Nikah Tanpa Cinta - Bab 320 Pura-pura Sakit

Aku memikirkan itu, sepertinya kata-kata Yulianto Hua ini memang berarti. Jika Julian Tsu tidak mau bertemu Yulianto Hua, dia pasti ada pertimbangan sendiri.

"Karena kakak kedua tidak mau menemuimu, jadi biar aku pergi melihatnya? Kamu tidak akan memaksaku untuk mengajakmu bertemu dengannya kan?"

“Apa menurutmu aku orang yang tidak masuk akal?” Yulianto Hua bertanya balik.

“Sepertinya tidak.” Aku menjawab dengan tulus.

“Itu belum cukup. Karena kamu juga sudah menelepon Julian Tsu, tentu kamu tidak perlu bertemu dengannya lagi, sekarang kita akan pesan kamar,” kata Yulianto Hua.

Kata 'pesan kamar' itu terlalu sensitif, aku merasa sedikit malu saat mendengarnya.

"Meskipun aku tidak perlu menemui kakak kedua, tapi masih ada masalah yang harus aku urus, aku akan mengantarmu sampai ke hotel, lalu aku pergi.”

“Sampai hotel baru bicarakan lagi.” Kata Yulianto Hua dengan santai.

Ketika sedang berbincang-bincang, sesampainya di depan pintu hotel, setelah memberikan kunci mobil kepada satpam untuk memakirkan mobil, aku pergi. Dan yang mengejutkan, Yulianto Hua tidak memaksaku untuk tinggal.

Segera setelah itu, aku naik taksi, lalu menerima sebuah telepon yang aneh. Itu suara wanita, lalu bertanya apakah aku Nona Gading Yao *, aku menjawab ya, kamu siapa?

Dia berkata bahwa dia adalah manager hotel, dan berkata bahwa tiba-tiba Yulianto Hua pingsan dan agar aku secepat mungkin kembali.

Hal pertama yang kurasa aneh adalah Yulianto Hua pingsan, dan masih bisa menyuruh staf hotel untuk meneleponku?

Kemudian staf hotel itu menjelaskan, setelah Yulianto Hua meminta bantuan padanya, setelah itu dia pingsan, sekarang sedang berada di hotel, meminta aku datang dan membantunya. Dia juga mengatakan bahwa keadaan Tuan Hua terlihat sangat buruk.

Aku berkata, apa kalian sudah menelepon ambulans? Dia bilang bahwa dia sudah menelepon ambulans, dan bertanya apa sebelumnya Tuan Hua memiliki riwayat penyakit yang parah, jadi mungkin sebaiknya jika mereka melakukan beberapa tindakan pertolongan pertama sebelum ambulans datang.

Mendengar perkataannya ini, aku menjadi sedikit percaya, aku berkata aku akan segera ke sana. Kemudian aku menyuruh supir taksi untuk segera kembali ke hotel. Lalu staf hotel memberi tahuku bahwa Tuan Hua berada di kamarnya.

Ketika aku sampai di kamar, aku melihat Yulianto Hua sedang berbaring di tempat tidurnya. Dan di sebelahnya ada staf yang sedang menanyakan keadaannya.

Aku berjalan mendekat, merasa tidak ada yang salah dengan Yulianto Hua, wajahnya sedikit pucat dan terlihat sedikit lelah.

"Ada apa denganmu?"

Yulianto Hua memberi isyarat kepada staf untuk tidak peduli padanya lagi, “Terima kasih atas perhatiannya, aku sudah jauh lebih baik. Istriku sudah datang, dia yang akan menjagaku."

Beberapa staf hotel menatapku dan kemudian melihat ke Yulianto Hua, mereka semua saling menatap dengan curiga.

"Apa yang kamu lakukan? Kamu benar-benar pingsan? Apa hanya pura-pura?"

Yulianto Hua langsung bangun, “Apa yang kamu bicarakan, untuk apa pura-pura pingsan? Apa kamu pura-pura pingsan di depanku?"

"Sebelumnya kamu baik-baik saja, lalu kenapa bisa pingsan? Karena gula darahnya rendah atau lainnya?"

“Bukan gula darah rendah, hanya tidak enak badan, jadi pingsan, aku pikir kamu tidak peduli aku hidup atau mati. Aku datang ke Kota Y untuk menemuimu, kalau aku mati di sini, maka itu tidak adil.” Yulianto Hua mengggerutu seperti anak kecil.

"Omong kosong, kamu tidak bisa mati. Ayo pergi ke rumah sakit, mungkin kamu terlalu lelah."

“Sepertinya aku terlalu lelah, karena lelah, aku harus istirahat dan tidak perlu ke rumah sakit.” Yulianto Hua berbaring lagi.

Sekarang aku meragukan apa dia benar-benar sakit atau hanya pura-pura.

“Kamu sakit dan tidak mau pergi ke dokter? Kamu mau seperti ini terus?” Aku menatapnya dengan curiga.

“Kubilang aku tidak sakit, hanya terlalu lelah. Berisitirahat sebentar saja sudah membaik, lantas jika merasa lelah, kamu akan pergi ke rumah sakit? Tidak perlu, kan?” Yulianto Hua memasang ekspresi wajah yang serius.

"Karena kamu lelah, istirahatlah lebih awal. Aku pergi dulu.”

“Oh, kepalaku pusing, pusing sekali. Aku mau minum air.” Tiba-tiba Yulianto Hua berteriak lagi.

Jadi aku berbalik dan menuangkan air untuk Yulianto Hua. Dia menegaknya perlahan, lalu meletakkan gelas itu.

“Kalau kamu benar merasa pusing, periksalah ke rumah sakit? Bukan menundanya seperti ini.” Aku bertanya lagi pada Yulianto Hua.

"Tidak perlu, aku hanya perlu istirahat." Yulianto Hua masih belum setuju untuk pergi ke rumah sakit. "Atau kamu bisa membantu menompangku berdiri, lihat apakah aku bisa membaik."

Aku membantunya dan membiarkan dia duduk, siapa yang tahu dia akan memiringkan kepalanya dan menyenderkan kepalanya ke bahuku. Lalu tangannya merangkulku, dia memusatkan seluruh berat badannya ke arahku.

Dia tinggi dan badannya kekar, membuatku sedikit kewalahan, aku berkata, apa kamu bisa menyingkir sedikit, karena jika begini, aku tidak bisa menahannya.

"Ivory Yao, apakah kamu tidak punya hati? Aku sudah seperti ini, kamu tidak mau aku bersandar sebentar padamu, jika kamu tidak mau aku bersandar padamu, jika aku mati, bagaimana? Aduh ..." Yulianto Hua mengerang.

Aku sedikit tidak tahan, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa padanya.

Tetapi akhirnya aku tidak bisa menahannya, jadi aku berkata padanya untuk menukar posisi, jika begini aku benar-benar tidak bisa tahan lagi. Kemudian Yulianto Hua menaruh kepalanya di pahaku.

Sebagian kakiku masih berada di lantai, posisi ini juga membuatku jauh lebih lelah. Jadi aku menyesuaikannya..

Setelah beberapa saat, aku merasa badanku terasa kaku dan mati rasa, aku bilang kepada Yulianto Hua agar sebaiknya dia pergi ke rumah sakit, jika begini terus, aku benar-benar tidak tahan.

Dia baru saja bangun dan membiarkan kakiku beristirahat sebentar.

“Apa kakimu mati rasa karena aku, aku akan memijatnya untukmu.” Lalu sambil berkata, dia menggulurkan tangannya ke kakiku.

Aku segera berekasi, tapi belum aku bereaksi. Tangan Yulianto Hua sudah menyentuh kakiku, dan benar-benar meremas kakiku.

Sebenarnya cukup nyaman, awalnya memang aku merasa sedikit lelah, dan aku benar-benar harus satai sedikit. Dia meremas kakiku seperti ini, dan aku sangat menikmatinya. Tapi juga membuatku merasa sangat malu.

“Wajahmu memerah? Aku hanya memijat pahamu dan wajahmu sudah memerah? Kamu bukan gadis lagi, tidak usah pemalu seperti ini bukan?” Yulianto Hua berkata sambil menatapku.

Aku menyingkirkan tangannya, “Baiklah, tidak usah memijatku lagi. Aku tidak terbiasa. "

“Kamu benar-benar malu? Aku juga yakin ini bisa membuatmu malu.” Gerakan tangan Yulianto Hua tidak berhenti, tiba-tiba meraba ke arah pangkal kakiku ...

Aku panik, awalnya, aku yang sedang duduk di tepi tempat tidur, karena mendadak dia menyerang, karena gerakannya sedikit berlebihan, jadi membuat kami terjatuh ke atas karpet.

Yulianto Hua berkata kenapa kamu bisa seceroboh ini, bertindak seperti ingin membantuku, tetapi kamu menindihku.

Aku mendorongnya dengan sekuat tenaga, tetapi dia berpura-pura pusing, dan seberapa keras mendorongnya, aku juga tidak bisa bangun, dan dia menekanku dengan sekuat tenaga. Dia tidak bergerak, hanya mengulurkan tangannya, lalu memelukku dengan erat.

Aku merasa sedikit bingung, sudah lebih dari setahun tidak seintim ini, apalagi dengan Yulianto Hua. Beberapa pikiran aneh dan memalukan mulai keluar dari dalam hatiku, aku buru-buru menyingkirkan pikiran ini, mencegahnya kembali muncul. Aku harus teguhm tidak bisa dibodohi oleh Yulianto Hua, aku sudah pernah dibodohinya, aku tidak bisa melakukan kesalahan lagi.

Novel Terkait

Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu