The Revival of the King - Bab 331 Terbongkar

Stella Dong dalam hati menghela nafas untuk Valentine Li. Sepertinya, wanita itu melewatkan sesuatu. Bukankah seharusnya dia juga memikirkan tentang dirinya sendiri? Baginya, mengenal Terry Fan adalah sebuah berkah atau kutukan?

Jalan masih mulus di pinggiran kota. Semakin dekat dengan pusat, jalanan itu menjadi semakin bergelombang.

Di beberapa titik jalan ada lubang besar akibat ledakan, sementara di beberapa tempat ada reruntuhan bangunan berupa batu bata dan puing-puing。

Tidak jauh dari rumah sakit perang, bendera Palang Merah yang sangat besar sudah bisa terlihat. Tiba-tiba, di depan ada pos pemeriksaaan. Para penjaganya nampak seperti prajurit bayaran Barat.

Stella Dong melirik Terry Fan. Begitu ia baru saja ingin bertanya apakah mereka akan berhenti, pria itu sudah duluan membuat penghalang di depan hancur berkeping-keping.

Memegang kemudi di satu tangan dan senapan serbu di tangan lainnya, Terry Fan berteriak: “Tembak!”

Lalu ia menarik pelatuk.

Bang bang bang——

Dor dor dor——

Mendengar perintah, para prajurit bayaran langsung menembak-nembak dengan senapan mesin berat.

Stella Dong saat ini juga memegang pistol. Tetapi, ketika mencari sasaran, ia melihat pihak lawan ada yang tertembak mati, ada yang terluka, dan ada yang bersembunyi. Rasa-rasanya tidak ada sasaran yang pantas dan ideal.

Saat wanita itu tertegun, mobil sudah melewati pos pemeriksaan.

Ketika prajurit bayaran menoleh untuk menembak, pickup di belakang sudah kembali menembaki mereka. menembaki mereka lagi.

Mereka membunuh setidaknya tujuh atau delapan prajurit bayaran dalam satu gerakan, kemudian bergegas pergi dengan kalem seperti tidak terjadi apa pun.

Stella Dong selalu berpartisipasi dalam setiap pertempuran yang terjadi, namun selain berhasil menembak satu anggota angkatan bersenjata ilegal, dia tidak pernah benar-benar berpartisipasi di dalamnya.

“Aku menyuruhmu menembak, mengapa kamu tidak melakukannya? Kamu sedang berpikir apa” Terry Fan bertanya bingung.

“Aku tidak menemukan sasaran!”

“Saat di ketentaraan, masa kamu belum pernah belajar soal gerilya tembakan?” Terry Fan memutar bola mata: “Bisa menembakkan setiap peluru tepat ke tubuh lawan jelas sesuatu yang ideal, tetapi ketika melewati pos pemeriksaan, kita tidak akan pernah tahu di mana ada penembak rahasia. Jadi, kita harus menggunakan gerilya tembakan. Sekali pun tembakannya tidak akurat, mereka akan tetap gentar. Semakin berisik tembakan-tembakan kita, kegentaran mereka akan semakin kuat. Paham kamu? “

Ih!

Bukankah dia hanya pekerja paruh waktu yang dibawa ke Negara S oleh pemberi kerja yang ternyata tukang tipu? Kamu ini kok bisa-bisa jadi lihai dan jenius?

Walau risih, Stella Dong harus mengakui bahwa apa yang dikatakan Terry Fan benar.

Gerilya tembakan adalah taktik yang sering digunakan di medan pertempuran, terutama saat membutuhkan perlindungan. Bisa tidaknya lawan dibuat gentar seringkali menjadi kunci sukses.

Stella Dong tadi tidak juga menembak karena sebagai seorang tentara, ia ingin Terry Fan menyaksikan seberapa akurat tembakan-tembakannya. Wanita itu tidak ingin dirnya dipandang sebagai orang biasa, apalagi wanita yang merepotkan dan membebani.

Karena itu, ia pun tidak terpikir tentang taktik gerilya tembakan.

Stella Dong menyempitkan mulut, terdiam beberapa saat, dan bertanya: “Melihat perangai mereka, mereka sepertinya mau menghampiri kita hanya buat memeriksa dokumen perjalanan. Belum tentu mereka akan membahayakan. Kamu sendiri bilang bahwa ketika tidak perlu membunuh, janganlah membunuh. Tetapi, barusan mengapa……”

“Jangan tanya mengapa. Mereka jelas sekali ingin menyerang kita. Jika tebakanku tidak salah, orang-orang ini pasti ditugaskan oleh Pierce setelah menerima telepon dari Elena. Mereka bawahan dia.”

“Jika memang begitu, buat apa mereka repot-repot berusaha menghentikan mobil untuk menginterogasi? Langsung lepaskan tembakan kan jauh lebih mudah?”

“Kamu tidak paham apa yang dimaksud dengan “mengantisipasi kekeliruan”? Target mereka adalah aku. Mereka pertama-tama harus memastikan apakah aku ada di dalam mobil, lalu mengecek apakah mobil ini kita yang kendarai. Jika mereka langsung menembak dan ternyata jawabannya “bukan”, bukankah mereka secara tidak langsung tengah membantu kita untuk menelepon polisi dan melaporkan kriminalitas mereka?”

Si wanita menggeleng pelan. Meski yang dikatakan si pria cukup masuk akal, wanita itu sama sekali tidak percaya bahwa prajurit-prajurit bayaran di medan perang bisa mempertimbangkan begitu banyak detail.

Terry Fan pasti terlalu banyak berpikir……

Apa yang tidak diketahui Stella Dong adalah bahwa semua wawasan ini diperoleh Terry Fan dari medan perang.

Kebanyakan orang berpikir bahwa prajurit-prajurit di medan perang punya otak yang sederhana. Dengan kata lain, mereka dinilai cuma handal secara fisik saja. Hanya mereka yang pernah berada di medan perang yang paham bahwa ketika dihadapkan dalam situasi yang mengancam nyawa, semua orang bisa memiliki kecerdasan yang sulit dibayangkan.

Ketepatan adalah satu-satunya prinsip yang harus ditaati oleh semua prajurit di medan perang ketika menghadapi situasi yang tidak terduga.

Seperti yang ditebak Terry Fan, setelah mereka berdua pergi, Elena mengeluarkan ponsel untuk menelepon Pierce. Wellington menghentikannya.

“Kamu mau apa?”

“Kurasa ini kesempatan terbaik. Mereka berada dalam perjalanan ke rumah sakit, aku ingin menyuruh Pierce untuk menyergap mereka di tengah jalan. Tembakkan roket, maka mereka akan langsung berpulang.”

Si pria mencibir: “Berapa lama kamu baru mengenalnya? Aku telah kenal dia selama dua tahun. Aku atau kamu yang lebih paham soal dia?”

“Apa yang ingin kamu katakan?”

“Meskipun mereka sedang terburu-buru, Terry Fan saat ini pasti tetap fokus seratus persen. Ketika dia sepenuhnya fokus, tidak akan ada yang bisa merenggut nyawanya.”

Si wanita mencibir dengan acuh tak acuh dan menyindir: “Mengapa kamu, yang pernah menjadi prajurit terkenal seperti Pierce, setelah dua tahun tinggal di Afrika jadi begitu gegabah dan penakut?”

Wellington menggeleng: “Di Negara S, di dalam reruntuhan bangunan, dua puluh prajurit bayaran Pierce menenteng berbagai senjata. Yang mereka pegang bukan cuma senjata biasa, melainkan juga roket dan penyembur api. Terry Fan, yang tengah sendirian, mereka kelilingi. Semua orang mengira akan tamatlah riwayatnya, namun dia pada akhirnya keluar hidup-hidup. Kalau hanya kabur masih biasa saja, tetapi ini dia juga membunuh semua prajurit dalam kondisi kepala dan tubuh terpisah. Inilah alasan mengapa dia layak ikut program pengasuh saat kami merilisnya.”

“Jadi menurutmu, kitab oleh tidak melaksanakan perintah atasan?”

“Bukankah mereka ingin memulangkan ahli?” Si pria melanjutkan, “Setelah kita selesai membantu mereka menyelesaikan misi itu, dia pasti akan sangat rileks. Itulah momen yang paling puas buat bunuh dia.”

Si wanita menggeleng: “Kamu ini takut sama dia ya! Kamu benar-benar menganggap dia jago? Aku beritahu kamu, di desa kecil tadi, andai angkatan bersenjata ilegal tidak datang, aku pasti sudah membunuhnya!”

“Benarkah?” Wellington membuatnya terkejut: “Kamu mengirim pesan sambil berbaring di pelukannya, kan? Lalu kamu bangun dan pipis di sebelah, lalu menarik pelatuk senjata sambil berbatuk demi menyamarkan suaranya, kan?”

Elena terhenyak.

Bagaimana Wellington bisa mengetahui detail ini? Satu-satunya jawaban adalah Terry Fan lah yang bercerita pada dia.

Jangankan saat menarik pelatuk sambil berbatuk…… Saat dirinya mengirim pesan, Terry Fan jelas-jelas tengah mendengkur. Pria itu tidak terlihat sedang bersandiwara. Kok bisa-bisanya dirinya tidak melihat sesuatu yang mencurigakan pada momen itu?

Wellington menambahkan: “Ingat, hanya setelah berhasil mencapai sesuatu dan merasa sangat puas, dia baru akan rileks. Selain dalam momen ini, semakin kamu melihat dia tidak sedang fokus, maka semakin besarlah perhatian yang dia tujukan pada kamu!”

Elena memang terkejut, namun masih tidak bersedia mengulurkan niat. Wanita itu apda akhirnya tetap menelepon Pierce, menjelaskan rute perjalanan Terry Fan, dan menyuruh pria itu mengirim orang-orang buat membunuhnya.

Pierce segera mengutus delapan prajurit bayaran untuk membuat penghalang jalan.

Pria itu pernah takluk dari Terry Fan, jadi paham betul kehebatannya.

Alhasil, agar tidak melakukan sesuatu yang akan berakibat fatal, dia secara khusus memesankan mereka untuk memastikan apakah Terry Fan ada di dalam rombongan dan mobil manakah yang dia naiki. Akhirannya, anak-anak buahnya malah terbunuh.

Saat Pierce tiba bersama bawahan-bawahannya yang lain, delapan mayat sudah tergeletak.

Ia segera menelepon Elena dan melaporkan situasi.

Ketika melihat panggilan telepon dari Pierce, mengira pria itu telah berhasil membunuh Terry Fan, Elena memandang Wellington dengan raut penuh kemenangan.

Selesai mendengar laporan Pierce, wanita itu malah terhenyak dan tidak berucap satu patah pun kata dalam waktu yang panjang.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
3 tahun yang lalu