Takdir Raja Perang - Bab 241 Ferdianto yang Tidak Tertahankan

Nofan berhasil membuka pintu tersebut hanya dengan satu tendangan.

dia lalu melihat sebuah kasur yang besar di dalam kamar tersebut dan Ferdianto sedang menimpa Natasha di atas kasur.

dan Natasha sedang berusaha untuk melawan.

"Ferdianto, kamu.. kamu sangatlah brengsek. cepat lepaskan aku....." kata Natasha dengan penuh amarah sambil berusaha melawan.

meskipun dia pernah mendengar kalau Ferdianto memiliki latar belakang yang hebat, namun ketika di the sky building waktu itu, Ferdianto dihina oleh Jordy dan Ferdianto bahkan tidak berani melawan sedikitpun. hal ini membuat Natasha bersikap remeh terhadap Ferdianto.

oleh karena itu, mskipun Natasha sudah mengetahui identitas praktisi dari Ferdianto, namun dia tetap saja bersikap tidak segan terhadap Ferdianto.

inilah yang dikatakan sebagai prasangka terhadap seseorang memanglah begitu penting.

"Natasha, tenanglah, aku akan bersikap lembut kepadamu. aku bersumpah akan setia mencintaimu seumur hidupku. aku akan mati jika melanggar sumpah ini." Ferdianto lalu bersumpah dengan nada suara yang tegas.

namun di saat ini, Natasha sama sekali tidak mendengarkan perkataan Ferdianto. dia lalu berkata dengan nada suara yang penuh amarah: "Ferdianto, kamu adalah pria brengsek. akan ku katakan kepadamu, jika kamu berani melakukan sesuatu padaku, aku akan menyuruh orang lain untuk membunuhmu...."

"Tandjono adalah ayahku, dia merupakan satu dari sepuluh raja perang terhebat di negeri China ini."

"kakakku merupakan presdir dari perusahaan Mort Blue yang ada di luar negeri. dia memiliki kekuasaan yang sangat besar di luar negeri, alangkah baiknya jika kamu menghentikan semua ini sekarang juga."

namun Ferdianto sama sekali tidak menghiraukan ancaman Natasha tersebut. jangan membahas keluarganya terlebih dahulu, ayahnya dan kakaknya bahkan tidak berani melakukan kesalahan padanya jika mengetahui identitas praktisinya.

Ferdianto tidak bermaksud melepaskan Natasha. dia malah semakin tertarik akan Natasha yang berusaha melawan itu.

dia bagaikan makhluk buas yang mengeluarkan suara yang rendah dari tenggorokkannya.

kini, Natasha terlihat begitu panik. dia tidak menyangka kalau Wilbert akan menjual dirinya kepada Ferdianto dan dia juga tidak menyangka kalau Ferdianto memiliki mental yang besar untuk melakukan semua ini padanya.

yang terpenting adalah dia mulai sadar kalau kesadaran dirinya semakin menurun. hal ini membuat dirinya mulai meneteskan air mata.

"Ferdianto, janganlah melakukan ini. aku mohon padamu, aku mohon, bebaskanlah aku...."

pinta Natasha sambil meneteskan air matanya.

Ferdianto seketika merasa kebingungan ketika melihat Natasha yang sedang menangis itu.

dia begitu tulus terhadap Natasha.

bahkan bisa dikatakan kalau dia begitu tergila-gila pada Natasha.

kalau bukan karena Natasha yang tidak pernah menghiraukannya, dia juga tidak akan menggunakan cara seperti ini.

huft!

napas pada Ferdianto terdengar begitu kasar. kini nafsunya mulai terpancing dan dia merasa begitu puas ketika melihat Natasha yang sedang menangis itu.

"Natasha, aku suka melihat kamu dalam kondisi seperti ini. cepatlah mohon kepadaku untuk memberi kepuasan padamu!"

Ferdianto tersenyum jahat dan mulai membuka baju Natasha.

Brak!!

saat ini, pintu kamar tersebut pun terbuka karena tendangan seseorang.

nafsu Ferdianto seketika menghilang dan ini membuat dirinya merasa tidak senang.

"brengsek, bukankah aku menyuruh kalian untuk menjaga di depan pintu? kenapa kalian malah masuk ke dalam? apakah kalian cari mati?" kata Ferdianto dengan penuh amarah. dia lalu menatap ke arah pintu dan menemukan keberadaan Nofan di sana.

saat ini, ekspresi wajah Nofan begitu datar dan tatapannya terlihat begitu dingin.

"Nofan?" Ferdianto sedikit terbengong melihat keberadaan Nofan. dia lalu menyadari kalau semua ajudannya itu sudah terjatuh di atas lantai. ekspresi wajahnya seketika berubah dan dia pun berkata dengan nada suara yang pelan: "apa maksud kamu?"

Nofan belum berkata apapun dan ketika Ferdianto tengah terbengong, Natasha langsung melarikan diri dari Ferdianto dan berteriak ke arah Nofan: "Nofan, tolong, tolonglah aku!"

"menolong kamu? demi apa?" Nofan tidak menghiraukan Ferdianto dan hanya berkata kepada Natasha.

"aku, aku...." kesadaran Natasha semakin lemah karena efek dari obat bius tersebut. dia tidak tahu harus berkata apa sekarang. setelah berpikir beberapa saat, dia pun berkata: "dulu, aku dan Dalina adalah teman dekat. kamu adalah suaminya, kamu tidak boleh membiarku ditindas seperti ini. pria brengsek seperti Ferdianto bahkan ingin meniduri aku!"

"bukankah kamu adalah lawan terberat bagi Dalina? sejak kapan kalian menjadi teman baik?"

"hm, ini..... kakekku dan Daegang merupakan teman perang, mereka juga merupakan teman yang sangat baik. apakah kamu boleh membantuku atas hal ini?"

"apa hubungan hal itu denganku!" kata Nofan sambil menaikkan kedua pundaknya.

"kamu....." Natasha begitu panik, dia merasa kalau Nofan sangatlah jahat. sebagai seorang pria, dia bahkan tidak bermaksud untuk menolongnya dalam kondisi seperti ini. Nofan bahkan bersikap begitu perhitungan dengannya, apakah dia masih tergolong sebagai seorang pria? apakah dia termasuk seorang pria sejati?

pada saat ini, Ferdianto pun berkata kepada Nofan: "Nofan, tidak perduli apakah ada hal penting yang ingin kamu bicarakan kepadaku atau tidak, kita bisa membicarakannya lain kali. ada hal penting yang harus aku selesaikan sekarang. aku akan berhutang budi padamu jika kamu tidak mengangguku sekarang dan mungkin kita bisa menjadi teman kedepannya."

"jika kamu memilih untuk mengangguku, aku tidak akan melepaskanmu begitu saja."

"cepatlah pergi dan bantu aku untuk menutup pintu tersebut."

setelah mendengar percakapan diantara Nofan dan Natasha tadi, Ferdianto mengira kalau Nofan datang untuk menemuinya dan tidak ingin menolong Natasha. oleh karena itu, dia pun berkata dengan nada yang datar kepada Nofan. setelah itu dia pun berbalik badan dan kembali menangkap tangan Natasha yang hendak melarikan diri itu.

Natasha kembali ditangkap oleh Ferdianto dan dia mulai menangis keras sambil berteriak: "Nofan, tolong, tolonglah aku...."

"memohonlah padaku, jika kamu memohon padaku, maka aku akan menolong kamu!"

"baik, aku akan memohon padamu, mohon tolonglah aku...." kata Natasha dengan tanpa ragu.

saat ini, tingkat kesadarannya semakin lemah. dia mulai khawatir kalau dia tidak lagi bisa berkata apapun kepada Nofan nantinya.

dia harus menggunakan setiap kesempatan dari Nofan dengan baik.

Nofan lalu tertawa setlah melihat Natasha yang tengah memohon padanya. dia lalu berkata kepada Ferdianto: "hei, kamu juga sudah mendengar kan, dia telah memohon padaku. aku tidak bisa menolaknya."

"begini saja, aku tidak akan mempersulit kamu lagi. tinggalkan dia disini dan kamu sudah boleh pergi sekarang!"

kata Ferdianto dengan ekspresi wajah yang tidak senang setelah mendengar perkataan Nofan. dia lalu menatap Nofan dengan tatapan yang dingin dan kembali berkata: "hei, jangan mengira kamu bisa bertingkah sesukamu karena kamu menjadikan Jordy sebagai dekingmu."

"aku juga memiliki batas kesabaran."

"jika kamu pergi sekarang, aku bisa menganggap tidak ada yang terjadi hari ini. namun jika kamu mengurus hal yang bukan merupakan urusanmu, maka aku berani menjamin kalau kamu tidak akan bisa lagi melihat matahari di besok hari."

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu