Nikah Tanpa Cinta - Bab 359 Masalah Rumit

Setelah keluar dari kantor pusat perusahaan, hatiku benar-benar sedih.

Saat ini Kakak Kedua sedang dalam masa-masa sulit, tadinya berencana membantunya melewati rintangan-rintangan yang ada, tak menyangka masalahku pun menghampiriku juga. 300 juta Yuan bukanlah angka yang kecil, jika bukti-bukti memang cukup kuat, hingga pada akhirnya menggunakan jalan hukum, penjara sudah pasti di depan mata.

Aku memegang handphone, berencana menelepon Kakak Kedua, namun aku tidak berani, aku sungguh tidak ingin membuatnya cemas padaku. Dia sudah sangat kesulitan, tidak hanya tidak membantunya, aku malah akan menamban bebannya, benar-benar merasa tidak berguna.

Tidak jadi menelepon Julian Tsu, telepon dari Yulianto Hua malah masuk tiba-tiba. Aku mengangkatnya, dia berkata sebentar lagi akan tiba di Venture Park, mengajakku makan siang bersama, juga ingin mengajakku bicara.

Aku memberitahu dia bahwa aku tidak berada di Shanghai, sedang di Kota Y.

Dia malah menyadari ada yang aneh dalam nada bicaraku: “Kamu kenapa, suasana hatimu terdengar tidak baik, siapa lagi yang berani menindasmu?”

Aku berkata tidak apa-apa, baru selesai rapat, hanya sedkit kelelahan saja.

“Tidak benar, nada bicaramu jelas-jelas tidak seperti biasanya, kamu pasti terkena masalah. Jika tidak, kamu tidak akan seperti ini, sebenarnya masalah apa yang kamu hadapi, cepat beritahu aku.” Kata Yulianto dengan panik.

Sebenarnya aku pun merasa heran, kenapa dia bisa merasakan perubahan suasana hatiku? Nada bicaraku sama seperti biasa, juga tidak begitu lemas, bagaimana dia bisa menyadarinya?

“Aku sungguh tidak apa-apa, kamu jangan sembarang tebak, jika tidak ada urusan lagi, aku matikan dulu.”

“Jangan dimatikan dulu, kamu pasti sedang ada masalah, kamu tidak ingin mengatakannya ya, kalau begitu aku akan bernagkat ke Kota Y sekarang juga, aku tanyakan langsung pada Julian Tsu, kenapa dia tidak menjagamu dengan baik? Aku segera tiba…. Kak Alfred, putar balik, ke arah Kota Y.” Kata Yulianto di ujung telepon.

Gawat, aku saja belum tahu bagaimana cara menjelaskan masalah ini pada Julian, jika dia tiba-tiba sampai di Kota Y, masalah akan menjadi semakin runyam.

“Baiklah, aku katakan jujur padamu, aku memang sedang menghadapi sedikit masalah, uang 300 juta Yuan milik Tongyu Technology hilang, ada bukti yang menunjukkan aku memberi kuasa atas pemindahan uang itu, saat ini tim komisaris sedang meminta pertanggung-jawaban dariku. Tetapi aku sama sekali tidak tahu kemana uang 300 juta Yuan itu, bagaimana bisa hilang. Aku meminta mereka lapor polisi, tetapi tidak disetujui, katanya akan mempengaruhi nama baik perusahaan, saat ini aku pun tidak tahu harus bagaimana.”

Setelah mengungkapkan semuanya, ternyata lega sekali.

“300 juta Yuan?”

“Benar, 300 juta Yuan. Itu juga termasuk angka yang besar, jika tidak bisa mengatasinya, aku pun harus masuk lagi.” Kataku dengan tidak berdaya.

“Bagaimana pendapat Julian atas masalah ini?” Tanya Yulianto.

“Aku belum memberitahu dia, saat ini dia juga sedang kesulitan, aku tidak tahu bagaimana cara cerita padanya.” Kataku dengan kewalahan.

“Jangan beritahu dia lagi, aku saja yang bantu kamu. Aku ambilkan uang 300 juta Yuan dulu dari sini, jika uang 300 juta Yuan itu tidak berhasil dikembalikan, anggap saja ini sebagai gantinya. Asalkan uang sudah tiba dalam rekening, semua akan menjadi mudah. Jika berhasil didapatkan lagi,aku cukup mengambil kembali uang 300 juta Yuan itu.” Kata Yulianto.

“Tidak boleh! Jumlah uang yang sangat besar, atas dasar apa kamu yang harus menggantinya….”

“Bagiku, keselamatan dan keamanan kamu tidaklah ternilau. Masuknya kamu ke dalam penjara sudah membuatku menyesal seumur hidup, jika kamu masuk lagi, apakah ingin membuatku menyesal dalam dua kehidupan? Dulu aku tidak menjagamu dengan baik, tetapi mulai saat ini, aku tidak akan membiarkanmu dipersulit, jangankan 300 juta Yuan, memintaku mengorbankan seluruh harta keluarga dan perusahaan pun, aku rela.

Perkataan itu membuat bulu kuduk berdiri, tetapi juga sangat tulus. Setelah mendengarnya, aku malah tidak bisa berbicara lagi. Setiap kali laki-laki itu bersikap serius, pasti membuat orang-orang tidak berdaya.

“Percayalah, aku bisa membantumu menyelesaikannya. Masalah ini terjadi di Shanghai, sedangkan Julian Tsu sedang fokus dengan masalah di Kota Y, memberitahunya hanya akan menambah beban pikirannya, biarkan aku yang membantumu, percayalah padaku, satu kali saja, ya?” Kata Yulianto dengan panik.

Aku mengatur nafas dan suasana hati untuk lebih tenang, setelah itu baru berkata mengiyakan.

“Begini baru benar, kamu tidak perlu menanggung beban apapun, semua masalah yang bisa diselesaikan dengan uang bukanlah masalah. Ada aku, kamu akan baik-baik saja, aku jamin.”

Perkataan itu kembali membuatku merinding, hampir tidak tahan lagi. Aku memberitahunya bahwa aku sudah mengerti, dia tidak perlu datang ke Kota Y lagi, aku yang akan kembali ke Kota Shanghai.

Dia berkata akan menungguku, akan datang menjemputku.

Aku mencoba melihat jadwal penerbangan, terlihat sebuah penerbangan menuju Kota Y yang akan berangkat 50 menit lagi. Segera memberitahunya bahwa aku akan kembali dengan pesawat, tidak perlu menjemput dengan mobil, karena akan sangat repot.

Dia mengiyakan, berkata akan pulang memasak dan menungguku di rumah.

Aku bertanya padanya, bukankah masih harus mengawasi pekerjaan di Venture Park, untuk apa pulang di siang hari? Lanjutkan saja pekerjaanmu, aku yang akan menemuimu.

“Mana boleh seperti itu, jika kamu pulang, aku tidak ingin bekerja lagi. Dua hari yang lalu aku berhasil mendapatkan seekor ikan bagus, tadinya ingin meneleponmu mengajak makan bersama, tetapi tak kunjung kamu angkapt, aku pun memikirkan cara memelihara ikan itu. Hari ini kebetulan kamu akan kembali, aku akan pulang memasaknya. Sampai disini dulu, cepat berangkat ke bandara, jangan sampai ketinggalan.”

Aku terpaksa mengiyakannya.

Dalam perjalanan menuju bandara, aku kembali merasa bimbang, perlukah menelepon Julian Tsu dan memberitahu masalah ini padanya?

Pada akhirnya aku putuskan tidak perlu saja, jika Yulianto bisa membantuku menyelesaikan masalah itu, aku sungguh tidak perlu menambah beban untuk Kakak Kedua.

Aku tetap meneleponnya, memberitahu bahwa rapat sudah selesai, saat ini sedang dalam perjalanan kembali Shanghai untuk mengurusi beberapa pekerjaan, juga memintanya jaga diri dan mendoakannya cepat pulih.

Dia mengiyakan, dan berpesan padaku untuk berhati-hati di jalan.

Setibanya di bandara, aku mengambil tiket, naik pesawat, mengaitkan sabuk pengaman, baru berencana tidur sejenak, dalam pikiran malah melayang masalah 300 juta Yuan itu. Siapa yang sedang menentangku? Siapa yang begitu hebat, membawa pergi uang 300 juta Yuan? Apakah Direktur Keuangan?

Nadine begitu profesional, jika ada masalah pada bukti yang diberikan, dia pasti akan segera menemukannya, tetapi jika dia mengatakan bukti yang ada cukup kuat, itu artinya pasti bisa diberlakukan, jika tidak, dia tidak mungkin berkata seperti itu.

Jadi, sebenarnya masalah ini sangatlah serius, jika tidak segera diselesaikan, tidak hanya aku yang terkena musibah, Kakak Kedua pun akan ikut terlibat. Karena semua orang dalam perusahaan tahu, aku sangat penting bagi Kakak Kedua.

Penerbangan dari Kota Y ke Shanghai sungguh singkat, tak berapa lama kemudian pun sampai.

Jumlah orang yang menjemput di luar bandara lebih sedikit dari biasanya, begitu keluar, aku pun melihat Yulianto Hua sedang menunggu sambil memegang sebuah kue coklat berukuran kecil.

“Apa-apaan ini? Siapa ulang tahun?” Aku menunjuk kue yang sedang Yulianto pegang.

“Apa kesan pertamu saat melihatnya?” Yulianto menyodorkan kue ke arahku.

“Hitam.” Jawabku.

Yulianto sangat kewalahan dengan jawabanku: “Kenapa yang terpikirkan hanya kata hitam?”

“Bukankah coklat memang berwarna hitam? Apa yang aneh? Memangnya aku harus merasa kue ini putih?”

“Tidak, tidak, jawaban yang benar adalah manis, begitu melihat kue, begitu melihat coklat, tentu saja kamu harus mengingat kata manis. Kenapa kamu tidak peka sama sekali?”

“Lalu?” Aku masih tidak mengerti maksudnya.

“Manis bisa membuat suasana hati orang menjadi baik, jika kamu teringat kata manis, maka suasana hatimu akan menjadi baik. Jika kamu mencicipinya, kamu akan sadar kue ini jauh lebih manis dari yang kamu pikirkan, dengan begitu hatimu pun akan semakin indah! Kamu akan semakin senang, bukankah begitu? Coba, aku suapi kamu, kue ini aku bawakan khusus untuk memperbaiki suasana hatimu.”

Di depan umum, Yulianto Hua bersiap-siap menyuapiku kue, dia sama sekali tidak takut tertangkap kamera para wartawan.

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu