Nikah Tanpa Cinta - Bab 314 Ditanya-tanya

Aku meletakkan ponsel di ranjang, kemudian bilang, “Aku sudah capek, kamu juga istirahat yang awal.”

Tapi Yulianto Hua tidak mau, “Masih awal, tidak perlu tidur seawal ini. Ngobrol sebentar lagi, kamu angkat ponselmu, aku tidak dapat melihat wajah kamu.”

Mau tidak mau aku angkat ponselku dari ranjang, membiarkannya melihat wajahku, kalau tidak, dia tidak akan menyerah.

“Suasana hati kamu kelihatan sedang tidak baik, kenapa? Kamu di Nanju Villa?”

Aku mengangguk, “Ada sedikit masalah, jadi apakah kamu masih mau tidak berhentinya mengganggu aku?”

“Kamu ketemu masalah apa, boleh beritahu aku, aku bantu kamu menyelesaikannya, jangan dipendam dalam hati.”

“Ada beberapa masalah yang kamu juga tidak dapat mengatasinya. Tidurlah yang awal, jangan keluyuran di luar lagi. Aku juga sudah agak capek, mau cepat tidur.”

“Apakah terjadi sesuatu pada Keluarga Tsu? Kenapa tidak bisa memberitahu aku apa yang terjadi? Kamu yakin aku benar-benar tidak dapat membantu?” Yulianto Hua masih tidak mau berakhir.

Tapi persoalan ini tidak boleh aku terus bicarakan dengannya, karena ini berkaitan dengan rahasia Keluarga Tsu. Lagipula kalau pun aku mempercayai Yulianto Hua, masalah Keluarga Tsu juga tidak bisa aku yang inisiatif membocorkannya ke dunia luar, ini juga yang Julian Tsu pernah ingatkan.

“Sudahlah, besok aku masih punya rapat penting, besok pagi masih harus bangun awal untuk persiapan, aku benar-benar sudah mau tidur.”

Akhirnya Yulianto Hua mengiyakan, “Baiklah, kalau begitu kamu tidur yang awal, ketemu sesuatu yang tidak bisa diatasi, ingat mencari aku.”

Aku mengiyakannya, kemudian mematikan telepon.

Setelah menerima telepon dari Yulianto Hua, aku malah merasa hatiku tidak begitu risau lagi. Dengan cepat aku sudah terlelap, bahkan langsung tertidur sampai pagi.

Karena paginya aku mewakili Julian Tsu menghadiri sebuah rapat, jadi sekali bangun aku sudah mulai sibuk. Julian Tsu juga tidak santai saja, saat aku sibuk, dia sambil menjelaskan agenda utama di rapat hari ini, kemudian orang-orang utama yang akan mengikuti rapat, jabatan dan sifat mereka.

Semua ini sudah dia katakan semalam, tapi hari ini dia mengulanginya sekali lagi, untuk membantu aku semakin mengingat.

Ini membuat aku teringat ketika baru menikah dengan Yulianto Hua, dia dijebak orang dan tidak bisa menghadiri rapat pemegang saham, dia juga menyuruh aku mewakilinya, juga menyuruh aku menghafal data mati-matian. Saat itu aku lebih tidak berpengalaman, lebih panik lagi. Masa lalu masih begitu jelas, data yang waktu itu ia suruh hafal sampai sekarang masih jelas di depan mata.

Sebelum keluar, aku mengulangi yang Julian Tsu beritahu tadi. Julian Tsu agak kaget dan bilang, “Adik kecil, aku tidak menyangka daya ingat kamu begitu mengejutkan, kamu mengingatnya sampai begitu lengkap!”

Aku tertawa dan bilang, “Aku tidak punya keahlian lain, hanya agak peka dengan angka, kemudian daya ingat yang lumayan kuat. Serta mungkin semakin besar tekanan batinku, kemampuan dasarku semakin tergerak.”

Julian Tsu berkata, “Semangat, kamu pasti bisa.”

……

Saat aku sampai di Nanhe Corporation, aku tidak menggunakan lift khusus pimpinan tinggi, melainkan lift untuk karyawan biasa. Di jam-jam orang berangkat kerja, para karyawan tampak gelisah karena buru-buru untuk absen kerja. Namun ketika lift datang, masih tetap saling mengalah dengan sopan, ini membuktikan budaya dalam bekerja di Nanhe Corporation sangat bagus, para karyawan juga punya kepribadian yang baik.

Ketika sampai di depan pintu ruang rapat, aku dihadang oleh orang yang menjaga di sana, dia bilang di sini akan ada rapat para pimpinan, tidak diperbolehkan masuk.

Aku bilang aku adalah asisten pribadi CEO Tsu, aku punya persetujuan dari dia untuk menghadiri rapat ini. Serta ini juga disetujui oleh Komisaris dan CEO Jiang. Kemudian menunjukkan kartu identitasku.

Barulah dia memberiku masuk, saat hendak melangkah masuk, seorang pria memanggil, “Tunggu sebentar.”

Pria ini sepertinya berumur tiga puluhan, memakai setelan jas abu-abu, tampan dan berwibawa. Tidak memakai kartu identitas seperti karyawan yang lain, ini berarti dia adalah pimpinan tinggi.

Kemudian dia terus mengamati wajahku. Dari tatapan matanya tampak terkejut.

“Kamu yang disuruh Julian?” Tanya dia tiba-tiba.

Aku tidak tahu dia siapa, dalam benakku dengan cepat mengingat kembali data para pimpinan, tapi benar-benar tidak ada pria tampan ini.

Tapi aku mengangguk, “Berdasarkan peraturan perusahan, aku bisa mewakilinya menghadiri rapat pimpinan dengan persetujuan dia.”

“Peraturan perusahaan sudah diubah. Kamu tidak boleh masuk, pergilah.” Dia melambaikan tangan.

“Sebelum peraturan diubah, berarti masih berlaku. Kalau memang masih berlaku, maka aku boleh masuk.” Bantahku dengan tenang.

Dia mengamati aku lagi, “Kalau aku tetap tidak memberi kamu ikut?”

“Maka aku tidak akan ikut, aku akan memberi laporan ke Komisaris dan CEO Jiang. Aku juga bukannya harus menghadiri rapat, aku hanya mendapat perintah dari CEO Tsu.”

“Kalau begitu masuklah.” Ternyata dia mengalah.

Aku tidak mengucapkan terima kasih, dalam hatiku berpikir orang ini sebenarnya siapa? Kenapa tidak ada gambaran sedikit pun?

Rapat belum dimulai, aku pergi ke toilet sebentar. Setelah memastikan tidak ada yang menguping, aku menelepon ke Julian Tsu untuk memberitahunya orang yang kutemui tadi.

“Dia sudah pulang?” Julian Tsu terdengar kaget.

“Siapa dia sebenarnya? Apakah dia tokoh penting?” Tanyaku.

“Dia kakak pertama, Aulex Tsu, dia mengurus usaha di bagian Eropa dan Amerika sana, jadi kamu tidak pernah bertemu dengannya, aku juga tidak ada kesempatan mengungkit tentang dia ke kamu, tapi kenapa dia pulang?” Ujar Julian Tsu.

Aku terkejut, tidak disangka pria itu ternyata Tuan Muda Pertama Keluarga Tsu. Pantas saja dia mengamati wajahku terus, sekarang kelihatannya dia mungkin merasa aku mirip dengan Feline Tsu, jadi tidak berhentinya dia mengamati.

“Sepertinya dia tidak begitu senang dengan aku, aku harus bagaimana menghadapinya?”

Julian Tsu terdiam sebentar, “Jangan konflik dengannya, kalau dia tidak memberi kamu mengikuti rapat, kamu pulang saja.”

Aku menjawab, “Baik, aku mengerti.”

Saat kembali lagi, rapat sudah dimulai. Aku mencari sebuah tempat duduk di pojokan, dan mulai mencatat notulen rapat. Karena aku perlu melaporkannya ke Julian Tsu.

Aku menyadari banyak di antara orang-orang yang mengikuti rapat juga sama seperti aku, tidak familiar dengan Aulex Tsu. Hampir tidak berkomunikasi dengannya, juga ada yang menatapnya dengan heran.

Kalau memang Aulex Tsu adalah Tuan Muda Pertama dari Keluarga Tsu, sekalipun dia mengurus bagian Eropa dan Amerika, seharusnya juga punya satu posisi dalam tim komisaris, kenapa tidak pernah mendengar? Bagaikan muncul tiba-tiba dari bawah tanah?

Di pertengahan rapat, Aulex Tsu bersuara.

“Mungkin banyak yang tidak mengenal aku, aku perkenalkan diri dulu, aku adalah Aulex Tsu, kakak pertama dari Julian Tsu. Selama ini aku mengurus yang di luar negeri, jadi jarang sekali menampakkan diri di pusat. Beberapa tahun ini aku belajar banyak di luar negeri, di proses kerja ke depannya juga bersedia berbagi dengan para hadirin sekalian……”

Berdasarkan pengalaman analisaku yang terbatas, orang ini adalah orang yang sangat berprestasi, setidaknya bukan yang tidak bisa apa-apa. Tapi pembawaan dia dengan Julian Tsu berbeda, Julian Tsu lembut dan anggun, rendah hati dan berkemampuan. Sedangkan dia terkesan lebih congak. Pendapat yang dia keluarkan terdengar sangat bagus dan baru, tapi sebenarnya tidak cocok untuk perusahaan di dalam negeri.

Karena lagipula situasi keadaan setiap negara berbeda, cara pengoperasian dan pengelolaan juga pasti akan berbeda.

Setelah selesai rapat, aku sedang bersiap pergi, Aulex Tsu memanggil aku, “Kamu tunggu sebentar, ada yang mau aku bicarakan ke kamu.”

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu