Takdir Raja Perang - Bab 437 Kekuasaan Ferry

“haha!” Farhan menyeka darah dari ujung bibirnya, tertawa dan berkata: “ memperlakukanku sebagai pelanggar aturan Peace Villa Resto? Kamu orang tua, kamu lucu sekali, aku ingin tahu apa yang akan kamu lakukan padaku?”

“mereka yang melanggar peraturan Peace Villa Resto, akan mati!” Wisnu menjeda setiap kata dan dengan dingin mengatakannya.

Saat dia mengatakan ini, sekejap suasana dilantai satu Peace Villa Resto menjadi hening.

Bahkan banyak orang yang merasa telapak kakinya dingin.

Farhan terdiam, ia menciutkan lehernya karena takut. tapi bagaimanpun juga dia adalah orang yang kejam dan selalu menerima dukungan dari kakaknya. Dia tidak akan menerima nasehat itu, malah menunjukkan wajah sinisnya dan berkata: “orang tua, maksudnya kamu ingin membunuhku? Apakah kamu sedang melawak? Atau otak tua mu sudah berkarat?”

Saat Farhan melawan Wisnu, orang-orang disekitarnya mulai berdiskusi.

“jadi orang tua ini adalah pemilik Peace Villa Resto? Bos Wisnu adalah orang baik, bahkan disaat Peace Villa Resto telah memasuki pasar disektor konsumen kelas atas, demi konsumen biasa agar dapat makan di Peace Villa Resto, dia tetap mempertahankan lantai satu untuk konsumen biasa, dan makanan disini jauh lebih murah daripada tempat lain.”

“Aku dari china datang ke Kota Muara sudah bekerja selama lebih dari sepuluh tahun. Dalam sepuluh tahun terakhir, setiap kali makan aku selalu datang ke Peace Villa Resto, kamu bisa makan daging seharga dua puluh ribu dengan porsi cukup besar dan sangat mengenyangkan, setiap kali makan disini membuatku merasa seperti dirumah sendiri.”

“aku sudah makan di Peace Villa Resto selama puluhan tahun. Awalnya di era perang, Peace Villa Resto adalah tempat berlindung yang aman. Tidak peduli seberapa besar kesulitan yang kamu hadapi, selama kamu datang ke Peace Villa Resto, kamu akan aman. Tidak ada yang berani melanggar aturan Peace Villa Resto selama beberapa dekade ini, pemuda ini tidak mengerti apa-apa dan dia berani melanggar peraturan Peace Villa Resto.”

“bagaimana dengan Ferry? dia hanyalah seorangan bajingan. Jika dia melakukan sesuatu pada Peace Villa Resto, kita akan bersatu dan membunuhnya bersama. Peace Villa Resto memberi kita orang biasa tempat untuk makan, kita harus melindunginya dan jangan membiarkan siapapun merusaknya.”

……

Hampir semua penonton berdiri dipihak Wisnu.

Seperti yang dikatakan oleh beberapa orang tua yang telah melihat awal dirintisnya Peace Villa Resto, Peace Villa Resto memberikan kesan “rumah” kepada semua konsumen biasa dan merupakan tempat yang aman dihati mereka.

Orang-orang ini tidak akan pernah membiarkan orang lain menghancurkan Peace Villa Resto.

Farhan kaget dengan sikap orang-orang di sekitarnya, dia tidak menyangka restoran seperti ini akan memiliki pengaruh yang begitu besar.

“aku akan hitung sampai sepuluh, tolong kamu keluar dari Peace Villa Resto!” Wisnu menghitung dengan keras: “sepuluh.”

“sembilan.”

“delapan.”

“tujuh.”

Meksipun Farhan sedikit bingung, tetapi dia tidak mendengar perkataan Wisnu untuk meninggalkan Peace Villa Resto.

Karena, barusan dia menelpon dan memberi tahu kakaknya.

Kebetulan kakaknya sedang membicarakan bisnis dengan orang lain dilantai dua Peace Villa Resto. Setelah mengangkat teleponnya, dia memintanya untuk menunggu dan segera membawa yang lain turun.

Benar saja, ketika Wisnu menghitung sampai tiga, muncullah seorang pria berumur dengan potongan ramput sisir kebelakang, dan jari-jari dewasa kecil tergantung dilehernya, dengan cerutu dimulutnya dia membawa empat sampai lima pengawal kekar turun kebawah.

“beraninya kamu mengusir adikku keluar dari Peace Villa Resto!”

Pria berumur itu berjalan turun dari lantai dua dan mendengar suara Wisnu, dengan tawa sinis ia berkata.

Dia adalah Ferry, kakak pertama Farhan sekaligus direktur Perusahaan Dongyang.

Ferry benar-benar orang yang kejam. Dia baru datang ke Kota Muara lima tahun yang lalu, saat itu dia hanya seorang pria miskin, tapi dia mengandalkan kekejamannya untuk mengusai Kota Muara, bahkan ia menjadi pemimpin didaerah Silin.

Bisa dibilang, selain kelompok mafia internasional seperti Partai Iblis. beberapa kelompok mafia kecil lainnya di daerah Silin, tidak ada yang berani menyentuhnya.

Dia adalah raja di lingkungan kelompok mafia di daerah Silin.

Oleh karena itu, banyak orang yang ingin sukses di daerah Silin, baik yang membuka perusahaan formal atau perusahaan ilegal, mereka harus mencari Ferry terlebih dahulu. Hanya dengan persetujuan Ferry, barulah bisa berjalan dengan lancar, jika tidak jangan berharap bisa sukses di daerah Silin.

Ferry turun dari lantai dua, ia menatap kearah Wisnu dan berkata: “orang tua, kamu adalah pemilik Peace Villa Resto?”

“iya!” Wisnu menganggukkan kepala.

“bagus sekali, beberapa waktu yang lalu ada seseorang mencariku, ia menginginkan tanah Peace Villa Resto. Jika bukan karena aku sedang sibuk, sudah dari awal aku mencarimu. Kebetulan hari ini aku bertemu denganmu, aku akan menghubungi sekretarisku dan memintanya untuk membawa surah kontrak pengalihan tanah untuk kamu tanda tangani.”

Ferry berbicara dengan tenang, kemudian dia mengeluarkan ponselnya dan bersiap menghubungi sekretarisnya.

“Aku tidak pernah mengatakan akan menjual tanah ini!” Wisnu berbicara dengan tenang.

“ha ha!”mendengar apa yang dikatakan Wisnu, Ferry tertawa. Ia menjatuhkan cerutu yang ada di tangannya ke lantai, melangkah kedepan dan tiba-tiba berteriak pada Wisnu: “apakah aku butuh persetujuanmu untuk membeli tanah mu?”

“Kamu dan Peace Villa Resto sama-sama sudah berusia seabad. Apakah kamu tidak tahu Ferry itu siapa?”

Aku ingin menghormati orang yang tua, jadi aku berbicara dengan sopan padamu, apakah kamu tidak menghargainya?

Kamu sudah tua dan tidak akan hidup lama lagi, apakah kamu tidak takut mati!

Tetapi, aku akan memberitahumu, didunia ini ada satu jenis kematian, dimana yang ingin hidup akan mati dan yang ingin mati malah tidak bisa mati. Kamu tahu itu?”

Dihadapkan dengan teriakkan Ferry, Wisnu terlihat masih sangat tenang. Dengan ekspresi tenang diwajahnya, dia tidak menganggap serius Ferry.

Tetapi pada saat itu kerumunan orang disekitarnya marah, satu per satu dari mereka berteriak memarahi Ferry.

“Ferry, dasar kamu parasit, sampah dan bajingan. Kamu menganggap dirimu siapa?”

“Jika kamu berani menyentuh Peace Villa Resto, kami akan membunuhmu hari ini!”

“benar, aku rela mengorbankan nyawaku, bagi siapa yang berani menyentuh Peace Villa Resto, aku akan melawannya sampai mati!”

“Teman-teman, Ferry ingin membuat kita tidak memiliki tempat untuk makan, kita tidak boleh membiarkannya. Sekarang, waktunya kita bersatu dan membunuh Ferry bersama!”

……

Kerumunan itu ricuh dan mengancam akan berhadapan dengan Ferry.

Dor!

Disaat ini Ferry mengeluarkan sebuah pistol Desert Eagle dan melepas tembakan ke jendela.

Kerumunan orang-orang yang semula marah tiba-tiba menjadi terdiam karena suara tembakan itu mengagetkan mereka.

Pada saat yang sama, beberapa mobil datang ke Peace Villa Resto dan sekelompok pria kekar bertato bergegas turun dari mobil. Mereka tidak hanya membawa senjata, mereka juga menempatkan Senapan Gatling dipintu Peace Villa Resto.

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu