Nikah Tanpa Cinta - Bab 297 Berkata Jujur

"Kenapa kamu tidak bicara?" Mata Yulianto Hua mulai berubah dingin.

"Apa yang ingin kamu dengar?" Aku menjawab dengan ringan.

"Sejujurnya, apa kamu tidak mengerti apa yang aku katakan?" Yulianto Hua tiba-tiba meninggikan suaranya.

Dia ingin menekanku, aku mengabaikannya. Aku mulai membersihkan sisa makanan dari sarapan, membuangnya ke tempat sampah, lalu menyiapkan diri untuk pergi bekerja.

"Jelaskan padaku, apa yang kamu lakukan dengan Michael Lu tadi malam?" Yulianto Hua menarik lenganku dan aku benar-benar merasakan udara dingin di tubuhnya.

Seharusnya inilah pertanyaan yang ingin dia tanyakan sejak dia masuk. Hanya saja dia ingin bertanya padaku dengan nada yang sangat tenang, jadi dia menungguku selesai sarapan lalu bertanya perlahan, tapi pada akhirnya dia tidak bisa memadamkan amarahnya.

"Apa ini ada hubungannya denganmu?" Tanyaku balik.

"Apa maksudmu?" Nadanya menjadi lebih dingin.

"Tidak apa-apa," jawabku ringan.

"Ivory Yao, jangan berpikir aku tidak bisa mengurusmu! Jangan pergi terlalu jauh!" Dia tiba-tiba menjadi marah.

Aku merasa lucu, dia sendiri membawa seorang wanita ke hotel. Mengapa dia tidak menjelaskan dulu tapi justru mengatakan aku keterlaluan? Yah, bahkan jika aku benar-benar pergi membuka kamar dengan seorang pria. Aku dan Yulianto Hua telah bercerai, dia tidak bisa ikut campur.

"Tuan Hua, kamu memiliki terlalu banyak permainan. Aku tidak bilang bahwa kamu tidak dapat mengurusku, tapi aku ingin mengingatkanmu, urusanku sama sekali tidak berhubungan denganmu."

Tatapan kejam melintas di mata Yulianto Hua, "Kamu ingin menyingkirkanku? Tidak semudah itu! Aku peringatkan kamu Ivory Yao, jika sampai aku menemukanmu pergi dengan pria lain di hotel, maka aku..."

"Mau apa? Bunuh orang itu atau hancurkan hotel? Hanya kamu yang boleh membawa wanita ke hotel. Jadi orang lain tidak diijinkan?"

Tetap saja aku tidak dapat menahan diri untuk tidak mengungkapkan isi otakku. Aku selalu menahan diri, tapi pada akhirnya tidak bisa.

"Wanita itu adalah presiden wilayah Asia Pasifik sebuah perusahaan Australia. Dia terbang dari Hong Kong untuk berbicara tentang kerja sama, karena penerbangannya sampai malam, jadi aku secara pribadi mengatur akomodasi. Kemudian menemaninya keluar untuk makan sesuatu, meskipun sudah larut malam, tapi nyatanya aku baru saja membawanya ke hotel. Karena pesawatnya sendiri datang sangat larut."

Perasaanku sepertinya sedikit rileks, tidak begitu sesak. Yulianto Hua memiliki keunikkan yaitu tidak mudah berbohong, apa yang dia buat, meskipun itu buruk, dia berani mengakuinya. Jadinya aku percaya apa yang dikatakannya.

Tapi aku tidak bisa berpura-pura lega. Aku langsung menanganinya, "Aku juga tidak bertanya siapa wanita itu, tidak peduli siapapun wanita itu, itu bukanlah urusanku."

"Kamu jelas cemburu, kenapa kamu tidak mengakuinya?" Mata bunga persik Yulianto Hua menyipit.

Aku mencibir, "Mengapa aku harus cemburu, siapa kamu, haruskah aku cemburu?"

"Menurutmu aku ini siapa?"

"Mantan suami, tapi mantan suamiku bukan hanya dirimu."

Aku menyesal setelah mengatakannya. Aku khawatir ini adalah kalimat terbodoh yang pernah aku ucapkan dalam setahun terakhir atau sejauh ini.

Benar saja, rasa dingin di mata Yulianto Hua bahkan lebih parah lagi. Wajah putihnya bahkan mulai menghijau karena amarah. Aku tahu bahwa perkataanku tidak bermartabat, tapi aku tidak menyangka dia akan begitu marah.

"Jadi kamu menempatkanku pada posisi yang sama dengan bajingan itu? Aku begitu rendah di matamu?" Yulianto Hua tiba-tiba menyambar gelas di atas mejaku dan membantingnya ke tanah.

Dengan suara pecah yang tajam, hatiku bergetar, aku tahu aku benar-benar memprovokasinya. Aku tidak berani membantah, untuk pria seperti Yulianto Hua, saat dia sedang marah, lebih baik untuk tidak memprovokasinya lagi. Wanita hebat tidak menerima kerugian di awal.

Aku menundukkan kepalaku tanpa menjelaskan. Aku bisa merasakan aura pembunuh pada dirinya tanpa memandangnya.

"Untuk merayakan ulang tahunmu, aku memulai persiapan seminggu sebelumnya. Aku menghitung setiap detail hanya untuk mengejutkanmu. Aku mencoba yang terbaik untuk membuatmu tersenyum, tetapi kamu mengatakan bahwa aku orang yang sama seperti bajingan itu. Kamu membandingkan aku dengan dia?" Yulianto Hua berkata, lalu mengambil piring buah di atas meja dan melemparnya.

Aku tidak berani untuk bicara lagi, aku khawatir dia akan menjatuhkan aku dalam kemarahannya.

"Bicaralah?!" Yulianto Hua berteriak padaku.

Dia meminta aku untuk berbicara, aku tidak mungkin diam.

"Kamu adalah ketua dari sebuah perusahaan. Dia hanyalah orang bodoh yang tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya seekor semut di depanmu. Ketika kamu membandingkan dirimu dengan dia, maka kamu sedang menurunkan harga dirimu. Orang itu sebenarnya tidak layak untuk aku sebutkan, kamu tidak perlu menyebutkan lagi." Aku berkata dengan takut-takut.

Kata-kataku sedikit banyak meredam api, aku merasa amarah Yulianto Hua tidak terlalu kasar lagi. Aku menatapnya diam-diam dan menemukan bahwa wajahnya masih marah.

Tapi kali ini dia tidak berbicara. Dia sepertinya mencoba mengendalikan emosinya.

Aku mengambil sapu dan mulai menyapu puing-puing di tanah. Dia berdiri dan menonton dalam diam, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Tidak perlu bersih-bersih, aku akan panggil seseorang untuk bersih-bersih, berangkatlah kerja." Dia akhirnya melunakkan nada bicaranya.

Aku melihat jam di dinding, waktunya tidak banyak, sudah waktunya berangkat kerja.

Aku juga menuruti keinginannya, meletakkan sapu, dan kemudian pergi membawa tas.

Dia keluar terlebih dahulu, lalu menungguku di lantai bawah. "Naik mobilku, aku juga ingin pergi ke Enterprise Park, kebetulan satu jalan."

Aku tidak mengatakan apa-apa, aku berjalan ke mobilnya. Naik mobil, tutup pintu. Dia menoleh lalu memasangkan aku sabuk pengaman.

"Kemarin aku mendengar orang bilang bahwa Daniel Hua akan memecat wakil presiden Lanhai Technology, Winsen Chen. Winsen Chen adalah inti dari Teknologi Lanhai. Aku tidak bisa membiarkan dia melakukan ini. Aku ingin tahu, apakah masalah ini ada hubungannya denganmu?" Yulianto Hua tiba-tiba berbicara tentang urusan resmi.

Tentu saja, aku tahu bahwa Peter Shen melakukan trik untuk membuat Daniel Hua berpikir bahwa Winsen Chen adalah mata-mata dari Yulianto Hua, jadi Daniel Hua ingin menyingkirkan orang yang dibencinya. Peter Shen benar-benar memiliki cara untuk mencapai tujuan dalam waktu yang singkat.

"Bagaimana aku tahu tentang perusahaanmu? CEO Hua terlalu menganggap tinggi diriku. Aku tidak memiliki pengaruh sebanyak itu." Jawabku dengan enteng.

"Jelas ada seseorang yang mencoba untuk mencerai-beraikan. Seseorang pasti telah membuat Daniel Hua secara keliru percaya bahwa Winsen Chen bagian lama departemenku dan seorang mata-mata yang aku atur, jadi Daniel Hua ingin mengeluarkannya. Selain perusahaanmu, aku tidak dapat memikirkan perusahaan mana pun yang akan melakukan ini."

Yulianto Hua sangat pintar, dia bisa menebaknya dengan benar.

"Lagipula aku tidak melakukannya." Aku hanya bisa mengatakan itu.

"Itu Peter Shen, Peter Shen selalu pandai dalam hal ini." Kata Yulianto Hua. Lagi-lagi dia menebaknya.

"Lalu bagaimana tanggapanmu?" Tanyaku santai.

"Tentu saja aku tidak akan membiarkan Daniel Hua memecat Winsen Chen. Jika Winsen Chen pergi, daya saing Teknologi Lanhai akan turun tajam. Tentu saja aku tidak akan membiarkannya terjadi. Apakah kamu ingin Lanhai Technology runtuh?"

Ucapan Yulianto Hua jelas menggodaku, jadi aku tidak akan tertipu.

"Itu masalah internal di perusahaanmu. Tidak nyaman bagiku untuk mengungkapkan pendapatku, tapi CEO Hua sangatlah kuat pasti bisa menanganinya." Aku menanggapinya dengan samar.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu