The Revival of the King - Bab 338 Perlu Buka Kartu

Ketika ingin meninggalkan tepi laut, Terry Fan mempertimbangkan bahwa ketika datang tadi, dirinya sudah disergap oleh orang. Jika dia kembali dengan rute yang sama, ia mungkin akan disergap lagi.

Langit sudah terang, suara senjata dan bom meletus lagi. Semua seharusnya suara dari perebutan gedung atau pun jalan oleh berbagai fraksi yang bertikai. Pada waktu begini, melewati pusat kota untuk pergi ke pinggir kota di ujung berlawanan jelas merupakan wujud cari mati.

Bahkan jika tidak sengaja ingin menyerang, begitu melihat sosok tidak dikenal, para anggota fraksi pasti akan menganggapnya sebagai lawan. Serangan akan segera dihempaskan.

Mempertimbangkan situasi ini, Terry Fan segera menghubungi Wellington dengan walkie-talkie. Namun, jarak yang terlalu jauh membuat komunikasi tidak tersambung.

Untungnya, seorang prajurit bayaran di mobil belakang membawa walkie-talkie model lama, yang jangkauan komunikasinya secara mengejutkan malah lebih canggih. Wellington juga membawa satu, jadi mereka bisa berkontak.

Yang perlu Terry Fan lakukan sekarang adalah terlebih dahulu menemukan Nyonya Shangguan dan Jessy Shangguan. Tentu saja, mengevakuasi mereka tidak ada hubungannya sama sekali dengan Biro Intelijen Barat.

Melalui Elena, Terry Fan sekarang dapat berkomunikasi langsung dengan kepala Biro Intelijen Barat. Soal rencana evakuasi Nyonya Shangguan dan Jessy Shangguan, rencana ini sepenuhnya didasarkan pada perasaan pribadinya.

Jessy Shangguan adalah wanita pertama yang dekat dengan Terry Fan. Ia tidak akan pernah membiarkan nyawa wanita itu terenggut, bahkan jika ia harus mempertaruhkan nyawanya sendiri.

Setelah Wellington menjawab, Terry Fan memberitahunya bahwa tidak ada gunanya jika mereka, yang berada di pinggiran kota pada sisi yang berbeda, bertemu. Alasannya, tujuan mereka berikutnya adalah menemukan Nyonya Shangguan dan Jessy Shangguan.

Jadi, si pria menyarankan mereka untuk melakukan pencarian secara terpisah.

Tidak peduli fraksi mana, fraksi yang menyekap Nyonya Shangguan dan Jessy Shangguan tidak mungkin menyembunyikan mereka di pusat kota. Pasti, mereka pasti menempatkan keduanya di daerah pinggiran kota yang aman. Bahkan, bisa-bisa di markas fraksi tersebut.

Terry Fan mengambil keputusan untuk bertanggungjawab mencari di area pesisir, sementara Wellington mencari di area pinggiran kota. Semua prajurit dibagi jadi kelompok yang beranggotakan lima orang, lalu masing-masing kelompok berpencar.

Begitu menemukan dua sosok yang dicari, andai tidak yakin bisa menaklukkan penyekapnya, maka janganlah bertindak gegabah. Panggilah kelompok lain sebagai bantuan.

Andai seratus persen yakin bisa menaklukkan, barulah boleh langsung menyerang.

Wellington bertanya bingung: “Memang kelima ahlimu tidak perlu dievakuasi?”

“Tidak. Mereka telah bergabung dengan Palang Merah Internasional dan dianggap sebagai utusan resmi. Kesempatan kembali ke China sudah mereka lepaskan.”

“Oke. Itu baru benar-benar ahli, luar biasa. Oh, ya, Elena ingin berbicara denganmu.”

Setelah mengabarkan, Wellington menyerahkan walkie-talkie ke Elena.

“Terry Fan, apakah kamu sekarang di area pesisir?”

“Iya.”

“Nasib baikmu sangat besar. Kemarin aku meminta Pierce untuk menyergapmu di jalan, tetapi kamu akhirnya bisa kabur.”

Mendengar perbincangan ini, Wellington menggelengkan kepala. Ia bertanya-tanya apa yang ingin dilakukan oleh Elena.

Meskipun Terry Fan mungkin sudah curiga bahwa Elena melakukan ini, kecurigaannya tetaplah hanya sebatas kecurigaan. Jadi, pengakuan pribadi si wanita membuat Wellington terkejut.

Terry Fan juga tidak menyangka bahwa Elena akan membahas ini pada momen begini.

“Aku sudah menebak kamulah dalangnya. Ada apa? Mengapa kamu memberitahuku ini?”

Yang ditanya tersenyum: “Kamu harusnya paham bahwa aku tidak punya pilihan. Siapa suruh aku mencari nafkah di Biro Intelijen Barat? Meski kamu sekarang tengah mencari agen kami, namun aku ingin memberitahumu bahwa mulai detik ini, sekalinya ada kesempatan, aku dan prajurit-prajurit bayaran biro akan membunuhmu.”

“Lalu?”

“Di pusat kota, ada sebuah hotel bintang lima yang didirikan oleh orang Barat. Hotel itu bernama Hotel Holiday Inn. Harusnya, hotel itu adalah satu-satunya hotel yang dijamin akan tetap utuh. Aku nanti malam pasti akan bermalam di sana. Jika ada sesuatu yang ingin dibicarakan, kamu boleh pergi ke sana untuk menemuiku.”

“Aku saat ini tidak punya hal yang perlu dibicarakan denganmu. AKu hanya ingin menemukan Nyonya Shangguan dan Jessy Shangguan sedini mungkin.”

“Pokoknya aku sudah memberi pemberitahuan. Masalah pergi atau tidak pergi, itu sepenuhnya urusanmu. Jika berhasil menemukan dan mengevakuasi Nyonya Shangguan dan Jessy Shangguan, kamu juga bisa membawa mereka ke Hotel Holiday Inn untuk menjumpaiku. Oh iya, ada satu info lagi yang harus kamu tahu.”

“Apa?”

“Setahuku, Pierce saat ini tinggal di hotel itu. TIdakkah kamu ingin bertemu lawan besarmu?”

Terry Fan mencibir: “Lawanku? Tidak, levelku jauh di atas dia!”

Setelah menjawab, ia mematikan walkie-talkie.

“Kamu gila?” Wellington bertanya pada Elena, “Mengapa kamu memprovokasi dia?”

Elena meletakkan walkie-talkie dan menjawab sambil tersenyum: “Kamu paham apa? Ini adalah taktik yang sangat jenius. Berhubung dia sudah tahu bahwa aku akan mulai menyerangnya, maka kita tidak perlu bergerak sembunyi-sembunyi lagi. Dengan memberitahunya, aku pun juga meningkatkan level persaingan ke level yang lebih tinggi.”

“Apa maksudmu?”

“Aku tadi memberitahunya bahwa semua prajurit bayaran Biro Intelijen Barat sudah memperoleh perintah untuk membunuhnya. Bagi dia, situasi saat ini akan jadi sangat memusingkan. Dia bahkan bisa mencurigai bahwa prajurit bayaran yang dia bawa sewaktu-waktu bisa merenggut nyawanya.”

“Tenanglah.” Wellington berkata, “Bahkan tanpa kamu memberitahunya, dia sudah pasti akan mewaspadai semua orang.”

“Tetap ada bedanya. Seperti yang kamu barusan katakan, waspada atau tidak waspada adalah urusan dia, sementara memberitahu atau tidak memberitahu adalah urusanku. Dengan memberitahu, aku sama saja memukul genderang perang dengan dia. Aku tidak percaya bahwa selama tujuh hari dan dua puluh empat jam, dia bisa terus menjaga dirinya dalam kondisi sigap dan peka.”

Wellington menghela napas: “Jika ada satu orang di dunia ini yang bisa melakukan itu, maka orangnya pasti dia! Selain itu, mengapa kamu memberitahukan keberadaanmu juga?”

“Biarkan saja dia datang! Jika ingin membunuhnya, kamu harus ketemu dengannya dulu, kan?”

“Kok aku merasa kamu seperti ingin sekali menyantap pria muda, ya?”

“Dia memang muda, tetapi apakah aku setua itu?” Elena memutar bola mata: “Sia-sia statusmu sebagai raja prajurit, strategi dan taktik saja tidak mampu bedakan.”

Si pria merespon dengan gusar: “Bagaimana mungkin tidak mampu? Begini, strategimu adalah membunuhnya, sementara taktikmu bisa menghempaskan peluru ke belakang kepalanya, meracuninya saat sarapan, dan lain-lain. Tetapi, aku percaya bahwa kamu lebih suka dia mati di ranjangmu. Tepat, kan?”

Si wanita mengangkat dagu lawan bicaranya dengan jari telunjuk: “Kok aku merasa kamu tengah cemburu? Jadi, Nyonya Shangguan disekap, kamu sekarang kembali padaku? Jangan bilang aku tidak memperingatkanmu, mau bermain dengannya atau tidak itu terserah kamu, tetapi jika kamu berniat menceraikanku, hubungan kalian berdua akan terus kuusik.”

Elena tampaknya telah cukup mendalami tentang perselingkuhan Wellington dan Nyonya Shangguan. Ini sangat normal.

Tiga puluh prajurit bayaran yang dibawa oleh Wellington semuanya bekerja untuk Biro Intelijen Barat. Siapa yang bisa menjamin bahwa tidak ada satu atau dua dari mereka yang berkomplotan dengan Elena?

Jadi, si pria tidak membantah dan membela diri.

Selain karena kekuatan tubuh pria itu, alasan mengapa Elena enggan menceraikan Wellington adalah karena sebagai pekerja di Biro Intelijen Barat, ia berambisi memperoleh promosi jabatan.

Meski dunia Barat relatif terbuka soal seks, bagi mereka yang berada di dunia politik dan militer, keutuhan perkawinan bisa memberikan poin ekstra.

Khususnya bagi wanita, baik stabilitas pernikahan atau pun kelajangan seumur hidup yang kokoh bisa sangat membantu.

Wellington tidak punya pilihan selain tersenyum pahit: “Kok tiba-tiba membahasku? Lebih baik kamu pikirkan saja bagaimana harus menghadapi Terry Fan. Hanya dimanfaatkan di ranjang masih oke, yang ironis itu jika nyawamu sekalian dia renggut.”

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu