Nikah Tanpa Cinta - Bab 136 Tidak bisa diselesaikan
Kemudian, biksu kecil itu datang lagi dan membawakanku dua pil putih.
Setelah aku mengucapkan terima kasih, aku bilang akan meminumnya nanti, dan setelah itu aku menyimpan pil itu.
Tentu saja aku tidak berani meminum pil yang dia berikan padaku, aku memintanya mencarikan obat untukku, tetapi itu agar aku lebih banyak berkomunikasi dengannya dan mendekatkan diri dengannya.
Dia berbalik dan pergi, aku menghentikannya. "Guru kecil, kamu memiliki wajah yang baik, aku ingin meminta tolong lagi."
Kali ini ia berbalik dan menatapku, "Ada apa?"
Dia berbicara dengan aksen lokal yang kuat, dan aku langsung tahu dari mana asalnya. karena aku telah lama mencari kemana-mana, aku telah mengunjungi hampir semua tempat di sekitarnya.
Aksennya adalah aksen sebuah tempat yang bernama Daerah Teratai, ciri-ciri dari aksennya adalah saat berbicara lidahnya cenderung digulung keatas langit-langit mulut, maka dari itu aku langsung tahu.
Beberapa tahun yang lalu terjadi gempa besar didaerah itu, waktu itu aku masih sekolah dan pergi ke sana untuk mendonor darah.
"Aku dan anakku diculik. Sekarang aku tidak tahu apa yang terjadi dengan anakku. aku sangat mengkhawatirkannya. Aku ingin Guru kecil berdoa didepan Bodhisattva agar anakku yang malang ini selalu dilindungi, bolehkah?" ia berbicara dengan pelan.
Aku tidak berpikir untuk berakting di depannya, tetapi ketika aku berbicara tentang anakku, air mataku tidak dapat dikendalikan dan segera mengalir.
Dia menyatukan tangannya dan melafalkan Amitofo dengan lembut, dan ditambah dengan wajah yang memelas.
“Kamu kelihatan sangat muda, apa kamu sudah punya anak?” Tanyanya lembut.
Dia mau mengobrol denganku. itu sangat bagus, selama ada komunikasi, jarak antara kami akan semakin dekat.
"Aku tidak takut jika Guru kecil menertawakanku. Aku tidak punya kerabat, tidak satupun. Setelah itu, aku punya anak, aku tidak tega meninggalkannya, jadi aku putus sekolah dan melahirkan anakku. Aku sekarang punya kerabat sedarah, ialah anakku, jadi ketika mereka mengancamku dengan anak, dan aku menyerah, "dengan mata yang memerah aku berkata.
Dia dengan suara kecil menyebutkan nama Buddha, "aku juga tidak punya kerabat, dan kerabatku sudah tiada."
"Apakah kamu kehilangan orang yang kamu cintai dalam gempa itu? Guru kecil memberi wajah melas, dan dia sama sekali bukan orang jahat. Aku harap kamu bisa mendoakan anakku. Aku akan berterima kasih padamu selama sisa hidupku."
Dia berhenti berbicara, menyatukan tangan, menundukkan kepala, dan kemudian menjawab, "Ya, orang tua dan saudara perempuanku semua mati dalam gempa itu. Sebab itu aku datang ke sini, berharap menemukan jawaban. Mengapa hanya aku yang berhasil hidup di dunia ini. "
Suaranya menjadi rendah dan tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.
"Kalau begitu, apakah kamu sudah menemukan jawabannya? Aku juga membutuhkan jawaban itu."
Dia menggelengkan kepalanya, "Tidak ada, Semua makhluk sedang menderita. Guru berkata bahwa aku tidak memiliki kebijaksanaan, hanya melihat penderitaan saja, jadi dia menolak untuk mencukur rambutku dan membiarkanku tinggal di sini, jadi aku hanyalah biksu palsu. Sekarang aku tidak punya tempat untuk pergi, dan aku tidak tahu di mana jalan untuk pulang ke rumah."
Awalnya aku hanya ingin mengobrol dengannya untuk mendekatkan diri, tetapi aku tidak menyangka akan terpengaruh oleh kata-katanya.
Aku mengerti betapa bingung dan tidak berdayanya dia, karena aku juga seperti selembar daun yang tidak tahu ke mana harus pergi.
Aku menghela nafas, "hati yang tenang adalah jalan pulang kita, ada beberapa hal yang tidak bisa diselesaikan, aku hanya bisa berpikir seperti itu."
“Hati yang tenang adalah jalan pulang.” Dia mengulangi apa yang aku katakan, dan mengulangnya sekali lagi.
“Ketika kuil ini akan dibangun, kuil ini kekurangan dana yang besar. Aku dengar ada seorang Bos menyumbang, dan barulah kuil ini dibangun. Setelah itu, kuil ini juga sering menerima sumbangan dari Bos itu, jadi Kepala Biara dan Bos punya hubungan yang sangat baik. Bos itu beberapa kali mengirim orang untuk ditahan di sini, ia mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang telah berbuat salah, dan menaruh mereka di sini, agar mereka mendengarkan kitab suci dan bertobat. Karena Kepala biara berhutang budi, jadi dia tidak pernah bertanya apakah itu benar atau salah. "
Aku juga tidak bertanya, tetapi dia menjelaskan mengapa aku bisa ditahan di sebuah kuil.
Tidak hanya itu, ia menjelaskannya lagi, "Buddha itu suci, seharusnya tidak akan terjadi apa-apa. Tetapi jika kamu sudah berutang budi, maka kamu harus membayarnya kembali. Para biksu di sini tidak mau terlibat dalam masalah ini, jadi mereka memintaku mengirimkan makanan untuk kamu. Kamu juga Jangan menyalahkan mereka. Sebenarnya, tidak satupun dari mereka adalah orang jahat. "
Aku mengangguk, "aku mengerti, aku tidak akan menyalahkan mereka, terima kasih telah memberi tahu ku tentang hal ini."
“Kesalahan apa yang kamu perbuat sehingga mereka mengurungmu di sini?” Dia bertanya padaku.
"Aku tidak melakukan kesalahan, hanya terjadi konflik saja. Tidak ada benar atau salah dalam masalah ini. Dalam konflik, pihak yang lebih lemah salah, dan pihak yang kuat adalah yang benar."
Dia mengangguk, “Sepertinya itu ada benarnya.” Kemudian dia berpikir sejenak, “Mengapa kamu tidak memintaku untuk melepaskanmu?”
“Tentu saja aku tidak akan membuat permintaan yang tidak masuk akal seperti itu. Ini akan menyulitkanmu. Aku hanya ingin kamu mendoakan anakku di depan Bodhisattva.” Kataku.
Dia mengangguk, "aku akan melakukannya. Aku akan berdoa untuk anakmu di depan Bodhisattva."
"Terima kasih Guru kecil. Terima kasih."
Dia tidak mengatakan apa-apa, menyatukan tangannya lagi, berbalik dan keluar.
Sejak hari itu, Sonny Zhang datang untuk mengantarkanku makanan, dan dia akan mengobrol dengan ku sebentar. Menghitung waktu, sudah lima hari aku ditahan disini.
Sejauh ini baik-baik saja. Hanya saja saat cuaca panas, tidak ada tempat untuk mandi, seluruh tubuhku sangat berminyak dan semakin tidak nyaman. Untungnya, aku tidak banyak bergerak, jadi aku tidak berkeringat dan belum mengeluarkan bau tak sedap.
Dari percakapan dengan Sonny Zhang, aku mengetahui.
Ketika gempa melanda, ia masih di sekolah menengah, dan rumah serta kerabatnya hilang dalam semalam. Kampung halamannya yang indah menjadi tempat Api penyucian dibumi. Setelah bencana ini, dia menderita depresi berat dan kesakitan serta tidak bisa keluar dari rasa sakit itu, jadi dia memutuskan untuk datang ke sini.
Ada kesamaan antara aku dan dia, kami sama-sama tidak memiliki ayah dan ibu.
Satu-satunya perbedaan adalah dia tahu bahwa orang tua dan saudara perempuannya tidak akan pernah kembali, tetapi aku tidak tahu siapa orang tuaku dan siapa aku.
Dia masih membawakan makanan untukku. Aku sudah lama tidak mandi, aku khawatir saat aku berbicara dengannya ada aroma tak sedap di tubuhku, aku berusaha untuk menjauh sejauh mungkin.
“Aku sudah berdoa untuk anakmu di depan Bodhisattva. Bodhisattva berkata, kamu dan anakmu akan baik-baik saja,” kata Sonny Zhang.
“Baiklah, terima kasih.”
Dia berjalan ke arahku, dan tiba-tiba melempar sesuatu, aku melihatnya, dan itu adalah kunci.
"Malam ini, aku tidak akan mengunci pintu ini. Saat dini hari, kamu keluar dan belok kiri, ada pintu kecil di sebelah Paviliun kitab suci Buddha, kamu buka pintu itu dan keluar, dan Ada tempat sampah di luar. Setiap dua hari sekali, truk sampah akan datang, besok truk sampah akan datang ke kuil, truk sampah akan tiba sekitar pukul 5.30 pagi, saat itu kuil sedang mengadakan kelas pagi, tidak akan ada seorang pun di kuil. kamu harus menemukan cara untuk meminta Guru membawamu turun gunung. "
“Apakah kamu tidak akan dipersalahkan?” Tanyaku dengan bersemangat dan cemas.
“Mereka tidak bisa berbuat apa-apa padaku. Ingat, jangan lari sendiri. Perjalanan menuruni gunung sangatlah jauh, kamu tidak bisa lari. Kita sudah ditakdirkan untuk bertemu, kuharap kamu menghargainya, kembalilah dan cari anakmu.” Dia melipat kedua tangannya dan menyebutkan nama Buddha dengan lembut.
Air mataku mengalir keluar. Sebenarnya dari awal aku ingin memanfaatkannya, tetapi kemudian aku tidak memiliki pemikiran seperti itu lagi, karena aku merasa bahwa aku juga sama tidak beruntungnya dengan dia, aku tidak ingin menyakitinya, tetapi demi Melvin, aku Harus melakukan ini.
Aku memberi hormat padanya dan berkata.
"Namaku Ivory Yao, aku tinggal di Shanghai, dan suami ku bernama Yulianto Hua .Dia memiliki reputasi yang sangat baik di Shanghai. Kelak jika kamu memiliki kesempatan datang ke Shanghai,sebut nama Yulianto Hua, maka kamu dapat menemukanku. Terima kasih saja tidak cukup untuk membalas kebaikanmu, kuharap kamu bisa menjaga diri. "
Dia tidak berbicara, hanya berbalik dan keluar.
Novel Terkait
Pria Misteriusku
LylyNikah Tanpa Cinta
Laura WangThe Gravity between Us
Vella PinkyDemanding Husband
MarshallUntouchable Love
Devil BuddyUangku Ya Milikku
Raditya DikaCinta Tak Biasa
SusantiNikah Tanpa Cinta×
- Bab 1 Menjual diri
- Bab 2 Kembali bertemu
- Bab 3 Aku bukan pelacur
- Bab 4 Tuan Muda Keempat
- Bab 5 Aku tidak bersedia
- Bab 6 Kamu sungguh keterlaluan
- Bab 7 Menjebak
- Bab 8 Bingung
- Bab 9 Pengaruh obat
- Bab 10 Dia akan segera datang
- Bab 11 Bodoh
- Bab 12 Kamu bisa memukul wajahku?
- Bab 13 Manipulasi
- Bab 14 Lakukanlah sesukamu
- Bab 15 Dibodohi lagi
- Bab 16 Sesuka hati
- Bab 17 Anak-anak orang kaya
- Bab 18 Jamua Malam Keluarga
- Bab 19 Hujan Malam
- Bab 20 Rahasia lantai atas
- Bab 21 Punyaku?
- Bab 22 Tidak Rela Untuk Berpisah Juga Suatu Kesalahan
- Bab 23 Memerankan Karakter Seperti Apa
- Bab 24 Hadiah
- Bab 25 Dalam Hujan Lebat
- Bab 26 Luka hati
- Bab 27 Mengapa ?
- Bab 28 Musuh
- Bab 29 Apakah hanya berani menyakiti wanita ?
- Bab 30 Apakah aku kalau bukan kamu
- Bab 31 Katakan sekali lagi
- Bab 32 Sedekah
- Bab 33 Kegelisahan
- Bab 34 Kunjungan rumah
- Bab 35 Jebakan
- Bab 36 Serangan Balik
- Bab 37 Meminta Tolong
- Bab 38 Masa Lalu
- Bab 39 Sifat Aslinya
- Bab 40 Mengekspos
- Bab 41 Kenapa kamu begitu berkeringat?
- Bab 42 Aku tidak menyukaimu
- Bab 43 lepaskan
- Bab 44 Bukan Aku
- Bab 45 Sungguh Galak
- Bab 46 Bukti
- Bab 47 Tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah
- Bab 48 Pria yang banyak rahasia
- Bab 49 Tidak bisa melihat orang dari penampilan
- Bab 50 Kejam
- Bab 51 Panggil Ayah
- Bab 52 Masuk akal
- Bab 53 Semakin antusias
- Bab 54 Kebetulan
- Bab 55 Maksudnya bukan seperti ini
- Bab 56 Tidak Mudah Terprovokasi
- Bab 57 Memegang Janji
- Bab 58 Dalam Hati Merasakan Kesenangan
- Bab 59 Tampaknya Mengerti
- Bab 60 Adanya Rasa Egois
- Bab 61 Kekuatan Yang Tidak Kecil
- Bab 62 Aneh Bisa Memilihmu
- Bab 63 Sedikit Memberikan Warna
- Bab 64 Inti
- Bab 65 Sangat Tidak Seimbang
- Bab 66 Seberapa Sulit
- Bab 67 Kamu Saja
- Bab 68 Penipu
- Bab 69 Komputer Canggih
- Bab 70 Juga Adalah Jebakan
- Bab 71 Mengetahui Kebenarannya
- Bab 72 Tidak tergantikan
- Bab 73 Hanya Pantas Menenteng Sepatu
- Bab 74 Jumlahnya Tidak Banyak
- Bab 75 Semoga Ada Hasilnya
- Bab 76 Melihat Keriuhan
- Bab 77 Pengaruh Yang Besar
- Bab 78 Tubuh Yang Bagus
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Tidak Peduli Bentuknya
- Bab 81 Menurutku Kamu Bisa
- Bab 82 Bukan Sesuatu Yang Istimewa
- Bab 83 Merasa Agak Bersalah
- Bab 84 Bukan Pemula
- Bab 85 Jelas Sekali Bukan
- Bab 86 Terlihat sedikit akrab
- Bab 87 Sangat mengejutkan
- Bab 88 Dalam satu malam
- Bab 89 Sekali Mendayung Dua Pulau Terlampaui
- Bab 90 Mendorongku ke tembok
- Bab 91 Ini Sangat Penting
- Bab 92 Gaya Apa
- Bab 93 Kebahagiaan Melayang
- Bab 94 Bukti Yang Sangat Kuat
- Bab 95 Memberikan Dampak Buruk Pada Tubuh
- Bab 96 Tidak masuk akal
- Bab 97 Tidak masuk akal
- Bab 98 Mengganggu wanita
- Bab 99 Dirimu yang menghindar
- Bab 100 Prajurit sedang dalam bahaya
- Bab 101 Pekerjaan Yang Sia-Sia
- Bab 102 Keluarga Yang Hebat
- Bab 103 Berusaha Tampil Sebaik Mungkin
- Bab 104 Benar-Benar Sangat Jahat
- Bab 105 Tidak Ada Kharisma
- Bab 106 Punya Reputasi
- Bab 107 Apa yang ingin dia lakukan
- Bab 108 Tidak tahu malu
- Bab 109 Solusi Yang Lebih Baik
- Bab 110 Ada harga diri
- Bab 111 Bagaimana membuktikannya
- Bab 112 Bagaimana Mungkin
- Bab 113 Hatinya jauh lebih tenang
- Bab 114 Benar Juga
- Bab 115 Tak Ternilai
- Bab 116 Kesan Pertama Yang Baik
- Bab 117 Tidak Sopan
- Bab 118 Pertempuran
- Bab 119 Menenangkan Diri Sendiri
- Bab 120 Apa kamu ingin mati
- Bab 121 Takdir Mempermainkan Manusia
- Bab 122 Benar-benar Bukan Manusia
- Bab 123 Menjaga Jarak
- Bab 124 Tidak Bisa Tenang
- Bab 125 Turut Prihatin Padamu
- Bab 126 Sangat kuat
- Bab 127 Mutiara di dalam Lautan
- Bab 128 Melihat aku dipermalukan
- Bab 129 Adalah orangku
- Bab 130 Lengan panjang
- Bab 131 Tidak bisa menahan emosi
- Bab 132 Citra perempuan
- Bab 133 sedikit mengejutkan
- Bab 134 Jalan Lain
- Bab 135 Menunggu kesempatan untuk pindah
- Bab 136 Tidak bisa diselesaikan
- Bab 137 Keterlaluan
- Bab 138 Jauh lebih rileks
- Bab 139 Aku akan melakukan yang terbaik
- Bab 140 Sesuai keinginanmu
- Bab 141 Mudah sekali
- Bab 142 Tidak bisa menikmati
- Bab 143 Panutan Belajarku
- Bab 144 Tidak sanggup Menerima
- Bab 145 Tiada habisnya
- Bab 146 Tidak Peduli
- Bab 147 Ingat
- Bab 148 Kamu Tidak Tahu Malu
- Bab 149 Tidak Bisa Menjebakku
- Bab 150 Niat Apa
- Bab 151 Dibuat Gila
- Bab 152 Berakting Sendiri
- Bab 153 Benar-Benar Hebat
- Bab 154 Mengompori
- Bab 155 Mendapatkan Keseimbangan
- Bab 156 Pemaluan Yang Besar
- Bab 157 Sangat berpengetahuan
- Bab 158 berkah dari kehidupan sebelumnya
- Bab 159 Tolong tenang sedikit
- Bab 160 Tidak bisa menyentuhku
- Bab 161 Kefokusan yang Sangat Tajam
- Bab 162 Berhati Kecil
- Bab 163 Hanya Ada Yang Lebih Bodoh
- Bab 164 Saling Memuji
- Bab 165 Sudah Tahu
- Bab 166 Kebahagiaan Terbesar
- Bab 167 Sempurna Tanpa Cacat Sedikipun
- Bab 168 Menyebarkan Keromantisan
- Bab 169 Muncul Kecurigaan
- Bab 170 Berpura-Pura Bodoh Padaku
- Bab 171 Bersikap Mendominasi
- Bab 172 Wajar
- Bab 173 Tidak Diragukan
- Bab 174 Banyak Tingkatan Yang Berbedaan
- Bab 175 Tidak Berdasar
- Bab 176 Membuatku Merasa Jijik
- Bab 177 Perkataan Mengejutkan
- Bab 178 Ahli Cinta
- Bab 179 Tidak Serius
- Bab 180 Sembunyi Dulu Saja
- Bab 181 Hal yang Baik
- Bab 182 Sangat Canggung
- Bab 183 Pasti Berhasil
- Bab 184 Solusi
- Bab 185 Rasa yang Dingin
- Bab 186 Tidak Punya Hati Nurani
- Bab 187 Bersikap Netral
- Bab 188 Terlihat Kuat Dari Luar, Akan Tetapi Dalamnya Sangat Lemah
- Bab 189 Kamu Tidak Akan Mengerti
- Bab 190 Seberapa Banyak yang Kamu Pahami
- Bab 191 Daya imajinani yang lumayan tinggi
- Bab 192 Tidak sempat mengurusi diri sendiri
- Bab 193 Sangat tegas
- Bab 194 Semakin mudah
- Bab 195 Bagaikan bermimpi
- Bab 196 Mengata-ngatai
- Bab 197 Membongkar Kartu Akhir
- Bab 198 Perilaku Pribadi
- Bab 199 Pertarungan Sengit
- Bab 200 Sulit Dipercaya
- Bab 201 Masuk akal
- Bab 202 Gentayangan di mana-mana
- Bab 203 Membereskan semuanya
- Bab 204 Begitu Lagak
- Bab 205 Harus Aku Akui
- Bab 206 Sangat berkualitas
- Bab 207 Tidak ada kemampuan
- Bab 208 Sikap apa
- Bab 209 Hal yang menakutkan
- Bab 210 Hubungan apa
- Bab 211 Hidup Bahagia
- Bab 212 Masuk Akal
- Bab 213 Bagaimana cara mengatasinya
- Bab 214 Membuat Orang Muntah Darah
- Bab 215 Tidak memperingatkan kamu
- Bab 216 Sudah Terbiasa
- Bab 217 Wanita Ku
- Bab 218 Jangan Terlalu Bersemangat
- Bab 219 Seorang Istri Harus Mematuhi Suaminya
- Bab 220 Posisinya Terlalu Rendah
- Bab 221 Ada Maksud Buruk Dibalik Perjamuan Makan
- Bab 222 Dia Tidak Peduli
- Bab 223 Bukan Orang Jahat
- Bab 224 Apa yang Perlu Ditebak?
- Bab 225 Jangan Bicara Omong Kosong Denganku
- Bab 226 Apakah dia tidak bisa melihatnya
- Bab 227 Mesra
- Bab 228 Sudah terjadi
- Bab 229 Motif yang sebenarnya
- Bab 230 Emosional
- Bab 231 Berusaha Lebih Keras
- Bab 232 Benar-Benar Hadiah Yang Besar
- Bab 233 Melakukan Pergerakan Setelah Adanya Pertimbangan
- Bab 234 Tunggu Kapan Lagi
- Bab 235 Sesuka Hati Berkata
- Bab 236 Masalah Penting
- Bab 237 Apa Artinya
- Bab 238 Terserah Padamu
- Bab 239 Berhenti Sebentar
- Bab 240 Yang Lebih Cantik
- Bab 241 Mulut binatang buas
- Bab 242 Tidak akan mengampunimu
- Bab 243 Suami istri yang saling mencintai
- Bab 244 Tidak bisa berkata-kata
- Bab 245 Kandidat yang paling cocok
- Bab 246 Ini tidak logis
- Bab 247 Tidak yakin
- Bab 248 Ada orang sengaja mengaturnya
- Bab 249 Frustasi
- Bab 250 Siapa lagi yang bisa
- Bab 251 Tidak Optimis
- Bab 252 Mengutamakan Kepentingan Bersama
- Bab 253 Mengakui Akan Mendapatkan Keringanan Hukuman
- Bab 254 Persiapan Mental
- Bab 255 Tak Berdaya
- Bab 256 Melamun
- Bab 257 Belajar Dari Kehidupan
- Bab 258 Menghindari Pertemuan
- Bab 259 Bertemu Lagi
- Bab 260 Orang Yang Terkenal
- Bab 261 Jangan menganggu terus
- Bab 262 Tidak Berkata apa-apa
- Bab 263 Tidak tergugah
- Bab 264 Binatang berpakaian manusia
- Bab 265 Ternyata begitu
- Bab 266 Mengganti Dengan Gaya Kelas Atas
- Bab 267 Bukan Masalah
- Bab 268 Terlepas Dari Rasa Beban
- Bab 269 Alasan Yang Mana
- Bab 270 Mempertanyakan Soal Makam
- Bab 271 Berkharisma
- Bab 272 Memiliki Tekanan Besar
- Bab 273 Bangunan Masih Sama Tapi Orang Sudah Berubah
- Bab 274 Kembali
- Bab 275 Jangan Membenciku
- Bab 276 Jatuh terluka
- Bab 277 Tetap bersikap tenang
- Bab 278 kembali berharap
- Bab 279 Persaingan sehat
- Bab 280 Silahkan kamu pergi
- Bab 281 Bahaya yang lebih besar
- Bab 282 Temani aku ngobrol
- Bab 283 Tebakannya langsung benar
- Bab 284 Sangat realistis
- Bab 285 Tak terduga
- Bab 286 Sangat berjodoh
- Bab 287 Waktu tidak bisa kembali
- Bab 288 Lama tidak bertemu
- Bab 289 Niat jahat
- Bab 290 Dekorasi yang indah
- Bab 291 Apa Yang Kamu Lakukan?
- Bab 292 Segera berkumpul kembali
- Bab 293 Bertemu dia lagi
- Bab 294 Pria Super Tampan
- Bab 295 Mengejutkan dan mengagumkan
- Bab 296 Jangan Hiraukan Dia
- Bab 297 Berkata Jujur
- Bab 298 Bukti
- Bab 299 Senang Di atas Penderitaan Oranglain
- Bab 300 Menghindar
- Bab 301 Pengkhianat
- Bab 302 Menyebalkan
- Bab 303 Fitnah
- Bab 304 Tinggal
- Bab 305 Kabur
- Bab 306 Nada salah
- Bab 307 Bicarakan baik-baik
- Bab 308 Menjadi patuh
- Bab 309 Menyuapimu
- Bab 310 Lubang hitam
- Bab 311 Membuat Penasaran
- Bab 312 Siapa Yang Sakit
- Bab 313 Merahasiakan
- Bab 314 Ditanya-tanya
- Bab 315 Tidak keluar
- Bab 316 Orang Pintar
- Bab 317 Aku Bukan Orang Luar
- Bab 318 Mencari Kamu
- Bab 319 Wajah Merona
- Bab 320 Pura-pura Sakit
- Bab 321 Bergerak
- Bab 322 Kita Akan Baik-Baik Saja
- Bab 323 Konflik
- Bab 324 Benar-Benar Sangat Mendesak
- Bab 325 Ternyata Enak Sekali
- Bab 326 Pribadi
- Bab 327 Tidak Tega
- Bab 328 Berkhianat
- Bab 329 Anak Gadis
- Bab 330 Ada Apa
- Bab 331 Tenang
- Bab 332 Menurut Kamu Bagaimana?
- Bab 333 Akrab
- Bab 334 Sudah Tidak Ada Masalah
- Bab 335 Orang Picik
- Bab 336 Tidak Bersalah
- Bab 337 Orang Yang Berguna
- Bab 338 Saudara
- Bab 339 Muda Dan Bersemangat
- Bab 340 Minta Maaf
- Bab 341 Foto Bersama
- Bab 342 Hadir
- Bab 343 Lalu Apa Maksudnya
- Bab 344 Wangi
- Bab 345 Orang Yang Tidak Penting
- Bab 346 Tenang
- Bab 347 Gadis cantik mabuk
- Bab 348 Apakah aku sudah gila
- Bab 349 Menyiksa
- Bab 350 Nanti kita bicarakan lagi
- Bab 351 Apa ini
- Bab 352 Melempar tangan
- Bab 353 Mempersulit
- Bab 354 Mengubah rencana
- Bab 355 Tuan Michael
- Bab 356 Kejadian Tak Terduga
- Bab 357 Bukan Dia
- Bab 358 Pasti Ada Persaingan
- Bab 359 Masalah Rumit
- Bab 360 Tempat Umum
- Bab 361 Mencari tahu
- Bab 362 Mendengarkanmu
- Bab 363 Apakah bodoh
- Bab 364 Penjudi
- Bab 365 Menangani
- Bab 366 – Bukan Urusanku
- Bab 367 Korban
- Bab 368 – Langsung berbicara ke intinya
- Bab 369 Kesedihan
- Bab 370 Aku Mengubah Pikiran Aku
- Bab 371 Sakit Hati
- Bab 372 Tidak Tega Hati
- Bab 373 tidak bercerita?
- Bab 374 Selalu sangat dalam
- Bab 375 tidak memaafkan
- Bab 376 Berpura-pura Tertarik
- Bab 377 Memutarbalikkan
- Bab 378 Kembali Diputarbalikkan
- Bab 379 Sudah Tidak Tahan Lagi
- Bab 380 Disengaja
- Bab 381 Salling Memaksa
- Bab 382 Dihalangi Didepan Pintu
- Bab 383 Membuat Masalah
- Bab 384 Makan-makan Keluarga
- Bab 385 Tidak Belajar Apa-apa
- Bab 386 Peran yang sulit
- Bab 387 Meledak Marah
- Bab 388 Rock
- Bab 389 Dia adalah adikku
- Bab 390 Tidak boleh
- Bab 391 Aku Juga Tidak Pergi
- Bab 392 Diduga Teman Lama
- Bab 393 Semuanya Terihat Familiar
- Bab 394 Aku Bukan Dia
- Bab 395 Benar-benar Palsu
- Bab 396 berpura-pura
- Bab 397 penghasutan
- Bab 398 perubahan tiba-tiba
- Bab 399 tidak terlambat
- Bab 400 ceritanya panjang
- Bab 401 Perasaan
- Bab 402 Buntu
- Bab 403 Datang Tak diundang
- Bab 404 Rencana
- Bab 405 Kemitraan
- Bab 406 Siasat
- Bab 407 Perjanjian
- Bab 408 Berterima kasih secara langsung
- Bab 409 Ada masalah
- Bab 410 Ternyata begitu
- Bab 411 Mengancam Aku?
- Bab 412 Wanita Muda Cantik
- Bab 413 Tunangan
- Bab 414 Mendengarkan Dia
- Bab 415 Kemenangan
- Bab 416 Kolaborasi yang Kuat
- Bab 417 Tidak Bisa Menerima
- Bab 418 Wawancara
- Bab 419 Pesta Minum
- Bab 420 Pergi
- Bab 421 Tiba-tiba dan tidak menduga
- Bab 422 Menunggu Kabar
- Bab 423 Mengkhianati
- Bab 424 Dikurung
- Bab 425 Transaksi
- Bab 426 fakta
- Bab 427 Sedikit lelah
- Bab 428 Mengakui
- Bab 429 Ayah
- Bab 430 Takdir
- Bab 431 Hati yang hampa
- Bab 432 Berbohong
- Bab 433 Mengambil barang milik orang lain
- Bab 434 Berakting
- Bab 435 Aneh
- Bab 436 Bertemu
- Bab 437 Pertemuan Tidak Menyenangkan
- Bab 438 Suami Istri Menjalani Hidupnya Masing-masing
- Bab 439 Nona Besar
- Bab 440 Kamu adalah Dia
- Bab 441 Kamu
- Bab 442 Ingatan Yang Hilang
- Bab 443 Berantakan
- Bab 444 Seluruh Situasi
- Bab 445 Kebakaran
- Bab 446 iblis
- bab 447 melarikan diri
- Bab 448 anjlok
- Bab 449 gelisah
- Bab 450 meminta bantuan
- Bab 451 Masalah pribadi
- Bab 452 Permasalahan dalam perusahaan
- Bab 453 Pengobatan Tradisional
- Bab 454 Tidak Mungkin Kambuh
- Bab 455 Bahagia
- Bab 456 dapat dipercaya
- Bab 457 cowok itu ganteng