Takdir Raja Perang - Bab 405 Nama yang sengit, orangnya puitis

Tepat ketika ular membuka mulutnya dan menelan ke arah Brock.

Boom!

Mendadak, tubuh Brock gemetaran, tiba-tiba lepas dari belitan ular, diikuti oleh kakinyaberdiri tegak, kemudian melompat tinggi, tinjuannya melayang ke kepala ular.

Tinjuannya penuh kekuatan, ular tadi langsung berubah menjadi tumpukan serpihan kayu.

“Memegang sebatang rumput..."

Melihat pemandangan ini, tukang kayu di bawah pohon merasa kasihan.

Brock melihat sekilas tiga orang yang ada di halaman dan berkata: "Apakah ingin terus bermain?"

Tiga orang di halaman saling melihat satu sama lain. Beberapa waktu kemudian, semua ragu!

Kekuatan Brock terpampang di depan mereka, bahkan jika mereka bertiga bergabung, bukanlah lawan dari Brock.

Jika bukan Brock yang menghentikan niat membunuh mereka, maka mereka bertiga akan segera mati terbunuh oleh Brock dalam hitungan detik.

"Apa maksudmu, Brock?" Mau menindas orangku lagi?"

Saat itu, lonceng perak terdengar, dan seorang wanita keluar dari rumah di halaman.

Wanita itu tampak sekitar enam belas atau tujuh tahun,. Tubuhnya kecil dan lincah, wajah halus, keindahan yang bisa membuat orang lain kehilangan napas. Dia menggembungkan pipinya dan menatap dengan pandangan tidak puas ke Brock.

Namun, Brock mengabaikan wanita, dan berkata kepada Nofan Ye yang berada di sampingnya, "ini adalah adikku, Nia. Sisanya tergantung dirimu sendiri, apakah dia berpartisipasi dalam rencanamu, tergantung dari kemampuan Anda sendiri, aku pergi ke luar sebentar untuk mencari angin." "

"Nia? Ooh.."

Nofan Ye terbengong sebentar, kemudian tertawa.

Adik Brock sangat cantik, seperti wanita dalam puisi, tapi nama itu benar-benar... Aw!

"Apa maksudmu tertawa? Sudah bosan hidup? Atau mau makan kentut?”

Nia melihat Nofan sekilas dan berkata demikian.

Brock memperkenalkan Nia sekali kepada Nofan Ye, kemudian keluar dari ruangan seperti tidak ingin berlama-lama di dalamnya.

“Hmm...” Nofan Ye melihat sekilas Nia, kemudian berhenti tertawa dan bersikap serius. Dia pun berkata, “Begini, aku memiliki sebuah urusan yang membutuhkan bantuan kalian.”

“Urusan apa?”, tanya Nia.

“Ini mengenai peta harta karun yang merupakan salah satu harta karun Sanxia...” Nofan Ye menjelaskan dengan rinci mengenai tiga harta karun Sanxia dan juga rencanya kepada Nia.

Dia mempercayai Brock, hal serupa juga kepada Nia.

Setelah mendengar perkataan Nofan Ye, alis Brock naik dan tiga orang yang datang duluan melawan Brock juga memandangi Nofan Ye dengan pandangan yang tidak senang.

Hal ini membuat Nofan Ye merasakan sesuatu yang salah.

"Ternyata ini semua rencana kamu, sungguh luar biasa!" Setelah beberapa saat, Brock berkata: "Jika ingin aku membantumu, itu tidak mustahil. Hanya perlu melihat seberapa besar ketulusanmu "

Nofan Ye tersenyum dan berkata, "Sis, jika aku tidak salah menebak, kamu dan tiga temanmu mencari nafkah dengan mencuri makam, bukan?"

"Maaf, apa maksudmu mencuri makam? Apa yang sedang kamu bicarakan? Kami adalah arkeolog arkeologi terkenal. Nia memandang Nofan Ye dengan penuh kebencian, dan kemudian berkata kepada pria setengah baya gemuk itu, "Sigit, cepat ambil bukti sertifikat arkeologimu dan berikan kepada orang ini lihat."

"Baik!" Pria paruh baya gendut itu segera mengeluarkan dokumen di depan Nofan Ye dan berkata: "Hey Nak, apakah sudah jelas?"

"Ini sertifikat arkeologi yang nyata."

“Ehmmm......” Nofan Ye terdiam, tetapi tidak terlalu mempermasalahkan hal ini dengan Nia. Dia berpikir sebentar dan berkata, “Aku pikir, kalian sudah membuat sebuah peta tiga harta karun Sanxia, bahkan telah memulai rencana kalian, bukan? Begini sajalah. Jika kalian membantuku, aku hanya mengambil tiga barang dari kotak harta karun Sanxia. Yang lainnya menjadi miliki kalian, bagaimana?”

Mendengar syarat yang dikatakan Nofan Ye, Nia dan ketiga orang lainnya saling memandang dan memberi kode lewat pandangan.

"Janji!" Nia membuat keputusan!

Kemudian dia memperkenalkan Nofan Ye kepada ketiga pria yang sebelumnya melakukan pengepungan di halaman.

Nama priaparuh baya yang gemuk adalah Sigit!

Tukang kayu yang duduk di bawah pohon itu namanya Kiki!

Adapun duduk di samping sumur tua bahwa pemuda bermain pedang, bernama Pim.

Nia adalah ketua dari keempatnya.

Setelah kedua belah pihak mencapai kesepakatan kerjasama, Sigit dengan sangat tidak puas berkata dengan Nofan Ye, "Kamu ini ya, lebih awal untuk menemukan kami untuk bekerja sama bukankah lebih baik? Mengapa membuat peta harta karun ini terkenal, sekarang orang yang mengincar harta itu tidak 1000 juga ada 800 orang, tekanan kompetitif begitu besar. "

"Sigit, kamu salah. Dia melakukan ini karena ia ingin orang lain menjadi korban untuknya.", kata Nia. Dia sangat cerdas, dari sebelumnya Nofan Ye mengatakan kepada semua tentang ketiga harta karun Sanxia dan seluruh rencana, ia menebak alasan Nofan Ye mengumumkan kabar tentang harta karun itu kepada khalayak umum, adalah untuk membiarkan orang lain berkorban untuknya.

“Gila, Ketua! Hati anak ini sudah hitam dong? Kita bekerjasama dengannya, apakah tidak akan dirugikan olehnya?”, ucap Kiki setelah mendengar penjelasan dari Nia.

“Tenanglah, aku ada di pihak yang sama dengan Brock. Jadi, aku tidak akan merugikan kalian.”, jelas Nofan Ye.

“Tidak apa. Jika kamu memiliki keberanian merugikan kami, silahkan dicoba!”, kata Nia dengan wajah yang terserah.

“Ehmmm....” Nofan Ye berkata, “Karena urusan telah selesai disepakati, maka sampai berjumpa di hari H!”

“Ok!”, jawab Nia.

Nofan Ye tidak tetap tinggal di dalam ruangan, dia berputar dan meninggalkan ruangan itu.

Di luar ruangan, ada seseorang yang berdiri di sana.

“Brock!”

Nofan Ye berteriak memanggil Brock.

“Sudah memastikan?”, tanya Brock kepada Nofan Ye.

“Sudah, adikmu sangat cepat dan tanggap!”, jawab Nofan Ye.

“Ehm, benarkah? Ini tidak sama dengan dia yang seperti biasanya.” Brock mengerutkan dahinya.

“Kalau begitu, ktakanlah bagaimana aku yang biasanya?” Saat ini, Nia juga keluar dari ruangan dan memandangi Brock dengan pandangan yang tidak mengenakkan.

“Nofan Ye, karena urusan sudah diselesaikan, maka kita pergi!”, kata Brock kepada Nofan Ye dengan tanpa memerdulikan Nia.

“Ini...” Nofan Ye mengerutkan dahi. Dia juga tidak bodoh, dia bisa melihat langsung kalau hubungan kakak beradik ini sedikit khusus. Dia tidak ingin ikut di dalam ‘peperangan’ antar dua bersaudara ini.

“Apa yang kamu inginkan?”, kata Brock dengan pandangan tidak sabar kepada Nia.

“Mengaku salah dengan sendirinya!”, kata Nia denan dingin dan memancarkan aura sangar dari tubuhnya.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu