Takdir Raja Perang - Bab 195 Bicara Omong Kosong Lagi, Aku Akan Membunuhmu

"Oh? " Nofan Ye tersenyum dingin, dan berkata: "Karena kamu mengatakannya seperti ini, aku jadi penasaran, orang-orang penting siapa yang membantu di belakang layarmu? Yang ternyata bisa membuat mu biadab sampai seperti ini! "

"Orang penting yang membantu di belakang layarku adalah...... " kata Vicky tanpa sadar.

Tapi, dia dengan cepat langsung terdiam!

Tampak seperti sedang terpikirkan sesuatu, lalu sangat gelisah ketakutan, tidak berani mengatakan nama orang penting yang ada di belakang layarnya itu.

"Kenapa tidak jadi mengatakannya? " tanya Nofan Ye dengan dingin.

"Huh! " Vicky mendengus dengan dingin, lalu berkata: "Kamu ini siapa, sama sekali tidak layak mendengar nama orang penting yang ada di belakang layarku itu, tapi aku bisa memberitahukannya padamu, kalau aku ini adalah budak pelayan seorang dewa. "

"Kalau kamu berani menyentuhku, itu artinya sama saja dengan tidak berbakti pada dewa, dan akan mendapatkan kemurkaan dari atas sana. "

"Bijaksanalah, dan berlututlah sekarang, lalu serahkan pacarmu padaku, biarkan aku bermain dengannya, masalah yang barusan terjadi tadi, aku tidak akan mempermasalahkannya lagi. "

Plak!

Tapi, tepat setelah Vicky baru selesai bicara, Nofan Ye langsung mengangkat tangannya, dan sebuah tamparan melayang di wajahnya.

Pada tamparan ini, Nofan Ye sama sekali tidak menunjukkan belas kasihan.

Dengan kekuatan yang besar, dalam sekejap sebagian wajah Vicky yang tertampar langsung memar, dan tiga empat gigi depannya semua terlepas, seluruh mulutnya penuh dengan darah, sangat mengerikan.

"Kamu, kamu...... " Vicky menatap Nofan Ye dengan wajah yang tidak terduga, lalu berteriak: "Ternyata kamu benar-benar berani menyentuhku, aku ini adalah budak pelayan dewa......"

"Apa bedanya seorang budak, dengan seekor binatang ?" kata Nofan Ye dengan dingin.

"Kamu tahu apa sialan, meskipun aku ini seorang budak, tapi yang aku layani itu adalah seorang dewa! " kata Vicky dengan wajah keji, lalu berkata kepada Nofan Ye: "Aku tahu, kamu pasti tidak percaya perkataanku, tidak percaya kalau di dunia ini benar-benar ada dewa. "

Plak!

Nofan Ye tidak mengatakan apa-apa, dan sebuah tamparan melayang kembali di pipi Vicky yang satunya.

Tamparan ini, kekuatannya tidak lebih ringan dari tamparan sebelumnya.

Jadi, wajah Vicky yang lainnya, juga dalam sekejap memar, membuat keseluruhan dirinya tampak seperti, kepala seekor babi.

Meskipun untuk dua tamparan ini Nofan Ye tidak menunjukkan belas kasihan, tapi dia tahu kapan harus berhenti, dan tidak membuat Vicky pingsan, karena, orang lain mungkin akan meragukan perkataan Vicky barusan, tapi Nofan Ye jelas tahu, bahwa apa yang dikatakan oleh Vicky barusan itu adalah benar.

Hanya saja, dewa yang disebut oleh Vicky, adalah sebutan Manusia Surga, dan juga adalah pertapa itu saja.

Pada saat itu kepala keluarga Chang, juga sama seperti Vicky, sama sama disebut sebagai 'budak pelayan'.

Nofan Ye sangat ingin melihat, pertapa yang ada di belakang Vicky ini siapa.

"Ah......"

Mendapatkan kedua tamparan Nofan Ye, jantung Vicky semuanya runtuh, dan berteriak kesakitan, dengan wajahnya yang keji, dan sepasang mata merah yang penuh dengan darah dimana-mana menatap Nofan Ye, sangat benci dan penuh dendam terhadapnya sampai-sampai ingin menelannya.

Sudut mulut Nofan Ye terangkat menunjukkan sebuah senyuman dingin yang kejam, lalu berkata kepada Vicky: "Akan aku beri satu kesempatan, selama kamu bisa memanggil 'dewa'yang kamu sebutkan tadi, aku akan membiarkan kamu hidup, bagaimana? "

"Baiklah, lihat saja nanti, sekarang aku akan langsung meneleponnya, tunggu 'dewa' datang, aku pasti akan membuat mu tersiksa perlahan-lahan. " kata Vicky sambil menggertakkan gigi, dia benar-benar sudah sepenuhnya kehilangan akal, kalau di hari biasa, dia tidak berani menghubungi 'dewa' yang dia sebutkan, tapi kali ini, dia sudah tidak peduli apapun lagi.

Vicky mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya, lalu menelepon sebuah nomor misterius, dengan cepat, teleponnya langsung tersambung.

"Tiba-tiba menghubungi dan menelepon ku, apakah menghadapi sesuatu yang sangat mendesak? " dari telepon itu, terdengar suara yang dingin dan tidak berperasaan.

"Dewa, aku, aku dipukul orang. " Vicky bergegas berkata: "Kamu cepatlah datang selamatkan aku, aku ada di Purple Mountain, orang yang memukul ku itu mengatakan kalau kamu adah sampah, dan dia juga mengatakan akan membunuhku, dan memukulmu sampai kamu berlutut meminta ampun...... "

Meskipun Vicky sudah kehilangan akal sehatnya, tapi dia masih agak licik, dia memperindah sebuah cerita, dengan mengarang sebuah faktanya.

Terhadap ini, Nofan Ye hanya tersenyum dingin, dan tidak peduli.

Yang dia inginkan, adalah mengungkap 'dewa' yang ada di belakang layar Vicky, dan membuat 'dewa' yang ada di belakang layar Vicky ini menjadi titik terobosannya dalam penyelidikan Istana Hantu Shura.

"Haha, dasar sampah sialan yang tidak tahu malu, habislah kamu, dewa sudah bilang, akan segera menyuruh orang untuk datang dan menanganimu, kamu tinggal tunggu kematianmu saja." setelah menutup telepon, Vicky dengan sangat sombong dan sambil menunjuk-nunjuk Nofan Ye, berkata dengan dingin.

"Hehe! " Nofan Ye tersenyum dingin, dengan ekspresi tenang dan tidak panik.

Tidak sampai satu jam, seorang pria muda berjas datang dengan membawa sekelompok besar orang.

Setelah melihat pria muda itu, Vicky langsung dengan cemas bergegas berlari menghampiri, dan berkata kepada pria muda itu: "Tuan Ferdianto, aku tidak sangka, ternyata dewa menyuruhmu datang untuk membantuku, benar-benar sangat menggairahkan. "

"Sebenarnya apa yang terjadi? Aku sangat sibuk, cepatlah." kata pria muda, dengan tidak sabar sambil melirik Vicky.

"Orang brengsek ini, tidak hanya memukul ku, tapi juga menghina dewa. " Vicky bereaksi kembali, dan bergegas menunjuk Nofan Ye sambil berkata kepada pria muda.

Pria muda menghadap ke arah Nofan Ye dan melihatnya.

"Kamu?"

Setelah melihat penampilan Nofan Ye dengan jelas, ekspresi wajah pria muda ini sedikit demi sedikit berubah, seluruh wajahnya tercengang.

Nofan Ye juga mengenali pria muda itu, ya benar dia Ferdianto yang kemarin bertemu di The Sky Building3 yang sedang mengejar Natasha Qin.

"Tidak salah lagi, itu aku, kamu ingin bagaimana? " kata Nofan Ye sambil seperti sedang tersenyum tapi bukan senyuman dan menatap Ferdianto.

Ferdianto menatap Nofan Ye, kedua matanya menyipit, dan menyorotkan sorotan niat membunuh yang dingin, tapi ragu-ragu sejenak, dia tidak menyulitkan Nofan Ye, dan malahan berbalik berkata kepada Vicky: "Tidak peduli apa yang sudah terjadi hari ini, semuanya berhenti sampai disini, ikut denganku."

"Ha?" Vicky sangat tercengang, dengan wajah penuh dengan ketidak mengertiannya dia bertanya kepada Ferdianto: "Tuan Ferdianto, kamu ini adalah teman baiknya dewa, anak ini tidak hanya memukulku, tapi dia juga menghina dewa, hanya melupakannya seperti ini saja?"

"Kalau tidak?"

"Tentu saja harus membunuh anak ini, lalu bawa wanita itu dan berikan kepada dewa, lihatlah seberapa cantik pacarnya."

"Diam!" Ferdianto dengan dingin berkata: "Aku ingin bagaimana ya bagaimana, kamu seorang budak, menanyaiku? Sudah tidak sabar untuk melanjutkan hiduo ya? "

"Tidak, tidak......" Vicky menggeleng sama seperti sebuah drum, dan bergegas berkata: "Aku......"

Bang!

Tapi, sebelum Vicky selesai berbicara, Ferdianto langsung dengan satu kakinya menendang dada Vicky, setelah terhuyunh mundur beberapa langkah, dia langsung jatuh ke tanah.

Kekuatan tendangan Ferdianto ini sangatlah kuat, dan langsung menghancurkan dada Vicky.

Vicky mengeluarkan suara 'hua', dan muntah darah, ekspresi wajahnya dalam sekejap berubah menjadi pucat karena ketakutan, sedikitpun tidak ada rona pada wajahnya.

Dengan wajah penuh dengan ketakutan dan ketidakpahamannya melihat Ferdianto, dia bertanya: "Tuan Ferdianto, apa maksdmu? Kamu dan dewa bukan teman baik? Kamu datang kesini, bukannya dewa yang menyuruhmu datang untuk membantuku? Kenapa kamu malah menghajarku?"

"Berbicara omong kosong lagi, aku akan membunuhmu!" kata Ferdianto dengan dingin, sorotan matanya yang dingin, membuat Vicky gemetaran, dan langsung menutup mulutnya.

Setelah nembuat Vicky terdiam, Ferdianto langsung membawa semua orang berbalik untuk pergi.

Tapi pada saat ini, Nofan Ye dengan langkah yang besar mendadak maju ke depan, dan menghalangi Ferdianto, sudut mulutnya terangkat menunjukkan sebuah senyuman dingin yang sedang memikirkan sesuatu, lalu berkata kepada Ferdianto: "Itu...... Apa aku sudah bilang, kalau kamu boleh pergi?"

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu