Nikah Tanpa Cinta - Bab 28 Musuh
Tidak heran Yulianto Hua sangat marah, ternyata dia berpikir bahwa aku berteman dengan musuhnya dan sengaja membuatnya marah.
Tetapi dia sama sekali tidak memberiku kesempatan dan tidak mendengarkan penjelasanku. Kalau tidak, hal-hal itu bisa dijelaskan sepenuhnya. Dia tidak mempercayaiku dan mengira bahwa aku adalah wanita murahan, sehingga tidak percaya dengan kata-kata yang kukatakan.
Alfred Jiang yang melihatku diam, lalu menjelaskan lagi, "Aku tidak bermaksud menyinggungmu, tetapi aku tidak ingin melihatmu dan tuan muda keempat menjadi seperti ini."
Dia adalah orang dari Yulianto Hua, dan tentu saja dia akan berpihak pada Yulianto Hua.
Jadi aku memilih untuk diam.
Lalu, aku menyadari bahwa mobilnya berhenti di tempat dimana awalnya aku tinggal. Alfred Jiang menyerahkan sebuah kunci kepadaku, "Tuan muda keempat telah membelikan rumah ini untukmu, dia tahu bahwa rumah ini sangat penting bagimu dan rumah ini juga memiliki kenangan masa kecil Melvin. Sehingga dia terus merawatnya untukmu, hanya saja tidak memberitahumu."
Aku mengambil kunci dan bertanya-tanya dalam hati, rumah ini ada di tangan Yulianto Hua, bagaimana dengan Kris Wu dan ibunya ?
Alfred Jiang sepertinya menebak apa yang kupikirkan, "Orang itu akan menyakitimu dan mengancammu, jadi dia tidak lagi berada di kota ini. Dia juga tidak akan muncul di depanmu."
Maksudnya adalah Kris Wu tidak lagi berada di Shanghai. Aku tidak bertanya lebih rinci, dan aku rasa dia juga tidak akan memberitahuku.
Aku mengucapkan terima kasih, keluar dari mobil, dan berjalan masuk ke area itu.
Kuncinya telah diganti, aku membuka pintu, dan semua perabotan di ruangan diganti dengan yang baru. Banyak tempat lama juga telah direnovasi dan nilainya jauh lebih tinggi dari sebelumnya.
Aku menuang segelas air untuk diriku sendiri, dan duduk di sofa sambil menatap kosong. Yulianto Hua mengusir Kris Wu dari Shanghai dan mengambil rumah ini, tentu saja ini semua karena aku. Dengan kekayaannya, tentu saja dia tidak membutuhkan rumah yang kecil seperti ini.
Memikirkan hal ini, aku mulai memikirkan semua kebaikannya. Aku benar-benar tidak berguna, aku sudah lupa rasa sakit yang Yulianto Hua lakukan tadi sebelum bekas luka ini sembuh sepenuhnya.
Setelah duduk sejenak, aku pergi berbaring di atas ranjang. Aku mengeluarkan ponsel dan menghubungi orang yang mengirimiku pesan untuk pergi ke Martys Park. Namun, petunjuk dari suara tersebut ternyata adalah nomor kosong.
Pada saat ini, ponselku tiba-tiba berdering, dan itu adalah panggilan dari Kak Yulie (pelayan keluarga Hua). Dia mengatakan bahwa dia berada di luar pintu rumahku, dan memintaku untuk membukakan pintu. Dia datang untuk memberiku makanan.
Aku membuka pintu, dan benar itu adalah Kak Yulie. Dia mengatakan bahwa Tuan muda Hua mendengar Tuan Long mengatakan bahwa anda sedang kurang sehat dan memintaku datang untuk mengantarkan makanan, serta memintaku tinggal di sini untuk melayanimu. Jika anda membutuhkan sesuatu, anda dapat memberitahuku.
Aku tersentuh lagi di dalam hatiku, dan mengingatkan diriku untuk tidak memaafkan bajingan itu dengan mudah. Dia menamparmu dan mencekikmu, mencoba membunuhmu. Jangan mudah tersentuh oleh karena dia mengirimmu sebuah permen.
"Terima kasih Kak Yulie, tetapi kamu tidak perlu datang jauh-jauh hanya untuk mengantarkan makanan, ini terlalu merepotkanmu. Aku bisa membuat makanan sederhana untuk diriku sendiri bahkan aku tidak memilih soal makanan. Kamu juga tidak perlu melayaniku. Aku sudah sangat berterima kasih jika kalian membantuku merawat Melvin."
"Nyonya, tuan berpesan, aku tidak boleh kembali sebelum melihat kamu selesai makan." Kak Yulie menunjuk ke makanan yang di dalam kotak makan, "Makanlah selagi panas."
Awalnya suasana hatiku sangat tak menentu dan hatiku penuh dengan kebencian. Yulianto Hua yang memberiku rumah dan makanan, membuatku benar-benar tidak bisa membencinya. Pria ini pastilah seorang pengemudi tua yang memiliki penelitian mendalam tentang wanita, hanya dengan menggunakan sedikit cara sudah membuatku ingin memaafkannya.
Aroma makanan sangat harum, tetapi aku tidak memiliki selera makan. Kehilangan anak dan difitnah, hal tersebut sangat membebani hatiku.
Setelah makan, aku mendesak Kak Yulie untuk segera kembali, aku berkata bahwa aku bisa menjaga diri sendiri. Kak Yulie pun kembali setelah mendapat persetujuan dari Yulianto Hua.
Setelah Kak Yulie pergi, aku sangat bosan sehingga aku tidur lebih awal.
Tidak terasa aku sudah tinggal di rumah ini selama dua hari, karena dokter berpesan kepadaku bahwa keguguran setara dengan perawatan pasca melahirkan, tidak boleh keluar untuk sementara waktu agar tidak menimbulkan efek samping di masa yang akan datang.
Meskipun aku telah berulang kali menekankan untuk tidak perlu datang, namun Kak Yulie masih bersikeras memberiku makanan setiap hari.
Pada hari ketiga, obat yang diresepkan oleh rumah sakit telah habis. Aku mengenakan mantel untuk pergi membeli obat di apotek terdekat.
Namun, apotek terdekat tidak menjual jenis obat yang kuperlukan, sehingga aku terpaksa naik bus ke apotek yang lebih besar di pusat kota.
Setelah memilih obat, aku pergi ke kasir. Seorang pria di depanku sedang merokok, karyawan di apotek mengingatkannya untuk tidak merokok, namun dia tidak peduli dan memarahi karyawan tersebut.
Pada saat itu, suara pria tersebut terdengar sangat tidak asing, bahkan suaranya tersebut membuatku sangat tidak nyaman.
"Apakah barang ini aman ? Jika terlepas dan terjadi kehamilan, siapa yang akan bertanggung jawab ?"
Pria itu bertanya kepada karyawan perempuan di apotek, dia menggodanya sambil mengeluarkan dompet untuk membayar, aku melirik luka di tangannya.
Dalam benakku, teringat kejadian saat tengah hujan lebat di Martys Park, bajingan itu ingin melecehkanku dan aku menggigitnya dengan keras. Meskipun pada saat itu aku sangat ketakutan dan panik, namun aku masih mengingat posisi di mana aku menggigtnya.
Ditambah lagi dengan suara pria tersebut, aku bisa memastikan bahwa bajingan ini adalah salah satu dari mereka yang melakukan kekerasan terhadapku di Martys Park hari itu.
Aku segera keluar dari antrian, mengembalikan obat yang telah dipilih, berjalan keluar dari pintu apotek yang lain, dan berdiri tidak jauh dari apotek.
Bajingan itu keluar dari apotek dan pergi menggunakan sepeda motor yang terparkir di depan apotek. Ketika motornya hendak mendekati ke arahku, aku segera membalikkan punggungku.
Setelah dia pergi, aku mengulurkan tangan dan menghentikan sebuah taksi. Aku meminta supir taksi untuk membuntuti sepeda motor tersebut.
Supir taksi sedikit ragu, "Semua pengendara sepeda motor di kota Shanghai adalah mafia, pihak polisi juga tidak dapat mengatur mereka, kamu memintaku untuk membuntutinya, bagaimana jika ketahuan mereka, aku tidak ingin menimbulkan masalah."
"Tolong bantu aku, orang ini sangat penting bagiku, aku akan menggandakan ongkosnya." Kataku.
"Kalau begitu, berikanlah empat ratus ribu kepadaku, maka aku akan membantumu."
Aku terpaksa mengangguk dan menyetujuinya, bajingan itu akan segera menghilang dari pengawasanku, akan sulit untuk menemukannya lagi.
Aku membuka dialog Wechat Yulianto Hua dan berbagi lokasi dengannya. Dia tidak percaya padaku, maka biarkan bajingan itu yang menjelaskan kepadanya.
Setelah membuntuti selama setengah jam, sepeda motor itu melaju ke sebuah kota tua. Itu adalah daerah perkotaan terakhir di Shanghai yang belum direnovasi. Rumah-rumah di dalamnya relatif tua dan rendah, dan jalannya relatif sempit, sehingga mudah terjebak kemacetan.
Supir taksi mulai menghentikan mobil, dan mengatakan bahwa situasi di dalam sangat rumit, jika ingin terus membuntutinya, maka aku harus menambah dua ratus ribu lagi.
Aku tidak punya pilihan lain selain menyetujuinya, lalu supir tersebut meneruskan perjalanannya.
Namun, tidak lama kemudian, sepeda motor itu tiba-tiba berbelok dan masuk ke gang kecil, mobil sama sekali tidak bisa masuk ke gang kecil itu.
"Bayarlah uangnya, aku sudah berusaha." Kata supir taksi itu.
Aku sangat frustasi. Aku sudah membuntutinya hingga ke sini dan tidak ada hasil ! Ketika aku akan mengeluarkan dompet untuk membayar, ada sebuah suara pukulan dari belakang, kaca belakang supir taksi telah dihancurkan.
Tiba-tiba muncul beberapa orang mengerumuni taksi ini.
Bajingan itu membawa sebuah pipa baja di tangannya, menghampiri kami, dan menghancurkan kaca mobil, "Hei, beraninya membuntutiku, apakah kita searah ?"
Supir taksi langsung menunjuk ke arahku, "Wanita ini yang menyuruhku untuk membuntutimu, aku hanya bekerja, tidak ada hubungannya denganku !"
Pria itu menatapku dan tiba-tiba menyeringai, "Ternyata kamu, baiklah. Kamu bahkan berinisiatif datang mencariku, turunlah, mari kita bersenang-senang."
Aku mengulurkan tangan untuk mengunci pintu mobil. Aku tahu bahwa aku belum boleh keluar dari mobil sekarang, jika aku turun, masa semua akan berakhir. Aku bersikeras tinggal di dalam mobil untuk menantikan pertolongan.
Namun, demi melindungi diri sendiri, supir taksi terus memaksaku untuk keluar dari mobil dan mendorongku.
Ketika aku berjuang bertahan di dalam mobil dan semakin putus asa, tiba-tiba terdengar sebuah suara teriakan, Alfred Jiang datang membawa sekelompok orang dan menghantam orang-orang yang berkerumun di sekitar taksi. Benar-benar dihantam, seperti sejenis perkelahian di film-film lama di Hongkong.
"Dewa Jiang datang, mari kita bubar." Orang-orang itu pun terluka dan melarikan diri.
Bajingan yang terus mendorongku untuk keluar dari mobil itu juga ikut melarikan diri. Aku membuka pintu mobil dan mengejar, aku tidak boleh membiarkannya pergi begitu saja.
Setelah berlari beberapa langkah, aku ditarik oleh sebuah tangan, aku berusaha keras untuk melepaskan diri dari tarikan itu, namun aku tidak bisa.
Aku menoleh dan melihat wajah Yulianto Hua yang tampan.
"Untuk apa kamu ikut mencampuri perkelahian para pria ? Kenapa kamu berada di sini ? Apa yang ingin kamu lakukan ?"
Novel Terkait
Pria Misteriusku
LylyStep by Step
LeksCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniPergilah Suamiku
DanisCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinNikah Tanpa Cinta×
- Bab 1 Menjual diri
- Bab 2 Kembali bertemu
- Bab 3 Aku bukan pelacur
- Bab 4 Tuan Muda Keempat
- Bab 5 Aku tidak bersedia
- Bab 6 Kamu sungguh keterlaluan
- Bab 7 Menjebak
- Bab 8 Bingung
- Bab 9 Pengaruh obat
- Bab 10 Dia akan segera datang
- Bab 11 Bodoh
- Bab 12 Kamu bisa memukul wajahku?
- Bab 13 Manipulasi
- Bab 14 Lakukanlah sesukamu
- Bab 15 Dibodohi lagi
- Bab 16 Sesuka hati
- Bab 17 Anak-anak orang kaya
- Bab 18 Jamua Malam Keluarga
- Bab 19 Hujan Malam
- Bab 20 Rahasia lantai atas
- Bab 21 Punyaku?
- Bab 22 Tidak Rela Untuk Berpisah Juga Suatu Kesalahan
- Bab 23 Memerankan Karakter Seperti Apa
- Bab 24 Hadiah
- Bab 25 Dalam Hujan Lebat
- Bab 26 Luka hati
- Bab 27 Mengapa ?
- Bab 28 Musuh
- Bab 29 Apakah hanya berani menyakiti wanita ?
- Bab 30 Apakah aku kalau bukan kamu
- Bab 31 Katakan sekali lagi
- Bab 32 Sedekah
- Bab 33 Kegelisahan
- Bab 34 Kunjungan rumah
- Bab 35 Jebakan
- Bab 36 Serangan Balik
- Bab 37 Meminta Tolong
- Bab 38 Masa Lalu
- Bab 39 Sifat Aslinya
- Bab 40 Mengekspos
- Bab 41 Kenapa kamu begitu berkeringat?
- Bab 42 Aku tidak menyukaimu
- Bab 43 lepaskan
- Bab 44 Bukan Aku
- Bab 45 Sungguh Galak
- Bab 46 Bukti
- Bab 47 Tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah
- Bab 48 Pria yang banyak rahasia
- Bab 49 Tidak bisa melihat orang dari penampilan
- Bab 50 Kejam
- Bab 51 Panggil Ayah
- Bab 52 Masuk akal
- Bab 53 Semakin antusias
- Bab 54 Kebetulan
- Bab 55 Maksudnya bukan seperti ini
- Bab 56 Tidak Mudah Terprovokasi
- Bab 57 Memegang Janji
- Bab 58 Dalam Hati Merasakan Kesenangan
- Bab 59 Tampaknya Mengerti
- Bab 60 Adanya Rasa Egois
- Bab 61 Kekuatan Yang Tidak Kecil
- Bab 62 Aneh Bisa Memilihmu
- Bab 63 Sedikit Memberikan Warna
- Bab 64 Inti
- Bab 65 Sangat Tidak Seimbang
- Bab 66 Seberapa Sulit
- Bab 67 Kamu Saja
- Bab 68 Penipu
- Bab 69 Komputer Canggih
- Bab 70 Juga Adalah Jebakan
- Bab 71 Mengetahui Kebenarannya
- Bab 72 Tidak tergantikan
- Bab 73 Hanya Pantas Menenteng Sepatu
- Bab 74 Jumlahnya Tidak Banyak
- Bab 75 Semoga Ada Hasilnya
- Bab 76 Melihat Keriuhan
- Bab 77 Pengaruh Yang Besar
- Bab 78 Tubuh Yang Bagus
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Tidak Peduli Bentuknya
- Bab 81 Menurutku Kamu Bisa
- Bab 82 Bukan Sesuatu Yang Istimewa
- Bab 83 Merasa Agak Bersalah
- Bab 84 Bukan Pemula
- Bab 85 Jelas Sekali Bukan
- Bab 86 Terlihat sedikit akrab
- Bab 87 Sangat mengejutkan
- Bab 88 Dalam satu malam
- Bab 89 Sekali Mendayung Dua Pulau Terlampaui
- Bab 90 Mendorongku ke tembok
- Bab 91 Ini Sangat Penting
- Bab 92 Gaya Apa
- Bab 93 Kebahagiaan Melayang
- Bab 94 Bukti Yang Sangat Kuat
- Bab 95 Memberikan Dampak Buruk Pada Tubuh
- Bab 96 Tidak masuk akal
- Bab 97 Tidak masuk akal
- Bab 98 Mengganggu wanita
- Bab 99 Dirimu yang menghindar
- Bab 100 Prajurit sedang dalam bahaya
- Bab 101 Pekerjaan Yang Sia-Sia
- Bab 102 Keluarga Yang Hebat
- Bab 103 Berusaha Tampil Sebaik Mungkin
- Bab 104 Benar-Benar Sangat Jahat
- Bab 105 Tidak Ada Kharisma
- Bab 106 Punya Reputasi
- Bab 107 Apa yang ingin dia lakukan
- Bab 108 Tidak tahu malu
- Bab 109 Solusi Yang Lebih Baik
- Bab 110 Ada harga diri
- Bab 111 Bagaimana membuktikannya
- Bab 112 Bagaimana Mungkin
- Bab 113 Hatinya jauh lebih tenang
- Bab 114 Benar Juga
- Bab 115 Tak Ternilai
- Bab 116 Kesan Pertama Yang Baik
- Bab 117 Tidak Sopan
- Bab 118 Pertempuran
- Bab 119 Menenangkan Diri Sendiri
- Bab 120 Apa kamu ingin mati
- Bab 121 Takdir Mempermainkan Manusia
- Bab 122 Benar-benar Bukan Manusia
- Bab 123 Menjaga Jarak
- Bab 124 Tidak Bisa Tenang
- Bab 125 Turut Prihatin Padamu
- Bab 126 Sangat kuat
- Bab 127 Mutiara di dalam Lautan
- Bab 128 Melihat aku dipermalukan
- Bab 129 Adalah orangku
- Bab 130 Lengan panjang
- Bab 131 Tidak bisa menahan emosi
- Bab 132 Citra perempuan
- Bab 133 sedikit mengejutkan
- Bab 134 Jalan Lain
- Bab 135 Menunggu kesempatan untuk pindah
- Bab 136 Tidak bisa diselesaikan
- Bab 137 Keterlaluan
- Bab 138 Jauh lebih rileks
- Bab 139 Aku akan melakukan yang terbaik
- Bab 140 Sesuai keinginanmu
- Bab 141 Mudah sekali
- Bab 142 Tidak bisa menikmati
- Bab 143 Panutan Belajarku
- Bab 144 Tidak sanggup Menerima
- Bab 145 Tiada habisnya
- Bab 146 Tidak Peduli
- Bab 147 Ingat
- Bab 148 Kamu Tidak Tahu Malu
- Bab 149 Tidak Bisa Menjebakku
- Bab 150 Niat Apa
- Bab 151 Dibuat Gila
- Bab 152 Berakting Sendiri
- Bab 153 Benar-Benar Hebat
- Bab 154 Mengompori
- Bab 155 Mendapatkan Keseimbangan
- Bab 156 Pemaluan Yang Besar
- Bab 157 Sangat berpengetahuan
- Bab 158 berkah dari kehidupan sebelumnya
- Bab 159 Tolong tenang sedikit
- Bab 160 Tidak bisa menyentuhku
- Bab 161 Kefokusan yang Sangat Tajam
- Bab 162 Berhati Kecil
- Bab 163 Hanya Ada Yang Lebih Bodoh
- Bab 164 Saling Memuji
- Bab 165 Sudah Tahu
- Bab 166 Kebahagiaan Terbesar
- Bab 167 Sempurna Tanpa Cacat Sedikipun
- Bab 168 Menyebarkan Keromantisan
- Bab 169 Muncul Kecurigaan
- Bab 170 Berpura-Pura Bodoh Padaku
- Bab 171 Bersikap Mendominasi
- Bab 172 Wajar
- Bab 173 Tidak Diragukan
- Bab 174 Banyak Tingkatan Yang Berbedaan
- Bab 175 Tidak Berdasar
- Bab 176 Membuatku Merasa Jijik
- Bab 177 Perkataan Mengejutkan
- Bab 178 Ahli Cinta
- Bab 179 Tidak Serius
- Bab 180 Sembunyi Dulu Saja
- Bab 181 Hal yang Baik
- Bab 182 Sangat Canggung
- Bab 183 Pasti Berhasil
- Bab 184 Solusi
- Bab 185 Rasa yang Dingin
- Bab 186 Tidak Punya Hati Nurani
- Bab 187 Bersikap Netral
- Bab 188 Terlihat Kuat Dari Luar, Akan Tetapi Dalamnya Sangat Lemah
- Bab 189 Kamu Tidak Akan Mengerti
- Bab 190 Seberapa Banyak yang Kamu Pahami
- Bab 191 Daya imajinani yang lumayan tinggi
- Bab 192 Tidak sempat mengurusi diri sendiri
- Bab 193 Sangat tegas
- Bab 194 Semakin mudah
- Bab 195 Bagaikan bermimpi
- Bab 196 Mengata-ngatai
- Bab 197 Membongkar Kartu Akhir
- Bab 198 Perilaku Pribadi
- Bab 199 Pertarungan Sengit
- Bab 200 Sulit Dipercaya
- Bab 201 Masuk akal
- Bab 202 Gentayangan di mana-mana
- Bab 203 Membereskan semuanya
- Bab 204 Begitu Lagak
- Bab 205 Harus Aku Akui
- Bab 206 Sangat berkualitas
- Bab 207 Tidak ada kemampuan
- Bab 208 Sikap apa
- Bab 209 Hal yang menakutkan
- Bab 210 Hubungan apa
- Bab 211 Hidup Bahagia
- Bab 212 Masuk Akal
- Bab 213 Bagaimana cara mengatasinya
- Bab 214 Membuat Orang Muntah Darah
- Bab 215 Tidak memperingatkan kamu
- Bab 216 Sudah Terbiasa
- Bab 217 Wanita Ku
- Bab 218 Jangan Terlalu Bersemangat
- Bab 219 Seorang Istri Harus Mematuhi Suaminya
- Bab 220 Posisinya Terlalu Rendah
- Bab 221 Ada Maksud Buruk Dibalik Perjamuan Makan
- Bab 222 Dia Tidak Peduli
- Bab 223 Bukan Orang Jahat
- Bab 224 Apa yang Perlu Ditebak?
- Bab 225 Jangan Bicara Omong Kosong Denganku
- Bab 226 Apakah dia tidak bisa melihatnya
- Bab 227 Mesra
- Bab 228 Sudah terjadi
- Bab 229 Motif yang sebenarnya
- Bab 230 Emosional
- Bab 231 Berusaha Lebih Keras
- Bab 232 Benar-Benar Hadiah Yang Besar
- Bab 233 Melakukan Pergerakan Setelah Adanya Pertimbangan
- Bab 234 Tunggu Kapan Lagi
- Bab 235 Sesuka Hati Berkata
- Bab 236 Masalah Penting
- Bab 237 Apa Artinya
- Bab 238 Terserah Padamu
- Bab 239 Berhenti Sebentar
- Bab 240 Yang Lebih Cantik
- Bab 241 Mulut binatang buas
- Bab 242 Tidak akan mengampunimu
- Bab 243 Suami istri yang saling mencintai
- Bab 244 Tidak bisa berkata-kata
- Bab 245 Kandidat yang paling cocok
- Bab 246 Ini tidak logis
- Bab 247 Tidak yakin
- Bab 248 Ada orang sengaja mengaturnya
- Bab 249 Frustasi
- Bab 250 Siapa lagi yang bisa
- Bab 251 Tidak Optimis
- Bab 252 Mengutamakan Kepentingan Bersama
- Bab 253 Mengakui Akan Mendapatkan Keringanan Hukuman
- Bab 254 Persiapan Mental
- Bab 255 Tak Berdaya
- Bab 256 Melamun
- Bab 257 Belajar Dari Kehidupan
- Bab 258 Menghindari Pertemuan
- Bab 259 Bertemu Lagi
- Bab 260 Orang Yang Terkenal
- Bab 261 Jangan menganggu terus
- Bab 262 Tidak Berkata apa-apa
- Bab 263 Tidak tergugah
- Bab 264 Binatang berpakaian manusia
- Bab 265 Ternyata begitu
- Bab 266 Mengganti Dengan Gaya Kelas Atas
- Bab 267 Bukan Masalah
- Bab 268 Terlepas Dari Rasa Beban
- Bab 269 Alasan Yang Mana
- Bab 270 Mempertanyakan Soal Makam
- Bab 271 Berkharisma
- Bab 272 Memiliki Tekanan Besar
- Bab 273 Bangunan Masih Sama Tapi Orang Sudah Berubah
- Bab 274 Kembali
- Bab 275 Jangan Membenciku
- Bab 276 Jatuh terluka
- Bab 277 Tetap bersikap tenang
- Bab 278 kembali berharap
- Bab 279 Persaingan sehat
- Bab 280 Silahkan kamu pergi
- Bab 281 Bahaya yang lebih besar
- Bab 282 Temani aku ngobrol
- Bab 283 Tebakannya langsung benar
- Bab 284 Sangat realistis
- Bab 285 Tak terduga
- Bab 286 Sangat berjodoh
- Bab 287 Waktu tidak bisa kembali
- Bab 288 Lama tidak bertemu
- Bab 289 Niat jahat
- Bab 290 Dekorasi yang indah
- Bab 291 Apa Yang Kamu Lakukan?
- Bab 292 Segera berkumpul kembali
- Bab 293 Bertemu dia lagi
- Bab 294 Pria Super Tampan
- Bab 295 Mengejutkan dan mengagumkan
- Bab 296 Jangan Hiraukan Dia
- Bab 297 Berkata Jujur
- Bab 298 Bukti
- Bab 299 Senang Di atas Penderitaan Oranglain
- Bab 300 Menghindar
- Bab 301 Pengkhianat
- Bab 302 Menyebalkan
- Bab 303 Fitnah
- Bab 304 Tinggal
- Bab 305 Kabur
- Bab 306 Nada salah
- Bab 307 Bicarakan baik-baik
- Bab 308 Menjadi patuh
- Bab 309 Menyuapimu
- Bab 310 Lubang hitam
- Bab 311 Membuat Penasaran
- Bab 312 Siapa Yang Sakit
- Bab 313 Merahasiakan
- Bab 314 Ditanya-tanya
- Bab 315 Tidak keluar
- Bab 316 Orang Pintar
- Bab 317 Aku Bukan Orang Luar
- Bab 318 Mencari Kamu
- Bab 319 Wajah Merona
- Bab 320 Pura-pura Sakit
- Bab 321 Bergerak
- Bab 322 Kita Akan Baik-Baik Saja
- Bab 323 Konflik
- Bab 324 Benar-Benar Sangat Mendesak
- Bab 325 Ternyata Enak Sekali
- Bab 326 Pribadi
- Bab 327 Tidak Tega
- Bab 328 Berkhianat
- Bab 329 Anak Gadis
- Bab 330 Ada Apa
- Bab 331 Tenang
- Bab 332 Menurut Kamu Bagaimana?
- Bab 333 Akrab
- Bab 334 Sudah Tidak Ada Masalah
- Bab 335 Orang Picik
- Bab 336 Tidak Bersalah
- Bab 337 Orang Yang Berguna
- Bab 338 Saudara
- Bab 339 Muda Dan Bersemangat
- Bab 340 Minta Maaf
- Bab 341 Foto Bersama
- Bab 342 Hadir
- Bab 343 Lalu Apa Maksudnya
- Bab 344 Wangi
- Bab 345 Orang Yang Tidak Penting
- Bab 346 Tenang
- Bab 347 Gadis cantik mabuk
- Bab 348 Apakah aku sudah gila
- Bab 349 Menyiksa
- Bab 350 Nanti kita bicarakan lagi
- Bab 351 Apa ini
- Bab 352 Melempar tangan
- Bab 353 Mempersulit
- Bab 354 Mengubah rencana
- Bab 355 Tuan Michael
- Bab 356 Kejadian Tak Terduga
- Bab 357 Bukan Dia
- Bab 358 Pasti Ada Persaingan
- Bab 359 Masalah Rumit
- Bab 360 Tempat Umum
- Bab 361 Mencari tahu
- Bab 362 Mendengarkanmu
- Bab 363 Apakah bodoh
- Bab 364 Penjudi
- Bab 365 Menangani
- Bab 366 – Bukan Urusanku
- Bab 367 Korban
- Bab 368 – Langsung berbicara ke intinya
- Bab 369 Kesedihan
- Bab 370 Aku Mengubah Pikiran Aku
- Bab 371 Sakit Hati
- Bab 372 Tidak Tega Hati
- Bab 373 tidak bercerita?
- Bab 374 Selalu sangat dalam
- Bab 375 tidak memaafkan
- Bab 376 Berpura-pura Tertarik
- Bab 377 Memutarbalikkan
- Bab 378 Kembali Diputarbalikkan
- Bab 379 Sudah Tidak Tahan Lagi
- Bab 380 Disengaja
- Bab 381 Salling Memaksa
- Bab 382 Dihalangi Didepan Pintu
- Bab 383 Membuat Masalah
- Bab 384 Makan-makan Keluarga
- Bab 385 Tidak Belajar Apa-apa
- Bab 386 Peran yang sulit
- Bab 387 Meledak Marah
- Bab 388 Rock
- Bab 389 Dia adalah adikku
- Bab 390 Tidak boleh
- Bab 391 Aku Juga Tidak Pergi
- Bab 392 Diduga Teman Lama
- Bab 393 Semuanya Terihat Familiar
- Bab 394 Aku Bukan Dia
- Bab 395 Benar-benar Palsu
- Bab 396 berpura-pura
- Bab 397 penghasutan
- Bab 398 perubahan tiba-tiba
- Bab 399 tidak terlambat
- Bab 400 ceritanya panjang
- Bab 401 Perasaan
- Bab 402 Buntu
- Bab 403 Datang Tak diundang
- Bab 404 Rencana
- Bab 405 Kemitraan
- Bab 406 Siasat
- Bab 407 Perjanjian
- Bab 408 Berterima kasih secara langsung
- Bab 409 Ada masalah
- Bab 410 Ternyata begitu
- Bab 411 Mengancam Aku?
- Bab 412 Wanita Muda Cantik
- Bab 413 Tunangan
- Bab 414 Mendengarkan Dia
- Bab 415 Kemenangan
- Bab 416 Kolaborasi yang Kuat
- Bab 417 Tidak Bisa Menerima
- Bab 418 Wawancara
- Bab 419 Pesta Minum
- Bab 420 Pergi
- Bab 421 Tiba-tiba dan tidak menduga
- Bab 422 Menunggu Kabar
- Bab 423 Mengkhianati
- Bab 424 Dikurung
- Bab 425 Transaksi
- Bab 426 fakta
- Bab 427 Sedikit lelah
- Bab 428 Mengakui
- Bab 429 Ayah
- Bab 430 Takdir
- Bab 431 Hati yang hampa
- Bab 432 Berbohong
- Bab 433 Mengambil barang milik orang lain
- Bab 434 Berakting
- Bab 435 Aneh
- Bab 436 Bertemu
- Bab 437 Pertemuan Tidak Menyenangkan
- Bab 438 Suami Istri Menjalani Hidupnya Masing-masing
- Bab 439 Nona Besar
- Bab 440 Kamu adalah Dia
- Bab 441 Kamu
- Bab 442 Ingatan Yang Hilang
- Bab 443 Berantakan
- Bab 444 Seluruh Situasi
- Bab 445 Kebakaran
- Bab 446 iblis
- bab 447 melarikan diri
- Bab 448 anjlok
- Bab 449 gelisah
- Bab 450 meminta bantuan
- Bab 451 Masalah pribadi
- Bab 452 Permasalahan dalam perusahaan
- Bab 453 Pengobatan Tradisional
- Bab 454 Tidak Mungkin Kambuh
- Bab 455 Bahagia
- Bab 456 dapat dipercaya
- Bab 457 cowok itu ganteng