Takdir Raja Perang - Bab 323: Melihat Ketidakadilan di Jalan

Udara segar dan matahari yang terang, langit yang cerah!

Sejak Sehun datang membuat onar, sudah berlalu tiga hari!

Beberapa hari ini, Nofan terus istirahat di rumah.

Karena malam ini adalah ulang tahu Jenny Yang, jadi siang harinya, dia dan Valen pergi ke pusat kota, mempersiapkan sebuah hadiah untuk diberikan pada Jenny Yang.

Setelah mengelilingi beberapa mall, Nofan akhirnya membeli sebuah kalung, untuk memberikannnya sebagai hadiah ulang tahun Jenny Yang.

Saat berjalan keluar dari mall, ada seorang nona kecil datang ke depan Nofan.

Nona kecil ini kira-kira dua tiga belas tahun, tidak terlalu menawan, di wajahnya ada sangat banyak kotoran, baju yang dikenakannya juga compang-camping dan bau.

Mata besarnya berbinar-binar, didalamnya dipenuhi banyak emosi, ada ketakutan, kesedihan, keteguhan dan lain-lain!

Semua emosi ini tidak seharusnya muncul di usianya sekarang, tapi di matanya sudah ada semuanya.

“kak, aku sudah beberapa hari tidak makan, kumohon berikan aku dua puluh ribu untuk makan....”

“kumohon!”

“dua puluh ribu saja cukup, setara uang rokokmu saja, sudah cukup....”

Nona kecil itu bicara ke Nofan seperti sedang ‘membaca buku’.

Saat bicara, air mata keluar dari matanya, membuatnya terlihat sangat kasihan.

Nofan mengerutkan alisnya, menghadapi nona kecil ini, siapa yang tidak sakit hati? Dia jongkong dan tersenyum, bicara dengan hangat: “dik, beritahu kakak, ayah ibumu mana?”

“aku, aku, aku terpisah dengan ayah ibuku!” nona kecil itu menangisnya tambah sedih.

“jangan nangis, karena kakak sudah bertemu denganmu, pasti akan membantumu, begini, kakak bawa kamu pergi makan sesuatu dulu, lalu membantumu untuk mencari ayah ibumu!” kata Nofan.

“tidak, tidak, aku tidak mau, aku, aku hanya ingin uang dua puluh ribu!”

“e, kenapa?”

“aku, aku.....” tatapan nona kecil itu agak menhindar, dia bahkan melihat kemana-mana, terlihat sangat ketakutan.

Nofan memperhatikan setiap perubahan emosi dari tatapan perempuan kecil itu, wajahnya menunjukkan sedikit niat membunuh.

Saat nona kecil ini ingin pergi dengan panik, Nofan mengeluarkan dompetnya, mengambil uang besar sebesar dua ratus ribu dan memberikannya ke nona kecil, berkaya: “dik, kakak tidak bawa uang receh, dua ratus ribu ini untukmu.”

“kamu ambil dua ratus ribu ini untuk pergi beli makanan, lalu pergi cari pak polisi untuk membantumu cari orang tuamu.”

“bagaimana?”

“aku, aku.....” nona kecil melihat Nofan, seperti ada yang ingin dia katakan tapi malah tidak berani buka mulut.

Nofan memegang kepala nona kecil itu sambil tersenyum, berkata: “dik, tenang saja, kakak akan membantumu!”

Lalu, setelah dia memberikan uang dua ratus ribunya, dia membawa Valen pergi.

Melihat bayang tubuh Nofan yang pergi, nona kecil itu beberapa kali ingin mengejarnya, tapi dia menahannya karena takut, sampai bayangan Nofan hilang seutuhnya dari pengelihatannya, dia baru memutar badan, berjalan ke sebuah gang kecil di samping mall.

Saat nona kecil ini baru berjalan masuk ke gang kecil, seorang pria berusia sekitar tiga puluh tahun lebih mengikutinya.

Dia langsung menjambak nona kecil yang memasuki gang kecil itu, dan memarahinya dengan jahat: “hei anak kecil, masih tidak jujur ya? Tadi kamu ingin meminta pria itu menolongmu ya?”

“kuberitahu kau, lebih baik kau jangan ada pikiran bodoh seperti ini.”

“kamu tidak lupa pembelajaran yang diberikan padamu kali itu kan? Tidak lupa akibat teman baikmu itu kan? Kalau sekali lagi kamu berani bertindak sembarangan, aku akan membuatmmu jadi seperti teman baikmu, langsung memukulmu sampai cacat.”

Pria itu memaki nona kecil itu sambil menghajarnya, sama sekali tidak memberi ampun.

Di saat ini, di dalam gang, masih ada empat lima nona kecil lainnya dan dua orang pria.

Salah satu Pria berambut pirang berteriak ke pria yang sedang memukuli nona kecil itu: “Tuan Lin, cukuplah, dia sudah empat belas tahun, paling banyak dua tahun lagi sudah jadi gadis, sampai saatnya tiba bisa dijual.”

“dan lagi, dia lumayan, lain kali pasti akan membuat kita mendapat tidak sedikit uang.”

“kalau kamu tidak pelan-pelan, memukulnya sampai melukai penampilannya, akan sangat merugikan, dan lagi, apa kamu lihat tangannya memegang uang dua ratus ribu? Uang yang diminta jauh lebih banyak daripada beberapa cacat ini!”

Mendengar ucapan pria pirang itu, Tuan Lin baru berhenti, merebut uang dua ratus ribu dari tangan nona kecil, bicara dengan sangat jahat ke nona kecil: “hari ini kulepaskan kamu dulu, tapi kalau kamu ada niat lain lagi, lihat saja bagaimana aku membereskanmu!”

Setelah itu, Tuan Lin bicara ke pria pirang dan pria satunya lagi: “hari ini cukup sampai disini, setelah membawa mereka ke penjara bawah tanah, kita sama-sama pergi makan enak, hari ini, aku ulang tahun loh!”

“boleh juga!”

Pria pirang dan pria satunya lagi menganggukan kepala.

Saat tiga pria ini mencaci maki beberapa nona kecil itu dan keluar dari gang, Nofan dan Valen muncul di depan gang.

Melihat Nofan dan Valen, Tuan Lin terkejut dulu, lalu di matanya tersilat cahaya yang tajam, berjalan dengan langkah besar ke depan Nofan dan Valen, memelototi mereka berdua dan berkata: “kalian berdua ternyata ikut kemari? Bijaksanalah, anggap saja tidak melihat apapun, cepat pergi. Kalau berani ikut campur, kalian berdua akan dilempar ke Sungai Xiang untuk makan ikan dan udang.”

Nofan tidak melihat pria bernama Tuan Lin ini, namun melihat ke beberapa nona kecil di dalam gang, akhirnya tatapan matanya terhenti pada nona kecil yang pernah mengemis di hadapannya.

Melihat luka di wajah nona kecil itu dan melihat tatapannya yang takut, dari tubuhnya langsung memancarkan niat membunuh yang kuat.

Dan pria bernama Tuan Lin itu, melihat Nofan tidak mempedulikannya, langsung merasa kesal dan berteriak dengan suara kencang: “sial, kamu tidak dengar aku sedang bicara denganmu? Tuli ya?”

Saat bicara, pria bernama Tuan Lin itu juga mengulurkan tangannya dan mendorong Nofan.

Dan, Valen disamping Nofan mengangkat kaki kanannya, dan menendang perut bawahnya dengan sadis.

Tendangannya itu lebih terlambat daripada musuh tapi mengenainya duluan!

Tangan Pria yang dipanggil Tuan Lin itu belum menyentuh Nofan, kaki kanan yang diangkat Valen, sudah menendang perut bawahnya dluan, kekuatan yang sangat besar, perut pria bernama Tuan Lin itu seperti tertabrak oleh mobil kecil.

Buak!

Tuan Lin itu terbang keluar sampai empat lima meter jauhnya keatas tanah.

“kalian cari mati!”

Pria pirang dang pria satu lagi meliha ‘Tuan Lin’ ditendang sampai terbang oleh Valen, mereka berdua marah, langsung menyerbu kearah Nofan dan Valen.

Mereka memainkan peran ‘serigala’, mengeluarkan belati!

Tapi, tatapan mata Valen dingin, melakukan roundhouse kick, langsung menendang mengenai kepala pria pirang itu, kepala pria pirang itu menabrak ke sebelah kiri, tertabrak ke tembok, seketika darah langsung mengalir keluar dari kepalanya.

Dan disaat bersamaan, tangan kanan Valen menghantam tepat di wajah pria yang satunya, tulang hidungnya langsung masuk kedalam, langsung mengeluarkan teriakan seperti babi yang dibunuh.

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu