Takdir Raja Perang - Bab 397 Camilla

Menonton Mahaindah, Fatty dan Slimmy bertiga melakukan sandiwara ‘persaudaraan’ di sana.

Nofan merasa itu terlalu kocak.

Tapi pada saat ini, seorang gadis yang terlihat berusia tiga puluhan berlari ke sini dari kejauhan.

Meskipun gadis tua itu terlihat gemuk, tapi dia berlari dengan cepat.

Dalam hampir beberapa detik, dia sampai di depan rumah tempat Brock tinggal dari punggungan beberapa ratus meter jauhnya.

Gedis tua itu gendut, dengan wajah bulat besar dan bintik-bintik hitam di sekujur tubuhnya, meskipun memiliki rambut hitam sepinggang, tapi rambutnya terlihat berantakan karena jarang dicuci dan disisir.

Dia mengenakan gaun bermotif bunga besar dengan blush on merah di pipinya, bibirnya tebal dan merah.

"Mahaindah, kamu tidak mengerti apa yang aku katakan padamu terakhir kali ya? Aku sudah bilang untuk tidak membuat keributan dengan Kak Brock, kamu tidak mengerti ya? Apa kamu ingin aku kebiri?" Gadis tua itu berteriak memarahi Mahaindah.

"Camilla, aku, aku..." Mahaindah tergagap.

Dia sangat sombong sebelumnya, tapi menghadapi gadis ini, dia seperti tikus melihat kucing, menciut di tempat.

"Kamu apa kamu? Aku lihat, kamu perlu diberi tamparan, makanya jadi begitu tidak menurut!" Camilla berteriak pada Mahaindah, dia mengangkat tangannya dan menampar Mahaindah dengan keras.

“Kakak ipar Camilla, apa yang kamu lakukan?” Fatty segera melangkah maju untuk menghentikan Camilla untuk menampar Mahaindah.

Pada saat ini, Slimmy juga buru-buru meraih Camilla, berkata, "Kakak ipar Camilla, bos tadi dipukul hingga terluka serius, kenapa kamu masih ingin memukulnya?"

"Jika kamu memukulnya seperti ini, kamu bisa membunuh bos."

"Kamu lihat tanah, bos sudah memuntahkan dua teguk darah."

Camilla tertegun sesaat, kemudian dia melihat ke tanah, melihat sepetak besar darah, dia mengerutkan kening dan berkata kepada Slimmy, "Slimmy, kamu anak bodoh, apa kamu masih ingin berbohong padaku?"

"Kali ini cukup cerdas ya, sampai menyiapkan darah terlebih dahulu."

"Tapi aku tahu, Kak Brock tidak akan pernah melukai Mahaindah seserius itu."

“Bukan, bukan, bukan yang bermarga Xu.” Slimmy menunjuk Nofan yang berdiri di sebelah Brock, dan berkata, “Dia yang memukul.”

Mendengar kata-kata Slimmy, Camilla segera menatap Nofan, matanya langsung membesar karena marah, bertanya dengan dingin, "Siapa kamu? Kenapa kamu melukai Mahaindah-ku? Cepat dan katakan padaku dengan jujur, kalau tidak, aku akan membuatmu muntah tiga liter darah."

"Eh……"

Nofan menatap Camilla di depannya, terdiam beberapa saat.

Dia memandang Brock yang berada di samping, mengancungkan jempol pada Brock, berkata dengan nada bercanda, "Brock, seleramu terlalu berat."

"Bodoh!"

Brock tahu kalau Nofan sedang menggodanya, memutar matanya dan berkata.

Tapi, melihat Camilla yang temperamennya yang berapi-api dan menargetkan Nofan, Brock buru-buru berkata, "Adik Camilla, kamu salah paham, dia adalah temanku, Nofan. Meskipun dia tadi menendang Mahaindah hingga muntah darah. "

"Tapi dia melakukannya demi Mahaindah."

"Mahaindah berhalusinasi karena efek latihan, jika bukan karena tendangan temanku barusa, paling lama tiga bulan, Mahaindah akan mati tiba-tiba."

“Berhalusinasi karena latihan?” Camilla tercengang untuk sesaat, lalu berbalik dan mengulurkan tangan meraih telinga Mahaindah, berteriak marah, “Kamu Mahaindah, menganggap kata-kata aku seperti angin ya?”

"Aku sudah dari awal mengatakan jangan berlatih Telapak Tangan Pasir Besi itu, kamu tidak menurut ya?"

"Apa kamu ingin mati? Kamu tidak ingin bertanggung jawab padaku ya? Bagus, bagus sekali, hari ini, aku akan memukulimu sampai mati, kemudian mati bersamamu."

"Ca... Camilla, kamu, apa yang kamu bicarakan? Kamu, kamu, kamu..." kata Mahaindah berteriak kesakitan sambil membujuk Camilla, "Aku, aku berlatih Telapak Tangan Pasir Besi, karena aku ingin membunuh yang bermarga Xu itu, dia merebutmu dariku, aku akan membunuhnya!"

Mendengar kata-kata Mahaindah, Camilla langsung marah, berteriak keras, "Mahaindah, kamu omong kosong, di antara Bibi dan Kak Brock tidak ada apa-apa, apa yang kamu bicarakan?"

"Aku sudah memberitahumu dengan jelas kali terakhir kali, bagaimana kamu berjanji padaku saat itu? Kamu menipuku, kamu pikir aku wanita seperti apa? Kamu bajingan, binatang..."

"Aku tidak, tidak mau hidup lagi..."

Saat berbicara, Camilla melepaskan Mahaindah, dan menabrakkan kepalanya ke pohon besar di sebelahnya.

Dia ternyata ingin bunuh diri.

“Adik Camilla, jangan sembarangan!” Brock berpenglihatan tajam dan bergerak dengan cekatan, dengan cepat melangkah maju dan menarik Camilla.

Untungnya, Brock cukup cepat, kalau tidak, takutnya Camilla akan menabrak pohon dan mati.

"Kak Brock, jangan pedulikan aku, biarkan aku mati, si Mahaindah ini, dia bilang dia ingin menikahiku, tapi setiap hari dia malah curiga aku berhubungan dengan pria ini, pria itu..."

"Di matanya, aku adalah tipe wanita nakal, aku tidak ingin hidup lagi!"

“Huhuhu..."

Setelah Brock menghentikan dia yang ingin menabrak pohon, Camilla segera terduduk di tanah dan mulai menangis tersedu-sedu.

Dia menangis dengan sangat sedih.

Juga sangat merasa dia disalahkan!

Mahaindah yang berada di samping langsung dibuat ketakutan oleh pemandangan di depannya, dia yang awalnya tidak punya otak, sekarang melihat pemandangan ini, dia agak bingung, butuh beberapa menit untuk kembali ke akal sehatnya.

Dia buru-buru melangkah maju untuk memeluk Camilla, berkata, "Camilla, aku minta maaf, aku yang salah, aku yang salah..."

"Kita tidak usah beribut lagi, kita segera pilih hari bagus untuk menikah!"

"Aku janji, aku tidak akan sembarangan berpikir lagi."

“Kamu Mahaindah, jika kamu membuat masalah dengan aku lagi di masa depan, aku pasti akan mati untuk kamu lihat.” Camilla berkata pada Mahaindah sambil menyeka air matanya.

Melihat Mahaindah dan Camilla, Nofan tercengang.

Meskipun dia tidak dapat memahami sirkuit otak Mahaindah dan Camilla, tapi tidak bisa dipungkiri kalau dia merasa Camilla dan Mahaindah sangat sederhana, tulus, dan juga baik hati.

Pada saat ini, dia sepertinya mengerti kenapa Brock bisa tinggal di desa ini.

Semuanya seperti sandiwara.

Setelah sandiwara selesai, Mahaindah dan Camilla pergi bersama Fatty dan Slimmy.

Pada saat ini, Brock lanjut bertanya pada Nofan, "Nofan, sebelumnya kamu bilang, kamu sudah memiliki cara untuk menyembuhkan luka di tubuhmu, cara apa?"

"Harta Karun Tersembunyi Xianxia!" Kata Nofan.

“Kamu sudah mengumpulkan Harta Karun Xianxia, dan kamu sudah mendapatkan peta Harta Karun Xianxia?” Brock terkejut dan bertanya.

“Hm!” Nofan mengangguk.

"Tunggu, jangan-jangan kamu ingin memberitahuku kalau peta Harta Karun Xianxia di tanganmu adalah peta Harta Karun Xianxia yang tiba-tiba menyebar di Kota Bintang dalam beberapa hari terakhir ini?"

Brock tercengang untuk sesaat, bertanya pada Nofan.

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu