Nikah Tanpa Cinta - Bab 413 Tunangan

Aku mengundangnya makan malam bersama, dia bilang akan kembal ke sekolah, lalu di lain hari menyuruh kami main ke sekolahnya. Ternyata dia adalah mahasiswa Universitas Keuangan dan Ekonomi, dan dia termasuk juniorku.

Aku suka gadis ini, polos, baik, dan tidak tercemar. Sayangnya gadis seperti ini justru mudah terluka.

Yulianto Hua melihat aku tidak menjawab telepon, dia meneleponku lagi. Melihat Ana Feng sudah pergi, aku baru saja menjawab teleponnya.

“Kamu sedang apa? Tidak angkat teleponku?” Yulianto Hua terdengar cemas.

“Aku baru saja mengobrol dengan tunanganmu, jadi aku tidak ada waktu menjawab teleponmu,” Kataku bercanda.

“Apa kamu bilang? Apanya tunanganku? Otakmu rusak?” Maki Yulianto Hua.

“Iya otakku rusak, kamu sendiri tidak tahu ada tunangan atau tidak?” Tanyaku.

“Dia benar-benar mencarimu?” Kata Yulianto Hua.

"Lihat saja, kamu mengakuinya kan? Bukankah tadi baru saja galak padaku?"

“Untuk apa dia menemuimu, anak itu penurut. Aku tidak menyangka dia bisa datang mencarimu.: Kata Yulianto Hua.

“Dia datang kepadaku, lalu berkata dia siap menikah denganmu. Menyuruhku untuk pergi minum merayakan pernikahan kalian” Kataku menggoda Yulianto Hua.

“Omong kosong! Mana ada, gadis gila, kenapa bicara hal yang tidak masuk akal? ”Yulianto Hua benar-benar cemas.

Ketika mendengarnya panik, aku ingin tertawa. Tapi aku tahan..

“Mau dengar kelanjutannya?” Tanyaku pada Yulianto Hua.

“Tentu saja, lalu apa yang kamu katakan?” Yulianto Hua benar-benar cemas, bisa terdengar dari nadanya.

"Tentu saja aku tidak bisa dilukai seperti itu, aku tidak mengatakan apa-apa, lalu menamparnya!"

“Hah?” Yulianto Hua kaget.

“Kenapa? Hatimu Sakit?” Aku menahan tawa.

"Tidak, anak itu sangat lembut, kamu juga menamparnya?"

"Menyebalkan, jadi aku menamparnya, kamu sedih, mau membantunya balas dendam?"

"Bukan itu masalahnya, hanya merasa dia sangat kasihan, masalah ini adalah ide Bibi Erika, tidak ada hubungannya dengan dia ..."

“Kalau begitu kamu kasihan padanya, masih menyalahkan aku.” Aku pura-pura kesal.

"Tidak, ya sudah tampar ya tampar saja, jangan bicarakan dia."

"Aku bohong, apa aku tipe yang asal memukul orang? Gadis kecil itu sangat cantik dan polos, dan yang kamu katakana benar. Dia sudah pergi."

Yulianto Hua langsung mengubah kata-katanya, “Apa kubilang, ternyata kamu menipuku. Kali ini perlindungannya berhasil, seperti dia akan menyerah, bertahan dulu, sepertinya mereka akan mundur. Kita pulang lalu makan malam? "

Aku berkata ya, hari ini kita makan di rumah saja, sampai jumpa nanti.

Aku menyetir mobilku menuju Maple Garden, selama ini aku seperti merasa berada di rumah.

Sepanjang jalan sangat macet, setiap pulang kerja, kota ini sangat padat, harus berjalan pelan seperti siput. Tetapi hari ini aku sama sekali tidak memusingkan hal ini, perlahan-lahan bergerak maju.

Akhirnya mulai sampai ke Maple Garden, aku memarkir mobilku, lalu mandi dan ganti baju. Yulianto Hua masih belum datang, bisa diperkirakan jika dia masih berada di jalan.

Ketika selesai mandi, aku menyadari bahwa mobil Yulianto Hua sudah kembali, dia sedang mandi.

Makanan sudah siap, aku mencicipinya dulu, sangat enak.

Kali ini Yulianto Hua datang, mengganti pakaian dengan pakaian santai, tidak juga tidak mengeringkan rambutnya, lalu duduk dan berkata dia sangat lapar.

Aku tidak tahu kenapa, hari ini, aku melihatnya dia sangat tampan, sangat menarik, jadi aku duduk bersamanya, lalu mengambilkan sayur untuknya.

Yulianto Hua menatapku dengan waspada, "Kenapa hari ini kamu sangat baik hari ini padaku, ada tujuan apa?"

Aku segera berhenti, lalu menatapnya dingin.

“Ada apa lagi?” Yulianto Hua bertanya padaku.

“Bukankah kamu takut aku ada melakukan sesuatu padamu, kalau begitu aku tidak akan mengambil sayuran untukmu.” Aku menaruh sayuran di mangkukku.

"Apa kamu tahu, sebelumnya saat akan di rumah, tidak boleh memberikan sayur untuk orang lain.”

Aku bilang aku tahu, kalian ini orang besar, tidak merasa itu higienis, jadi tidak suka?

"Sebaliknya, kamu mengambil sayur untukku, membuatku terasa hangat, aku sangat suka perasaan ini."

"Kalau begitu kamu apa masih khawatir aku akan melakukan sesuatu untukmu?"

"Maksudku, aku berharap kamu akan melakukan sesuatu padaku, terutama …”

Aku tahu apa yang akan dia katakan, jadi aku segera terbatuk-batuk. Artinya Kak Yulie masih ada di sebelah, jangan bicara yang tidak-tidak, membuat dia tertawa.

Yulianto Hua tersenyum, Kak Yulie juga tersenyum. Dan melanjutkan makan.

Setelah makan malam, Yulianto Hua mengusulkan untuk berjalan-jalan di taman kecil. Ini yang aku inginkan, karena kebetulan aku juga ada sesuatu yang mau kubicarakan dengannya.

Hasilnya kamu memutar taman sebanyak dua putaran, dan ternyata tidak ada yang berbicara. Bukan karena tidak ada yang mau dibicarakan, hanya saja kami menikmati keheningan ini.

“Ana Feng itu baik kan?” Yulianto Hua memulai topik pembicaraan.

"Ya, dia cantik, dan yang penting baik. Ini sangat sulit, jika kamu menikah dengan wanita muda, sebenarnya kamu akan cukup bahagia."

“Kamu menggodaku lagi? Keterlaluan. Aku sedang serius.” Yulianto Hua mencakarku, aku lari menghindarinya.

"Aku juga ingin membicarakn hal serius denganmu. Hari ini Bibi Felica mencariku. Kamu bisa menebak kira-kira apa yang dia katakan, bukan?"

Awalnya suasanannya sangat santai, setelah bicara hal ini, untuk sementara suasananya sedikit mencekam.

“Apa yang dia katakan?” Yulianto Hua bertanya padaku, “Meskipun aku bisa menebak beberapa hal, aku masih ingin mendengarmu, apa yang dia katakan?”

"Dia bilang kamu dan aku pura-pura bercerai, jadi jadi kita tetap menikah."

"Ini kenyataannya, aku selalu memanggilmu Istirku, kamu tidak setuju."

"Jelas-jelas aku sudah menandatangani surat cerai, tentu saja kupikir kita sudah bercerai. Kamu juga tidak memberitahuku bahwa sebenarnya kita tidak bercerai. Kenapa kamu melakukan ini?"

“Perlu dikatakan karena aku mencintaimu. Aku tidak bisa meninggalkanmu.” Kata Yulianto Hua dengan santainya.

"Tapi kamu menipu Bibi Erika, sekarang dia sudah tahu, lalu dia mau aku dan kamu bercerai, lalu menikahi Ana Feng, apa yang akan kamu lakukan?"

"Awalnya aku tidak mau bercerai, apa sekarang aku bisa bercerai? Aku pernah mengiyakan dia, aku pikir Ana masih kuliah, bisa memberiku waktu 2 atau 3 tahun, mengurus perusahaan dengan lebih baik, lalu Ayahku tersadar, dan bisa mengembalikan perusahaan ini padanya. Tapi aku tidak menyangka dia akan secepat ini menyadari semuanya, dan Ayahku masih belum sadar, ini di luar dugaan dan aku tidak siap menghadapi ini.”

Meskipun Yulianto Hua mengatakannya dengan santai, tapi sebenarnya dia sedang khawatir. Baginya, masalah ini sebenarnya sangat sulit untuk dia selesaikan.

"Jika kamu bercerai denganku, aku juga tidak akan menyalahkanmu. Seorang pria ada tanggung jawabnya yang harus ditanggung, Kamu ada Direktur Perusahaan Besar Hua, kamu tidak bisa membahayakan perusahaan demi kepentingan pribadi."

Aku mengatakan yang sebenarnya. Aku benar-benar tidak menyalahkannya, saat itu dia tidak benar-benar menceraikan aku, sebenarnya ini sangat menghiburku.

Yulianto Hua menghela nafas, "Kamu bodoh sekali, jika aku menceraikanmu, aku sudah lama akan menceraikan kamu, untuk apa menunggu sampai sekarang. Laki-laki harus bertanggung jawab, tapi harus melindungi wanitanya, bukankah itu juga tanggung jawab seorang pria? "

Novel Terkait

The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu