Takdir Raja Perang - Bab 99 Permintaan Merry

“Plakkk!”

Nofan baru saja berbaring di atas tempat tidur, tiba-tiba kepikiran sesuatu, dia menepuk kepalanya sendiri.

“Aku benar-benar bodoh, sampai aku tidak bisa menebak tujuan Ria!”

Pada saat ini, Nofan tiba-tiba mengerti tujuan dari panggilan telpon Ria dan menyadari betapa bodohnya perkataan dirinya, tidak heran Ria langsung menutup telepon seperti itu.

“Vila No.8 adalah Vila yang sudah dipersiapkan untuk Ria dan Serrly, kenapa barusan tidak kepikiran?”

Perusahaan Surya Prasma baru saja pindah ke Kyoto, dan semuanya belum stabil, Ria sendiri membutuhkan tempat tinggal yang cocok, karena teringat ini, Nofan ingin menyuruh Peter menyerahkan villa No.8 itu.

Nofan segera mengeluarkan ponselnya dan menelpon nomor Ria.

“Maaf… nomor yang anda tuju, tidak bisa dihubungi... tut… tut…”

Namun, telepon Nofan tidak diangkat sama sekali.

“Lupakan saja, bagaimanapun, hubungan diantara kami hanya sebatas nikah kontrak, dan...”

Pikiran Nofan sedikit tertekan, kepikiran dengan beberapa kali pertemuannya, sikap Ria terhadap dirinya, tiba-tiba tidak terlalu memikirkan apa, meletakkan ponsel di samping, berbaring tengkurap di tempat tidur, menutup mata dan beristirahat.

Di malam hari, Nofan menguap dan bangkit dari tempat tidur.

“Gadis nakal ini kenapa bisa tinggal di kamar ini?”

Meninggalkan kamar, melihat aula terbuka, Nofan dengan sedikit keraguan, langsung naik ke lantai dua, pergi ke depan pintu kamar Merry.

“Merry?”

Nofan mengetuk pintu dengan perlahan.

Di dalam kamar, sangat sunyi, tidak ada suara apa-apa.

Nofan mengerutkan kening, dengan cepat mengeluarkan kunci cadangan, bersiap masuk kedalam untuk memeriksanya.

“Ciiitttt”

Pintu perlahan terbuka, rambut sedikit berantakkan, mata Merry memerah, menundukkan kepala dan diam.

“Kenapa kamu? Merry?”

Nofan bergegas masuk ke dalam kamar dan memeluk Merry lalu bertanya dengan hati-hati.

Merry merapikan rambutnya yang berantakan, mendongak lalu menatap Nofan, dan berkata dengan tersenyum: “Kakak, tidak ada apa-apa.”

Nofan meletakkan kedua tangannya dengan perlahan di bahu Merry dan bertanya dengan ekspresi serius: “Apakah Jimmy menolakmu? Atau keluarga Nie bajingan itu? Kamu katakana kepada kakak! Kakak akan membantumu memberi pelajaran kepada mereka!”

Merry menggelengkan kepalanya: “Benar-benar tidak ada apa-apa, kakak, sudah waktunya untuk makan malam, aku sedikit lapar.”

Dengan sekilas, Nofan bisa melihat bahwa Merry berbohong kepadanya, meskipun hatinya cemas, tapi Nofan tidak bisa memaksanya untuk mengatakannya, dia hanya bisa tersenyum.

“Baiklah, aku akan mengantarmu keliling malam ini.”

Merry segera mengangguk dan meninggalkan kamar bersama Nofan.

Sesaat kemudian, Porsche hitam perlahan-lahan melaju keluar dari area villa.

Di kursi pengemudi, meskipun ekspresi wajah Nofan tenang, tapi hatinya sangat gelisah, dia baru saja bertanya kepada Jimmy dan Veronica, tetapi tidak ada yang tahu.

Di samping kursi pengemudi, Merry duduk dengan tenang, dibandingkan dengan sikap sebelumnya, sekarang dia jauh berbeda.

“Sialan! Sebenarnya apa yang sedang terjadi!”

Hati Nofan dipenuhi dengan rasa kesal, jika ada yang berani menyakiti Merry, Nofan pasti akan membuatnya menyesal seumur hidupnya!

Saat malam hari di Kyoto, lampu di kota dan lampion menyala dengan terang.

Dibandingkan dengan gedung-gedung tinggi di siang hari dan hutan beton yang dingin, suasana Kyoto saat malam hari jauh lebih menarik.

“Kakak, di mana Bagus sekarang?”

Di tengah lampu lalu lintas yang berkedip-kedip, ekspresi wajah Merry yang awalnya penuh dengan putus asa dan sedih akhirnya menjadi tenang, kepala Merry menempel pada kaca jendela, melihat mobil yang lewat kesana kemari, dan bertanya dengan nada bicara yang pelan.

Nofan berpikir sejenak dan menjawab: “Sekarang seharusnya dia dilatih di wilayah militer tertentu, kenapa kamu bisa tiba-tiba kepikiran dengan Bagus?”

Nofan dengan hati-hati mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Merry.

Suasana hati Merry masih sangat murung, dan melanjutkan perkataannya: “Kakak, apakah kamu tahu bagaimana kondisi keluarga Ye sekarang?”

Seketika tangan Nofan yang berada di setir terkepal, benar saja, kurang lebih sama dengan dugaannya.

Tatapan mata Nofan sangat tajam, dan dia berkata dengan nada suara yang murung: “Apakah keluarga Ye menghubungimu? Apakah mereka mengancammu?”

Setelah Nofan pulang, dia tidak memiliki kesempatan untuk menyelidiki kondisi keluarga Ye, namun, setelah runtuhnya keluarga Chang, keluarga Ye pasti mengalami kesulitan, tanpa disangka, saat ini Merry kepikiran ini.

Sejenak, hati Nofan mempunyai dorongan untuk menghancurkan keluarga Ye.

Meskipun masih satu marga, tapi Nofan tidak memiliki hubungan darah dengan keluarga Ye, dan belum pernah menerima bantuan dari keluarga Ye.

Nofan sama sekali tidak memiliki perasaan kepada keluarga Ye.

Yang hanya ada Merry dan orang tua itu.

“Kak, bisakah kamu kembali dan membantu keluarga Ye?”

Mata Merry berbinar seperti ingin menangis dan menatap Nofan dengan tatapan memohon.

Tatapan mata Nofan murung, dia tidak menyangka keluarga Ye begitu tidak tahu malu sehingga mereka menggunakan Merry untuk membujuk dirinya.

“Siapa yang menghubungimu?”

Nofan tidak menjawab pertanyaan Merry, tetapi balik bertanya.

“Ketiga orang tua itu.”

“Huu! Benar saja, ternyata mereka!” Nofan mendengus di dalam hatinya.

“Dan paman Aldino.” Merry menyebutkan nama, membuat Nofan sedikit tidak menduga.

“Benarkah paman Aldino?” Nofan bertanya dengan ragu-ragu.

Merry mengangguk dengan perlahan.

Nofan tiba-tiba merenung sejenak dan ragu-ragu.

Jika itu adalah permintaan dari ketiga orang tua keluarga Ye, Nofan sama sekali tidak akan mempedulikannya, sekarang dia tidak memiliki hubungan dengan keluarga Ye, Nofan tidak peduli apakah keluarga Ye mau hidup atau mati.

Tapi Paman Aldino berbeda, ketika Nofan masih kecil, paman Aldino lah yang mengurus kehidupan sehari-harinya, bagi Nofan, status paman Aldino berada di bawah kakek dan Merry.

“Apakah ketiga orang tua itu mengancam paman Aldino? Karena itu menyuruh paman Aldino keluar?” Hati Nofan tiba-tiba kepikiran alasan yang buruk.

“Paman Aldino lah yang mengajukan diri, dia memintaku memberitahumu bahwa keluarga Ye sangat membutuhkanmu sekarang.”

Merry seolah-olah sudah menebak apa yang Nofan pikirkan di dalam hatinya dan berkata dengan perlahan.

Nofan dengan perlahan tersenyum, mengulurkan tangan dan mencubit wajah Merry, dan berkata dengan santai: “Sekarang kondisi keluarga Ye belum sampai pada saat kritis, kakak melihat kamu panic, kakak pikir kamu diganggu oleh siapa?”

Wajah Merry memerah, menundukkan kepalanya dan bergumam: “Aku tidak akan mungkin diganggu oleh laki-laki!”

“Kakak, apakah kamu ingin kembali ke keluarga Ye?” Merry mengangkat kepalanya dan melihat ke depan untuk menatap Nofan.

Nofan terkekeh: “Anggap saja ini demi kamu dan kakek, aku akan kembali ke keluarga Ye, tetapi jika ingin aku bergerak, mereka harus menanggung sesuatu!”

Wajah Merry tiba-tiba menunjukkan ekspresi terkejut, baginya, selama Nofan setuju, pasti akan bisa menyelamatkan keluarga Ye yang sedang dalam keadaan kritis.

Adapun tanggungan yang dikatakan oleh Nofan, Merry merasa harusnya begitu.

Ciiiittt…

Saat berbicara, Nofan tiba-tiba menginjak rem dan menghentikan mobil.

“Kakak? Ada apa?”

Merry bertanya dengan ragu.

Nofan melihat ke luar jendela dan mencibir: “Aku lihat ada orang yang aku kenal, ayo kita turun dulu.”

Di luar jendela, ada bangunan cabang dari Bank Citi!

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu