Nikah Tanpa Cinta - Bab 180 Sembunyi Dulu Saja

"Tarik tali kuda, terus tarik, memaksanya berhenti!" orang di belakang sekali lagi teriak.

Saat ini aku sudah dibuat sangat terkejut, tapi masih berusaha menarik tali kuda, dan kuda langsung sedikit melambat.

Saat ini pria brengsek itu berhasil mengejarku, dia menunggang kuda dekat denganku, lalu teriak, "Berikan tali kuda padaku!"

Saat ini aku juga hanya bisa berharap pada pria itu, jadi aku pun melemparkan tali kuda padanya. Tapi kuda sedang berlari, aku juga terlalu panik, lemparanku tidak tepat, dan pria itu juga tidak berhasil menangkap, tali kekang kuda terjatuh begitu saja ke atas tanah!

Gawat, benar-benar gawat. Sekarang kuda ini benar-benar lepas dari kekangan, terserah mau lari bagaimana saja!

Tapi kuda hitam itu mengejar lagi, orang di atas kuda tiba-tiba melompat ke arahku, tidak terjatuh ke atas kuda, juga tidak menarikku, melainkan dari samping perut kuda, terjatuh ke atas tanah.

Pria itu jatuh seperti ini, tali kuda juga berhasil pria itu pegang.

Pria itu menarik tali dengan kencang, kuda itu juga akhirnya berhenti, lalu meringkik sekali. Juga tidak tahu perasaan apa yang kuda ini ingin sampaikan.

Lalu aku mendengar suara tawa, yaitu dari pria brengsek yang menarik tali kuda itu, "Kamu benar-benar tidak bisa menunggang kuda. Cupu!"

Aku tidak mempedulikannya, turun dari kuda, dan memarahi dengan kencang, "Kamu ini gila ya? Kenapa mau memukul kudaku dan membuat kudaku terkejut?"

"Kudamu sangat bagus. Kuda sebagus itu, kalau diajak jalan pelan-pelan sama saja dengan menghinanya. Kuda seperti itu seharusnya lari kencang. Apa kamu tidak mengerti? Tapi mana aku tahu orang yang menunggang kuda seperti itu adalah orang yang cupu. Aku kira kamu membohongiku, hahaha ......." pria itu tertawa kencang.

"Kamu itu sakit jiwa, selain itu juga sudah parah! Dasar gila!" aku benar-benar sangat marah, ingin sekali pergi menampar pria itu, tapi aku tahu tidak boleh berbuat seperti itu. Hanya bisa marah-marah saja.

"Apa kamu tahu siapa aku, berani memarahiku seperti itu? Di sini tidak ada orang lain, apa kamu masih berani memarahiku lagi?" pria itu tersenyum jahat.

Di saat orang ini tersenyum seperti itu, rasanya sangat jahat, seperti seekor ular saja. Selain itu juga adalah jenis ular yang memiliki luaran sangat cantik dan menarik. Ular yang semakin cantik dan menarik, biasanya yang paling beracun.

Setelah melihat-lihat sekitar, kita memang sudah berlari terlalu jauh, sudah sangat jauh dari area peristirahatan.

Dia mengancamku juga bukannya tidak masuk akal. Di saat ini, aku memang lebih baik tidak membuat marah seorang psikopat.

Karena itu aku berjalan pulang, tidak berani menunggang kuda lagi, aku lebih bersedia berjalan pulang perlahan-lahan.

"Eh, kudamu tidak mau lagi? Kuda sebaik ini, dibuang di sini?" pria itu berkata dari belakang.

Aku tidak mempedulikan pria itu, hanya berjalan lurus ke area istirahat.

Tapi dia mengikuti dengan cepat, tangan kanannya menggandeng kuda hitam, tangan kanan menggandeng kuda putihku, mengikuti di belakangku. Pria itu sangat pandai mengontrol kuda. Kedua kuda dalam gandengannya, memiliki jarak yang pas dan mengikutinya dengan patuh.

"Hei cupu, siapa namamu?" pria itu berada sangat dekat denganku dan bertanya.

Aku sekarang tidak berani membuat pria ini marah, tapi juga tidak ingin mempedulikannya. Hanya berjalan dengan kesal saja.

"Kamu tidak bisa naik kuda, tapi menunggang kuda yang begitu bagus? Apa kamu pertama kali naik kuda? Kalau kamu suka, aku bisa ajari kamu." dia bicara sekali lagi.

"Tidak perlu." aku menjawab dengan dingin.

"Tidak perlu bayar, gratis." pria ini sangat tidak tahu malu, terus mengejar tiada henti.

Orang ini pandai bicara, tidak tulus, dan licik, sekali dilihat saja sudah tahu bukan orang baik.

Aku memutuskan untuk tidak membuat marah pria ini. Ada pepatah yang mengatakan kalau orang baik berkumpul, maka orang jahat akan pergi. Tapi kalau tidak mampu, lebih baik sembunyi dulu saja.

"Kamu punya pacar tidak?" tidak disangka pertanyaan pria ini semakin terus terang.

Karena pria ini terus bertanya, lebih baik membiarkan dia menyerah saja. Karena itu aku menjawab, "Anakku saja sudah SD."

"Ah? Cepat sekali? Istri muda ya, aku suka istri muda. Hehe." pria ini tersenyum jahat lagi.

Perkataan ini semakin terus terang dan hatiku semakin merasa jijik, tidak mempedulikan dia dan berjalan semakin cepat. Tapi aku berjalan cepat, dia juga ikut berjalan cepat, terus mengikut dari belakang, tidak henti mengatakan perkataan-perkataan yang menggoda dan rendahan.

Aku juga tidak berani melawan karena tidak mempunyai kekuatan untuk melawannya. Dan dia juga bukan orang jahat, jadi aku hanya bisa menahan diri untuk sementara.

Akhirnya menahan diri sepanjang jalan, sampailah juga di area peristirahatan. Karyawan di sana menghampiriku, bertanya apakah aku menunggang kuda dengan senang. Suasana hatiku sedang buruk, tidak menjawabnya, dan langsung pergi ke ruang ganti baju.

Peruntunganku bagus juga. Setelah aku keluar dari ruang ganti baju, di area istirahat itu aku melihat orang yang ingin aku cari, Peter Shen.

Sebelum datang aku sudah melihat banyak foto tentang Peter Shen. Rambutnya yang tersisir rapi ke belakang itu sangat mudah dikenali. Karena bagaimanapun di zaman ini, tidak banyak anak muda yang menyisir rambut ke belakang seperti ini.

Peter Shen mengenakan kemeja putih bersih, menenteng tas gantung, dan kelihatannya sudah mau pulang.

Aku ingin pergi menyapanya, tapi rasanya agak mendadak. Saat sedang memikirkan bagaimana menyapa dengan wajar, dia malah melihatku.

Lalu masalah yang terjadi berikutnya semakin membuatku terkejut, dia berjalan menghampiriku. Aku berpikir dalam hati, bagaimana bisa dia mengenaliku? Selain itu tahu kalau aku datang ke arena kuda hari ini adalah untuk mencarinya?

Saat dia berada satu meter jauhnya dariku, dia tiba-tiba terhenti, "Apakah ini nona bermarga Yao?"

Kelihatannya sudah dikenali. Kalau begitu, aku juga tidak perlu pura-pura lagi, "Halo, Tuan Shen."

"Ternyata benar kamu ya, Ivory!" Peter Shen tiba-tiba senang dan langsung memanggil namaku.

Ini membuatku sedikit terkejut, mungkin aku yang salah melihat ekspresinya berubah senang. Tapi memanggil langsung namaku, aku tidak mungkin salah dengar. Dia sebagai pebisnis yang membangun perusahaannya sendiri, pasti tahu kalau langsung memanggil nama orang pasti tidak sopan bukan? Kenapa dia masih bisa memanggil dengan begitu tenang?

"Tidak disangka kamu juga mengingatku. Lama tidak berjumpa, apa kamu baik-baik saja?" pria itu mendekat, kali ini aku melihat jelas, wajahnya benar-benar sangat senang.

Dia bilang 'lama tidak bertemu', juga bilang kalau aku 'juga mengingatnya', artinya adalah, aku pernah bertemu dengannya. Sedangkan ingatannya terhadapku, berasal dari dulu, dan bukan sepertiku, tadi melihat informasinya baru mengetahui orang ini.

"Waktu itu kamu adalah perempuan jenius di jurusan ekonomi kita. Di pelajaran matematika lanjutan atau pelajaran lain, kamu mendapat nilai seratus. Dulu guru bilang di kelas kami, di jurusan kalian ada satu adik kelas jenius, sangat pintar di kimia matematika, kalau ingin mendapat nilai 100, tinggal mendapat nilai 100 saja. Kita akhirnya mencari tahu tentang kamar asrama-mu dan bersama-sama meneriakkanmu dari bawah gedung. Kamu menganggap kami terlalu berisik dan membuang air dari atas. Apa kamu masih ingat? Aku yang disiram paling banyak. Kabarnya kamu melempari kami dengan air cuci kaki, tapi aku selalu mengira bukan, hanya air biasa saja. Karena aku percaya, orang yang bisa mendapat nilai sempurna, pasti tidak akan melakukan hal seperti melempari orang dengan air. Hahaha ..."

Mengingat masa lalu, Peter Shen bisa-bisanya tertawa.

Tapi masalah yang Peter Shen katakan, aku samar-samar mempunyai sedikit ingatan. Tapi sebenarnya adalah air biasa atau air kotor, aku benar-benar tidak ingat lagi.

Tapi aku juga mengira aku tidak mungkin melakukan tindakan seperti melempar air kotor. Ditambah lagi mana ada begitu banyak air bekas cuci kaki?

"Kakak kelas Shen dulu juga sangat hebat, tentu saja aku ingat. Kamu adalah salah satu dari anggota BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Sudah sangat hebat meski masih muda. Kami semua adalah fans kecil-mu lho." aku berkata sambil tersenyum.

Peter Shen semakin senang, "Benarkah. Tapi dulu ketika aku mengirim pesan dan menyatakan perasaanku padamu, kenapa kamu membalasku dengan kosong saja? Kemudian aku bertanya pada teman asramaku, kata mereka, pembalasan pesan yang seperti ini, artinya 'tidak ada yang bisa dikatakan' dan sempat membuatku sedih untuk waktu yang lama."

Aneh sekali, ternyata ada masalah seperti ini juga? Aku benar-benar sudah lupa!

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu