Nikah Tanpa Cinta - Bab 294 Pria Super Tampan

Aku melototi Michael Lu, “Apanya yang milik kamu, kalau kamu tidak menyambut aku di sini, aku bisa pergi sekarang juga, tapi jangan bicara sembarangan.”

Michael Lu menatap teman kerja aku itu, “Kalau kamu mau minum bir, cari pria untuk minum denganmu, seorang pria mencari wanita untuk minum bersamanya, tidak malu?”

Itu adalah teman kerja dari bagian divisi usaha, biasanya memang suka minum bir, malam ini sudah tidak sedikit dia minum, emosinya juga sudah tidak stabil, ditatapnya Michael Lu dan berkata, “Orang luar negeri juga bisa minum bir?”

Michael Lu bukan orang luar negeri, tapi tampang luar negerinya memang mencolok sekali, jelas sekali teman kerjaku ini bilang dia orang luar negeri dengan maksud mengejek bahkan merendahkan.

Michael Lu yang sering bergumul dengan macam-macam orang, tentunya bisa mendengar dengan jelas maksud perkataan ini. Aku melihat bibirnya tersenyum dingin.

“Orang luar negeri juga bisa minum, minum minuman kecil seperti ini saja bisa sampai lima enam botol.” Michael Lu tersenyum dingin dan suram.

Aku sudah tahu emosinya semakin naik, refleks aku mengkhawatirkan teman kerjaku.

“Lima enam botol? Bicaranya berlagak sekali.” Karena pengaruh alkohol, teman kerja aku ini juga tidak mengalah.

“Kalau kamu tidak percaya, boleh coba.” Senyum Michael Lu semakin seram.

“Aku malah sangat ingin mencoba.”

Sekali dua orang pria bertemu di meja bar, maka sangat besar kemungkinan akan terjadi perkelahian. Dan justru orang seperti Michael Lu, hal yang paling disukai adalah berkelahi dengan orang lain.

Michael Lu mengisyaratkan pelayan di samping untuk mendekat, membisikkan sesuatu di telinganya, pelayan tersebut keluar untuk memerintah, dengan cepat ada yang datang membawa dua kotak bir impor. Bir impor yang sangat keras.

“Kalau memang teman kamu datang, tentu saja aku akan menjadi tuan rumah yang baik. Malam ini aku traktir semua. Selain itu, yang ingin minum bir cari aku, aku akan menemani sampai akhir.” Ujar Michael kepadaku sambil tersenyum.

Aku bilang, “Tidak perlu, aku yang bayar saja.”

Michael Lu melambaikan tangan, “Hargai kemurahan hatiku, aku tahu kalian yang pekerja kantoran meremehkan kami yang berandalan, tapi kalau memang sudah datang ke sini, maka semuanya adalah tamu, yang ingin minum lapor saja, kamu minum berapa banyak, aku juga minum berapa banyak, bagaimana kalau dimulai dari kamu?” Matanya beralih ke teman kerja yang tadi ingin memberiku bir.

Teman kerja aku itu juga tidak mengalah, ia langsung membuka bir tersebut. Dia menuang dua gelas penuh dan mau cheers dengan Michael Lu.

Namun Michael Lu tidak menganggapnya, ia langsung mengambil botol, “Habiskan langsung, yang mengganti nafas satu kali itu anak, ganti nafas dua kali itu cucu, ganti nafas tiga kali itu binatang, aku habiskan dulu sebagai tanda hormatku.”

Usai mengatakannya, tanpa menunggu respon orang lain, dia langsung meneguk habis satu botol bagaikan meneguk air.

Tampak jakunnya terus bergerak, ia tidak berhentinya minum, tapi tanpa mengganti nafas, satu kali nafas pun tidak. Tenggorokannya bagaikan sebuah ember, bir tersebut dituang langsung kedalam tanpa rintangan sama sekali.

Dia mengayun botol kosong itu, “Aku selesai, giliran kamu.”

Teman kerja aku itu agak bodoh. Dia mengira satu gelas saja sudah sangat hebat, tidak disangka Michael Lu langsung menghabiskan satu botol, bahkan tanpa mengganti nafas.

Michael Lu menyodorkan satu botol lain yang sudah dibuka, “Minum, aku sudah minum dan kamu tidak minum, apakah kamu ingin mempermainkan aku?”

Aku mewakili teman kerja aku itu berkeringat dingin, dia yang memulai masalah, aku juga tidak enak untuk mengatakan sesuatu, aku hanya berharap tidak peduli bagaimana pun dia akan meminum bir tersebut. Kalau pun nanti mati mabuk, itu juga lebih baik daripada menyinggung perasaan Michael Lu yang bagaikan iblis ini.

“Aku tidak bisa minum sebanyak ini.” Kata teman kerjaku.

“Tidak bisa minum sebanyak ini masih berani menantang aku? Mana keberanianmu tadi?” Ujar Michael Lu dengan dingin.

“Aku mengira hanya minum satu gelas, tapi kamu mau minum sebotol, kalau aku meminumnya pasti akan muntah di tempat.” Teman kerjaku mulai takut.

“Kalau begitu minta bos kamu mewakili kamu untuk memohon, maka aku akan mengizinkan kamu untuk minum setengah botol saja. Asalkan dia membuka mulut, maka semuanya gampang diatur.” Ujar Michael Lu.

“CEO Yao……” Teman kerja itu benar-benar memandang ke aku.

Aku hampir mau gila rasanya. Orang ini benar-benar tidak berguna, jelas sekali Michael Lu ingin aku terlibat, teman kerja ini masih dengan patuhnya terjebak. Yang minum bir adalah kalian para pria, apa hubungannya dengan aku, berdasarkan apa meminta aku memohon kepadanya untuk kamu?

Tapi bagaimana pun juga dia adalah bawahanku, kalau memang dia sudah membuka mulut, aku juga tidak bisa tidak peduli sedikit pun. Kutatap Michael Lu, “Jumlah banyaknya bir yang bisa diterima setiap orang berbeda, kalau dia memang tidak bisa meminumnya, bolehkah jangan menyuruhnya minum sebanyak itu?”

Michael Lu menepuk tangan, “Aku sudah bilang, kamu yang menentukan, kamu mau dia minum berapa banyak maka dia harus minum berapa banyak. Kalau kamu menyuruh aku menghabiskan dua kotak ini, aku juga akan mendengarkan kamu.”

Dia yang begini malah membuat aku semakin tidak enak. Aku menunjuk segelas bir itu dan berkata kepada teman kerjaku, “Kalau begitu kamu habiskan segelas ini saja, jangan buat malu lagi.”

Teman kerja aku mengambil segelas besar bir tersebut, wajahnya penuh ketakutan, kepercayaan diri yang sebelumnya sudah hilang semua karena dikagetkan oleh Michael Lu.

Sehabis minum, ia langsung menyerbu ke arah toilet. Mungkin dia tidak menduga bir tersebut sekeras ini.

Sedangkan Michael Lu seolah tidak ada apa-apa sedikit pun, masih sangat sadar, bagaikan tadi tidak minum sebotol bir, tapi hanya meminum segelas air putih.

“Ayo kita minum satu gelas?” Kata Michael Lu sambil menatapku.

Aku segera menggeleng, “Aku tidak bisa, aku tidak jago minum bir.”

Michael Lu mengangguk, “Baiklah, kalau begitu kamu melihat aku minum saja.”

Setelah itu dia menaikkan satu kaki ke meja, ia menyapu sekeliling, “Ada lagi yang bisa minum? Aku temani sampai akhir. Karena kalian teman CEO Yao, aku temani kalian minum sampai selesai, aku temani sendiri! Setelah minum kalian harus ingat, CEO Yao kalian adalah wanita yang aku lindungi, siapa pun yang berani melawan dia di Shanghai, itu artinya melawan aku, iblis kecil! Yang sedikit bersalah dengan CEO Yao, aku buat dia patah kaki patah tangan, yang sangat bersalah kepada CEO Yao, aku buat dia mati pun tidak punya liang kubur!”

Dia yang berandalan sudah terbiasa dengan ucapan-ucapan seperti itu. Tapi bagi teman-teman kerjaku ini, ucapan ini terlalu menakutkan. Semuanya sampai membelalakkan mata.

Aku hanya bisa mencairkan suasana, “Jangan dengarkan dia, dia sudah mabuk. Semuanya lanjut main saja, tidak perlu menghiraukan dia.”

Jangan lihat Michael Lu itu seperti iblis, tapi tampangnya benar-benar tampan. Ditambah lagi kerennya tadi saat minum bir bagaikan minum air, beberapa wanita cantik di perusahaan terpikat olehnya, tatapan mereka ke dia juga jadi berbinar. Tapi karena aku ada di samping, jadi tidak enak untuk mendekat.

“Tidak perlu khawatir aku akan mabuk, kalau masih ada yang bisa minum, boleh datang saja. Aku sudah bilang, tidak peduli berapa banyak yang bisa kamu minum, aku menemani sampai akhir, jangan bilang di sekelompok pria ini, tidak ada satu pun yang bisa minum!” Michael Lu mulai menantang.

“Ayo, kalian yang pria jangan pengecut.” Teman kerja wanita mulai menggembar-gemborkan para pria. Sebenarnya mereka hanya ingin menonton, ingin mendekati Michael Lu.”

“Kita setiap orang temani dia satu gelas.” Kata seorang teman kerja pria yang lebih pemberani.

“Baik, kalau begitu setiap orang dari kita temani dia minum satu gelas dulu.” Dengan disoraki para wanita, akhirnya para pria dari perusahaan lebih berani.

Kemudian Michael Lu tidak menolak siapa pun yang datang, asalkan yang ingin minum dengannya, tidak peduli orang itu minum berapa banyak, dia juga akan ikut berapa banyak, setelah satu putaran, dia masih duduk tenang di sana, ada beberapa teman kerja pria yang sudah menyerbu ke toilet.

Michael Lu mengibas rambut abunya, memandang semua orang dengan tatapan seram, benar-benar seperti seroang iblis, namun tampannya membuat orang tidak bisa membencinya.

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu