The Revival of the King - Bab 347 Mengagetkan Semua Orang
Segera setelah staf kasino menyalakan meja putar, bos kasino beserta pengawalnya berjalan menghampiri.
Menurut aturan kasino, berani bertaruh berarti berani untuk kalah. Semua penjudi harus mematuhi aturan ini, siapa pun dia.
Melihat bos kasino dan pengawalnya berniat menghampiri Terry Fan, yang baru menang dua kali berturut-turut, penjudi-penjudi lain tidak begitu senang.
Beberapa orang Barat dan orang lokal langsung bangkit berdiri dan bertanya apa yang ingin ia lakukan. Mereka khawatir si bos tidak senang dengan kemenangan jagoan baru mereka dan berniat melakukan sesuatu padanya.
Begitu melihat sosok si bos, Wellington langsung bersukacita.
Ia dalam hati berpikir: “Aku sudah pernah melihat orang yang curang namun belum pernah melihat Terry Fan menipu seseorang yang seperti ini.”
Melihat semua orang menatap ke belakang dirinya, Terry Fan ikut menoleh. Setelah melihat sosok yang mereka tatap, ia baru paham mengapa wajah Wellington berseri.
Terry Fan juga bersukacita.
Bos kasino tersenyum pada semua penatap: “Halo para penjudi terhormat, aku kemari untuk bertemu temanku.”
Bertemu teman kok sampai bawa pengawal pribadi? Apalagi, ini di kasinonya sendiri.
Meski orang-orang membukakan jalan untuknya, namun mereka dalam hati berpikir satu hal yang sama: “Andai bos kasino bersikeras menuduh Terry Fan bermain curang, mereka tidak akan setuju dengannya dan bakal protes.”
Mereka tidak punya relasi apa pun dengan Terry Fan, bahkan di awal berniat menjadikannya bahan tertawaan. Namun, sekalinya terjadi konflik antara pihak kasino dan penjudi, tidak peduli apa kewarganegaraan, warga kulit, atau bahkan agama si penjudi, semua penjudi akan kompak membelanya.
Bos kasino berjalan ke hadapan Terry Fan dan membungkuk dalam-dalam: “Bos Fan, sejak berpisah di negara S, rasanya kita sudah tidak berjumpa selama dua tahun.”
Melihat perangai si bos, Elena awalnya mengira dia datang untuk membuat masalah. Wanita itu sempat berpikir: “Kamu belum tahu saja seberapa handal Terry Fan. Kalau berani macam-macam, lihat saja apa konsekuensinya!”
Tanpa diduga, begitu berada di hadapan Terry Fan, bos kasino memperlihatkan senyuman rendah hati. Terry Fan bukan hanya terlihat seperti kenalan lamanya, melainkan juga sosok yang sangat si bos hormati.
“Eh, kamu?” Terry Fan tersenyum: “Setelah meninggalkan Negara S, kamu datang kemari untuk buka kasino lagi?”
Yang ditanya tersenyum canggung: “Selain industri kasino, aku tidak bisa menggeluti industri lain. Kasino ini aku jalankan sepenuhnya dengan uang satu juta yuan yang kamu kasih.”
Mendengar perkataan bos kasino, kegelisahan para penjudi mereda drastis. Oh, ternyata mereka sungguh merupakan teman lama……
Si bos lalu memberi kode mata ke pengawal yang berdiri di belakangnya. Pengawal itu berjalan maju sambil membawa sebuah kotak kayu dan menyerahkannya ke Terry Fan dengan dua tangan.
Bos kasino tersenyum dan menjelaskan, “Aku tidak tahu kamu akan datang, jadi tidak menyiapkan sambutan dan hadiah yang besar. Ini, mohon terima sebuah kado kecil.”
Terry Fan tidak menjawab, sementara Elena berjalan mendekat dan membuka tutup kotak kayu untuk mengecek isinya. Di dalam kotak, dua puluh emas batangan tertata rapi.
Terry Fan menjawab dengan senyum, “Baik, aku terima kadomu, tetapi tolong bantu aku.”
“Silahkan sebut permintaanmu.”
“Isi kadomu ini, ditambah dengan uang yang hari ini kumenangkan, tolong semuanya ditukarkan dengan bahan makanan dan obat-obatan. Lalu, sebelum besok malam, antarkan ke semua pengungusi di dalam dan di sekitar rumah sakit.”
Mendengar ini, para penjudi terharu.
Beberapa penjudi senior berfirasat bahwa Terry Fan dan bos kasino sebenarnya bukan teman baik. Mungkin mereka pernah berkonflik di masa lalu, kemudian Terry Fan hari ini datang untuk membalaskan dendam. Caranya, ya jelas dengan memenangkan uang sebanyak mungkin dari kasinonya.
Berhubung nama baik kasino harus dijaga, apalagi di hadapan begitu banyak penjudi sepeti sekarang, bos kasino pasti merasa tidak enak hati untuk mengungkapkannya. Dari perkataan Terry Fan barusan, bisa diketahui bahwa isi kado bukanlah uang tunai, melainkan barang.
Walau membawa begitu banyak pengawal, si bos datang untuk mengaku takluk. Ia berharap Terry Fan bisa memberikan pengampunan.
Dua penjudi yang berdiri di sisi Wellington berkomentar: “Mudah ditebak, isi kotak kayu itu pasti emas, perak, atau berlian.”
“Kurasa begitu. Orang Timur ini sepertinya datang untuk membalaskan dendam.”
“Kalian berpikir terlalu jauh.” Wellington ikutan bicara: “Bos ini dulu membuka kasino di Negara S. Dengan membawa satu dolar AS, pemuda ini memenangkan semua uang di kasino.”
Gila, dewa judi!
Jadi, yang hari ini masih belum sebanding dengan yang itu?
Suaranya tidak terlalu keras, namun juga tidak terlalu pelan. Para penjudi di sekitarnya bisa mendengar. Mereka berdecak “wah” secara berbarengan, lalu mengalihkan tatapan ke Wellington dan Terry Fan secara berurutan.
Dengan postur tubuhnya, orang-orang mengira Wellington merupakan pengawal pribadi Terry Fan. Jadi, semua percaya dengan apa yang ia katakan.
Satu orang Barat menggunakan bahu untuk menyenggol bahu orang Barat yang mengajak Terry Fan bertaruh: “Gila ya kamu, raja judi malah diajak taruhan. Dia bisa habiskan semua hartamu sampai tidak bersisa.”
Pria itu sepenuhnya berada dalam kondisi terhenyak. Ia bahkan tidak tahu apa ia lakukan dengan duduk di sini.
Seorang warga lokal berkata: “Orang-orang Timur sangat baik. Negara mereka bersahabat dengan negara kita, penduduknya pun baik hati.”
Orang-orang Barat yang sebelumnya menertawakan orang-orang Timur hening saja.
Bagaimana pun, Timur terdiri dari banyak negara. Jumlah populasinya sangat besar. Ada yang kaya namun garang dan bodoh seperti para bos batu bara, namun jelas ada yang cerdas dan baik hati seperti Terry Fan.
Terutama, ketika Terry Fan meminta uang dan kadonya dibelikan bahan makanan dan obat-obatan lalu dikirim ke rumah sakit, tidak peduli orang Barat atau pun orang Timur, semua yang berkerumun dengan tulus merasa kagum.
Seorang penari, yang baru mengantarkan steak ke sebuah kamar, berteriak “siap” dan menginisiasi tepukan tangan.
Para penjudi ikut bertepuk tangan.
Bos kasino segera menanggapi: “Jangan khawatir, aku besok akan mulai menjalankan permintaanmu. Uangnya terlalu banyak, jadi tidak bisa sekarang juga beli begitu banyak bahan makanan dan obat-obatan. Tetapi kamu tenang saja, kado yang kuberikan padamu dan uang yang kamu menangkan tanpa tersisa sedikit pun akan kugunakan untuk membantu para pengungsi. Aku nanti juga akan bilang bahwa ini kiriman darimu.”
“Tidak usah sebut namaku, bilang saja dari seorang donator Timur. Andai memungkinkan, di truk yang digunakan untuk mengirimnya, pasangkan bendera Timur.”
“Akan kuurus.”
Terry Fan menoleh ke orang Barat yang mengajaknya taruhan dan berkata, “Terima kasih atas ajakanmu. Jika kembali bertaruh, aku akan memilih nomor tiga puluh enam lagi.”
Terry Fan mengambil sebagian besar token kasinonya, kemudian menyuruh bos kasino untuk menugaskan orang pergi menukarkan. Sisa token ia kembali taruh di nomor tiga puluh enam, lalu staf kasino ia suruh untuk memulai permainan.
Dengan rambut dan kepala yang berkeringat deras, staf kasino menatap bosnya dengan gentar.
Bos kasino mengangguk. Itu artinya, permainan diizinkan untuk dimulai.
Staf kasino memeriksa bola besi di tangannya, kemudian membantingnya pelan ke meja putar seolah ingin memastikan tidak terpasang alat curang apa pun. Terakhir, bola itu ditaruh di meja.
Dum dum dum——
Meja putar berputar cepat, bola besi juga menggelinding dengan kencang.
Pada momen ini, orang yang mengurusi penukaran token datang dengan membawa senampan dolar AS. Total ada sepuluh juta dolar AS di sana.
Terry Fan hanya mengambil sepuluh ribu dolar AS dan menyerahkannya ke Elena, lalu bertutur pada bos kasino: “Jangan lupa, yang ini juga dihitung.”
Setelah berbicara, ia menggoyangkan kepala ke Wellington dan Elena. Mereka bertiga pun bergegas pergi.
Begitu mereka baru keluar dari pintu kasino, terdengarlah suara bola besi jatuh ke sebuah lubang. Semua yang menyaksikan bersorak.
Semua orang antusias hingga jantung mereka berdebar kencang. Sudah berjudi seumur hidup, mereka belum pernah menemukan situasi ini. Bisa-bisanya bola besi untuk ketiga kalinya jatuh ke nomor tiga puluh enam!
Jika dalam dua kesempatan sebelumnya Terry Fan berdiri di samping meja, mungkin masih ada yang curiga ia menggunakan alat tertentu untuk mempengaruhi hasil. Tetapi, berhubung ia pada momen ini sudah angkat kaki, maka semua yang masih meragukan itu jadi sepenuhnya percaya bahwa permainan telah berlangsung adil.
Mereka menoleh ke arah pintu, namun sosok yang dicari sudah lenyap.
Bukan hanya percaya dengan kejujurannya dalam bermain, para penonton juga jadi percaya dengan cerita Wellington. Oke, hanya dengan satu dolar AS, Terry Fan pasti bisa bikin kasino di seluruh dunia bangkrut!
Novel Terkait
Pengantin Baruku
FebiCinta Tak Biasa
SusantiMy Charming Lady Boss
AndikaMr. Ceo's Woman
Rebecca WangMenunggumu Kembali
NovanMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaAdore You
ElinaThe Revival of the King×
- Bab 1 Teman Sekelas Yang Cantik
- Bab 2 Kesepakatan yang Menghina
- Bab 3 Bahan Tertawaan Seluruh Orang
- Bab 4 Dihina Lagi
- Bab 5 Keduanya Bertemu
- Bab 6 Pembalasan
- Bab 7 Sahabat Sejati
- Bab 8 Menangis Tersedu-Sedu
- Bab 9 Unit Rawat Intensif
- Bab 10 Kebetulan Bertemu
- Bab 11 Harus Melapor Polisi
- Bab 12 Keras Kepala
- Bab 13 Mutiara Sejahtera Corp.
- Bab 14 Pertemuan Di Rumah Sakit
- Bab 15 Ambang Batas Kesabaran
- Bab 16 Penyesalan Yang Muncul Karena Sikap Keterlaluan
- Bab 17 Lawan Yang Selalu Saja Bertemu
- Bab 18 Perasaan Yang Berkonflik
- Bab 19 Peristiwa Yang Benar Adanya
- Bab 20 Emosi Yang Memuncak
- Bab 21 Kebetulan Hendak Mencarimu
- Bab 22 Berpikiran Sempit
- Bab 23 Pembalasan Instan
- Bab 24 Sujud Yang Mengejutkan
- Bab 25 Setiap Pelaku Mempunyai Alasan Tersendiri
- Bab 26 Perasaan Tidak Tenang
- Bab 27 Tertegun
- Bab 28 Melewati Semuanya
- Bab 29 Ikatan Yang Menjauh
- Bab 30 Penyesalan Terhadap Tindakan Di Masa Lalu
- Bab 31 Hati Yang Berkecamuk
- Bab 32 Terkejut Setengah Mati
- Bab 33 Ingin Menangis Tapi Tidak Ada Air Mata
- Bab 34 Hatinya Merasa Sangat Tidak Nyaman
- Bab 35 Kesalahpahaman Semakin Besar
- Bab 36 Perasaan Krisis
- Bab 37 Mengejutkan
- Bab 38 Pandai Bersilat Lidah
- Bab 39 Sangat Menyesal
- Bab 40 Berbeda Jauh
- Bab 41 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 42 Memberikan Barang Pemberian Orang Lain
- Bab 43 Bertemu Teman Sekelas Lama Lagi
- Bab 44 Bingung
- Bab 45 Datang Mencari Masalah
- Bab 46 Tidak Berani Tampil
- Bab 47 Malu Sendiri
- Bab 48 Sesuatu Terjadi Tentu Ada Sebabnya
- Bab 49 Gugup Sekali
- Bab 50 Tidak Bisa Mengerti
- Bab 51 Menyesal
- Bab 52 Semuanya Sandiwara
- Bab 53 Berkata Sembarangan
- Bab 54 Marah Hingga Muntah Darah
- Bab 55 Perubahan yang Besar
- Bab 56 Tidak Dapat Ditoleransi
- Bab 57 Mutiara Sejahtera
- Bab 58 Menyelidiki
- Bab 59 Rencana Pembalasan
- Bab 60 Terkejut
- Bab 61 Sudah Bukan Yang Dulu Lagi
- Bab 62 Tak Bisa Ditahan
- Bab 63 Nasehat Yang Bagus
- Bab 64 Datang Dengan Persiapan
- Bab 65 Menggertak
- Bab 66 Masalah Muncul Karena Sebab
- Bab 67 Marah Sekali
- Bab 68 Sial Dan Tidak Beruntung
- Bab 69 Menolak Melihat Kebenaran
- Bab 70 Asal Usul Yang Jelas
- Bab 71 Bersikeras Dengan Pendapat Sendiri
- Bab 72 Memeriksa Keadaannya
- Bab 73 Rasa Iri Yang Menggila
- Bab 74 Berinisiatif Menyapa
- Bab 75 Tidak Bisa Mempercayainya
- Bab 76 Perkataan Yang Masuk Akal
- Bab 77 Menebus Kesalahan
- Bab 81 Ruang VIP KTV
- Bab 78 Benar-Benar Tidak Menduganya
- Bab 79 Menebus Hutang Lama
- Bab Menyadari Bahaya Di Saat-saat Akhir
- Bab 82 Serangan yang Luar Biasa
- Bab 83 Pertempuran yang Mengerikan
- Bab 84 Sedikit Menyesal
- Bab 85 Meminta Maaf Dan Memberi Hadiah
- Bab 86 Memberi Wajah
- Bab 87 Keributan Di Ruang Rawat
- Bab 88 Operasi Berhasil
- Bab 89 Membereskan Willy Wang
- Bab 90 Kata-Kata Dan Kasih Sayang yang Dalam
- Bab 91 Menyelesaikan Kesalahpahaman
- Bab 92 Hati Diganti Hati
- Bab 93 Sebuah Drama
- Bab 94 Memang Kaya Itu Sangat Bagus
- Bab 95 Teman Sekolah Datang Menjenguk
- Bab 96 Kebetulan Bertemu Dengan Kenalan
- Bab 97 Ketakutan
- Bab 98 Ingin Memenangkannya
- Bab 99 Ayah Dan Anak Yang Kejam
- Bab 100 Ada Hal Yang Ingin Dibicarakan
- Bab 101 Saling Beradu.
- Bab 102 Rasa Sakit Tidak Tertahankan.
- Bab 103 Mencurahkan Apa Yang Ada Di Otaknya.
- Bab 104 Berseteru.
- Bab 105 Dipermalukan Di Depan Semua Orang.
- Bab 106 Perlelangan Yang Hampir Gagal.
- Bab 107 Pemuda Kaya Raya.
- Bab 108 Mengacaukan Rencana
- Bab 109 Sebuah Keadaan Mendadak Yang Menimbulkan Sebuah Kesalahan
- Bab 110 Perasaan Hati Yang Tidak Baik
- Bab 111 Masalah Internal dan Agresi Asing
- Bab 112 Keadaan Yang Kacau
- Bab 113 Dimana-mana Terancam Oleh Bahaya
- Bab 114 Siap Untuk Bertindak
- Bab 115 Merasa Ketakutan dan Tidak Tenang
- Bab 116 Pertemuan Yang Sempit
- Bab 117 Penuh Drama
- Bab 118 Berusaha Meningkatkan Rasa Kehadiran
- Bab 119 Saling Memberi Simpati
- Bab 120 Mengendalikan Semuanya
- Bab 121 Ibu Yang Aneh
- Bab 122 Vila Gunung Min
- Bab 123 Semua Yang Di Lihat Dan Di Dengar Terasa Sangat Segar
- Bab 124 Bertarung Dengan Sangat Sengit
- Bab 215 Tidak Ingin Kalah
- Bab 126 Mencurigakan
- Bab 127 Mengakui Putri Angkat
- Bab 128 Memiliki Pemikiran Masing-Masing
- Bab 129 Tidak Bisa Menyelesaikan Perkataan
- Bab 130 Katakan Baik-Baik
- Bab 131 Semua Ada Ceritanya
- Bab 132 Mengeluh
- Bab 133 Mencapai Pemahaman Rahasia
- Bab 134 Rekaman Telepon
- Bab 135 Mengupas Habis
- Bab 136 Perlahan-lahan Menjadi Cerah
- Bab 137 Mengobati Sesuai Gejala
- Bab 138 Dekorasinya Terlalu Bagus
- Bab 139 Kasih Yang Tak Ternilai
- Bab 140 Terkejut Senang
- Bab 141 Ini Hal Besar
- Bab 142 Keinginan Nenek
- Bab 143 Tiga Wanita
- Bab 144 Semua Adalah perangkap
- Bab 145 Mengerahkan Seluruh Kemampuan
- Bab 146 Pertengkaran Ibu dan Anak
- Bab 147 Ragu
- Bab 148 Mengusahakan Yang Terbaik Walaupun Telah Salah Langkah
- Bab 149 Baru Pertama Kalinya
- Bab 150 Misi
- Bab 151 Sinyal Kematian
- Bab 152 Terus Menguji
- Bab 153 Semua Hanya Akting
- Bab 154 Penyesalan
- Bab 155 Kencan di Siang Hari
- Bab 156 Teman Makan Teman
- Bab 157 Kehidupan yang Memaksa
- Bab 158 Sahabat Menyusahkan
- Bab 159 Tergoda Hatinya
- Bab 160 Tidak Mau Tanda Tangan
- Bab 161 Masalah Kehidupan
- Bab 162 Merasa Sangat Puas
- Bab 163 Wanita Bernasib Buruk
- Bab 164 Dipermainkan Orang
- Bab 165 Orang Kaya Yang Sederhana
- Bab 166 Menembus Rekor
- Bab 167 Kagum Dan Cemburu
- Bab 168 Grup Yang Bergosip
- Bab 169 Bicara Dari Pengalaman
- Bab 170 Nasehat Ibu Tiri
- Bab 171 Pulang
- Bab 172 Menjadi Seperti Air
- Bab 173 Membuat Kesempatan
- Bab 174 Pergerakan Rahasia
- Bab 175 Datang Sendiri
- Bab 176 Pemula
- Bab 177 Memalukan
- Bab 178 Agen Spesial
- Bab 179 Timbul Pemikiran
- Bab 180 Mempercayakan Seumur Hidup
- Bab 181 Menghadapi Pilihan
- Bab 182 Perlu Diselesaikan
- Bab 183 Menaruh Investasi Untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 184 Mengikuti Petunjuk Yang Ada
- Bab 185 Agen Spesial
- Bab 186 Mencegah Terlebih Dahulu
- Bab 187 Membongkar Identitas
- Bab 188 Ternyata Dia
- Bab 189 Tak Bisa Kembali
- Bab 190 Harus Dilanjutkan
- Bab 191 Wanita Yang Selalu Berubah
- Bab 192 Pembalasan Dendam Yang Manis
- Bab 193 Tidak Ada Yang Perlu Diragukan
- Bab 194 Sengaja Mempersulit Keadaan
- Bab 195 Bisnis Bernilai Satu Miliyar Yuan
- Bab 196 Tidak Ingin Menjadi Tumpuan
- Bab 197 Menerima Kebaikan
- Bab 198 Mendapatkan Keuntungan Dari Dua Belah Pihak
- Bab 199 Merasa Tidak Senang Di Dalam Hati
- Bab 200 Datang Satu Demi Satu
- Bab 201 Menjadi Bingung Sendiri
- Bab 202 Menyembunyikan
- Bab 203 Melampiaskan
- Bab 204 Berkelahi
- Bab 205 Mengatur Segalanya
- Bab 206 Beraturan
- Bab 207 Meyakinkan Secara Rasional
- Bab 208 Mencapai Kesepakatan Secara Diam-Diam
- Bab 209 Hasil Awal
- Bab 210 Risau
- Bab 211 Memiliki Rencana Lain
- Bab 212 Penderitaan Hati
- Bab 213 Setahap Demi Setahap Dilakukan Dengan Hati-Hati
- Bab 214 Menghentikan Akhir Yang Buruk
- Bab 215 Tersentuh Dengan Apa Yang Dilihat
- Bab 216 Tak Tahu Malu
- Bab 217 Memotivasi Orang Untuk Membuat Masalah
- Bab 218 Selangkah Demi Selangkah
- Bab 219 Tidak Akan Menikah Lagi
- Bab 220 Adegan Bahagia Dan Harmonis
- Bab 221 Hubungan Darah Lebih Erat Dari Apapun
- Bab 222 Tidak Tahan Lagi
- Bab 223 Lolos
- Bab 224 Kecerdasan Dan Keberanian
- Bab 225 Adegan Mendebarkan
- Bab 226 Menghadiri Pertemuan Beresiko
- Bab 227 Beraksi Di Tempat
- Bab 228 Ada Yang Membantu
- Bab 229 Tidak Terbayangkan
- Bab 230 Melampiaskan Amarah
- Bab 231 Penyelamat Datang
- Bab 232 Menunggu Waktu
- Bab 233 Perlahan-lahan Melunasi
- Bab 234 Kejadian Akan Terjadi Saat Situasinya Lengkap
- Bab 235 Cepat Kabur
- Bab 236 Ada Penyebab di Balik Masalah
- Bab 237 Sudah Memiliki Rencana Yang Matang
- Bab 238 Ada Dimana-mana
- Bab 239 Secara Berurutan
- Bab 240 Siapa Yang Mendalangi
- Bab 241 Sudah Seharusnya Berterus Terang
- Bab 242 Sungguh Tidak Mengetahuinya
- Bab 243 Menanti Pergantian
- Bab 244 Peralihan Perang
- Bab 245 Ada Alasan Lain
- Bab 246 Diperalat Orang Lain
- Bab 247 Ajaran Secara Diam-diam
- Bab 248 Penyebaran Cepat
- Bab 249 Berbahaya
- Bab 250 Siapa Yang Mengutus Ini
- Bab 251 Ternyata Itu Dia
- Bab 252 Mendapat Masalah
- Bab 253 Janji
- Bab 254 Menghadapi Kesulitan Lagi
- Bab 255 Menyeberang Jalan
- Bab 256 Duluan Menangkap Orang Terpenting
- Bab 257 Bergegas Menyelesaikan Pertempuran
- Bab 258 Tampaknya Mengerikan, Tapi Tidak Berbahaya
- Bab 259 Dipercayakan Untuk Menjaga Keluarganya
- Bab 260 Aksi Gagal
- Bab 261 Bertindak Sesuai Dengan Situasi
- Bab 262 Kebocoran Informasi
- Bab 263 Menghalangi Jalan
- Bab 264 Dia Masih Memiliki Alasan
- Bab 265 Sediakan Payung Sebelum Hujan
- Bab 266 Terencana
- Bab 267 Bekerja Sama dalam Investasi
- Bab 268 Alasan Masalah Terjadi
- Bab 269 Bersiap Pergi
- Bab 270 Demii Perasaan
- Bab 271 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 272 Perkataan Yang Memilukan
- Bab 273 Draf Perjanjian
- Bab 274 Tidak Bisa Berkata Apapun
- Bab 275 Jangan Berpura Lembut
- Bab 276 Mengunjungi Guru
- Bab 277 Intuisi Yang Tajam
- Bab 278 Maksud Dari 4 Kata Itu
- Bab 279 Muncullah Wujud Aslinya
- Bab 280 Mendalam Dan Mendetail
- Bab 281 Tangisan Tak Terbendung
- Bab 282 Membujuk Dengan Teori
- Bab 283 Menggunakan Tindakan Untuk Mendapatkan Simpati
- Bab 284 Penuh Penyesalan
- Bab 285 Berusaha Untuk Berubah
- Bab 286 Perasaan Yang Sebenarnya
- Bab 287 Terlalu Tidak Terduga
- Bab 288 Punya Selera Tinggi
- Bab 289 Pemikiran Yang Cerdik
- Bab 290 Sangat Memuaskan
- Bab 291 Mencairkan Kesalahpahaman
- Bab 292 Rencana Pulang Negeri
- Bab 293 Konsentrasi
- Bab 294 Mendadak Sadar
- Bab 295 Mengenal Kembali
- Bab 296 Jauh Lebih Santai
- Bab 297 Bertemu Teman Baik
- Bab 298 Ada Alasannya
- Bab 299 Reaksi Berlebihan
- Bab 300 Melaporkan Setengah Mati
- Bab 301 Berani dan Jago
- Bab 302 Mencapai Kesepakatan
- Bab 303 Suasana Hati Rumit
- Bab 304 Penuh Antisipasi
- Bab 305 Menghadapi Serangan
- Bab 306 Sementara Waktu Menghindar Dari Bahaya.
- Bab 307 Banyak Melakukan Kegagalan.
- Bab 308 Wanita Cantik Adalah Bencana.
- Bab 309 Kemampuannya Di Atas Satu Langkah.
- Bab 310 Sedikit Keterlaluan.
- Bab 311 Bangun Dari Mimpi Buruk
- Bab 312 Malam Terlalu Dingin
- Bab 313 Aturan Bertahan Hidup
- Bab 314 Perbedaan Kualitatif
- Bab 315 Desa Perbatasan
- Bab 316 Terlambat
- Bab 317 Penolong
- Bab 318 Perangkap
- Bab 319 Kecelakaan Membawa Berkat
- Bab 320 Secara Adil
- Bab 321 Senjata Ilegal
- Bab 322 Serangan Roket
- Bab 323 Serangan Balik Di Situasi Berbahaya
- Bab 324 Tidak Membiarkan Orang Yang Akan Menimbulkan Kerugian Untuk Orang Lain Tetap Hidup
- Bab 325 Desa Kecil Tanpa Orang
- Bab 326 Nyawa Di Ujung Tanduk
- Bab 327 Penyelamat Sudah Tiba
- Bab 328 Berangkat Pada Malam Ini Juga
- Bab 329 Melepaskan untuk Kemudian Menangkap
- Bab 330 Tipu Daya yang Cerdas
- Bab 331 Terbongkar
- Bab 332 Situasi Berubah
- Bab 333 Warga Negara yang Dihormati
- Bab 334 Memilih untuk Tidak Pulang
- Bab 335 Tidak Tahu Harus Berbuat Apa
- Bab 336 Sahabat Berkhianat
- Bab 337 Nasehat-Nasehat Berharga
- Bab 338 Perlu Buka Kartu
- Bab 339 Hotel Holiday Inn
- Bab 340 Hati Gusar
- Bab 341 Rencana Licik Yang Menakjubkan
- Bab 342 Kenyataan Yang Tidak Dapat Dimengerti
- Bab 343 Mendekati Kenyataan
- Bab 344 Menjalani Hidup Dengan Mabuk Dan Bermimpi
- Bab 345 Menyaksikan Keajaiban
- Bab 346 Keberuntungan yang Dahsyat
- Bab 347 Mengagetkan Semua Orang
- Bab 348 Memahami Prinsip
- Bab 349 Suami-Istri Bersitegang
- Bab 350 Memancing Diskusi
- Bab 351 Ambisius
- Bab 352 Membangun kepercayaan
- Bab 353 Senjata pembunuh
- Bab 354 Saling menipu
- Bab 355 Sedikit pusing
- Bab 356 Berharap bertemu
- Bab 357 Memberikan Peringatan
- Bab 358 Langsung Beraksi
- Bab 359 3 Orang 3 Hati
- Bab 360 Prioritas
- Bab 361 Langsung Beraksi
- Bab 362 Percakapan Suami-Istri