Takdir Raja Perang - Bab 143 Hargailah diriku

Nofan relatif menganggur sebagai manajer keamanan di Yanjing university, pada dasarnya tidak ada urusan apa-apa, dalam sekejap mata, seminggu telah berlalu.

Selama waktu ini, sebuah peristiwa besar terjadi di Kyoto, yaitu Mark meninggal.

Meskipun Mark telah diusir dari keluarga Li, kematiannya menyebabkan keributan di Kyoto.

"Meskipun Mark telah diusir dari keluarga Li, bagaimanapun dia adalah anggota keluarga Li. Siapa yang cukup berani untuk membunuhnya?"

"Apakah itu dilakukan oleh anggota keluarga Li?"

"Seharusnya tidak. Bagaimanapun, Mark juga pewaris keluarga Li, jadi Keluarga Li tidak akan melakukan itu."

"Tidak, tidak, tidak, keluarga besar seperti keluarga Li, yang paling penting adalah reputasi keluarga, meskipun Mark telah dikeluarkan dari keluarganya, tetapi jika dia melakukan sesuatu di luar, keluarga Li lah yang akan malu. "

……

Kematian Mark telah menjadi gosip orang-orang di Kyoto untuk mengobrol setelah makan, dan berbagai pendapat bermunculan.

Nofan tidak memperhatikan masalah ini.

"Manajer, tidak bagus, ada masalah!"

Sementara saat Nofan sedang tidur siang di kantor, seorang satpam bergegas dan berteriak pada Nofan.

“Masalah apa?” tanya Nofan.

“Ada yang datang membuat masalah.” Kata Satpam dengan segera.

“Membuat masalah?” Nofan membeku sesaat dan berkata: “Ayo pergi, antar aku ke sana.”

Satpam itu membawa Nofan ke lapangan Yanjing University, Begitu tiba di lapangan, dia melihat sekelompok besar orang telah mengelilingi lapangan.

Nofan mengerutkan kening dan menyeruak masuk ke kerumunan. Dia melihat seorang pria muda yang mengenakan jaket kulit hitam dan celana kulit dengan model rambut ayam jago dan tangannya sedang memegang sebuah tongkat bisbol, wajahnya terlihat sengit.

Sementara belasan preman mengikutinya dari samping.

Saat ini, seorang pria dan wanita dipaksa untuk berlutuk di tanah.

“Pel*c*r sialan, aku menyuruhmu telanjang, apa kamu tidar dengar?” Pria muda itu melayangkan tangannya dan menampar wajah wanita yang berlutut di tanah. Kemudian dengan tongkat bisbol di tangannya, dia menunjuk wanita itu dan memekiknya.

“Hu...hu...” wanita itu menangis tersedu-sedu, matanya penuh dengan rasa takut dan putus asa.

"Alex, kamu jangan keterlaluan, sekarang ini adalah masyarakat yang diperintah oleh hukum. Apa kamu berani ceroboh? Apakah kamu tidak takut dihukum?" Pria yang berlutut di tanah memarahi pemuda si ‘kepala ayam jago’.

"Hukum? Kuberitahu kamu, aku adalah hukum!" Alex sangat arogan dan memukuli kepala pria yang berlutut di tanah beberapa kali hingga mengeluarkan darah kental kemudian menendangnya hingga tersungkur ke tanah, lalu ia berkata dengan angkuh: "Tunggu aku selesai menghajar pel*c*r ini, baru aku akan bermain denganmu."

Alex kembali menatap wanita itu lagi dan berteriak keras, "Pel*c*r, karena kamu tidak mau melepasnya, maka aku akan membantumu melepasnya."

Sembari berbicara, Pas di saat Alex hendak mengulurkan tangan untuk melepas pakaian wanita itu, Nofan berjalan keluar dari kerumunan dan meraih tangan Alex, lalu ia berkata, "Teman-teman, selesaikan masalahmu dengan baik-baik, jangan main pukul, apalagi dua orang mahasiswa!"

“Sialan, siapa kamu?” Alex membeku sejenak dan bertanya dengan dingin kepada Nofan sembari menatapnya

“Namaku Nofan.” Nofan mengulurkan tangannya dan menyentuh bahu Alex, kemudian berkata dengan wajah tersenyum: “Aku adalah manajer keamanan di sini, jika menggunakan bahasa gangster kalian, ini adalah wilayahku, jadi, teman-teman hargailah diriku, jangan membuat masalah di sini, pergilah!

“Manajer keamanan?” Alex memandangi sekujur tubuh Nofan dan berkata dengan hina: “Ternyata kamu adalah Satpam busuk, bahkan masih berani sombong di depanku? Ingin aku menghargaimu? Ha ha, bahkan jika aku menghargaimu, apakah kamu bisa mendapatkannya?"

“Biar kuberitahu kamu, aku, Alex, adalah penguasa di dekat sini, jika aku ingin membunuh satpam busuk sepertimu, itu sama seperti membunuh seekor cacing.”

"Jadilah cerdas, pergi dari sini, jika tidak, kamu pun akan ikut kuhajar."

Pada saat ini, para mahasiswa di sekitar mulai berdiskusi.

"Apakah itu manajer keamanan baru di kampus kita? Benar-benar sampah, melihat seseorang datang ke kampus untuk membuat masalah, dia tidak berani membantu malah berteman dengannya, bukankah itu sangat memalukan."

"Kamu malah berdiri di sana dan berbicara tanpa membungkukkan badanmu, orang itu adalah Alex, dia dijuluki Ruster, selain beberapa keluarga kaya-raya di Kyoto, orang biasa tidak akan berani memprovokasi dia."

"Coba tebak apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah manajer keamanan akan marah dan bertarung dengan Alex? Atau terus menyanjung untuk menyenangkan Alex dan berlutut memohon padanya untuk melepaskannya?"

"Dilihat-lihat Manajer keamanan adalah pustula, dia pasti akan berlutut dan memohon agar Alex melepaskannya. Eh, entah mengapa aku tidak melihat Kak Jongdae, Jika Kak Jongdae ada di sini, Alex tidak akan berani membuat masalah."

……

Pada saat ini, Nofan menyentuh hidungnya dan berkata kepada Alex: "Awalnya, aku berpikir jika aku memukulmu di hadapan begitu banyak mahasiswa, dampaknya akan sangat buruk, makanya aku mencoba untuk membujukmu dengan baik-baik, tapi, kamu malah tidak bisa membedakan mana yang baik dan tidak."

"Apakah kamu anjing yang bersendawa karena kenyang memakan t*hi?"

"Aku beri kamu satu kesempatan lagi, kamu keluar dari sini sekarang juga seperti bola, aku akan menganggap tidak ada apapun yang terjadi, kalau tidak, aku akan menggunakanmu untuk mencetak gol tiga poin."

“Haha!” Alex tertawa karena marah saat mendengar kata-kata Nofan, dan tubuhnya mulia gemetar. Dia menatap Nofan dengan dingin dan berteriak: “Kamu si satpam busuk, berani berakting di depanku? Lihat bagaimana aku akan membunuhmu. "

Sembari berkata, Alex langsung menyerang Nofan.

Dia adalah manusia dengan karakter yang kejam. Sebuah tongkat bisbol yang dibungkus dengan kawat di tangannya diayunkan dan hendak menghantam kepala Nofan.

Jika itu adalah orang biasa pasti akan tewas dihantam tongkat Alex.

Namun, dia bertemu dengan Nofan, ditakdirkan itu adalah tragedi untuknya.

Nofan berjongkok dengan pelan untuk menghindari tongkat bisbol yang diayunkan oleh Alex di kepalanya. Kemudian dia mengulurkan tangan kirinya seperti cakar naga dan meraih pergelangan tangan Alex yang memegang tongkat bisbol dan memelintirkan tangannya sekuat tenaga, sehingga menimbulkan suara‘Krak’ dan pada akhirnya pergelangan tangannya mengalami dislokasi.

“Argh...”

“Alex merintih kesakitan, tongkat di tangannya pun akhirnya jatuh ke tanah.

Akan tetapi, Nofan tidak berhenti di situ, dia mengangkat lutut kanannya dan langsung menendang perut Alex.

Terasa seperti di tabrak oleh mobil, Organ-organ di dalam tubuh Alex semuanya gemetar, hampir bergeser.

“Sialan, apa yang kalian lamunkan? Kenapa tidak menghajarnya?”

Alex menahan rasa sakitnya sembari meneriaki belasan preman di sebelahnya.

Belasan preman itu akhirnya merespon dan langsung menerjang ke arah Nofan untuk mengepungnya.

Akan tetapi, Nofan menendang tubuh mereka seperti cambuk hingga terbang keluar dan membuat beberapa preman langsung pingsan ditempat. Kemudian, dia mengangkat tubuh Alex seperti mengangkat anjing mati, ia menjadikan Alex sebagai senjata dan membantingnya keluar, sekali lagi membanting beberapa preman hingga tersungkur ke tanah.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu