The Revival of the King - Bab 347 Mengagetkan Semua Orang

Segera setelah staf kasino menyalakan meja putar, bos kasino beserta pengawalnya berjalan menghampiri.

Menurut aturan kasino, berani bertaruh berarti berani untuk kalah. Semua penjudi harus mematuhi aturan ini, siapa pun dia.

Melihat bos kasino dan pengawalnya berniat menghampiri Terry Fan, yang baru menang dua kali berturut-turut, penjudi-penjudi lain tidak begitu senang.

Beberapa orang Barat dan orang lokal langsung bangkit berdiri dan bertanya apa yang ingin ia lakukan. Mereka khawatir si bos tidak senang dengan kemenangan jagoan baru mereka dan berniat melakukan sesuatu padanya.

Begitu melihat sosok si bos, Wellington langsung bersukacita.

Ia dalam hati berpikir: “Aku sudah pernah melihat orang yang curang namun belum pernah melihat Terry Fan menipu seseorang yang seperti ini.”

Melihat semua orang menatap ke belakang dirinya, Terry Fan ikut menoleh. Setelah melihat sosok yang mereka tatap, ia baru paham mengapa wajah Wellington berseri.

Terry Fan juga bersukacita.

Bos kasino tersenyum pada semua penatap: “Halo para penjudi terhormat, aku kemari untuk bertemu temanku.”

Bertemu teman kok sampai bawa pengawal pribadi? Apalagi, ini di kasinonya sendiri.

Meski orang-orang membukakan jalan untuknya, namun mereka dalam hati berpikir satu hal yang sama: “Andai bos kasino bersikeras menuduh Terry Fan bermain curang, mereka tidak akan setuju dengannya dan bakal protes.”

Mereka tidak punya relasi apa pun dengan Terry Fan, bahkan di awal berniat menjadikannya bahan tertawaan. Namun, sekalinya terjadi konflik antara pihak kasino dan penjudi, tidak peduli apa kewarganegaraan, warga kulit, atau bahkan agama si penjudi, semua penjudi akan kompak membelanya.

Bos kasino berjalan ke hadapan Terry Fan dan membungkuk dalam-dalam: “Bos Fan, sejak berpisah di negara S, rasanya kita sudah tidak berjumpa selama dua tahun.”

Melihat perangai si bos, Elena awalnya mengira dia datang untuk membuat masalah. Wanita itu sempat berpikir: “Kamu belum tahu saja seberapa handal Terry Fan. Kalau berani macam-macam, lihat saja apa konsekuensinya!”

Tanpa diduga, begitu berada di hadapan Terry Fan, bos kasino memperlihatkan senyuman rendah hati. Terry Fan bukan hanya terlihat seperti kenalan lamanya, melainkan juga sosok yang sangat si bos hormati.

“Eh, kamu?” Terry Fan tersenyum: “Setelah meninggalkan Negara S, kamu datang kemari untuk buka kasino lagi?”

Yang ditanya tersenyum canggung: “Selain industri kasino, aku tidak bisa menggeluti industri lain. Kasino ini aku jalankan sepenuhnya dengan uang satu juta yuan yang kamu kasih.”

Mendengar perkataan bos kasino, kegelisahan para penjudi mereda drastis. Oh, ternyata mereka sungguh merupakan teman lama……

Si bos lalu memberi kode mata ke pengawal yang berdiri di belakangnya. Pengawal itu berjalan maju sambil membawa sebuah kotak kayu dan menyerahkannya ke Terry Fan dengan dua tangan.

Bos kasino tersenyum dan menjelaskan, “Aku tidak tahu kamu akan datang, jadi tidak menyiapkan sambutan dan hadiah yang besar. Ini, mohon terima sebuah kado kecil.”

Terry Fan tidak menjawab, sementara Elena berjalan mendekat dan membuka tutup kotak kayu untuk mengecek isinya. Di dalam kotak, dua puluh emas batangan tertata rapi.

Terry Fan menjawab dengan senyum, “Baik, aku terima kadomu, tetapi tolong bantu aku.”

“Silahkan sebut permintaanmu.”

“Isi kadomu ini, ditambah dengan uang yang hari ini kumenangkan, tolong semuanya ditukarkan dengan bahan makanan dan obat-obatan. Lalu, sebelum besok malam, antarkan ke semua pengungusi di dalam dan di sekitar rumah sakit.”

Mendengar ini, para penjudi terharu.

Beberapa penjudi senior berfirasat bahwa Terry Fan dan bos kasino sebenarnya bukan teman baik. Mungkin mereka pernah berkonflik di masa lalu, kemudian Terry Fan hari ini datang untuk membalaskan dendam. Caranya, ya jelas dengan memenangkan uang sebanyak mungkin dari kasinonya.

Berhubung nama baik kasino harus dijaga, apalagi di hadapan begitu banyak penjudi sepeti sekarang, bos kasino pasti merasa tidak enak hati untuk mengungkapkannya. Dari perkataan Terry Fan barusan, bisa diketahui bahwa isi kado bukanlah uang tunai, melainkan barang.

Walau membawa begitu banyak pengawal, si bos datang untuk mengaku takluk. Ia berharap Terry Fan bisa memberikan pengampunan.

Dua penjudi yang berdiri di sisi Wellington berkomentar: “Mudah ditebak, isi kotak kayu itu pasti emas, perak, atau berlian.”

“Kurasa begitu. Orang Timur ini sepertinya datang untuk membalaskan dendam.”

“Kalian berpikir terlalu jauh.” Wellington ikutan bicara: “Bos ini dulu membuka kasino di Negara S. Dengan membawa satu dolar AS, pemuda ini memenangkan semua uang di kasino.”

Gila, dewa judi!

Jadi, yang hari ini masih belum sebanding dengan yang itu?

Suaranya tidak terlalu keras, namun juga tidak terlalu pelan. Para penjudi di sekitarnya bisa mendengar. Mereka berdecak “wah” secara berbarengan, lalu mengalihkan tatapan ke Wellington dan Terry Fan secara berurutan.

Dengan postur tubuhnya, orang-orang mengira Wellington merupakan pengawal pribadi Terry Fan. Jadi, semua percaya dengan apa yang ia katakan.

Satu orang Barat menggunakan bahu untuk menyenggol bahu orang Barat yang mengajak Terry Fan bertaruh: “Gila ya kamu, raja judi malah diajak taruhan. Dia bisa habiskan semua hartamu sampai tidak bersisa.”

Pria itu sepenuhnya berada dalam kondisi terhenyak. Ia bahkan tidak tahu apa ia lakukan dengan duduk di sini.

Seorang warga lokal berkata: “Orang-orang Timur sangat baik. Negara mereka bersahabat dengan negara kita, penduduknya pun baik hati.”

Orang-orang Barat yang sebelumnya menertawakan orang-orang Timur hening saja.

Bagaimana pun, Timur terdiri dari banyak negara. Jumlah populasinya sangat besar. Ada yang kaya namun garang dan bodoh seperti para bos batu bara, namun jelas ada yang cerdas dan baik hati seperti Terry Fan.

Terutama, ketika Terry Fan meminta uang dan kadonya dibelikan bahan makanan dan obat-obatan lalu dikirim ke rumah sakit, tidak peduli orang Barat atau pun orang Timur, semua yang berkerumun dengan tulus merasa kagum.

Seorang penari, yang baru mengantarkan steak ke sebuah kamar, berteriak “siap” dan menginisiasi tepukan tangan.

Para penjudi ikut bertepuk tangan.

Bos kasino segera menanggapi: “Jangan khawatir, aku besok akan mulai menjalankan permintaanmu. Uangnya terlalu banyak, jadi tidak bisa sekarang juga beli begitu banyak bahan makanan dan obat-obatan. Tetapi kamu tenang saja, kado yang kuberikan padamu dan uang yang kamu menangkan tanpa tersisa sedikit pun akan kugunakan untuk membantu para pengungsi. Aku nanti juga akan bilang bahwa ini kiriman darimu.”

“Tidak usah sebut namaku, bilang saja dari seorang donator Timur. Andai memungkinkan, di truk yang digunakan untuk mengirimnya, pasangkan bendera Timur.”

“Akan kuurus.”

Terry Fan menoleh ke orang Barat yang mengajaknya taruhan dan berkata, “Terima kasih atas ajakanmu. Jika kembali bertaruh, aku akan memilih nomor tiga puluh enam lagi.”

Terry Fan mengambil sebagian besar token kasinonya, kemudian menyuruh bos kasino untuk menugaskan orang pergi menukarkan. Sisa token ia kembali taruh di nomor tiga puluh enam, lalu staf kasino ia suruh untuk memulai permainan.

Dengan rambut dan kepala yang berkeringat deras, staf kasino menatap bosnya dengan gentar.

Bos kasino mengangguk. Itu artinya, permainan diizinkan untuk dimulai.

Staf kasino memeriksa bola besi di tangannya, kemudian membantingnya pelan ke meja putar seolah ingin memastikan tidak terpasang alat curang apa pun. Terakhir, bola itu ditaruh di meja.

Dum dum dum——

Meja putar berputar cepat, bola besi juga menggelinding dengan kencang.

Pada momen ini, orang yang mengurusi penukaran token datang dengan membawa senampan dolar AS. Total ada sepuluh juta dolar AS di sana.

Terry Fan hanya mengambil sepuluh ribu dolar AS dan menyerahkannya ke Elena, lalu bertutur pada bos kasino: “Jangan lupa, yang ini juga dihitung.”

Setelah berbicara, ia menggoyangkan kepala ke Wellington dan Elena. Mereka bertiga pun bergegas pergi.

Begitu mereka baru keluar dari pintu kasino, terdengarlah suara bola besi jatuh ke sebuah lubang. Semua yang menyaksikan bersorak.

Semua orang antusias hingga jantung mereka berdebar kencang. Sudah berjudi seumur hidup, mereka belum pernah menemukan situasi ini. Bisa-bisanya bola besi untuk ketiga kalinya jatuh ke nomor tiga puluh enam!

Jika dalam dua kesempatan sebelumnya Terry Fan berdiri di samping meja, mungkin masih ada yang curiga ia menggunakan alat tertentu untuk mempengaruhi hasil. Tetapi, berhubung ia pada momen ini sudah angkat kaki, maka semua yang masih meragukan itu jadi sepenuhnya percaya bahwa permainan telah berlangsung adil.

Mereka menoleh ke arah pintu, namun sosok yang dicari sudah lenyap.

Bukan hanya percaya dengan kejujurannya dalam bermain, para penonton juga jadi percaya dengan cerita Wellington. Oke, hanya dengan satu dolar AS, Terry Fan pasti bisa bikin kasino di seluruh dunia bangkrut!

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu