Takdir Raja Perang - Bab 48 Pembunuhan Tenaga Medis

setelah meletakkan sarapan di atas meja, Nofan pun melepaskan celemek miliknya. dia lalu berteriak ke lantai atas: "Merry, ingatlah untuk sarapan. aku akan pergi dulu."

"iya, cepatlah pergi!" kata Merry dengan tidak sabar.

Nofan lalu menaikkan kedua bahunya dengan tidak berdaya dan pergi dari rumah.

setelah mendengar suara motor yang semakin menjauh, Merry pun turun dari lantai atas dan setelah memastikan Nofan sudah pergi, dia lalu mengeluarkan ponsel untuk mengirim pesan: tim musuh telah pergi, segera datang.

tidak lama kemudian, Veronica pun sampai di depan villa dan segera pergi bersama Merry ke ruang makan. dimsum sup yang lembut dan wangi, gorengan cakwe yang renyah dan lezat, susu kedelai yang harum dan lezat dimakan dengan nikmat.

"aku sangat iri karena kamu memiliki koki yang hebat." kata Veronika sambil mengelus perutnya yang telah kelaparan itu.

selama beberapa hari ini, masakan Nofan telah diterima dengan baik oleh lambungnya. kalau tidak, dia juga tidak akan datang untuk sarapan secara diam-diam seperti ini. setelah dia memakan masakan Nofan, dia merasa semua makanan tidaklah lezat dan dia hanya tertarik akan masakan Nofan.

meskipun dia sangat ingin menyetujui undangan dari Merry untuk makan siang dan malam di rumahnya, namun dia tidak berani menyetujui itu. karena dia takut kalau dirinya tidak lagi bisa memakan makanan lain. dia akan merasa kesusahan akan hal ini.

melihat Veronica yang terlihat begitu nyaman, Merry pun berkata: "bagaimana kalau kamu datang untuk makan setiap hari? lagipula kamar kosong di rumahku sangatlah banyak."

"hm." Veronica melototkan matanya dan dia sangat jelas apa tujuan dari perkataan Merry itu.

hanya saja..... dirinya sangatlah tidak cocok dengan Nofan. mereka akan berantam setiap bertemu.

"apa ruginya menjadi kakak iparku? kakakku begitu sukses di usia muda, memiliki banyak uang, badan yang kekar dan dia adalah idaman banyak wanita." kata Merry karena dia tidak mengerti kenapa Veronica terus menolaknya.

Veronica merasa lucu akan perkataan tersebut, dia lalu berkata: "apa yang kamu mengerti, anak kecil? begitu banyak pria baik di dunia ini."

"mereka tidak bisa dibandingkan dengan kakakku." tegas Merry.

sikap meremehkan dari Veronica membuat Merry merasa sedikit tidak puas. dia lalu mengulurkan tangannya untuk menggeli tubuh Veronika. Veronika juga membalasnya dan terdengar suara tawaan dari dua wanita di dalam villa tersebut.

setelah selesai, Veronica pun bertanya dengan penasaran: "bukankah kamu berkata kalau kakakmu adalah anak rumahan? kenapa dia pergi begitu pagi hari ini?"

mendengar ini, Merry pun menjawabnya dengan tidak berdaya: "dia pergi menjemput seseorang di bandara."

"menjempur orang?" Veronica mengerutkan keningnya.

"Ria Chu." kata Merry sambil menatap Veronica dengan tidak puas dan kembali berkata: "tidak tahu apa yang sedang dilakukan wanita itu, perusahaan surya prasma akan dipindahkan ke kota Kyoto. dia semalam menghubungi kakakku dan memaksa kakakku untuk menjemputnya di bandara. kakakku tidak boleh menolaknya."

Veronica lalu memikirkan hal itu dengan wajah yang cemberut. meskipun dia tahu kalau dirinya tidak mungkin bisa bersama dengan Nofan, namun dia merasa sedikit kecewa ketika mendengar kabar ini. dia merasa sesuatu telah direbut dari dirinya.

"kak Veronica, apakah kamu tidak memikirkan untuk mencoba menjalin hubungan dengan kakakku? akan kukatakan kepadamu, kakakku adalah pria yang sebenarnya. kamu begitu penuh hormat jika keluar bersamanya. meskipun dia adalah anak rumahan, namun di luar sana, dia juga merupakan orang yang sangat hebat." kata Merry.

dia tidak bisa memberi penjelasan kenapa dia tidak menyukai Ria. meskipun dia tahu kalau Ria juga merupakan korban ditengah semua kejadian ini, namun dia juga tidak memiliki perasaan yang baik terhadap Ria.

mungkin kesan yang diberikan Michael kepadanya waktu itu terlalu mendalam. dia pun menolak untuk kembali berhubungan dengan keluarga Chu. jika Nofan pada akhirnya tetap bersama dengan Ria, maka dia harus kembali menghadapi Michael.

Nofan yang sedang ada di bandara itu sama sekali tidak tahu kalau Merry sedang berusaha untuk memperkenalkan Veronica kepadanya. nyatanya Veronica sudah dilupakannya sejak awal.

sebagai bandara pusat di negara China, bandara ini sangat besar dan orang yang berada di sini sangatlah banyak.

dia dengan susah payah mendapatkan tempat untuk memarkirkan mobil. Nofan lalu turun dari dalam mobil dan mulai menatap ke sekelilingnya dengan perasaan menegangkan.

tidak ada orang yang bisa merasakan kepadatan penduduk yang sebenarnya jika belum datang ke China. ruang tunggu bandara yang memiliki luas ribuan meter persegi itu sudah dipenuhi oleh banyak orang dan semua orang terlihat berdesak-desakan di sana.

Nofan mengerutkan keningnya dan merasa sedikit menyesal kenapa dia harus menyetujui Ria untuk datang menjemputnya.

sebenarnya dia tidak ingin datang, namun Ria tidak lagi bersikap dingin seperti dulu dan malah berkomat-kamit lewat telepon.

ditambah lagi masalah saham, dia harus membicarakannya lagi bersama Ria. oleh karena itu, dia pun datang untuk menjemputnya.

ketika waktu pelandasan pesawat hampir tiba, orang yang ada disekitarnya semakin banyak. begitu banyak suara yang masuk ke daam telinganya. seketika, Nofan mengerutkan keningnya dan dia sepertinya mendengar sebuah suara yang tidak asing baginya.

duar duar!

seketika terdengar suara tembakan dan Nofan melihat dua orang terjatuh sambil memegang perut mereka masing-masng. aroma darah juga mulai menyebar di sana.

"ah!"

"isis!"

"telungkup, cepatlah telungkup."

"segera larikan diri!"

bandara yang awalnya memiiki sistem tersendiri itu seketika terlihat begitu kacau. suara teriakan terdengar dimana-mana dan semua orang berlari ke luar dengan perasaan panik.

Nofan tidak bisa berdiri dengan stabil di tengah orang-orang dan dia pun didesak hingga keluar dari pintu.

"janganlah panik, tundukkan kepala kalian dan berjalanlah dengan teratur."

"carilah tempat aman dan jangan tunjukkan kepala kalian!"

"telumgkup, telungkup!"

satpam yang ada dibandara segera keluar dan puluan satpam berseragam pun mulai mencari orang tersebut ditengah lautan manusia. namun suara tembakan itu tidak lagi terdengar. semua orang yang ada di sana juga mulai bersikap tenang.

Nofan terlihat seperti seekor ikan yang sedang berenang di lautan manusia. dia lalu mencari sebuah tempat yang aman untuk bersembunyi dan dia pun menatap ke arah sudut barat laut ruangan tersebut.

suara tembakan kembali terdengar.

setelah itu, Nofan pun mengerutkan kening.

sudah dua orang terjatuh di lobi tersebut dan darah mereka telah mengalir bagaikan air pada lantai. tidak ada lagi orang di sekeliling kedua orang tersebut.

"cepat, cepat!"

beberapa orang perawat pun bergegas kesana. Nofan tidak sempat untuk mengatakan sesuatu dan mereka sudah sampai di depan orang yang terluka itu.

"Cepatlah lari......"

sebelum selesai mengatakan itu, suara tembakkan kembali terdengar dan beberapa tenaga medis itu pun jatuh. aroma darah terasa begitu kental di lobi tersebut.

semua orang terlihat begitu panik setelah mendengar suara tembakkan tersebut. untung saja dia mengumpulkan waktu yang banyak dan tidak langsung ikut campur dalam masalah ini.

"brengsek!"

kata Nofan dengan wajah yang terlihat begitu murung.

ternyata ini adalah teknik pembunuhan tenaga medis.

teknik seperti ini sangat sering ia jumpai pada pertarungan biasanya. namun teknik ini malah digunakan dengan sembarangan pada masyarakat biasa. dan..... di tempat asal suara tembakkan itu berasal, Nofan hanya melihat pistol dan tidak melihat jelas orang yang memegang pistol tersebut.

brengsek!

dia kembali memakinya di dalam hati. Nofan segera menatap ke sekelilingnya dengan cepat.

tidak ada orang dibalik pistol itu dan pistol itu pastilah dikontrol dari jarak jauh. dikarenakan banyaknya cctv yang ada di tempat itu, orang tersebut mungkin saja mengendalikan pistol itu melalui bantuan cctv. namun mungkin juga kalau orang itu ada disekitar dirinya.

Novel Terkait

Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu