Takdir Raja Perang - Bab 17 Iblis Asuro

Kota Sinabor.

Keluar dari dalam bandara, wajah Nofan dipenuhi kerisauan, 8 tahun lalu dia pergi secara tiba tiba, dia dulu hanyalah anak yang tidak tau apa apa, dan sekarang dia telah kembali, kampung halamannya yang dulu sekarang sudah terlihat sangat jauh berbeda.

“Pergi ke kediaman keluarga Ye.”

Nofan menaiki taxi, duduk di belakang memandangi pemandangan diluar jendela.

Tidak bisa dibandingkan dengan kota besar seperti Kota Haloja, meskipun begitu Kota Sinabor juga memiliki perubahan besar, berdasarkan ingatannya, dia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengakrabi lingkungan disini.

Bertambahnya keakraban dalam benaknya terhadap kota ini, mobil melaju semakin dekat dengan kediaman keluarga Ye, entah kenapa rasanya pada saat ini waktu seperti berhenti.

Kediaman keluarga Ye berada di bawah kaki pegunungan, leluhur menetap di tempat ini sudah sejak ratusan tahun yang lalu.

Nofan menuju ke tempat utama keluarga Ye, rumah leluhur ini mencakup puluhan hektar paviliun di dalam nya, setiap paviliun berada di antara rimbunnya pepohonan, membuatnya memiliki kesan yang unik dan berbeda dari paviliun lainnya.

Di depan kediaman Ye, amarah Nofan langsung meluap luap saat melihat bendera putih di depan rumah, emosi hingga mengepalkan kedua tangannya, bisa dilihat dengan jelas jika dia sudah tidak bisa menahan diri lagi.

“Kamu belum bayar.” Sopir taxi yang melihat Nofan akan pergi begitu saja tanpa membayar langsung cemas, dia membuka pintu mobil terus berteriak.

Tatapan semua orang tertuju pada Nofan.

“Tuan?”

Sosok laki laki tua dengan seluruh rambutnya yang sudah memutih menatap Nofan terkejut.

Nofan yang mendengar itu menganggukkan kepalanya, “pak Anthony, ini aku.”

“Tuan benar benar kembali.” Pak Anthony langsung antusias, dia memerintahkan orang disampingnya untuk pergi membayar taxi, dan dia sendiri berjalan mendekati Nofan, menggenggam tangan Nofan, mengamatinya dari ujung kepala sampai ujung kaki, berkata pelan, “syukurlah tuan sudah kembali.”

“Pak Anthony, sebenarnya kenapa? Kenapa kakek .....” Nofan bertanya.

Senyum di wajah pak Anthony langsung memudar, dia mendesah pelan, melihat kesekitar baru berbisik pelan, “tuan, jangan marah, kematian sudah menjadi kehendak tuhan, kakek sudah meninggal dengan tenang.”

“Aku tidak percaya.” Nofan menggelengkan kepalanya, tatapan kedua matanya penuh kemarahan.

Tidak ada siapapun yang tau lebih jelas dibandingkan dengan dirinya, lima tahun yang lalu, dia mengajarkan kakek jurus tanpa nama, meskipun hasilnya tidaklah maksimal, tapi bisa menjamin jika kakek akan sehat dan panjang umur.

Kakek baru berumur 80 tahun, kenapa tiba tiba kondisi tubuhnya memburuk.

“Tuan, dengarkan perkataan orang tua ini, kakek sekarang sudah tidak ada, tolong jangan berdebat lagi dengan mereka, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dalam sebuah keluarga.”

Pak Anthony menasehati Nofan sambil membimbingnya masuk kedalam rumah.

Nofan begitu menghormati pak Anthony, laki laki ini dulu bersedia mengajarinya dan membimbingnya dengan tulus.

“Ai yo, bukankah ini tuan muda keluarga Ye kita, kenapa kamu kembali? Apa kamu tidak takut jika aku akan mematahkan kedua kakimu?” ejekan datang dari balik pintu, terlihat laki laki muda muncul berjalan mendekat.

“Arden, perhatikan perkataanmu.” Pak Anthony memarahinya.

Arden hanya tertawa, “hei orang tua, aku akan berbelas kasih memanggilmu pak Anthony, siapa kamu, bahkan namaku saja berani kamu sebut seenteng itu?”

Setelah Arden mengatakan itu sebuah tamparan terjatuh di wajahnya.

Plaakkk!

Suaranya sangat keras, Arden berteriak, wajahnya sudah membekas lima jari bekas tamparan, bahkan hingga membuatnya terdorong kebelakang.

“Minta dihajar?” Nofan mendecih.

“Kamu berani menamparku!” Arden menatap tepat Nofan di depannya, berteriak marah, “Nofan, kamu akan habis, kamu berani menamparku!”

“Banyak omong!”

Nofan mendecih sekali lagi, dia melayangkan tendangannya kepada Arden.

“Tuan, tuan ini orang baik.” Pak Anthony berusaha menahan Nofan, “tuan tidak perlu berbuat seperti ini.”

“Kenapa, aku tidak boleh menamparnya?” Nofan kembali tersenyum dingin, tatapan kedua matanya menunjukkan dendam yang sangat kuat.

Selamanya dia tidak akan lupa, penindasan macam apa yang dia terima saat diusir dari keluarga Ye 8 tahun yang lalu, jika bukan karena kakek, mungkin tiket untuk pergi keluar negeri, atau bahkan nyawanya sendiri saja sudah tidak bisa dipertahankan.

Pak Anthony semakin panik, dia mendorong Nofan berjalan keluar, “ayo ayo, kakek sudah tidak ada, tuan juga jangan pernah kembali lagi.”

“Ini keluargaku, kenapa aku tidak boleh kembali.” Nofan tersenyum tipis, menekan bahu pak Anthony, “tidak usah khawatir, aku bukanlah diriku yang dulu, aku sudah dewasa.”

“Aku..... ei....” pak Anthony mendesah pelan, air matanya sudah terjatuh tidak bisa ditahan.

Nofan menepuk nepuk pundak pak Anthony, “lihat saja bagaimana aku akan menjadi hebat, ya?”

“Kamu ini....” pak Anthony mendesah pelan, tangannya menyeka air mata di wajahnya, mengatakan, “tuan Sandy tidak ada dirumah, aku akan mencarikan tempat tinggal untukmu, kamu harus berhati hati.”

Nofan tersenyum, kenangan kembali terlintas dalam benaknya, “waktu itu aku benar benar bodoh.”

Pak Anthony yang mendengar itu hanya bisa menghembuskan napas panjang, memimpin jalan di depan.

Belum sempat mereka berjalan beberapa langkah, seseorang yang terlihat begitu mirip dengan Nofan menghadang jalan mereka dengan membawa 8 orang bersamanya, Arden dengan wajah yang masih memiliki bekas tamparan berdiri di sampingnya, menatap Nofan penuh kebencian.

“Tuan.” Pak Anthony memanggil lirih.

Nofan menyipitkan kedua matanya, dalam hatinya berbisik lirih, Bagus Ye.

Bagus Ye menatap Nofan sekilas, tatapannya kemudian tertuju pada pak Anthony, berkata lirih, “pak Anthony, apa sudah lupa aturan keluarga? Kenapa orang luar diperbolehkan masuk kedalam rumah?”

“Tuan!” pak Anthony langsung panik, “tuan Nofan adalah kakak tuan, bukan orang luar.”

“Kakak?” Bagus Ye mengatakan dengan wajah sedingin es, “aku tidak ingat jika aku memiliki seorang kakak, keluarga Ye juga tidak ada seorangpun yang bernama Nofan.”

“Kamu....” pak Anthony begitu kesal hingga gemetaran.

“Tenanglah, jangan karena orang seperti itu sampai mempengaruhi kesehatanmu.” Nofan menenangkannya, mencoba membantu pak Anthony mengatur nafasnya.

Tatapan dingin Bagus Ye terjatuh pada Nofan, “keluarga Ye tidak menyambutmu, pergilah.”

“Iya benar, siapa kamu, kamu pikir kamu bisa datang kemari seenakmu?” Arden menimpali.

Kedua mata Nofan kembali menyipit, dia menatap Arden dengan tatapan dingin, “seekor anjing saja bisa menggonggong disamping tuannya, cari mati!”

Setelah menengar itu Arden mundur beberapa langkah kebelakang, bersembunyi diantara kerumunan pengawal, wajahnya sudah penuh ketakutan.

Bagus Ye seketika geram saat melihat reaksi Arden.

“Kelihatannya anjingmu itu payah sekali.” Nofan tersenyum dingin, “bagimana pun juga ini adalah tempat keluarga Ye, belum saat nya bagi orang luar untuk berbuat arogan.”

Bagus Ye berteriak keras, “diam!”

“Siapa kamu.”

Nofan mengerutkan keningnya, bertanya merendahkan.

“Tidak penting siapa aku.” Bagus Ye berkata pelan, “kamu? Kamu hanyalah iblis asuro, iblis yang tidak memiliki keluarga, tidak memiliki.... ke.. lu... ar... ga!”

Ekspresi di wajah pak Anthony terlihat berubah, “Bagus Ye, kamu sudah keterlaluan!”

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu