Takdir Raja Perang - Bab 263 Setelah Malam Ini, Keluarga Xiao Hilang dari Kota Bintang

Cakra sangat sombong, mengintimidasi.

Dia sangat menyayangi Oscar, mendidik Oscar sebagai pewaris keluarga Xiao.

Tapi Nofan malah mematahkan satu tangan Oscar.

Ini membuat Cakra marah sekali, mempunyai niat untuk membunuh Nofan.

Namun, menghadapi Cakra yang marah besar, Nofan malah memasang wajah santi, melirik sinis Cakra, lalu dengan santai berkata: "Sekarang tinggalkan sini, keluarga Xiao di kota Bintang masih ada tempat untuk berdiri, atau tidak, setelah malam ii, kota Bintang tidak ada lagi keluarga Xiao."

"Haha!"

Mendengar perkataan Nofan, Cakra tercengang dulu, lalu tertawa terbahak.

Cakra adalah orang yang kuat dan berambisius, seumur hidupnya sudah mengalami berbagi rintangan, pernah berhadapan dengan banyak orang jahat, tapi orang segila Nofan di hadapannya, dia pertama kali menemuinya.

Menurutnya, jangankan Nofan, bahkan Daegang pun tidak berani mengatakan kalau dalam semalam akan menghancurkan keluarga Xiao.

keluarga Xiao adalah keluarga yang sudah diwariskan selama ribuan tahun, kekuasaannya di kota Bintang sudah sampai ke akar-akar, hampir tidak ada kekuasaan manapun yang bisa menggoyahkan kekuasaan keluarga Xiao di kota Bintang.

Tapi Nofan malah begitu tidak malu bermulut besar, mau dalam semalam menghabiskan keluarga Xiao dari kota Bintang.

Ini bukan tidak takut!

Ini adalah persetan dengan tidak takut!

Bahkan Yosep yang di samping juga mengerutkan kening, melihat Nofan dengan dingin, pupilnya juga muncul niat membunuh amat kuat.

Meskipun dia sangat tidak senang terhadap Cakra karena mendidik Oscar sebagai pewaris tahta keluarga Xiao, tapi bagaimana juga dia adalah orang keluarga Xiao, Nofan mengancam mau menghabisi keluarga Xiao dalam semalam, ini membuatnya sangat tidak senang.

Sekarang sebagian besar kekuatan tempur keluarga Xiao berada di tangannya, kemampuan keluarga Xiao sebesar apa, dia paling tau dari siapapun, jadi, dia lebih merasa Nofan hanya bermulut besar saja, dan juga bermulut besar yang tanpa persiapan.

Setelah Cakra menarik tawanya, dia berkata dengan dingin kepada Nofan: "Kamu anak haram ini, hanya dengan kalimatmu tadi, meskipun hari ini Daegang kemari, juga jangan berharap bisa melindungi nyawamu."

Namun, Nofan masih belum berbicara, Valen yang di sebelah sudah sangat tidak senang, berteriak kepada Cakra: "Kamu si tua bangka ini, berani-beraninya memarahi kak Nofan anak haram? Aku jadikan kepalamu sebagai wadang untuk kencing kamu percaya tidak?"

Valen sudah bersemangat, bersiap menyerang Cakra kapan saja.

Tapi Nofan tidak menyuruhnya bergerak, dia tidak berani bergerak.

"Pheng!"

Wajah Cakra sebahaya air tenang, dia sudah terhitung puluhan tahun di kota Bintang, tidak pernah ada orang yang berani tidak sopan padanya seperti Valen. Dia dengan tak sadar mengepalkan tangannya, tulangnya bersuara, kedua matanya dipenuhi keinginan membunuh.

Disaat ini, Yosep yang berdiri di sebelah Cakra berteriak kepada Valen: "Lancang sekali!"

"Siapa yang memberimu keberanian sampai berani menghina papaku?"

"Kamu harus tau, keluarga Xiao sudah diwariskan selama ribuan tahun, di kota Bintang, siapapun yang menghina orang keluarga Xiao, harus dibunuh!"

"Haha, hanya kalian saja?" Valen tertawa dingin, menunjuk Cakra dan Yosep, berkata: "Aku dengan satu tangan saja bisa memukul kalian, percaya tidak?"

"Heng!" Yosep berdecih dingin, meskipun kekuatan yang Valen tunjukkan sebelumnya sangat kuat, tapi dia tetap tidak peduli, dengan dingin berkata: "Sampah bodoh, kamu kira kamu pintar sekali berkelahi? Apakah tinjuanmu bisa melawan peluruku? Keluarga Xiao bisa berdiri di kota Bintang? Kemampuannya bukan yang bisa kamu bayangkan."

Diikuti dengan suara Yosep, di sekeliling vila Orangeland, tiba-tiba ada bayangan bergerak, tidak sampai 3 menit, ada ratusan orang sampai ke depan pintu vila Orangeland dari sekeliling vila Orangeland, berdiri di depan Yosep dan Cakra.

Orang-orang ini memakai pakaian seni bela diri, adalah tentara bayaran yang terlatih.

Mereka berdiri di depan Cakra dan Yosep, langsung mengangkat senjata, mengarahkan kepada Nofan dan Valen.

Tapi, tentara bayaran di hadapannya, Valen sama sekali tidak takut, dengan kemampuannya, mampu mengalahkan semua tentara bayaran ini sebelum mereka menarik pelatuknya.

Tapi saat Valen bersiap untuk bergerak, Nofan malah menahan bahunya, menyuruhnya jangan mudah sekali bergerak.

Lalu, Nofan mengangkat kepalanya, melihat di atas pohon kuno yang sebesar dua atau tiga lingkaran lengan di depan vila Orangeland, melihat seorang kakek tua mengenakan pakaian kuno warna abu-abu di atas pohon kuno itu.

Kakek tua ini terlalu tidak biasa, biasanya puncak pohon tidak lebih besar dari jari manusia, tapi kedua kakinya menginjak di atasnya, tapi pucuk pohon itu bahkan tidak membengkok.

Kakek tua itu sepertinya tidak berat sedikitpun.

"Oh?" Kakek tua itu tercengang, sepertinya tidak menyangka kalau Nofan menyadarinya, dia turun dari pucuk pohon itu, seperti burung kecil terbang di atas ketinggian ratusan meter, dia mendarat di atas lantai tanpa terluka sedikitpun, dengan aneh melihat Nofan, berkata: "Anak muda, kamu bisa menyadariku, sangat tidak gampang."

"Tampaknya, kamu juga seorang praktisi!"

"Darimana asalmu? Siapa gurumu? Karena memang praktisi, menyerang orang biasa dengan asal sudah melanggar perjanjian praktisi."

"Goa Golga, kebajikan abadi." Ucap Nofan dengan tenang: "Aku beberapa hari lalu baru mengakui seseorang sebagai guru, sementara masih belum termasuk praktisi sesungguhnya, jadi, perbuatanku, tidak terikat oleh perjanjian praktik."

"Rupanya begitu." Kakek tua itu menyipitkan matanya, berkata: "Tapi meskipun kamu tidak terikat oleh perjanjian praktik, tapi aku membunuhmu, Goa Golga dengan kebajikan abadi juga tidak akan mencariku untuk balas dendam."

"Itu juga harus kamu membunuhku dulu baru bisa." Ucap Nofan dengan santai.

"Kamu merasa aku tidak bisa membunuhmu?" Tatapan kakek tua itu dingin, aura kuat keluar dari badannya, bagaikan sebuah gunung, menekan ke arah Nofan.

Tapi wajah Nofan masih santai, tubuhnya bergetar, langsung menghilangkan tekanan kuat dari orang tua itu.

Ekspresi orang tua itu menjadi suram, awalnya, dia mendengar Nofan beberapa hari lalu baru mengangkat kebajikan abadi sebagai guru, mengira kalau Nofan baru menginjak masuk pintu praktisi, tapi tadi Nofa dengan mudah menghilangkan kekuatan yang dia keluarkan.

Weng weng weng!

Disaat aura membunuh kakek tua itu muncul, bersiap melawan Nofan, handphone Cakra tiba-tiba bergetar.

Cakra mengeluarkan handphonenya, melihat siapa yang meneleponnya, lalu menekan tombol jawab.

Cepat sekali, telepon itu langsung tersambung!

"Halo, aku adalah Cakra, siapa kamu?" Ucap Cakra.

Cakra, aku adalah Gonza." Terdengar suara bariton dari ujung telepon sana.

"Rupanya Gonza, ada apa meneleponku?"

"Tadi, Daegang meneleponku, katanya menantunya dan cucumu terjadi sedikit keributan, berharap aku keluar, melihat atas mukaku menyuruhmu jangan ribut dengan menantunya lagi, bagaimana? Apakah kamu bersedia menjaga mukaku ini?"

"Gonza, bukan aku tidak memberimu muka, hanya saja masalah ini......lebih baik kamu jangan urus!" Cakra dengan sopan menolak saran Gonza.

" Cakra, kamu tau bagaimana kedudukan Daegang, ribut dengannya tidak ada untungnya bagimu!" Gonza membujuk dengan baik hati.

"Gonza, menantunya mematahkan satu tangan cucuku, menyuruhku membiarkannya saja, itu tidak mungkin! Kamu beritahu dia, meskipun dia langsung datang kemari, aku juga akan membunuh si Nofan anak haram ini di hadapannya." Ucap Cakra tanpa sedikit kompromi.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu