Nikah Tanpa Cinta - Bab 28 Musuh

Tidak heran Yulianto Hua sangat marah, ternyata dia berpikir bahwa aku berteman dengan musuhnya dan sengaja membuatnya marah.

Tetapi dia sama sekali tidak memberiku kesempatan dan tidak mendengarkan penjelasanku. Kalau tidak, hal-hal itu bisa dijelaskan sepenuhnya. Dia tidak mempercayaiku dan mengira bahwa aku adalah wanita murahan, sehingga tidak percaya dengan kata-kata yang kukatakan.

Alfred Jiang yang melihatku diam, lalu menjelaskan lagi, "Aku tidak bermaksud menyinggungmu, tetapi aku tidak ingin melihatmu dan tuan muda keempat menjadi seperti ini."

Dia adalah orang dari Yulianto Hua, dan tentu saja dia akan berpihak pada Yulianto Hua.

Jadi aku memilih untuk diam.

Lalu, aku menyadari bahwa mobilnya berhenti di tempat dimana awalnya aku tinggal. Alfred Jiang menyerahkan sebuah kunci kepadaku, "Tuan muda keempat telah membelikan rumah ini untukmu, dia tahu bahwa rumah ini sangat penting bagimu dan rumah ini juga memiliki kenangan masa kecil Melvin. Sehingga dia terus merawatnya untukmu, hanya saja tidak memberitahumu."

Aku mengambil kunci dan bertanya-tanya dalam hati, rumah ini ada di tangan Yulianto Hua, bagaimana dengan Kris Wu dan ibunya ?

Alfred Jiang sepertinya menebak apa yang kupikirkan, "Orang itu akan menyakitimu dan mengancammu, jadi dia tidak lagi berada di kota ini. Dia juga tidak akan muncul di depanmu."

Maksudnya adalah Kris Wu tidak lagi berada di Shanghai. Aku tidak bertanya lebih rinci, dan aku rasa dia juga tidak akan memberitahuku.

Aku mengucapkan terima kasih, keluar dari mobil, dan berjalan masuk ke area itu.

Kuncinya telah diganti, aku membuka pintu, dan semua perabotan di ruangan diganti dengan yang baru. Banyak tempat lama juga telah direnovasi dan nilainya jauh lebih tinggi dari sebelumnya.

Aku menuang segelas air untuk diriku sendiri, dan duduk di sofa sambil menatap kosong. Yulianto Hua mengusir Kris Wu dari Shanghai dan mengambil rumah ini, tentu saja ini semua karena aku. Dengan kekayaannya, tentu saja dia tidak membutuhkan rumah yang kecil seperti ini.

Memikirkan hal ini, aku mulai memikirkan semua kebaikannya. Aku benar-benar tidak berguna, aku sudah lupa rasa sakit yang Yulianto Hua lakukan tadi sebelum bekas luka ini sembuh sepenuhnya.

Setelah duduk sejenak, aku pergi berbaring di atas ranjang. Aku mengeluarkan ponsel dan menghubungi orang yang mengirimiku pesan untuk pergi ke Martys Park. Namun, petunjuk dari suara tersebut ternyata adalah nomor kosong.

Pada saat ini, ponselku tiba-tiba berdering, dan itu adalah panggilan dari Kak Yulie (pelayan keluarga Hua). Dia mengatakan bahwa dia berada di luar pintu rumahku, dan memintaku untuk membukakan pintu. Dia datang untuk memberiku makanan.

Aku membuka pintu, dan benar itu adalah Kak Yulie. Dia mengatakan bahwa Tuan muda Hua mendengar Tuan Long mengatakan bahwa anda sedang kurang sehat dan memintaku datang untuk mengantarkan makanan, serta memintaku tinggal di sini untuk melayanimu. Jika anda membutuhkan sesuatu, anda dapat memberitahuku.

Aku tersentuh lagi di dalam hatiku, dan mengingatkan diriku untuk tidak memaafkan bajingan itu dengan mudah. Dia menamparmu dan mencekikmu, mencoba membunuhmu. Jangan mudah tersentuh oleh karena dia mengirimmu sebuah permen.

"Terima kasih Kak Yulie, tetapi kamu tidak perlu datang jauh-jauh hanya untuk mengantarkan makanan, ini terlalu merepotkanmu. Aku bisa membuat makanan sederhana untuk diriku sendiri bahkan aku tidak memilih soal makanan. Kamu juga tidak perlu melayaniku. Aku sudah sangat berterima kasih jika kalian membantuku merawat Melvin."

"Nyonya, tuan berpesan, aku tidak boleh kembali sebelum melihat kamu selesai makan." Kak Yulie menunjuk ke makanan yang di dalam kotak makan, "Makanlah selagi panas."

Awalnya suasana hatiku sangat tak menentu dan hatiku penuh dengan kebencian. Yulianto Hua yang memberiku rumah dan makanan, membuatku benar-benar tidak bisa membencinya. Pria ini pastilah seorang pengemudi tua yang memiliki penelitian mendalam tentang wanita, hanya dengan menggunakan sedikit cara sudah membuatku ingin memaafkannya.

Aroma makanan sangat harum, tetapi aku tidak memiliki selera makan. Kehilangan anak dan difitnah, hal tersebut sangat membebani hatiku.

Setelah makan, aku mendesak Kak Yulie untuk segera kembali, aku berkata bahwa aku bisa menjaga diri sendiri. Kak Yulie pun kembali setelah mendapat persetujuan dari Yulianto Hua.

Setelah Kak Yulie pergi, aku sangat bosan sehingga aku tidur lebih awal.

Tidak terasa aku sudah tinggal di rumah ini selama dua hari, karena dokter berpesan kepadaku bahwa keguguran setara dengan perawatan pasca melahirkan, tidak boleh keluar untuk sementara waktu agar tidak menimbulkan efek samping di masa yang akan datang.

Meskipun aku telah berulang kali menekankan untuk tidak perlu datang, namun Kak Yulie masih bersikeras memberiku makanan setiap hari.

Pada hari ketiga, obat yang diresepkan oleh rumah sakit telah habis. Aku mengenakan mantel untuk pergi membeli obat di apotek terdekat.

Namun, apotek terdekat tidak menjual jenis obat yang kuperlukan, sehingga aku terpaksa naik bus ke apotek yang lebih besar di pusat kota.

Setelah memilih obat, aku pergi ke kasir. Seorang pria di depanku sedang merokok, karyawan di apotek mengingatkannya untuk tidak merokok, namun dia tidak peduli dan memarahi karyawan tersebut.

Pada saat itu, suara pria tersebut terdengar sangat tidak asing, bahkan suaranya tersebut membuatku sangat tidak nyaman.

"Apakah barang ini aman ? Jika terlepas dan terjadi kehamilan, siapa yang akan bertanggung jawab ?"

Pria itu bertanya kepada karyawan perempuan di apotek, dia menggodanya sambil mengeluarkan dompet untuk membayar, aku melirik luka di tangannya.

Dalam benakku, teringat kejadian saat tengah hujan lebat di Martys Park, bajingan itu ingin melecehkanku dan aku menggigitnya dengan keras. Meskipun pada saat itu aku sangat ketakutan dan panik, namun aku masih mengingat posisi di mana aku menggigtnya.

Ditambah lagi dengan suara pria tersebut, aku bisa memastikan bahwa bajingan ini adalah salah satu dari mereka yang melakukan kekerasan terhadapku di Martys Park hari itu.

Aku segera keluar dari antrian, mengembalikan obat yang telah dipilih, berjalan keluar dari pintu apotek yang lain, dan berdiri tidak jauh dari apotek.

Bajingan itu keluar dari apotek dan pergi menggunakan sepeda motor yang terparkir di depan apotek. Ketika motornya hendak mendekati ke arahku, aku segera membalikkan punggungku.

Setelah dia pergi, aku mengulurkan tangan dan menghentikan sebuah taksi. Aku meminta supir taksi untuk membuntuti sepeda motor tersebut.

Supir taksi sedikit ragu, "Semua pengendara sepeda motor di kota Shanghai adalah mafia, pihak polisi juga tidak dapat mengatur mereka, kamu memintaku untuk membuntutinya, bagaimana jika ketahuan mereka, aku tidak ingin menimbulkan masalah."

"Tolong bantu aku, orang ini sangat penting bagiku, aku akan menggandakan ongkosnya." Kataku.

"Kalau begitu, berikanlah empat ratus ribu kepadaku, maka aku akan membantumu."

Aku terpaksa mengangguk dan menyetujuinya, bajingan itu akan segera menghilang dari pengawasanku, akan sulit untuk menemukannya lagi.

Aku membuka dialog Wechat Yulianto Hua dan berbagi lokasi dengannya. Dia tidak percaya padaku, maka biarkan bajingan itu yang menjelaskan kepadanya.

Setelah membuntuti selama setengah jam, sepeda motor itu melaju ke sebuah kota tua. Itu adalah daerah perkotaan terakhir di Shanghai yang belum direnovasi. Rumah-rumah di dalamnya relatif tua dan rendah, dan jalannya relatif sempit, sehingga mudah terjebak kemacetan.

Supir taksi mulai menghentikan mobil, dan mengatakan bahwa situasi di dalam sangat rumit, jika ingin terus membuntutinya, maka aku harus menambah dua ratus ribu lagi.

Aku tidak punya pilihan lain selain menyetujuinya, lalu supir tersebut meneruskan perjalanannya.

Namun, tidak lama kemudian, sepeda motor itu tiba-tiba berbelok dan masuk ke gang kecil, mobil sama sekali tidak bisa masuk ke gang kecil itu.

"Bayarlah uangnya, aku sudah berusaha." Kata supir taksi itu.

Aku sangat frustasi. Aku sudah membuntutinya hingga ke sini dan tidak ada hasil ! Ketika aku akan mengeluarkan dompet untuk membayar, ada sebuah suara pukulan dari belakang, kaca belakang supir taksi telah dihancurkan.

Tiba-tiba muncul beberapa orang mengerumuni taksi ini.

Bajingan itu membawa sebuah pipa baja di tangannya, menghampiri kami, dan menghancurkan kaca mobil, "Hei, beraninya membuntutiku, apakah kita searah ?"

Supir taksi langsung menunjuk ke arahku, "Wanita ini yang menyuruhku untuk membuntutimu, aku hanya bekerja, tidak ada hubungannya denganku !"

Pria itu menatapku dan tiba-tiba menyeringai, "Ternyata kamu, baiklah. Kamu bahkan berinisiatif datang mencariku, turunlah, mari kita bersenang-senang."

Aku mengulurkan tangan untuk mengunci pintu mobil. Aku tahu bahwa aku belum boleh keluar dari mobil sekarang, jika aku turun, masa semua akan berakhir. Aku bersikeras tinggal di dalam mobil untuk menantikan pertolongan.

Namun, demi melindungi diri sendiri, supir taksi terus memaksaku untuk keluar dari mobil dan mendorongku.

Ketika aku berjuang bertahan di dalam mobil dan semakin putus asa, tiba-tiba terdengar sebuah suara teriakan, Alfred Jiang datang membawa sekelompok orang dan menghantam orang-orang yang berkerumun di sekitar taksi. Benar-benar dihantam, seperti sejenis perkelahian di film-film lama di Hongkong.

"Dewa Jiang datang, mari kita bubar." Orang-orang itu pun terluka dan melarikan diri.

Bajingan yang terus mendorongku untuk keluar dari mobil itu juga ikut melarikan diri. Aku membuka pintu mobil dan mengejar, aku tidak boleh membiarkannya pergi begitu saja.

Setelah berlari beberapa langkah, aku ditarik oleh sebuah tangan, aku berusaha keras untuk melepaskan diri dari tarikan itu, namun aku tidak bisa.

Aku menoleh dan melihat wajah Yulianto Hua yang tampan.

"Untuk apa kamu ikut mencampuri perkelahian para pria ? Kenapa kamu berada di sini ? Apa yang ingin kamu lakukan ?"

Novel Terkait

Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu