Takdir Raja Perang - Bab 84 pikiran Bagus

Jalan pinggiran kota di Kyoto.

Nofan dan Merry tidak tahu harus tertawa atau kasihan melihat Bagus yang kotor merangkak keluar dari dari tempat sampah, siapa yang bisa percaya bahwa tuan muda yang dulu merasa dirinya paling hebat juga bisa bersembunyi di tong sampah.

"Bersihkan dulu dirimu."

Merry menutup hidungnya dan melambaikan tangannya, menyuruh ia pergi dengan jijik.

Wajah Bagus merah seketika, dan berkata, "Kak, aku benar-benar tidak punya pilihan. Mereka berusaha keras megejarku. Aku sudah mencoba semua tempat di mana aku bisa bersembunyi."

“Tapi kamu juga tidak perlu sampai bersembunyi di dalam tempat sampah.” Kata Merry dengan tidak senang.

Bagus tertawa mengejek, pandanganya beralih ke arah Nofan, matanya mengelak tanpa sadar.

"Pergi bersihkan badanmu dulu," kata Nofan ringan, dan kemudian maju kedepan mereka untuk memimpin jalan. Sebenarnya, Nofan keliatan tidak merasa jijik pada Bagus.

Setelah menemukan hotel, mereka memasuki kamar, dan Merry langsung menyuruh Bagus untuk mandi.

Setelah setengah jam.

Setelah Bagus keluar dari kamar mandi, wajahnya masih terlihat kelelahan dan kecapekan yang tak terkendali.

“Ada apa.” Nofan yang terlebih dahulu bertanya sebelum Merry sempat buka suara.

Mata Bagus tiba-tiba memerah, dan dia berkata dengan suara rendah, "Max yang telah membunuh ayahku, ibuku ... ibuku ..."

Bagus mengepalkan tangannya, air mata pun mengalir keluar, dan tubuhnya gemetar, namun dia masih mengertakkan giginya dan berkata, "Dia tidak peduli, dia bilang bagus jika ayah mati! Dia ... dia ... benar-benar ..., ayah, ayah selalu menuruti perkataanya, sulit dipercaya jika ia sama sekali tidak punya perasaan padanya bukan? "

Di kalimat terakhirnya, Bagus hampir berteriak.

Merry bergetar, dan dengan cepat mendekati Bagus, menepuk bahunya dengan lembut.

Tidak ada yang lebih buruk dari ini.

Orang yang membunuh ayahnya sebenarnya adalah pamannya, dan ibunya, bahkan tidak peduli dan tidak bertanya.

Di Satu sisi ayah, dan di sisi lain ada ibu, orang bisa membayangkan bagaimana hati Bagus yang menderita.

“Hanya itu?” Nofan bertanya dengn suara rendah, jika itu hanya karena ini, dia benar-benar kecewa.

“Kakak!” Merry mempelototi Nofan dengan tidak puas. Ia tidak tahu waktu, bagaimana bisa dia bertanya seperti itu pada Bagus.

Bagus menghentikan Merry, dan kemudian berkata kepada Nofan: "Kak ... Aku tahu aku tidak pantas memanggilmu kakak, tetapi kamu adalah kakakku, tidak ada yang bisa mengubah ini."

"Tidak." Nofan menggelengkan kepalanya. "Aku bukan kakakmu, kau juga bukan adikku, dan ayahmu, Sandy Ye juga bukan putra kandung dari kakek, jadi bisa dibilang, kita tidak memiliki hubungan apapun."

Bagus menatap Nofan dengan tak percaya, seperti ada suara ledakan di kepalanya, sekilas warna aneh muncul di pandangannya.

"Katakan semua yang kamu ketahui padaku, dan aku akan membuat hidupmu aman. Kamu harusnya tahu bahwa aku memiliki kemampuan seperti itu bukan!" Nofan membuka kedoknya sendiri.

Bagus belum menanggapinya. Merry yang khawatir, menatap Nofan, "Kak, Bagus hanyalah seorang anak kecil, jangan terlalu keras padanya."

“Keras?” Nofan mencibir. “Ketika aku di umurnya, aku sudah bekerja keras di luar. Ohya, ia masih meminta semuanya dari ibu tercintanya.”

Merry terdiam beberapa saat. Dia benar-benar tidak tahu harus berkata apa.

Sebenarnya, awalnya Bagus dan Nofan tidak begitu banyak berhubungan.

Dia juga tidak bisa menolong Bagus begitu saja, seperti halnya saat Nofan diusir. Dia mencoba yang terbaik, tetapi dari awal ia tidak menemukan Bagus, membiarkan Bagus memimpin Nofan, dan mengubah pemikiran ibunya.

"Max ingin mengetahui rahasia kakek dari ayah, tetapi ayah tidak mengatakannya. Setelah itu, ayah membocorkan rahasia Max yang juga adalah pegawai, Max pun membunuh ayahku."

Bagus berkata dengan cepat, dengan pandangan tidak biasa melayang di matanya.

Sandy telah kurang lebih seminggu meninggal dunia, seharusnya ia tidak begitu sedih lagi. Pada saat yang sama, dia juga sebenarnya sudah tahu bahwa Sandy bukan putra kandung dari kakeknya. dia pura-pura tidak tahu, karena ingin mendapatkan dukungan dari Nofan.

Toh, saat ini dia hanya bisa mengandalkan kakaknya, Nofan.

"Rahasia? pegawai?"

Kata-kata Bagus membuat Nofan menaikkan alisnya. Dia sekarang bingung ketika mendengar kata rahasia, apalagi seorang pelayan.

Kakek juga pernah bilang bahwa ia dan teman lamanya merupakan pelayan.

"Kak?"

Bagus menatap Nofan dengan gugup, takut kalau Nofan tidak puas dengan info yang diberikannya.

Nofan pun tersadar dari lamunan nya, memandang Bagus yang seperti malu-malu di depannya, dan berpikir sejenak: "Kamu punya dua pilihan sekarang."

"Pertama, aku akan memberimu sejumlah uang, menghapus jejak keberadaanmu, dan kamu bisa hidup tanpa beban seumur hidup."

"Tidak." Bagus menggelengkan kepalanya dengan kuat. Dia melihat bahwa uang memang berharga, namun di saat keadaan genting, ia sama sekali tidak bisa melakukan apa-apa dengan uang. Sebelumnya ia memiliki banyak uang, tetapi dia tidak berani menggunakannya sama sekali dan hanya bisa bersembunyi di tempat sampah sambil menggigil.

Aku ingin mengendalikan nasib saya!

Bagus berteriak keras di dalam hatinya.

“Hmm?” Nofan mendengus, Bagus langsung menolak pilihan pertama, tetapi biarkan dia melihatnya.

"Kalau begitu, aku akan membuat identitas baru untukmu, kamu pergi latihan di militer, dan aku akan memberi sumber daya yang terbaik untukmu, tetapi kamu hanya punya satu tahun untuk menunjukkan keahlianmu."

Intinya, Jika dalam satu tahun ia tidak menunjukkan bahwa dirinya berharga, maka terpaksa ia harus memilih pilihan yang pertama.

Jika ada yang Nofan benar-benar membuat janji seperti itu, mereka pasti akan sangat iri padanya. Harus diketahui bahwa sumber daya yang dimiliki Nofan saat ini, jika mereka tidak terlalu boros menggunakannya, maka mereka bisa mencapai kekuatan Prajurit Imbatible dengan mudah.

Bagus terdiam mendengarnya, dan matanya terlihat seperti kehilangan, sebenarnya yang paling ia inginkan adalah berada di sisi Nofan.

Dia melihat, tidak peduli ayahnya atau anggota keluarganya yang hebat, tidak ada yang bisa membantu kakaknya yang sudah mulai dewasa ini.

“Takut?” Nofan bertanya sambil menatap Bagus yang terdiam.

Bagus menggelengkan kepalanya, "Meskipun itu bukan pilihan yang aku inginkan, tapi aku menerima tantangan itu."

"Apa kamu bisa?"

Merry yang daritadi tidak mengeluarkan suara bertanya tiba-tiba, Bagus bukan pria yang tangguh dalam ingatannya.

Bagus, yang awalnya penuh tekad, merasa canggung, "Kakak, jangan meremehkanku."

“Cih!” Merry memutar matanya, tetapi berkata: “kalau begitu aku akan menunggu dan melihatnya.”

Karena sudah diputuskan, Nofan tidak berlama-lama lagi, dan langsung menghubungi Jimmy untuk membawa Bagus pergi.

Setelah ini, Bagus akan menghadapi neraka di bumi, bahkan lebih buruk daripada neraka, karena dia sama sekali tidak memiliki dasar.

Selama dia bisa melewatinya, ia akan menunggu kelahiran dari sebuah kepompong.

Melihat Bagus dibawa pergi oleh Jimmy, Merry hampir tak percaya, dan memikirkan sesuatu yang telah terjadi sebelumnya, dan ia pun membuat keputusan di dalam hatinya.

Nofan tidak memperhatikan ekspresi Merry, ia memikirkan sesuatu dalam benaknya. Berita yang dibawa oleh Jimmy, Keluarga Chang, sudah mulai berjalan.

Namun yang janggal adalah, sepertinya ... Max tidak memberi tahu Adela sejak awal.

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu