Nikah Tanpa Cinta - Bab 137 Keterlaluan

Aku dengan cemas menunggu langit gelap, merasa bahwa waktu berlalu sangat lambat, dan dari siang ke malam, rasanya seabad telah berlalu.

Akhirnya langit pun gelap, kemudian aku mulai berharap bahwa dini hari nanti akan semakin gelap dan kuil pun akan lebih sunyi .

Aku tidak punya waktu lagi, aku tidak tahu jam berapa sekarang, aku takut ketika aku keluar terlalu cepat akan ketahuan, dan jika terlambat aku juga takut ketinggalan truk sampah.

Rasanya seperti seabad telah berlalu. Lalu aku bangun, mendekat ke pintu, dan perlahan membukanya. Pintunya benar-benar tidak dikunci, tetapi kuncinya tergantung pada ganggang pintu.

Aku menutup pintu, perlahan melepas ganggang pintu, dan mengunci pintu.

Kuil sangat sepi, namun masih ada lampu yang bersinar. Ada lampu jalan di kuil dan mungkin juga ada kamera CCTV.

Mengikuti rute yang diberikan oleh Sonny Zhang. Aku berjalan mengitari Paviliun Kitab dan melihat sebuah pintu kecil, pintunya sangat sempit, aku tidak tahu untuk apa.

Ada kunci di ganggang pintu, gemboknya sangatlah biasa. Aku membuka pintu itu dengan kunci yang diberikan Sonny Zhang dan keluar.

Di luar ada lampu jalan. Aku takut dengan kamera CCTV atau sejenisnya, jadi aku dengan cepat berjalan didekat tembok.

Benar saja, tak jauh dari situ ada tempat sampah. Kucingku bersembunyi di balik tempat sampah itu, aku melihat ke atas melalui celah-celah di pohon pinus, dan melihat redupnya cahaya bintang.

Aku menarik nafas panjang, dan merasakan kebahagian yang mendalam.

Dengan cepat nyamuk menemukanku. Sepertinya lebih sedikit nyamuk di kuil, entah karena banyak asap atau karena nyamuk tidak berani mengganggu. Aku hanya jongkok sebentar di luar, dan nyamuk-nyamuk ini sudah menghisap beberapa kantong besar darah di wajah dan kakiku.

Tetapi rasa sakit yang disebabkan oleh nyamuk itu diganti dengan kegembiraan karena dia mendapatkan kebebasannya kembali.

Hatiku juga mulai cemas, karena aku harus menunggu truk sampah datang, lalu ketika truk sampah datang, aku masih belum tahu apakah sopir itu akan membiarkan aku menumpang di mobilnya dan kabur.

Aku berada di samping tempat sampah, merasa satu abad sudah berlalu, akhirnya aku mendengar suara kendaraan dan suara kelas pagi di kuil.

Karena aku khawatir akan membuat takut sopir itu, jadi aku sedikit menata rambutku dan berdiri di pinggir jalan.

Truk sampah telah tiba, dan para pekerja mulai memasukkan sampah ke truk.

Baik pekerja maupun sopir menatapku dengan aneh. Pagi-pagi begini, seorang wanita muncul sendirian di luar kuil, ini merupakan hal yang sangat aneh, mereka masih bertanya-tanya apakah mereka menabrak hantu wanita.

Aku berjalan mendekat dan berkata, "Halo Pak, aku datang ke kuil untuk berdoa. Semalam karena sudah terlalu malam jadi aku tidak pulang. Hari ini, awalnya aku mau menunggu suamiku menjemputku, tetapi pagi ini aku memiliki urusan yang mendesak, jadi aku ingin pulang lebih awal. Guru di kuil berkata, aku bisa menumpang dimobil Anda. "

Aku tidak bertanya padanya apakah boleh atau tidak, aku hanya mengatakan bahwa aku akan menumpang di mobilnya, karena aku memang harus menumpang di mobil ini.

“Tapi ini adalah truk sampah, kamu mau duduk di mana?” pak sopir itu bertanya padaku.

"Boleh juga, aku hanya harus turun gunung, asalkan bisa menumpang, aku tidak apa-apa."

"Kalau begitu kamu hanya bisa berdesakan dengan kami, hanya ada dua kursi di depan mobil ini, jika ditambah satu orang, itu dianggap muatan lebih, tapi tidak ada polisi lalu lintas yang memeriksa mobil di gunung. Kamu bisa turun di gunung."

Aku sangat gembira ketika mendengarnya, "baiklah, terima kasih, pak. Terima kasih."

“Lalu berapa uang yang bisa kamu bayar?” tidak disangka dia dengan sinis berkata.

Aku tidak punya uang. Aku membiarkan orang-orang itu menyimpan tasku, tetapi aku masih memiliki kalung di leherku, aku ingin memberikan kalungku padanya, tetapi aku khawatir dia akan curiga, datang untuk berdoa, mengapa tidak membawa uang sepeserpun?

“Berapa banyak yang kamu inginkan?” Selama bisa membawaku pergi menjauh, biarkan mereka yang menentukan.

"Saat ini, biayanya empat ratus ribu. Nak, bukan karena kami ingin memerasmu, kamu berdesak-desakan dengan kami, ini termasuk muatan berlebih, kami juga harus mengambil risiko ini, jadi kami harus meminta harga sesuai dengan itu." Kata Sopir.

"Tidak masalah, ini memang harus dilakukan, aku sama sekali tidak mempermasalahkan itu." Aku segera tersenyum dan menyetujuinya, takut jika aku mengucapkan beberapa kata lagi, aku akan ditemukan oleh orang-orang di kuil, dan aku tidak akan bisa kabur.

Setelah sampah sudah dimasukkan, aku naik ke kursi pengemudi. tempatnya sangatlah sempit. Aku terpaksa berdesak-desakkan dengan dua laki-laki ini. Sebenarnya aku agak takut kalau mereka bersama menggangguku, aku pasti tidak bisa melawan.

Untungnya, kedua orang ini tidak melakukan hal yang kurang ajar. Mereka juga mengobrol denganku, mengatakan bahwa mereka bekerja sangat keras dan bangun pagi setiap hari. Saat musim panas masih bisa bertahan, namun di musim dingin sangatlah dingin, dan mereka merasa sulit untuk bangun di pagi hari.

Perjalanan ke gunung sangatlah panjang, butuh lebih dari setengah jam untuk turun gunung, dan jalan menuruni gunung tidaklah mudah.

Setelah mendengar itu, tahu bahwa pemberhentian berikutnya adalah untuk mengumpulkan sampah di suatu kota. Aku ingin menumpang dengan mereka sampai di kota itu, tetapi mereka tidak setuju, mereka mengatakan bahwa akan ada polisi lalu lintas yang memeriksa mobil kapan saja, nanti mereka akan didenda. Jadi mereka memaksa ku untuk turun.

Aku harus berbohong: "Bapak, tas ku terjatuh di gunung, dan ponselku ada didalam tas. apakah kalian bisa meminjamkan ponsel kalian padaku untuk menelepon, dan aku akan meminta seseorang untuk mengirimkan uang."

Sekarang mereka kesal, "Apakah kamu berbohong, apakah kamu ingin menumpang dan tidak ingin membayar? Meskipun kamu mengatakan uangnya tidak banyak, tetapi jika kamu sudah berjanji, kamu harus memberikannya, kamu sedang mencari alasan untuk tidak membayar. Ini benar-benar keterlaluan."

Jika aku punya uang, aku akan memberi mereka ratusan ribu, lagipula mereka membantuku untuk melarikan diri. Tapi aku benar-benar tidak memiliki uang.

Aku benar-benar tidak berdaya. Aku tidak punya pilihan selain mengeluarkan kalung itu, aku berkata, "Kalung ini bernilai uang, kalian bisa mengambilnya dan menjualnya."

Mereka memegangnya dan bertanya padaku, "Berapa harga benda ini?"

Faktanya, kalung itu bernilai hampir 20 juta, tetapi aku tidak berani mengatakannya, jadi aku berkata: "harganya beberapa ratus ribu, sisanya untuk kalian."

Ternyata mereka tidak percaya, "Sekarang banyak sekali barang palsu, kami tidak menginginkannya, kami hanya butuh uang tunai. Kamu empat ratus ribu saja tidak bersedia membayar. Nak, kamu sangatlah jahat."

Aku sudah tidak berdaya dan berkata: "Kalau begitu, ini masih pagi, kemungkinan bertemu dengan polisi lalu lintas yang memeriksa mobil sangatlah kecil, kalian bisa mengantarku ke kota, aku akan mencari tempat untuk menjual kalung ini sehingga aku bisa memberi kalian uang tunai."

Mereka juga tidak berdaya, dan hanya bisa menyetujuinya.

Sekali lagi aku ingin meminjam ponsel mereka, tetapi mereka tidak meminjamkannya, mereka tidak mempercayai ku dan mengatakan bahwa mereka takut ditipu olehku, jadi mereka tidak meminjamkan ponsel padaku.

aku tidak bisa menyalahkan mereka. Aku tiba-tiba muncul dari gunung, itu sudah sangat mencurigakan. Jika itu aku, aku tidak akan berani memberi tumpangan pada wanita yang muncul dari gunung di pagi hari.

Untungnya, aku tiba di kota, tetapi masalahnya masih sangat pagi, di jalan hanya ada beberapa toko yang menjual sarapan yang buka, toko-toko lainnya masih tutup. Aku tidak dapat menemukan tempat untuk menjual kalung.

Dan bahkan jika tokonya sudah dibuka, aku takut tidak ada toko yang menerima perhiasan seperti ini di kota, dan aku tetap tidak bisa membayar biayanya.

"Pak, sepertinya kalian benar-benar harus meminjamkan ponsel padaku, aku akan meminta temanku untuk mengirim uangnya , Jika tidak kalian tidak bisa mendapatkan uang itu. karena kalian sudah mengantarku sampai ke kota, bagaimana jika aku akan memberi kalian tambahan satu juta? "

Setelah mereka berdiskusi, mereka tidak memiliki cara lain, jadi salah satu dari mereka meminjamkan ponselnya padaku.

“Aku peringatkan kamu, jangan berbohong pada kami, kami memberimu waktu setengah jam, jika tidak kami akan mengirimmu kembali ke kuil.” Salah satu dari mereka berkata dengan kejam.

Setelah aku mendengarnya, aku sangat cemas dan segera mengambil ponselnya, orang pertama yang kuhubungi adalah Yulianto Hua, tetapi ponselnya dimatikan. Setelah itu aku menghubungi Maple Garden, tetapi tidak ada orang yang menjawab.

Aku ingin menghubungi Ivana Hua, tetapi aku tidak mengingat tiga angka terakhir dari nomornya. Tuhan sangat pandai bercanda, aku yang selalu pandai mengingat angka, tidak disangka aku tidak dapat mengingatnya pada saat-saat kritis seperti ini.

Setelah berpikir, nomor Rick Chen dan Julian Su terlintas di otakku, dan nomor mereka sangat jelas, jadi aku harus menghubungi Rick Chen terlebih dahulu.

Sebenarnya lebih baik jika menghubungi Julian Su, tetapi Julian Su sedang berada di Kota Y,dan jaraknya terlalu jauh. Air yang jauh tidak bisa memadamkan api yang dekat, jadi dia hanya bisa menghubungi Rick Chen yang jaraknya lebih dekat.

Novel Terkait

My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu