Nikah Tanpa Cinta - Bab 221 Ada Maksud Buruk Dibalik Perjamuan Makan
Di ujung telepon, Keith berkata ingin bertemu denganku. Aku pun segera mengatakan kepadanya bahwa aku sedang sibuk, sehingga tidak memiliki waktu untuk bertemu dengannya.
Keith pun menjadi agak kesal, tetapi dia tidak mengatakan sesuatu yang buruk. Hanya saja, dengan enggan dia bertanya apakah bisa untuk membuat janji dulu denganku.
Aku berkata padanya bahwa aku tidak memiliki waktu luang dalam beberapa hari kedepan. Kemudian aku juga berkata padanya, bahwa aku akan memberi tahunya jika aku sudah memiliki waktu.
Dia pun pada akhirnya tidak bisa membantu tetapi mengutarakan kekesalannya, "Ivory, apa yang membuatmu menjadi begitu sombong seperti ini?"
Aku sungguh malas mempedulikannya, segera menutup telepon itu. Kemudian dia menelepon lagi, tapi aku segera mematikannya.
Tepat seperti yang apa dikatakan Yulianto bahwa berita tentang pembiayaan Lanhai Technology sedang hangat-hangatnya dibicarakan di Internet, bahkan semakin lama semakin memanas. Diberitakan oleh orang yang mengetahui situasi tersebut, bahwa biaya Lanhai Technology telah ada, menurut penilaian perusahaan itu mencapai 5 miliar yuan, dan akan segera dipasarkan di Nasdaq paling lambat tahun depan.
Saat ini Lanhai Technology sedang hangat-hangatnya. Sehingga sebagai CEO nya, aku tentu mendapat banyak pujian.
Nama dan foto ku sering terpampang di Internet, bahkan para reporter yang mendukungku, membuat foto ku menjadi tampak sangat indah. Beberapa netizen menyebut ku sebegai "CEO Wanita Termuda di Shanghai".
Selain ada perasaan malu, hatiku juga dipenuhi dengan rasa bahagia.
Untuk dapat dihargai dan menjadi pusat perhatian itu tidak bisa dibeli dengan uang. Sungguh tidak dapat di ungkapkan dengan kata-kata, rasa bangga yang muncul setelah memuaskan banyak orang, ataupun nilai yang di capai setelah mendapat pengakuan orang lain.
Ketika waktu semakin larut, aku menerima telepon dari Yulianto, dikatakan bahwa dia mendapat telepon dari Erika yang menyuruhnya untuk makan malam di rumah Keluarga Hua. Dikatakan juga bahwa Hendra merindukan cucunya, sehingga menyuruh untuk membawa Melvin ikut, dia ingin bertemu dengannya.
Begitu mendengar bahwa Melvin juga akan ikut, hatiku pun mulai merasa gugup.
Aku berkata: "Kita berdua saja yang pergi, tidak perlu mengajak Melvin untuk ikut. Aku takut mereka akan berlaku buruk kepada Melvin."
Aku harus menjadi waspada dengan apa yang telah terjadi. Aku masih tidak dapat merasa tenang dengan kejadian terakhir kali.
Yulianto pun berkata: "Kamu tidak perlu terlalu khawatir. Lagipula sampai saat ini, tidak ada yang berani untuk belaku jahat terhadap Melvin. Jika kita tidak membawa anak kita, maka kita akan tampak sombong. Jadi lebih baik jika kita mengajaknya. Tenanglah, kali ini aku akan menjamin keselamatan anak kita dan dirimu. Aku tidak akan pernah membiarkan hal itu terulang lagi."
Setelah mendapatkan jaminannya, aku pun merasa tenang. Aku mempercayainya, dia pasti akan melakukan apa yang sudah dia katakan itu.
Dengan begitu, tentu saja aku tidak memiliki sesuatu yang dapat dikatakan lagi. Usai pulang kerja, aku pergi menjemput Melvin, lalu membawanya ke rumah mewah Keluarga Hua.
"Bu, aku tidak suka datang ke sini. Rumah ini terlalu besar, jadi akan mudah untuk tersesat," Melvin berdiri di halaman di depan White House, menolak untuk masuk ke dalam.
Terkadang jika di dengar dengan saksama, ucapan seorang bocah cilik dapat mengejutkan hati.
Dia berkata, "Rumah itu terlalu besar, mudah tersesat." itu seperti kata-kata alegoris orang dewasa. Berapa banyak orang di dunia ini yang akan akan tersesat dalam kesibukan?
"Kakek sungguh merindukamu. Jika kamu tidak pergi, maka dia akan merasa sedih. Jadi kamu harus masuk," aku membungkuk, dengan penuh kesabaran menasihatinya.
"Jika Kakek merindukanku, lalu mengapa dia tidak datang ke rumah kita saja untuk menemuiku? Mengapa Kakek selalu ingin kita datang ke sini?" tanya Melvin.
Pertanyaannya itu membuatku tercengang. Aku tidak mengira dia akan berpikir seperti ini.
“Karena Kakek sangat sibuk, jadi dia tidak punya waktu untuk pergi ke rumah kita. Jadi kita lah yang datang ke sini.” Aku memberi penjelasan.
"Kalau begitu, Ibu dan ayah juga sibuk, aku pun juga sibuk. Aku bahkan sibuk membaca komik," ucap Melvin, sambil cemburut.
Aku merasa kesal, juga merasa bahwa itu sangat lucu, "Sudahlah, Kakek adalah orang tua yang harus kita hormati. Sudah keharusan kita untuk datang menemui Kakek. Apakah kamu mengerti"
Melvin dengan tampak enggan, berkata, "Baiklah."
Aku pun mengandeng Melvin masuk ke dalam White House. Sebelum Yulianto tiba, ada pelayan yang menyuruhku untuk menitip Melvin kepada mereka. Aku pun tidak tidak melakukannya. Aku berkata, "Tidak perlu, aku sunguh merasa bosan. Aku ingin berjalan-jalan di taman bersama anakku."
Sampai ketika Yulianto telah tiba, aku baru masuk ke dalam bersamanya.
Karena kami datang terlambat, semua hidangan sudah disajikan.
Tokoh-tokoh penting Keluarga Hua pun juga hadir, ditambah dua orang tamu, yaitu Felicia dan Keith.
Dengan adanya keberadaan orang luar, tandanya ini bukanlah makan malam keluarga. Ini tampak seperti sebuah pertemuan.
Aku dan Yulianto pun mengerti dengan jelas,bahwa tujuan mereka menyuruh kami datang ialah untuk membicarakan Lanhai Technology.
Semua yang terjadi saat ini, sama seperti apa yang sudah diduga oleh Yulianto.
Baik Daniel maupun Howard, mereka berdua tidak memiliki keturunan, jadi secara alami Melvin akan menjadi satu-satunya cucu kesayangan di keluarga ini.
Hendra bahkan menyarankan agar Melvin makan bersama di meja, tetapi Yulianto tidak menyetujuinya. Karena di dalam aturan Keluarga Hua, dikatakan bahwa anak-anak tidak boleh makan di meja, jadi mereka tidak boleh terlalu memanjakan anak-anak.
Tatapan Felicia sungguh tajam, bagaikan pisau yang hampir tidak pernah berpaling dariku, tapi aku tidak takut padanya. Ini adalah Keluarga Hua. Aku adalah menantu dari Keluarga Hua. Dia hanya tamu yang diundang oleh Keluarga Hua, sehingga dia tentu tidak berani untuk membuat keributan di sini.
Sebenarnya, dia hampir saja menjadi menantu Keluarga Hua dan menjadi salah satu pemilik di sini.
Jika aku menjadi dirinya, maka bagaimanapun juga aku tidak akan pernah mau masuk ke dalam Keluarga Hua, karena Yulianto pun sudah memilih untuk meninggalkannya, lalu melarikan diri dengan wanita lain di luar sana. Jika dipikir-pikir dia memang memiliki cukup banyak alasan untuk membenciku.
"Ayo, kita bersulang. Terima kasih Felicia karena telah bergabung untuk makan malam dengan keluarga kami," ujar Hendra sambil mengangkat gelasnya.
Hendra menyebut nama Felicia, tapi tidak menyebut tamu lainnya, yaitu Keith.
Aku melirik Keith dan Erika. Ekspresi di wajah Keith tampak dengan jelas berubah, tetapi Erika tampak tetap tenang, tidak memiliki ekspresi apapun.
“Terima kasih, Direktur. Aku pun juga sangat senang dapat makan malam dengan kalian. Terima kasih karena tidak memperlakukan diriku sebagai orang luar,” ujar Felicia.
Semua orang pun meminum satu gelas anggur, tapi tidak dengan diriku dan Yulianto. Kami meminum jus segar.
"Nona Chen, kamu memang bukanlah orang luar. Kamu adalah Direktur Perusahaan. Keluarga kita berdua pun memang berteman. Kamu memang selalu menjadi bagian dari keluarga kami," ucap Daniel.
Dalam benakku aku berpikir, melihat Felicia dan Daniel bersulang, lalu saling berbincang, apakah mereka berdua itu akan berkolega?
"Oh ya Keith, apa yang akan kamu ingin katakan padaku sore ini?" Hendra menatap kearah Keith.
"Begini Direktur, hari ini ada sesorang Direktur yang mengatakan bahwa Lanhai Technology awalnya merupakan proyek yang akan diakuisisi, tetapi saat ini proyek itu telah berhasil. Sehingga akan lebih baik jika Lanhai Technology bergabung ke dalam perusahaan, daripada membiarkan orang lain memilikinya. Melakukan akuisisi dengan Lanhai Technolog, yang awalnya adalah rencana perusahaan,"' ujar Keith dengan lantang.
Aku dan Yulianto tidak mengatakan apa-apa, kami hanya menundukkan kepala untuk makan.
Dapat dilihat bahwa Keith yang membuka topik pembicaraan ini, namun nyatanya, Hendra lah yang ingin mengantikan melalu perataan Keith.
Alasan kehadiran Keith pada hari ini, bukanlah untuk makan malam, tetapi karena dia dipaksa untuk mengatakan kebenarannya.
Layaknya orang bodoh, dia pun cocok untuk melakukan hal seperti ini.
"Aku setuju dengan itu. Karena Lanhai Technology awalnya merupakan bagian dalam perusahaan, itu tidak boleh dimiliki secara pribadi. Aku yakin Yulianto juga akan mempertimbangkan hal ini secara menyeluruh, lalu akan membuat Lanhai Technology masuk ke dalam sistem Hua's Inter Company," Daniel mendukung.
"Aku selalu berpikir seperti ini, saran ku dan Direktur yang lainnya pun juga sama," Felicia segera berkata.
Saat itu, dalam sekejap ada tiga orang menekan ku dan Yulianto. Ini bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja, pasti telah direncanakan.
Perjamuan ini memang diadakan karena ada maksud buruk. Meskipun perjamuan ini tidak direncanakan untuk menghabiskan orang yang ada di dalamnya, tapi perjamuan ini telah disiapkan untuk membuatku dan Yulianto masuk ke dalam perangkap.
Aku dan Yulianto masih tidak mengatakan sepatah kata pun. Ini adalah makan malam Keluarga Hua. Jika ingin membicarakannya, maka Yulianto dapat lebih dulu mengatakannya, aku tidak sedang terburu-buru.
“Yulianto, mengapa kamu tidak bicara? Apa maksudmu?” Erika sudah kehilangan kesabarannya, segera bertanya pada Yulianto.
"Apa nya maksudku?" Yulianto mengangkat kepalanya, lalu bertanya, seakan tidak tahu apa yang mereka bicarakan.
"Apakah kamu setuju dengan saran mereka?" Erika bertanya.
"Aku sedang tidak fokus barusan, sehingga tidak mendengar apa yang kalian katakan, saran seperti apa?" Yulianto berkata dengan ringan.
Semua orang yang berada di atas meja saling memandang. Tidak ada yang percaya jika Yulianto tidak mendengarnya. Bahkan, aku sendiri pun juga tidak mempercayainya.
Dapatkah Yulianto menjadi tidak fokus ketika mendengar topik pembicaraan yang penting seperti itu?
Novel Terkait
Menunggumu Kembali
NovanMy Lady Boss
GeorgeCantik Terlihat Jelek
SherinCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeWahai Hati
JavAliusNikah Tanpa Cinta×
- Bab 1 Menjual diri
- Bab 2 Kembali bertemu
- Bab 3 Aku bukan pelacur
- Bab 4 Tuan Muda Keempat
- Bab 5 Aku tidak bersedia
- Bab 6 Kamu sungguh keterlaluan
- Bab 7 Menjebak
- Bab 8 Bingung
- Bab 9 Pengaruh obat
- Bab 10 Dia akan segera datang
- Bab 11 Bodoh
- Bab 12 Kamu bisa memukul wajahku?
- Bab 13 Manipulasi
- Bab 14 Lakukanlah sesukamu
- Bab 15 Dibodohi lagi
- Bab 16 Sesuka hati
- Bab 17 Anak-anak orang kaya
- Bab 18 Jamua Malam Keluarga
- Bab 19 Hujan Malam
- Bab 20 Rahasia lantai atas
- Bab 21 Punyaku?
- Bab 22 Tidak Rela Untuk Berpisah Juga Suatu Kesalahan
- Bab 23 Memerankan Karakter Seperti Apa
- Bab 24 Hadiah
- Bab 25 Dalam Hujan Lebat
- Bab 26 Luka hati
- Bab 27 Mengapa ?
- Bab 28 Musuh
- Bab 29 Apakah hanya berani menyakiti wanita ?
- Bab 30 Apakah aku kalau bukan kamu
- Bab 31 Katakan sekali lagi
- Bab 32 Sedekah
- Bab 33 Kegelisahan
- Bab 34 Kunjungan rumah
- Bab 35 Jebakan
- Bab 36 Serangan Balik
- Bab 37 Meminta Tolong
- Bab 38 Masa Lalu
- Bab 39 Sifat Aslinya
- Bab 40 Mengekspos
- Bab 41 Kenapa kamu begitu berkeringat?
- Bab 42 Aku tidak menyukaimu
- Bab 43 lepaskan
- Bab 44 Bukan Aku
- Bab 45 Sungguh Galak
- Bab 46 Bukti
- Bab 47 Tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah
- Bab 48 Pria yang banyak rahasia
- Bab 49 Tidak bisa melihat orang dari penampilan
- Bab 50 Kejam
- Bab 51 Panggil Ayah
- Bab 52 Masuk akal
- Bab 53 Semakin antusias
- Bab 54 Kebetulan
- Bab 55 Maksudnya bukan seperti ini
- Bab 56 Tidak Mudah Terprovokasi
- Bab 57 Memegang Janji
- Bab 58 Dalam Hati Merasakan Kesenangan
- Bab 59 Tampaknya Mengerti
- Bab 60 Adanya Rasa Egois
- Bab 61 Kekuatan Yang Tidak Kecil
- Bab 62 Aneh Bisa Memilihmu
- Bab 63 Sedikit Memberikan Warna
- Bab 64 Inti
- Bab 65 Sangat Tidak Seimbang
- Bab 66 Seberapa Sulit
- Bab 67 Kamu Saja
- Bab 68 Penipu
- Bab 69 Komputer Canggih
- Bab 70 Juga Adalah Jebakan
- Bab 71 Mengetahui Kebenarannya
- Bab 72 Tidak tergantikan
- Bab 73 Hanya Pantas Menenteng Sepatu
- Bab 74 Jumlahnya Tidak Banyak
- Bab 75 Semoga Ada Hasilnya
- Bab 76 Melihat Keriuhan
- Bab 77 Pengaruh Yang Besar
- Bab 78 Tubuh Yang Bagus
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Tidak Peduli Bentuknya
- Bab 81 Menurutku Kamu Bisa
- Bab 82 Bukan Sesuatu Yang Istimewa
- Bab 83 Merasa Agak Bersalah
- Bab 84 Bukan Pemula
- Bab 85 Jelas Sekali Bukan
- Bab 86 Terlihat sedikit akrab
- Bab 87 Sangat mengejutkan
- Bab 88 Dalam satu malam
- Bab 89 Sekali Mendayung Dua Pulau Terlampaui
- Bab 90 Mendorongku ke tembok
- Bab 91 Ini Sangat Penting
- Bab 92 Gaya Apa
- Bab 93 Kebahagiaan Melayang
- Bab 94 Bukti Yang Sangat Kuat
- Bab 95 Memberikan Dampak Buruk Pada Tubuh
- Bab 96 Tidak masuk akal
- Bab 97 Tidak masuk akal
- Bab 98 Mengganggu wanita
- Bab 99 Dirimu yang menghindar
- Bab 100 Prajurit sedang dalam bahaya
- Bab 101 Pekerjaan Yang Sia-Sia
- Bab 102 Keluarga Yang Hebat
- Bab 103 Berusaha Tampil Sebaik Mungkin
- Bab 104 Benar-Benar Sangat Jahat
- Bab 105 Tidak Ada Kharisma
- Bab 106 Punya Reputasi
- Bab 107 Apa yang ingin dia lakukan
- Bab 108 Tidak tahu malu
- Bab 109 Solusi Yang Lebih Baik
- Bab 110 Ada harga diri
- Bab 111 Bagaimana membuktikannya
- Bab 112 Bagaimana Mungkin
- Bab 113 Hatinya jauh lebih tenang
- Bab 114 Benar Juga
- Bab 115 Tak Ternilai
- Bab 116 Kesan Pertama Yang Baik
- Bab 117 Tidak Sopan
- Bab 118 Pertempuran
- Bab 119 Menenangkan Diri Sendiri
- Bab 120 Apa kamu ingin mati
- Bab 121 Takdir Mempermainkan Manusia
- Bab 122 Benar-benar Bukan Manusia
- Bab 123 Menjaga Jarak
- Bab 124 Tidak Bisa Tenang
- Bab 125 Turut Prihatin Padamu
- Bab 126 Sangat kuat
- Bab 127 Mutiara di dalam Lautan
- Bab 128 Melihat aku dipermalukan
- Bab 129 Adalah orangku
- Bab 130 Lengan panjang
- Bab 131 Tidak bisa menahan emosi
- Bab 132 Citra perempuan
- Bab 133 sedikit mengejutkan
- Bab 134 Jalan Lain
- Bab 135 Menunggu kesempatan untuk pindah
- Bab 136 Tidak bisa diselesaikan
- Bab 137 Keterlaluan
- Bab 138 Jauh lebih rileks
- Bab 139 Aku akan melakukan yang terbaik
- Bab 140 Sesuai keinginanmu
- Bab 141 Mudah sekali
- Bab 142 Tidak bisa menikmati
- Bab 143 Panutan Belajarku
- Bab 144 Tidak sanggup Menerima
- Bab 145 Tiada habisnya
- Bab 146 Tidak Peduli
- Bab 147 Ingat
- Bab 148 Kamu Tidak Tahu Malu
- Bab 149 Tidak Bisa Menjebakku
- Bab 150 Niat Apa
- Bab 151 Dibuat Gila
- Bab 152 Berakting Sendiri
- Bab 153 Benar-Benar Hebat
- Bab 154 Mengompori
- Bab 155 Mendapatkan Keseimbangan
- Bab 156 Pemaluan Yang Besar
- Bab 157 Sangat berpengetahuan
- Bab 158 berkah dari kehidupan sebelumnya
- Bab 159 Tolong tenang sedikit
- Bab 160 Tidak bisa menyentuhku
- Bab 161 Kefokusan yang Sangat Tajam
- Bab 162 Berhati Kecil
- Bab 163 Hanya Ada Yang Lebih Bodoh
- Bab 164 Saling Memuji
- Bab 165 Sudah Tahu
- Bab 166 Kebahagiaan Terbesar
- Bab 167 Sempurna Tanpa Cacat Sedikipun
- Bab 168 Menyebarkan Keromantisan
- Bab 169 Muncul Kecurigaan
- Bab 170 Berpura-Pura Bodoh Padaku
- Bab 171 Bersikap Mendominasi
- Bab 172 Wajar
- Bab 173 Tidak Diragukan
- Bab 174 Banyak Tingkatan Yang Berbedaan
- Bab 175 Tidak Berdasar
- Bab 176 Membuatku Merasa Jijik
- Bab 177 Perkataan Mengejutkan
- Bab 178 Ahli Cinta
- Bab 179 Tidak Serius
- Bab 180 Sembunyi Dulu Saja
- Bab 181 Hal yang Baik
- Bab 182 Sangat Canggung
- Bab 183 Pasti Berhasil
- Bab 184 Solusi
- Bab 185 Rasa yang Dingin
- Bab 186 Tidak Punya Hati Nurani
- Bab 187 Bersikap Netral
- Bab 188 Terlihat Kuat Dari Luar, Akan Tetapi Dalamnya Sangat Lemah
- Bab 189 Kamu Tidak Akan Mengerti
- Bab 190 Seberapa Banyak yang Kamu Pahami
- Bab 191 Daya imajinani yang lumayan tinggi
- Bab 192 Tidak sempat mengurusi diri sendiri
- Bab 193 Sangat tegas
- Bab 194 Semakin mudah
- Bab 195 Bagaikan bermimpi
- Bab 196 Mengata-ngatai
- Bab 197 Membongkar Kartu Akhir
- Bab 198 Perilaku Pribadi
- Bab 199 Pertarungan Sengit
- Bab 200 Sulit Dipercaya
- Bab 201 Masuk akal
- Bab 202 Gentayangan di mana-mana
- Bab 203 Membereskan semuanya
- Bab 204 Begitu Lagak
- Bab 205 Harus Aku Akui
- Bab 206 Sangat berkualitas
- Bab 207 Tidak ada kemampuan
- Bab 208 Sikap apa
- Bab 209 Hal yang menakutkan
- Bab 210 Hubungan apa
- Bab 211 Hidup Bahagia
- Bab 212 Masuk Akal
- Bab 213 Bagaimana cara mengatasinya
- Bab 214 Membuat Orang Muntah Darah
- Bab 215 Tidak memperingatkan kamu
- Bab 216 Sudah Terbiasa
- Bab 217 Wanita Ku
- Bab 218 Jangan Terlalu Bersemangat
- Bab 219 Seorang Istri Harus Mematuhi Suaminya
- Bab 220 Posisinya Terlalu Rendah
- Bab 221 Ada Maksud Buruk Dibalik Perjamuan Makan
- Bab 222 Dia Tidak Peduli
- Bab 223 Bukan Orang Jahat
- Bab 224 Apa yang Perlu Ditebak?
- Bab 225 Jangan Bicara Omong Kosong Denganku
- Bab 226 Apakah dia tidak bisa melihatnya
- Bab 227 Mesra
- Bab 228 Sudah terjadi
- Bab 229 Motif yang sebenarnya
- Bab 230 Emosional
- Bab 231 Berusaha Lebih Keras
- Bab 232 Benar-Benar Hadiah Yang Besar
- Bab 233 Melakukan Pergerakan Setelah Adanya Pertimbangan
- Bab 234 Tunggu Kapan Lagi
- Bab 235 Sesuka Hati Berkata
- Bab 236 Masalah Penting
- Bab 237 Apa Artinya
- Bab 238 Terserah Padamu
- Bab 239 Berhenti Sebentar
- Bab 240 Yang Lebih Cantik
- Bab 241 Mulut binatang buas
- Bab 242 Tidak akan mengampunimu
- Bab 243 Suami istri yang saling mencintai
- Bab 244 Tidak bisa berkata-kata
- Bab 245 Kandidat yang paling cocok
- Bab 246 Ini tidak logis
- Bab 247 Tidak yakin
- Bab 248 Ada orang sengaja mengaturnya
- Bab 249 Frustasi
- Bab 250 Siapa lagi yang bisa
- Bab 251 Tidak Optimis
- Bab 252 Mengutamakan Kepentingan Bersama
- Bab 253 Mengakui Akan Mendapatkan Keringanan Hukuman
- Bab 254 Persiapan Mental
- Bab 255 Tak Berdaya
- Bab 256 Melamun
- Bab 257 Belajar Dari Kehidupan
- Bab 258 Menghindari Pertemuan
- Bab 259 Bertemu Lagi
- Bab 260 Orang Yang Terkenal
- Bab 261 Jangan menganggu terus
- Bab 262 Tidak Berkata apa-apa
- Bab 263 Tidak tergugah
- Bab 264 Binatang berpakaian manusia
- Bab 265 Ternyata begitu
- Bab 266 Mengganti Dengan Gaya Kelas Atas
- Bab 267 Bukan Masalah
- Bab 268 Terlepas Dari Rasa Beban
- Bab 269 Alasan Yang Mana
- Bab 270 Mempertanyakan Soal Makam
- Bab 271 Berkharisma
- Bab 272 Memiliki Tekanan Besar
- Bab 273 Bangunan Masih Sama Tapi Orang Sudah Berubah
- Bab 274 Kembali
- Bab 275 Jangan Membenciku
- Bab 276 Jatuh terluka
- Bab 277 Tetap bersikap tenang
- Bab 278 kembali berharap
- Bab 279 Persaingan sehat
- Bab 280 Silahkan kamu pergi
- Bab 281 Bahaya yang lebih besar
- Bab 282 Temani aku ngobrol
- Bab 283 Tebakannya langsung benar
- Bab 284 Sangat realistis
- Bab 285 Tak terduga
- Bab 286 Sangat berjodoh
- Bab 287 Waktu tidak bisa kembali
- Bab 288 Lama tidak bertemu
- Bab 289 Niat jahat
- Bab 290 Dekorasi yang indah
- Bab 291 Apa Yang Kamu Lakukan?
- Bab 292 Segera berkumpul kembali
- Bab 293 Bertemu dia lagi
- Bab 294 Pria Super Tampan
- Bab 295 Mengejutkan dan mengagumkan
- Bab 296 Jangan Hiraukan Dia
- Bab 297 Berkata Jujur
- Bab 298 Bukti
- Bab 299 Senang Di atas Penderitaan Oranglain
- Bab 300 Menghindar
- Bab 301 Pengkhianat
- Bab 302 Menyebalkan
- Bab 303 Fitnah
- Bab 304 Tinggal
- Bab 305 Kabur
- Bab 306 Nada salah
- Bab 307 Bicarakan baik-baik
- Bab 308 Menjadi patuh
- Bab 309 Menyuapimu
- Bab 310 Lubang hitam
- Bab 311 Membuat Penasaran
- Bab 312 Siapa Yang Sakit
- Bab 313 Merahasiakan
- Bab 314 Ditanya-tanya
- Bab 315 Tidak keluar
- Bab 316 Orang Pintar
- Bab 317 Aku Bukan Orang Luar
- Bab 318 Mencari Kamu
- Bab 319 Wajah Merona
- Bab 320 Pura-pura Sakit
- Bab 321 Bergerak
- Bab 322 Kita Akan Baik-Baik Saja
- Bab 323 Konflik
- Bab 324 Benar-Benar Sangat Mendesak
- Bab 325 Ternyata Enak Sekali
- Bab 326 Pribadi
- Bab 327 Tidak Tega
- Bab 328 Berkhianat
- Bab 329 Anak Gadis
- Bab 330 Ada Apa
- Bab 331 Tenang
- Bab 332 Menurut Kamu Bagaimana?
- Bab 333 Akrab
- Bab 334 Sudah Tidak Ada Masalah
- Bab 335 Orang Picik
- Bab 336 Tidak Bersalah
- Bab 337 Orang Yang Berguna
- Bab 338 Saudara
- Bab 339 Muda Dan Bersemangat
- Bab 340 Minta Maaf
- Bab 341 Foto Bersama
- Bab 342 Hadir
- Bab 343 Lalu Apa Maksudnya
- Bab 344 Wangi
- Bab 345 Orang Yang Tidak Penting
- Bab 346 Tenang
- Bab 347 Gadis cantik mabuk
- Bab 348 Apakah aku sudah gila
- Bab 349 Menyiksa
- Bab 350 Nanti kita bicarakan lagi
- Bab 351 Apa ini
- Bab 352 Melempar tangan
- Bab 353 Mempersulit
- Bab 354 Mengubah rencana
- Bab 355 Tuan Michael
- Bab 356 Kejadian Tak Terduga
- Bab 357 Bukan Dia
- Bab 358 Pasti Ada Persaingan
- Bab 359 Masalah Rumit
- Bab 360 Tempat Umum
- Bab 361 Mencari tahu
- Bab 362 Mendengarkanmu
- Bab 363 Apakah bodoh
- Bab 364 Penjudi
- Bab 365 Menangani
- Bab 366 – Bukan Urusanku
- Bab 367 Korban
- Bab 368 – Langsung berbicara ke intinya
- Bab 369 Kesedihan
- Bab 370 Aku Mengubah Pikiran Aku
- Bab 371 Sakit Hati
- Bab 372 Tidak Tega Hati
- Bab 373 tidak bercerita?
- Bab 374 Selalu sangat dalam
- Bab 375 tidak memaafkan
- Bab 376 Berpura-pura Tertarik
- Bab 377 Memutarbalikkan
- Bab 378 Kembali Diputarbalikkan
- Bab 379 Sudah Tidak Tahan Lagi
- Bab 380 Disengaja
- Bab 381 Salling Memaksa
- Bab 382 Dihalangi Didepan Pintu
- Bab 383 Membuat Masalah
- Bab 384 Makan-makan Keluarga
- Bab 385 Tidak Belajar Apa-apa
- Bab 386 Peran yang sulit
- Bab 387 Meledak Marah
- Bab 388 Rock
- Bab 389 Dia adalah adikku
- Bab 390 Tidak boleh
- Bab 391 Aku Juga Tidak Pergi
- Bab 392 Diduga Teman Lama
- Bab 393 Semuanya Terihat Familiar
- Bab 394 Aku Bukan Dia
- Bab 395 Benar-benar Palsu
- Bab 396 berpura-pura
- Bab 397 penghasutan
- Bab 398 perubahan tiba-tiba
- Bab 399 tidak terlambat
- Bab 400 ceritanya panjang
- Bab 401 Perasaan
- Bab 402 Buntu
- Bab 403 Datang Tak diundang
- Bab 404 Rencana
- Bab 405 Kemitraan
- Bab 406 Siasat
- Bab 407 Perjanjian
- Bab 408 Berterima kasih secara langsung
- Bab 409 Ada masalah
- Bab 410 Ternyata begitu
- Bab 411 Mengancam Aku?
- Bab 412 Wanita Muda Cantik
- Bab 413 Tunangan
- Bab 414 Mendengarkan Dia
- Bab 415 Kemenangan
- Bab 416 Kolaborasi yang Kuat
- Bab 417 Tidak Bisa Menerima
- Bab 418 Wawancara
- Bab 419 Pesta Minum
- Bab 420 Pergi
- Bab 421 Tiba-tiba dan tidak menduga
- Bab 422 Menunggu Kabar
- Bab 423 Mengkhianati
- Bab 424 Dikurung
- Bab 425 Transaksi
- Bab 426 fakta
- Bab 427 Sedikit lelah
- Bab 428 Mengakui
- Bab 429 Ayah
- Bab 430 Takdir
- Bab 431 Hati yang hampa
- Bab 432 Berbohong
- Bab 433 Mengambil barang milik orang lain
- Bab 434 Berakting
- Bab 435 Aneh
- Bab 436 Bertemu
- Bab 437 Pertemuan Tidak Menyenangkan
- Bab 438 Suami Istri Menjalani Hidupnya Masing-masing
- Bab 439 Nona Besar
- Bab 440 Kamu adalah Dia
- Bab 441 Kamu
- Bab 442 Ingatan Yang Hilang
- Bab 443 Berantakan
- Bab 444 Seluruh Situasi
- Bab 445 Kebakaran
- Bab 446 iblis
- bab 447 melarikan diri
- Bab 448 anjlok
- Bab 449 gelisah
- Bab 450 meminta bantuan
- Bab 451 Masalah pribadi
- Bab 452 Permasalahan dalam perusahaan
- Bab 453 Pengobatan Tradisional
- Bab 454 Tidak Mungkin Kambuh
- Bab 455 Bahagia
- Bab 456 dapat dipercaya
- Bab 457 cowok itu ganteng