- Bab 30 Apakah aku kalau bukan kamu
- Bab 31 Katakan sekali lagi
- Bab 32 Sedekah
- Bab 33 Kegelisahan
- Bab 34 Kunjungan rumah
- Bab 35 Jebakan
- Bab 36 Serangan Balik
- Bab 37 Meminta Tolong
- Bab 38 Masa Lalu
- Bab 39 Sifat Aslinya
- Bab 40 Mengekspos
- Bab 41 Kenapa kamu begitu berkeringat?
- Bab 42 Aku tidak menyukaimu
- Bab 43 lepaskan
- Bab 44 Bukan Aku
- Bab 45 Sungguh Galak
- Bab 46 Bukti
- Bab 47 Tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah
- Bab 48 Pria yang banyak rahasia
- Bab 49 Tidak bisa melihat orang dari penampilan
- Bab 50 Kejam
- Bab 51 Panggil Ayah
- Bab 52 Masuk akal
- Bab 53 Semakin antusias
- Bab 54 Kebetulan
- Bab 55 Maksudnya bukan seperti ini
- Bab 56 Tidak Mudah Terprovokasi
- Bab 57 Memegang Janji
- Bab 58 Dalam Hati Merasakan Kesenangan
- Bab 59 Tampaknya Mengerti
- Bab 60 Adanya Rasa Egois
- Bab 61 Kekuatan Yang Tidak Kecil
- Bab 62 Aneh Bisa Memilihmu
- Bab 63 Sedikit Memberikan Warna
- Bab 64 Inti
- Bab 65 Sangat Tidak Seimbang
- Bab 66 Seberapa Sulit
- Bab 67 Kamu Saja
- Bab 68 Penipu
- Bab 69 Komputer Canggih
- Bab 70 Juga Adalah Jebakan
- Bab 71 Mengetahui Kebenarannya
- Bab 72 Tidak tergantikan
- Bab 73 Hanya Pantas Menenteng Sepatu
- Bab 74 Jumlahnya Tidak Banyak
- Bab 75 Semoga Ada Hasilnya
- Bab 76 Melihat Keriuhan
- Bab 77 Pengaruh Yang Besar
- Bab 78 Tubuh Yang Bagus
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Tidak Peduli Bentuknya
- Bab 81 Menurutku Kamu Bisa
- Bab 82 Bukan Sesuatu Yang Istimewa
- Bab 83 Merasa Agak Bersalah
- Bab 84 Bukan Pemula
- Bab 85 Jelas Sekali Bukan
- Bab 86 Terlihat sedikit akrab
- Bab 87 Sangat mengejutkan
- Bab 88 Dalam satu malam
- Bab 89 Sekali Mendayung Dua Pulau Terlampaui
- Bab 90 Mendorongku ke tembok
- Bab 91 Ini Sangat Penting
- Bab 92 Gaya Apa
- Bab 93 Kebahagiaan Melayang
- Bab 94 Bukti Yang Sangat Kuat
- Bab 95 Memberikan Dampak Buruk Pada Tubuh
- Bab 96 Tidak masuk akal
- Bab 97 Tidak masuk akal
- Bab 98 Mengganggu wanita
- Bab 99 Dirimu yang menghindar
- Bab 100 Prajurit sedang dalam bahaya
- Bab 101 Pekerjaan Yang Sia-Sia
- Bab 102 Keluarga Yang Hebat
- Bab 103 Berusaha Tampil Sebaik Mungkin
- Bab 104 Benar-Benar Sangat Jahat
- Bab 105 Tidak Ada Kharisma
- Bab 106 Punya Reputasi
- Bab 107 Apa yang ingin dia lakukan
- Bab 108 Tidak tahu malu
- Bab 109 Solusi Yang Lebih Baik
- Bab 110 Ada harga diri
- Bab 111 Bagaimana membuktikannya
- Bab 112 Bagaimana Mungkin
- Bab 113 Hatinya jauh lebih tenang
- Bab 114 Benar Juga
- Bab 115 Tak Ternilai
- Bab 116 Kesan Pertama Yang Baik
- Bab 117 Tidak Sopan
- Bab 118 Pertempuran
- Bab 119 Menenangkan Diri Sendiri
- Bab 120 Apa kamu ingin mati
- Bab 121 Takdir Mempermainkan Manusia
- Bab 122 Benar-benar Bukan Manusia
- Bab 123 Menjaga Jarak
- Bab 124 Tidak Bisa Tenang
- Bab 125 Turut Prihatin Padamu
- Bab 126 Sangat kuat
- Bab 127 Mutiara di dalam Lautan
- Bab 128 Melihat aku dipermalukan
- Bab 129 Adalah orangku
- Bab 130 Lengan panjang
- Bab 131 Tidak bisa menahan emosi
- Bab 132 Citra perempuan
- Bab 133 sedikit mengejutkan
- Bab 134 Jalan Lain
- Bab 135 Menunggu kesempatan untuk pindah
- Bab 136 Tidak bisa diselesaikan
- Bab 137 Keterlaluan
- Bab 138 Jauh lebih rileks
- Bab 139 Aku akan melakukan yang terbaik
- Bab 140 Sesuai keinginanmu
- Bab 141 Mudah sekali
- Bab 142 Tidak bisa menikmati
- Bab 143 Panutan Belajarku
- Bab 144 Tidak sanggup Menerima
- Bab 145 Tiada habisnya
- Bab 146 Tidak Peduli
- Bab 147 Ingat
- Bab 148 Kamu Tidak Tahu Malu
- Bab 149 Tidak Bisa Menjebakku
- Bab 150 Niat Apa
- Bab 151 Dibuat Gila
- Bab 152 Berakting Sendiri
- Bab 153 Benar-Benar Hebat
- Bab 154 Mengompori
- Bab 155 Mendapatkan Keseimbangan
- Bab 156 Pemaluan Yang Besar
- Bab 157 Sangat berpengetahuan
- Bab 158 berkah dari kehidupan sebelumnya
- Bab 159 Tolong tenang sedikit
- Bab 160 Tidak bisa menyentuhku
- Bab 161 Kefokusan yang Sangat Tajam
- Bab 162 Berhati Kecil
- Bab 163 Hanya Ada Yang Lebih Bodoh
- Bab 164 Saling Memuji
- Bab 165 Sudah Tahu
- Bab 166 Kebahagiaan Terbesar
- Bab 167 Sempurna Tanpa Cacat Sedikipun
- Bab 168 Menyebarkan Keromantisan
- Bab 169 Muncul Kecurigaan
- Bab 170 Berpura-Pura Bodoh Padaku
- Bab 171 Bersikap Mendominasi
- Bab 172 Wajar
- Bab 173 Tidak Diragukan
- Bab 174 Banyak Tingkatan Yang Berbedaan
- Bab 175 Tidak Berdasar
- Bab 176 Membuatku Merasa Jijik
- Bab 177 Perkataan Mengejutkan
- Bab 178 Ahli Cinta
- Bab 179 Tidak Serius
- Bab 180 Sembunyi Dulu Saja
- Bab 181 Hal yang Baik
- Bab 182 Sangat Canggung
- Bab 183 Pasti Berhasil
- Bab 184 Solusi
- Bab 185 Rasa yang Dingin
- Bab 186 Tidak Punya Hati Nurani
- Bab 187 Bersikap Netral
- Bab 188 Terlihat Kuat Dari Luar, Akan Tetapi Dalamnya Sangat Lemah
- Bab 189 Kamu Tidak Akan Mengerti
- Bab 190 Seberapa Banyak yang Kamu Pahami
- Bab 191 Daya imajinani yang lumayan tinggi
- Bab 192 Tidak sempat mengurusi diri sendiri
- Bab 193 Sangat tegas
- Bab 194 Semakin mudah
- Bab 195 Bagaikan bermimpi
- Bab 196 Mengata-ngatai
- Bab 197 Membongkar Kartu Akhir
- Bab 198 Perilaku Pribadi
- Bab 199 Pertarungan Sengit
- Bab 200 Sulit Dipercaya
- Bab 201 Masuk akal
- Bab 202 Gentayangan di mana-mana
- Bab 203 Membereskan semuanya
- Bab 204 Begitu Lagak
- Bab 205 Harus Aku Akui
- Bab 206 Sangat berkualitas
- Bab 207 Tidak ada kemampuan
- Bab 208 Sikap apa
- Bab 209 Hal yang menakutkan
- Bab 210 Hubungan apa
- Bab 211 Hidup Bahagia
- Bab 212 Masuk Akal
- Bab 213 Bagaimana cara mengatasinya
- Bab 214 Membuat Orang Muntah Darah
- Bab 215 Tidak memperingatkan kamu
- Bab 216 Sudah Terbiasa
- Bab 217 Wanita Ku
- Bab 218 Jangan Terlalu Bersemangat
- Bab 219 Seorang Istri Harus Mematuhi Suaminya
- Bab 220 Posisinya Terlalu Rendah
- Bab 221 Ada Maksud Buruk Dibalik Perjamuan Makan
- Bab 222 Dia Tidak Peduli
- Bab 223 Bukan Orang Jahat
- Bab 224 Apa yang Perlu Ditebak?
- Bab 225 Jangan Bicara Omong Kosong Denganku
- Bab 226 Apakah dia tidak bisa melihatnya
- Bab 227 Mesra
- Bab 228 Sudah terjadi
- Bab 229 Motif yang sebenarnya
- Bab 230 Emosional
- Bab 231 Berusaha Lebih Keras
- Bab 232 Benar-Benar Hadiah Yang Besar
- Bab 233 Melakukan Pergerakan Setelah Adanya Pertimbangan
- Bab 234 Tunggu Kapan Lagi
- Bab 235 Sesuka Hati Berkata
- Bab 236 Masalah Penting
- Bab 237 Apa Artinya
- Bab 238 Terserah Padamu
- Bab 239 Berhenti Sebentar
- Bab 240 Yang Lebih Cantik
- Bab 241 Mulut binatang buas
- Bab 242 Tidak akan mengampunimu
- Bab 243 Suami istri yang saling mencintai
- Bab 244 Tidak bisa berkata-kata
- Bab 245 Kandidat yang paling cocok
- Bab 246 Ini tidak logis
- Bab 247 Tidak yakin
- Bab 248 Ada orang sengaja mengaturnya
- Bab 249 Frustasi
- Bab 250 Siapa lagi yang bisa
- Bab 251 Tidak Optimis
- Bab 252 Mengutamakan Kepentingan Bersama
- Bab 253 Mengakui Akan Mendapatkan Keringanan Hukuman
- Bab 254 Persiapan Mental
- Bab 255 Tak Berdaya
- Bab 256 Melamun
- Bab 257 Belajar Dari Kehidupan
- Bab 258 Menghindari Pertemuan
- Bab 259 Bertemu Lagi
- Bab 260 Orang Yang Terkenal
- Bab 261 Jangan menganggu terus
- Bab 262 Tidak Berkata apa-apa
- Bab 263 Tidak tergugah
- Bab 264 Binatang berpakaian manusia
- Bab 265 Ternyata begitu
- Bab 266 Mengganti Dengan Gaya Kelas Atas
- Bab 267 Bukan Masalah
- Bab 268 Terlepas Dari Rasa Beban
- Bab 269 Alasan Yang Mana
- Bab 270 Mempertanyakan Soal Makam
- Bab 271 Berkharisma
- Bab 272 Memiliki Tekanan Besar
- Bab 273 Bangunan Masih Sama Tapi Orang Sudah Berubah
- Bab 274 Kembali
- Bab 275 Jangan Membenciku
- Bab 276 Jatuh terluka
- Bab 277 Tetap bersikap tenang
- Bab 278 kembali berharap
- Bab 279 Persaingan sehat
- Bab 280 Silahkan kamu pergi
- Bab 281 Bahaya yang lebih besar
- Bab 282 Temani aku ngobrol
- Bab 283 Tebakannya langsung benar
- Bab 284 Sangat realistis
- Bab 285 Tak terduga
- Bab 286 Sangat berjodoh
- Bab 287 Waktu tidak bisa kembali
- Bab 288 Lama tidak bertemu
- Bab 289 Niat jahat
- Bab 290 Dekorasi yang indah
- Bab 291 Apa Yang Kamu Lakukan?
- Bab 292 Segera berkumpul kembali
- Bab 293 Bertemu dia lagi
- Bab 294 Pria Super Tampan
- Bab 295 Mengejutkan dan mengagumkan
- Bab 296 Jangan Hiraukan Dia
- Bab 297 Berkata Jujur
- Bab 298 Bukti
- Bab 299 Senang Di atas Penderitaan Oranglain
- Bab 300 Menghindar
- Bab 301 Pengkhianat
- Bab 302 Menyebalkan
- Bab 303 Fitnah
- Bab 304 Tinggal
- Bab 305 Kabur
- Bab 306 Nada salah
- Bab 307 Bicarakan baik-baik
- Bab 308 Menjadi patuh
- Bab 309 Menyuapimu
- Bab 310 Lubang hitam
- Bab 311 Membuat Penasaran
- Bab 312 Siapa Yang Sakit
- Bab 313 Merahasiakan
- Bab 314 Ditanya-tanya
- Bab 315 Tidak keluar
- Bab 316 Orang Pintar
- Bab 317 Aku Bukan Orang Luar
- Bab 318 Mencari Kamu
- Bab 319 Wajah Merona
- Bab 320 Pura-pura Sakit
- Bab 321 Bergerak
- Bab 322 Kita Akan Baik-Baik Saja
- Bab 323 Konflik
- Bab 324 Benar-Benar Sangat Mendesak
- Bab 325 Ternyata Enak Sekali
- Bab 326 Pribadi
- Bab 327 Tidak Tega
- Bab 328 Berkhianat
- Bab 329 Anak Gadis
- Bab 330 Ada Apa
- Bab 331 Tenang
- Bab 332 Menurut Kamu Bagaimana?
- Bab 333 Akrab
- Bab 334 Sudah Tidak Ada Masalah
- Bab 335 Orang Picik
- Bab 336 Tidak Bersalah
- Bab 337 Orang Yang Berguna
- Bab 338 Saudara
- Bab 339 Muda Dan Bersemangat
- Bab 340 Minta Maaf
- Bab 341 Foto Bersama
- Bab 342 Hadir
- Bab 343 Lalu Apa Maksudnya
- Bab 344 Wangi
- Bab 345 Orang Yang Tidak Penting
- Bab 346 Tenang
- Bab 347 Gadis cantik mabuk
- Bab 348 Apakah aku sudah gila
- Bab 349 Menyiksa
- Bab 350 Nanti kita bicarakan lagi
- Bab 351 Apa ini
- Bab 352 Melempar tangan
- Bab 353 Mempersulit
- Bab 354 Mengubah rencana
- Bab 355 Tuan Michael
- Bab 356 Kejadian Tak Terduga
- Bab 357 Bukan Dia
- Bab 358 Pasti Ada Persaingan
- Bab 359 Masalah Rumit
- Bab 360 Tempat Umum
- Bab 361 Mencari tahu
- Bab 362 Mendengarkanmu
- Bab 363 Apakah bodoh
- Bab 364 Penjudi
- Bab 365 Menangani
- Bab 366 – Bukan Urusanku
- Bab 367 Korban
- Bab 368 – Langsung berbicara ke intinya
- Bab 369 Kesedihan
- Bab 370 Aku Mengubah Pikiran Aku
- Bab 371 Sakit Hati
- Bab 372 Tidak Tega Hati
- Bab 373 tidak bercerita?
- Bab 374 Selalu sangat dalam
- Bab 375 tidak memaafkan
- Bab 376 Berpura-pura Tertarik
- Bab 377 Memutarbalikkan
- Bab 378 Kembali Diputarbalikkan
- Bab 379 Sudah Tidak Tahan Lagi
- Bab 380 Disengaja
- Bab 381 Salling Memaksa
- Bab 382 Dihalangi Didepan Pintu
- Bab 383 Membuat Masalah
- Bab 384 Makan-makan Keluarga
- Bab 385 Tidak Belajar Apa-apa
- Bab 386 Peran yang sulit
- Bab 387 Meledak Marah
- Bab 388 Rock
- Bab 389 Dia adalah adikku
- Bab 390 Tidak boleh
- Bab 391 Aku Juga Tidak Pergi
- Bab 392 Diduga Teman Lama
- Bab 393 Semuanya Terihat Familiar
- Bab 394 Aku Bukan Dia
- Bab 395 Benar-benar Palsu
- Bab 396 berpura-pura
- Bab 397 penghasutan
- Bab 398 perubahan tiba-tiba
- Bab 399 tidak terlambat
- Bab 400 ceritanya panjang
- Bab 401 Perasaan
- Bab 402 Buntu
- Bab 403 Datang Tak diundang
- Bab 404 Rencana
- Bab 405 Kemitraan
- Bab 406 Siasat
- Bab 407 Perjanjian
- Bab 408 Berterima kasih secara langsung
- Bab 409 Ada masalah
- Bab 410 Ternyata begitu
- Bab 411 Mengancam Aku?
- Bab 412 Wanita Muda Cantik
- Bab 413 Tunangan
- Bab 414 Mendengarkan Dia
- Bab 415 Kemenangan
- Bab 416 Kolaborasi yang Kuat
- Bab 417 Tidak Bisa Menerima
- Bab 418 Wawancara
- Bab 419 Pesta Minum
- Bab 420 Pergi
- Bab 421 Tiba-tiba dan tidak menduga
- Bab 422 Menunggu Kabar
- Bab 423 Mengkhianati
- Bab 424 Dikurung
- Bab 425 Transaksi
- Bab 426 fakta
- Bab 427 Sedikit lelah
- Bab 428 Mengakui
- Bab 429 Ayah
- Bab 430 Takdir
- Bab 431 Hati yang hampa
- Bab 432 Berbohong
- Bab 433 Mengambil barang milik orang lain
- Bab 434 Berakting
- Bab 435 Aneh
- Bab 436 Bertemu
- Bab 437 Pertemuan Tidak Menyenangkan
- Bab 438 Suami Istri Menjalani Hidupnya Masing-masing
- Bab 439 Nona Besar
- Bab 440 Kamu adalah Dia
- Bab 441 Kamu
- Bab 442 Ingatan Yang Hilang
- Bab 443 Berantakan
- Bab 444 Seluruh Situasi
- Bab 445 Kebakaran
- Bab 446 iblis
- bab 447 melarikan diri
- Bab 448 anjlok
- Bab 449 gelisah
- Bab 450 meminta bantuan
- Bab 451 Masalah pribadi
- Bab 452 Permasalahan dalam perusahaan
- Bab 453 Pengobatan Tradisional
- Bab 454 Tidak Mungkin Kambuh
- Bab 455 Bahagia
- Bab 456 dapat dipercaya
- Bab 457 cowok itu ganteng