Nikah Tanpa Cinta - Bab 256 Melamun

Kamu sebagai pejabat publik, berani mengancamku?

Dia bilang kamu salah, aku hanya pekerja sementara, bukan pejabat publik. Aku di sini untuk menyampaikan berita, kamu dapat melihat ini.

Kemudian dia menunjukkan ponselnya kepadaku, video itu menunjukkan Melvin turun dari mobil dan pergi ke sekolah. Kemudian kamera berguncang dan terlihat ada truk berukuran sedang tidak jauh dari situ dengan nama perusahaan logistik tertentu tercetak di atasnya.

"Truk ini akan berhenti di sini dan ketika anakmu keluar, dia akan bergegas. Kemudian akan terjadi kecelakaan lalu lintas. Tidak hanya anakmu yang akan kena, tapi anak-anak lain juga mungkin akan terkena. Jadi sampai ke pengadilan, kamu harus mengakui bahwa kamulah memerintahkan hal itu, jika tidak maka hal buruk akan terjadi. " Kata anggota staf itu

"Siapa yang menyuruhmu mengatakan ini padaku?"

Dia tersenyum, "Aku tidak bisa memberitahumu ini. Tapi kamu harus melakukan apa yang aku katakan atau kamu akan menyesalinya selamanya."

...

Saat masuk ke ruang sidang, aku merasa kakiku seberat timah. Otakku terus bertanya pada diri sendiri, haruskah aku mendengarkan orang itu? Jika aku tidak mendengarkannya, apakah anakku benar-benar dalam bahaya?

Aku pernah diancam oleh Erika Feng dengan menggunakan anak, ternyata dia sebenarnya hanya menguasai kelemahan aku, saat itu dia tidak menangkap Melvin. Jadi kali ini, apakah akan sama dengan yang terakhir kali? Mereka hanya percaya bahwa aku tidak berani mengambil risiko ini, jadi mereka mengancamku lagi dengan menggunakan anak?

Di auditorium, aku melihat Yulianto Hua dalam setelan jas. Dia berpakaian rapi dan sangat tampan. Aku sudah lama tidak melihatnya, aku merasa sedikit bersemangat dan sangat rumit.

Ekspresi dan tatapan matanya tenang. Aku menatapnya beberapa kali, tapi dia tidak menatapku. Sepertinya dia di sini benar-benar hanya untuk mendengarkan, semuanya tidak ada hubungannya dengan dia.

Hatiku tenggelam perlahan.

Selanjutnya mengikuti prosedur memulai sidang. Pikiranku melayang, aku bahkan tidak mendengarkan apa yang dikatakan staf di tempat kejadian. Aku hanya ingin tahu apakah pilihanku akan memengaruhi keselamatan anakku.

Julian Tsu bertanya apakah aku mampu menanggung kekalahan. Aku berkata bahwa aku baik-baik saja, tetapi sekarang aku tahu bahwa aku tidak dapat benar-benar menanggung kekalahan. Aku dapat menerima hasil apa pun, satu-satunya hal yang tidak dapat aku terima adalah bahwa anakku terkena masalah.

Akhirnya sampai pada pernyataan akhir dari terdakwa, aku katakan kepada semua orang, aku mengaku bersalah. Akulah yang menghasut orang untuk menyerang Hendra Hua, karena aku tidak puas dengannya.

Semua pendengar gempar.

Semua orang mengira aku gila, hanya aku yang tahu bahwa aku tidak gila. Aku adalah ibu kandung Melvin, aku tidak dapat membahayakan anakku hanya karena masalahku. Mungkin ancaman itu tidak nyata, tetapi aku tidak berani bertaruh, aku tidak sanggup menerima konsekuensi.

Karena takdir adalah malapetaka, biarkan aku yang menanggungnya. Selama anak itu aman, maka itu layak.

Aku melihat Yulianto Hua berdiri dan meninggalkan ruang sidang terlebih dahulu. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan, tapi dia tidak pernah menatapku sekalipun dari awal hingga akhir.

...

Lebih dari setahun kemudian.

Setelah menyelesaikan prosedur, aku mengambil barang-barang yang disimpan ketika aku memasuki penjara, melangkah keluar dari gerbang besi yang berat. Ketika aku mengangkat kepala, sinar matahari yang menyilaukan turun dan membuat mataku terbakar.

"Adik, jangan menoleh ke belakang, ayo maju." Teriak Julian Tsu di depannya.

Aku tersenyum padanya, mengangguk, benar-benar tidak melihat ke belakang dan langsung berjalan ke mobilnya. Aku berjalan sangat lambat dan sangat baik. Satu tahun hidup di tembok yang tinggi membuatku terbiasa dipanggil dengan nomor, karena sudah terbiasa, ketika aku dipanggil maka aku akan langsung berdiri tegak.

Julian Tsu menyapaku dan memelukku dengan lembut.

"Kakak kedua, terima kasih telah mengeluarkanku. Kupikir aku akan benar-benar berada di sana selama tiga tahun."

"Membiarkanmu tinggal di dalamnya selama setahun saja sudah membuatku merasa sangat bersalah. Maaf adik, kakak tidak bisa melindungimu."

"Kakak kedua, tidak apa-apa, selama di sana aku telah menyelesaikan mata kuliah yang tidak aku selesaikan di Universitas Keuangan dan Ekonomi, aku bahkan membaca banyak buku. Adikmu sekarang sudah menjadi lebih hebat." Kataku sambil tersenyum.

"Ayo pulang. Masuk ke mobil." Kata Julian Tsu.

Setelah setahun lebih tidak naik mobil, aku mengalami mabuk kendaraan. Aku menekan pelipisku dengan keras. Aku merasa lebih nyaman.

Cuacanya sangat bagus, Julian Tsu memutar musik yang menenangkan. Saat mobil melaju di jalan raya, sebuah papan iklan besar berkelebat, dengan tulisan 'Hua’s Inter Company menciptakan masa depan bersamamu'.

Perasaanku perlahan berubah.

"Kakak kedua, kemana kamu akan membawaku?" Tanyaku pada Julian Tsu.

"Tentu saja pulang," kata Julian Tsu lembut.

Aku tersenyum pahit, "Kakak kedua, bagaimana bisa aku memiliki rumah. Sekarang aku lajang."

"Tidak, kamu masih punya kakak. Mulai sekarang, rumahmu akan berada di Kota Y. Segala sesuatu milik kakak adalah milikmu, kamu bisa mengambilnya," Kata Julian Tsu.

Hatiku kembali hangat, tetapi ada perasaan lain yang tak terucap.

"Kamu masih memikirkan orang itu?" Kata Julian Tsu.

Aku pura-pura tersenyum, "Untuk apa aku memikirkannya? Kami bercerai setengah tahun yang lalu. Sekarang aku tidak memiliki hubungan dengan keluarga Hua. Orang yang memaksaku masuk penjara, memaksaku bercerai, apa layak untuk diingat?"

"Apa kamu benar-benar melepaskan?" Julian Tsu sulit dipercaya.

"Tentu saja aku melepaskannya. Tidak melepaskannya juga bukanlah hal yang bisa dilakukan. Dia sekarang adalah presiden di sebuah perusahaan, aku adalah seorang tahanan. Perbedaan kami layaknya langit dan bumi."

"Orang yang berpandangan pendek seperti dia, tidak pantas untuk di ingat, lupakan saja."

"Iya benar-benar aku lupakan, kakak kedua, jangan khawatirkan aku, aku baik-baik saja."

"Kamu baru saja keluar, seharusnya aku tidak menyebutkan hal-hal yang membuatmu tidak bahagia. Aku hanya khawatir kamu akan terobsesi dan kamu akan mengulangi kesalahan yang sama. Aku tidak ingin kamu disakiti lagi." Julian Tsu menoleh dan melirik ke arahku. Ekspresinya menunjukkan ketidak puasan.

Aku menoleh dan melihat ke luar jendela, sinar mataharinya bagus dan pemandangan di pinggir jalan raya melintas cepat. Seakan terhipnotis, pikiranku kembali terbang. Beberapa peristiwa masa lalu mulai muncul kembali di benakku.

"Apa yang kamu pikirkan? Kamu tidak akan memikirkan orang itu lagi, kan?" Nada suara Julian Tsu sedikit marah.

"Tidak kak, benar-benar tidak memikirkannya. Tapi aku memikirkan anakku, meski hak asuh anak itu miliknya. Tapi bagaimanapun juga itu anakku, aku benar-benar tidak bisa melepaskannya." Kataku sedih.

"Aku telah bertanya, anak itu sudah tidak ada di Shanghai lagi. Tampaknya dia dikirim ke Amerika Serikat atau negara mana. Bagaimanapun, berita itu tidak mungkin salah."

"Anak yang masih begitu kecil, mengapa di kirim ke luar negri?" Aku bertambah sedih.

"Entahlah, mungkin itu demi keselamatannya. Ketika kamu mengaku bersalah di pengadilan, bukannya itu karena kamu diancam menggunakan anakmu." Kata Julian Tsu.

"Hanya dengan cara ini, aku tidak tahu apakah aku memiliki kesempatan untuk melihat anakku dalam kehidupan ini?"

"Seumur hidup sungguhlah lama, kamu jangan terlalu pesimis, kamu masih bisa bertemu anakmu, tapi lebih baik kamu tidak bertemu dengan orang itu."

Aku tidak berbicara. Aku takut Julian Tsu akan khawatir, jadi aku hanya menjawab, "Baik, takkan menemuinya lagi."

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu