The Revival of the King - Bab 156 Teman Makan Teman
Sesampainya Terry di Red Lantern Hotel, ia pun menyadari bahwa interior di sana sebenarnya tidak bisa dibilang mewah juga, namun sangat ramai, makanan-makanan yang dijual juga tidak begitu cantik, namun sangat sesuai dengan selera orang kebanyakan.
Harga-harga makanan yang tertera di bawahnya juga tidak begitu mahal.
Lobby restoran ini juga sangat unik, tidak ada meja bundar besar untuk sepuluh orang seperti restoran lainnya, kebanyakan meja di sana adalah meja kotak, dan yang paling besar hanya bisa diduduki oleh enam orang, para pengunjung yang datang kebanyakan adalah keluarga-keluarga kecil yang terdiri dari tiga atau empat orang, kelihatannya sangat harmonis.
Tiba-tiba, Terry pun menyadari, bahwa restoran itu tidak harus mewah, tapi harus memiliki keunikan tersendiri.
Ia juga menyadari, di Kota Jiang, kalau orang-orang lebih suka gaya yang merakyat seperti ini, berarti kemewahan Restoran Mulia Sejahtera juga bisa dianggap sebagai satu keunikan.
Karena Red Lantern Hotel terletak di daerah kota yang ramai, tempat parkirnya sangat terbatas, tepat sekali kalau digunakan untuk melayani tamu-tamu dalam jumlah kecil seperti ini.
Berbeda dengan Restoran Mulia Sejahtera, karena restoran itu terletak di kompleks perumahan yang baru saja digarap, di depannya ada banyak sekali lapangan parkir, di dalam perumahan itu juga ada tempat parkir bawah tanah, buat restoran ini menjadi sebuah restoran besar tempat mengadakan acara, kalau bisa mengadakan semua pesta perkawinan atau acara dukacita, dan bahkan pesta kenaikan kelas, satu bulanan dan sebagainya di sana, bisnisnya juga pasti akan sangat ramai.
Terry sedang melihat-lihat area lobby itu, tiba-tiba seorang pelayan berjalan ke arahnya dan bertanya, "Selamat siang, Tuan, berapa orang?"
Belum sempat Terry membuka mulutnya, tiba-tiba suara Ella pun terdengar dar belakangnya, "Kami telah memesan ruangan kencan."
"Oh, silahkan naik ke atas."
Terry mengikuti Ella naik ke ruangan kencan di lantai dua.
Di restoran lain, yang dimaksud dengan ruangan kencan itu sebenarnya hanyalah sebuah cloud plain sofa, sofa besar yang sangat tinggi dan tertutup melingkar.
Namun di restoran ini, setiap cloud plain sofa ia buat menjadi sebuah ruangan sendiri-sendiri, penataannya juga sangat romantis.
Ruangan itu tidak ada pintunya, hanya ditutup dengan sebuah gorden yang digantung, dinding-dinding di ruangan itu dipenuhi dengan stiker-stiker kartun, selain dinding yang memiliki jendela.
Begitu masuk ke dalamnya, ruangan itu terlihat seperti sebuah kamar gadis kecil yang lucu.
Kalau ruangan itu diisi dengan dua orang yang duduk saling bertatapan, sudah sangat pas, rasanya kalau diduduki dengan empat orang terlalu sempit.
Setelah mereka berdua duduk berhadapan, Ella pun memesan beberapa makanan, namun menyuruh sang pelayan untuk menyiapkan tiga set peralatan makan.
Terry tercengang.
Awalnya ia masih berpikir bahwa Ella mengajaknya kemari, pasti karena Ella tahu siapa dirinya dan ingin mendekatinya.
Terry juga ingin memanfaatkan Ella untuk membalas Edison, dan meluapkan kemarahannya terhadap Daniel.
Sebenarnya, pembalasan yang paling bagus untuk Daniel adalah dengan cara meniduri Penny, namun masalahnya Penny adalah ibu tirinya, tentu saja ia tidak mau melakukan hal-hal yang menyeleneh seperti itu, oleh karena itu Terry pun menjadikan Ella sebagai target barunya.
Awalnya ia mengira bahwa Ella sendiri yang mau menyodorkan dirinya pada Terry, ia juga masih berpikir, kira-kira Ella akan langsung melompat pada topik utamanya, atau ingin berputar-putar terlebih dahulu, namun tak disangka ternyata Ella malah mengajak orang lain pula, Terry benar-benar merasa terkejut, juga agak sedikit malu.
"Kenapa, kau masih mengundang orang lain juga, Kak Noah atau Edison?"
Ella tersenyum lebar, ia melepaskan sepatu hak tingginya di bawah meja, lalu mengelus-elus betis Terry dengan kakinya yang mengenakan stocking itu sambil berkata, "Dirut, apa kau ini menganggap aku sebagai anak yang nakal? Di ruangan kencan yang romantis seperti ini, satu pria saja sudah cukup, kalau ditambah dengan satu pria lagi, rasanya terlalu berlebihan."
Aduh!
Tingkah genit di bawah meja ini pernah terbesit beberapa kali di dalam otak Terry, namun di dalam bayangannya itu, yang sedang mengelus-elus betisnya di bawah meja seperti itu kalau bukan Daisy Fang, ya Valentine Li.
Bayangan yang indah itu bisa dibilang telah menemani Terry selama tujuh tahun di Negara S.
Tak disangka, ternyata mimpinya itu kini menjadi nyata, namun yang duduk di hadapannya itu bukanlah Daisy ataupun Valentine, melainkan Ella.
Karena Ella sendiri yang langsung menggodanya, Terry pun tahu, pembalasannya kepada Edison pasti akan terlaksana.
Namun Terry sama sekali tidak merasakan apa-apa, dengan sangat tenang ia bertanya, "Kalau begitu maksudmu meminta peralatan makan lebih adalah......"
"Rahasia! Hehe, nanti kau juga akan tahu."
Meskipun Ella tersenyum senang, namun sebenarnya hatinya merasa sangat menyesal.
Ia tak menyangka bahwa tingkah genitnya itu akan dibiarkan begitu saja oleh Terry.
Awalnya, Ella mengira, karena hubungan Ella dengan Noah, Terry akan menghormatinya dan berjaga jarak dengannya, atau merendahkannya dan menganggap dirinya sebagai wanita murahan, oleh karena itu Ella memikirkan cara lain, ia hendak membuat Terry berhubungan dengan seorang wanita, setelah Terry masuk dalam perangkapnya, barulah ia akan maju sendiri.
Namun Ella tak menyangka, Terry memiliki masalah denagn Daniel, dan sedang mencari cara untumembalasnya, kemunculan Ella ini telah memberikan sebuah kesempatan bagi Terry.
Tak lama, sang pelayan pun membawakan peralatan makan dan hidangan mereka, Ella pun meletakkan peralatan makan yang lebih itu di sebelah Terry.
Setelah sang pelayan itu pergi, sekujur tubuh Terry merasa sangat kaku karena sentuhan kaki Ella di bawah meja, namun ia berlagak seolah tidak terjadi apa-apa, sambil tersenyum ia bertanya, "Kita mau makan sekarang, atau menunggu rahasiamu ini datang?"
Ella tersenyum, baru saja ia hendak memindahkan peralatan makan itu ke sebelahnya, pintu gorden ruangan itu pun terbuka, dan Yunisha Yang pun muncul di depan pintu.
"Apa maksudnya? Ella, kenapa tiba-tiba kau......"
Belum saja selesai bicara, Yunisha pun tercengang melihat Terry yang ada di sana juga.
Ternyata Ella salah mengira, karena Terry telah melihat dirinya dan Noah di dalam mobil, mungkin Terry tidak akan menerima dirinya semudah itu, oleh karena itu ia ingin 'menjodohkan' Terry dan Yunisha terlebih dahulu, setelah mereka berdua bermain-main sampai puas, ia akan bergabung dengan mereka, dengan begitu Terry tidak akan menolaknya.
Waktu itu, saat Terry duduk di dalam mobil dan membawa Noah ke rumah sakit untuk memenuhi janji mereka dengan Kenan, Ella sudah memiliki ide ini.
Ia mendengar Terry menyebutkan nama Kenan Liu, dan istri Kenan adalah Yunisha Yang, sahabat baiknya.
Karena Kenan adalah musuh Terry, rasanya pasti sungguh sangat puas baginya, kalau ia bisa mempermainkan istri Kenan.
Tak heran orang-orang selalu berkata bahwa kita harus berhati-hati pada teman yang suka makan teman, kebanyakan para sahabat-sahabat baik itu bukannya mempertahankan pertemanan mereka, malah menjebak teman mereka sendiri.
Namun Ella kini menyesal, karena awalnya ia ingin agar Yunisha dan Terry duduk bersama, baru saja ia hendak memindahkan peralatan makannya, tak disangka Yunisha pun datang.
Ia pun hanya bisa berdiri dan berkata pada Yunisha, "Yuni, kalau hanya aku sendirian saja, tak mungkin aku mengajakmu kemari, tapi hari ini ada seorang pria tampan, jadi......"
Yunisha tak menyangka bahwa Ella mengenal Terry, ia lebih tidak menyangka lagi kalau Ella hendak 'menjodohkannya' dengan Terry.
Sejak pertama kali bertemu dengan Terry di departemen penjualan, Terry telah memberinya sebuah kesan yang dalam, lalu di rumah sakit juga pernah bertemu lagi sekali, pujian langsung dari Terry waktu itu, tak hanya membuat hati Yunisha berbunga-bunga saja, ia bahkan merasa bahwa Terry sedang menggodanya.
Tiba-tiba saja, Terry dan Ella muncul bersama di hadapannya, mereka juga telah menyiapkan satu set peralatan makan juga untuknya, dan diletakkan di samping Terry, Yunisha pun mengira bahwa Terry masih terus memikirkannya, dan entah dari mana, Terry mengetahui bahwa Ella adalah sahabatnya, oleh karena itu ia menyuruh Ella untuk mengajaknya bertemu.
"Hai, Tuan Fan!"
Yunisha tersenyum sambil menganggukkan kepalanya pada Terry, setelah itu ia berpikir sejenak, apa ia akan duduk di sebelah Terry?
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaThe Richest man
AfradenMy Secret Love
Fang FangInventing A Millionaire
EdisonMenunggumu Kembali
NovanLove And War
JanePrecious Moment
Louise LeeThe Revival of the King×
- Bab 1 Teman Sekelas Yang Cantik
- Bab 2 Kesepakatan yang Menghina
- Bab 3 Bahan Tertawaan Seluruh Orang
- Bab 4 Dihina Lagi
- Bab 5 Keduanya Bertemu
- Bab 6 Pembalasan
- Bab 7 Sahabat Sejati
- Bab 8 Menangis Tersedu-Sedu
- Bab 9 Unit Rawat Intensif
- Bab 10 Kebetulan Bertemu
- Bab 11 Harus Melapor Polisi
- Bab 12 Keras Kepala
- Bab 13 Mutiara Sejahtera Corp.
- Bab 14 Pertemuan Di Rumah Sakit
- Bab 15 Ambang Batas Kesabaran
- Bab 16 Penyesalan Yang Muncul Karena Sikap Keterlaluan
- Bab 17 Lawan Yang Selalu Saja Bertemu
- Bab 18 Perasaan Yang Berkonflik
- Bab 19 Peristiwa Yang Benar Adanya
- Bab 20 Emosi Yang Memuncak
- Bab 21 Kebetulan Hendak Mencarimu
- Bab 22 Berpikiran Sempit
- Bab 23 Pembalasan Instan
- Bab 24 Sujud Yang Mengejutkan
- Bab 25 Setiap Pelaku Mempunyai Alasan Tersendiri
- Bab 26 Perasaan Tidak Tenang
- Bab 27 Tertegun
- Bab 28 Melewati Semuanya
- Bab 29 Ikatan Yang Menjauh
- Bab 30 Penyesalan Terhadap Tindakan Di Masa Lalu
- Bab 31 Hati Yang Berkecamuk
- Bab 32 Terkejut Setengah Mati
- Bab 33 Ingin Menangis Tapi Tidak Ada Air Mata
- Bab 34 Hatinya Merasa Sangat Tidak Nyaman
- Bab 35 Kesalahpahaman Semakin Besar
- Bab 36 Perasaan Krisis
- Bab 37 Mengejutkan
- Bab 38 Pandai Bersilat Lidah
- Bab 39 Sangat Menyesal
- Bab 40 Berbeda Jauh
- Bab 41 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 42 Memberikan Barang Pemberian Orang Lain
- Bab 43 Bertemu Teman Sekelas Lama Lagi
- Bab 44 Bingung
- Bab 45 Datang Mencari Masalah
- Bab 46 Tidak Berani Tampil
- Bab 47 Malu Sendiri
- Bab 48 Sesuatu Terjadi Tentu Ada Sebabnya
- Bab 49 Gugup Sekali
- Bab 50 Tidak Bisa Mengerti
- Bab 51 Menyesal
- Bab 52 Semuanya Sandiwara
- Bab 53 Berkata Sembarangan
- Bab 54 Marah Hingga Muntah Darah
- Bab 55 Perubahan yang Besar
- Bab 56 Tidak Dapat Ditoleransi
- Bab 57 Mutiara Sejahtera
- Bab 58 Menyelidiki
- Bab 59 Rencana Pembalasan
- Bab 60 Terkejut
- Bab 61 Sudah Bukan Yang Dulu Lagi
- Bab 62 Tak Bisa Ditahan
- Bab 63 Nasehat Yang Bagus
- Bab 64 Datang Dengan Persiapan
- Bab 65 Menggertak
- Bab 66 Masalah Muncul Karena Sebab
- Bab 67 Marah Sekali
- Bab 68 Sial Dan Tidak Beruntung
- Bab 69 Menolak Melihat Kebenaran
- Bab 70 Asal Usul Yang Jelas
- Bab 71 Bersikeras Dengan Pendapat Sendiri
- Bab 72 Memeriksa Keadaannya
- Bab 73 Rasa Iri Yang Menggila
- Bab 74 Berinisiatif Menyapa
- Bab 75 Tidak Bisa Mempercayainya
- Bab 76 Perkataan Yang Masuk Akal
- Bab 77 Menebus Kesalahan
- Bab 81 Ruang VIP KTV
- Bab 78 Benar-Benar Tidak Menduganya
- Bab 79 Menebus Hutang Lama
- Bab Menyadari Bahaya Di Saat-saat Akhir
- Bab 82 Serangan yang Luar Biasa
- Bab 83 Pertempuran yang Mengerikan
- Bab 84 Sedikit Menyesal
- Bab 85 Meminta Maaf Dan Memberi Hadiah
- Bab 86 Memberi Wajah
- Bab 87 Keributan Di Ruang Rawat
- Bab 88 Operasi Berhasil
- Bab 89 Membereskan Willy Wang
- Bab 90 Kata-Kata Dan Kasih Sayang yang Dalam
- Bab 91 Menyelesaikan Kesalahpahaman
- Bab 92 Hati Diganti Hati
- Bab 93 Sebuah Drama
- Bab 94 Memang Kaya Itu Sangat Bagus
- Bab 95 Teman Sekolah Datang Menjenguk
- Bab 96 Kebetulan Bertemu Dengan Kenalan
- Bab 97 Ketakutan
- Bab 98 Ingin Memenangkannya
- Bab 99 Ayah Dan Anak Yang Kejam
- Bab 100 Ada Hal Yang Ingin Dibicarakan
- Bab 101 Saling Beradu.
- Bab 102 Rasa Sakit Tidak Tertahankan.
- Bab 103 Mencurahkan Apa Yang Ada Di Otaknya.
- Bab 104 Berseteru.
- Bab 105 Dipermalukan Di Depan Semua Orang.
- Bab 106 Perlelangan Yang Hampir Gagal.
- Bab 107 Pemuda Kaya Raya.
- Bab 108 Mengacaukan Rencana
- Bab 109 Sebuah Keadaan Mendadak Yang Menimbulkan Sebuah Kesalahan
- Bab 110 Perasaan Hati Yang Tidak Baik
- Bab 111 Masalah Internal dan Agresi Asing
- Bab 112 Keadaan Yang Kacau
- Bab 113 Dimana-mana Terancam Oleh Bahaya
- Bab 114 Siap Untuk Bertindak
- Bab 115 Merasa Ketakutan dan Tidak Tenang
- Bab 116 Pertemuan Yang Sempit
- Bab 117 Penuh Drama
- Bab 118 Berusaha Meningkatkan Rasa Kehadiran
- Bab 119 Saling Memberi Simpati
- Bab 120 Mengendalikan Semuanya
- Bab 121 Ibu Yang Aneh
- Bab 122 Vila Gunung Min
- Bab 123 Semua Yang Di Lihat Dan Di Dengar Terasa Sangat Segar
- Bab 124 Bertarung Dengan Sangat Sengit
- Bab 215 Tidak Ingin Kalah
- Bab 126 Mencurigakan
- Bab 127 Mengakui Putri Angkat
- Bab 128 Memiliki Pemikiran Masing-Masing
- Bab 129 Tidak Bisa Menyelesaikan Perkataan
- Bab 130 Katakan Baik-Baik
- Bab 131 Semua Ada Ceritanya
- Bab 132 Mengeluh
- Bab 133 Mencapai Pemahaman Rahasia
- Bab 134 Rekaman Telepon
- Bab 135 Mengupas Habis
- Bab 136 Perlahan-lahan Menjadi Cerah
- Bab 137 Mengobati Sesuai Gejala
- Bab 138 Dekorasinya Terlalu Bagus
- Bab 139 Kasih Yang Tak Ternilai
- Bab 140 Terkejut Senang
- Bab 141 Ini Hal Besar
- Bab 142 Keinginan Nenek
- Bab 143 Tiga Wanita
- Bab 144 Semua Adalah perangkap
- Bab 145 Mengerahkan Seluruh Kemampuan
- Bab 146 Pertengkaran Ibu dan Anak
- Bab 147 Ragu
- Bab 148 Mengusahakan Yang Terbaik Walaupun Telah Salah Langkah
- Bab 149 Baru Pertama Kalinya
- Bab 150 Misi
- Bab 151 Sinyal Kematian
- Bab 152 Terus Menguji
- Bab 153 Semua Hanya Akting
- Bab 154 Penyesalan
- Bab 155 Kencan di Siang Hari
- Bab 156 Teman Makan Teman
- Bab 157 Kehidupan yang Memaksa
- Bab 158 Sahabat Menyusahkan
- Bab 159 Tergoda Hatinya
- Bab 160 Tidak Mau Tanda Tangan
- Bab 161 Masalah Kehidupan
- Bab 162 Merasa Sangat Puas
- Bab 163 Wanita Bernasib Buruk
- Bab 164 Dipermainkan Orang
- Bab 165 Orang Kaya Yang Sederhana
- Bab 166 Menembus Rekor
- Bab 167 Kagum Dan Cemburu
- Bab 168 Grup Yang Bergosip
- Bab 169 Bicara Dari Pengalaman
- Bab 170 Nasehat Ibu Tiri
- Bab 171 Pulang
- Bab 172 Menjadi Seperti Air
- Bab 173 Membuat Kesempatan
- Bab 174 Pergerakan Rahasia
- Bab 175 Datang Sendiri
- Bab 176 Pemula
- Bab 177 Memalukan
- Bab 178 Agen Spesial
- Bab 179 Timbul Pemikiran
- Bab 180 Mempercayakan Seumur Hidup
- Bab 181 Menghadapi Pilihan
- Bab 182 Perlu Diselesaikan
- Bab 183 Menaruh Investasi Untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 184 Mengikuti Petunjuk Yang Ada
- Bab 185 Agen Spesial
- Bab 186 Mencegah Terlebih Dahulu
- Bab 187 Membongkar Identitas
- Bab 188 Ternyata Dia
- Bab 189 Tak Bisa Kembali
- Bab 190 Harus Dilanjutkan
- Bab 191 Wanita Yang Selalu Berubah
- Bab 192 Pembalasan Dendam Yang Manis
- Bab 193 Tidak Ada Yang Perlu Diragukan
- Bab 194 Sengaja Mempersulit Keadaan
- Bab 195 Bisnis Bernilai Satu Miliyar Yuan
- Bab 196 Tidak Ingin Menjadi Tumpuan
- Bab 197 Menerima Kebaikan
- Bab 198 Mendapatkan Keuntungan Dari Dua Belah Pihak
- Bab 199 Merasa Tidak Senang Di Dalam Hati
- Bab 200 Datang Satu Demi Satu
- Bab 201 Menjadi Bingung Sendiri
- Bab 202 Menyembunyikan
- Bab 203 Melampiaskan
- Bab 204 Berkelahi
- Bab 205 Mengatur Segalanya
- Bab 206 Beraturan
- Bab 207 Meyakinkan Secara Rasional
- Bab 208 Mencapai Kesepakatan Secara Diam-Diam
- Bab 209 Hasil Awal
- Bab 210 Risau
- Bab 211 Memiliki Rencana Lain
- Bab 212 Penderitaan Hati
- Bab 213 Setahap Demi Setahap Dilakukan Dengan Hati-Hati
- Bab 214 Menghentikan Akhir Yang Buruk
- Bab 215 Tersentuh Dengan Apa Yang Dilihat
- Bab 216 Tak Tahu Malu
- Bab 217 Memotivasi Orang Untuk Membuat Masalah
- Bab 218 Selangkah Demi Selangkah
- Bab 219 Tidak Akan Menikah Lagi
- Bab 220 Adegan Bahagia Dan Harmonis
- Bab 221 Hubungan Darah Lebih Erat Dari Apapun
- Bab 222 Tidak Tahan Lagi
- Bab 223 Lolos
- Bab 224 Kecerdasan Dan Keberanian
- Bab 225 Adegan Mendebarkan
- Bab 226 Menghadiri Pertemuan Beresiko
- Bab 227 Beraksi Di Tempat
- Bab 228 Ada Yang Membantu
- Bab 229 Tidak Terbayangkan
- Bab 230 Melampiaskan Amarah
- Bab 231 Penyelamat Datang
- Bab 232 Menunggu Waktu
- Bab 233 Perlahan-lahan Melunasi
- Bab 234 Kejadian Akan Terjadi Saat Situasinya Lengkap
- Bab 235 Cepat Kabur
- Bab 236 Ada Penyebab di Balik Masalah
- Bab 237 Sudah Memiliki Rencana Yang Matang
- Bab 238 Ada Dimana-mana
- Bab 239 Secara Berurutan
- Bab 240 Siapa Yang Mendalangi
- Bab 241 Sudah Seharusnya Berterus Terang
- Bab 242 Sungguh Tidak Mengetahuinya
- Bab 243 Menanti Pergantian
- Bab 244 Peralihan Perang
- Bab 245 Ada Alasan Lain
- Bab 246 Diperalat Orang Lain
- Bab 247 Ajaran Secara Diam-diam
- Bab 248 Penyebaran Cepat
- Bab 249 Berbahaya
- Bab 250 Siapa Yang Mengutus Ini
- Bab 251 Ternyata Itu Dia
- Bab 252 Mendapat Masalah
- Bab 253 Janji
- Bab 254 Menghadapi Kesulitan Lagi
- Bab 255 Menyeberang Jalan
- Bab 256 Duluan Menangkap Orang Terpenting
- Bab 257 Bergegas Menyelesaikan Pertempuran
- Bab 258 Tampaknya Mengerikan, Tapi Tidak Berbahaya
- Bab 259 Dipercayakan Untuk Menjaga Keluarganya
- Bab 260 Aksi Gagal
- Bab 261 Bertindak Sesuai Dengan Situasi
- Bab 262 Kebocoran Informasi
- Bab 263 Menghalangi Jalan
- Bab 264 Dia Masih Memiliki Alasan
- Bab 265 Sediakan Payung Sebelum Hujan
- Bab 266 Terencana
- Bab 267 Bekerja Sama dalam Investasi
- Bab 268 Alasan Masalah Terjadi
- Bab 269 Bersiap Pergi
- Bab 270 Demii Perasaan
- Bab 271 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 272 Perkataan Yang Memilukan
- Bab 273 Draf Perjanjian
- Bab 274 Tidak Bisa Berkata Apapun
- Bab 275 Jangan Berpura Lembut
- Bab 276 Mengunjungi Guru
- Bab 277 Intuisi Yang Tajam
- Bab 278 Maksud Dari 4 Kata Itu
- Bab 279 Muncullah Wujud Aslinya
- Bab 280 Mendalam Dan Mendetail
- Bab 281 Tangisan Tak Terbendung
- Bab 282 Membujuk Dengan Teori
- Bab 283 Menggunakan Tindakan Untuk Mendapatkan Simpati
- Bab 284 Penuh Penyesalan
- Bab 285 Berusaha Untuk Berubah
- Bab 286 Perasaan Yang Sebenarnya
- Bab 287 Terlalu Tidak Terduga
- Bab 288 Punya Selera Tinggi
- Bab 289 Pemikiran Yang Cerdik
- Bab 290 Sangat Memuaskan
- Bab 291 Mencairkan Kesalahpahaman
- Bab 292 Rencana Pulang Negeri
- Bab 293 Konsentrasi
- Bab 294 Mendadak Sadar
- Bab 295 Mengenal Kembali
- Bab 296 Jauh Lebih Santai
- Bab 297 Bertemu Teman Baik
- Bab 298 Ada Alasannya
- Bab 299 Reaksi Berlebihan
- Bab 300 Melaporkan Setengah Mati
- Bab 301 Berani dan Jago
- Bab 302 Mencapai Kesepakatan
- Bab 303 Suasana Hati Rumit
- Bab 304 Penuh Antisipasi
- Bab 305 Menghadapi Serangan
- Bab 306 Sementara Waktu Menghindar Dari Bahaya.
- Bab 307 Banyak Melakukan Kegagalan.
- Bab 308 Wanita Cantik Adalah Bencana.
- Bab 309 Kemampuannya Di Atas Satu Langkah.
- Bab 310 Sedikit Keterlaluan.
- Bab 311 Bangun Dari Mimpi Buruk
- Bab 312 Malam Terlalu Dingin
- Bab 313 Aturan Bertahan Hidup
- Bab 314 Perbedaan Kualitatif
- Bab 315 Desa Perbatasan
- Bab 316 Terlambat
- Bab 317 Penolong
- Bab 318 Perangkap
- Bab 319 Kecelakaan Membawa Berkat
- Bab 320 Secara Adil
- Bab 321 Senjata Ilegal
- Bab 322 Serangan Roket
- Bab 323 Serangan Balik Di Situasi Berbahaya
- Bab 324 Tidak Membiarkan Orang Yang Akan Menimbulkan Kerugian Untuk Orang Lain Tetap Hidup
- Bab 325 Desa Kecil Tanpa Orang
- Bab 326 Nyawa Di Ujung Tanduk
- Bab 327 Penyelamat Sudah Tiba
- Bab 328 Berangkat Pada Malam Ini Juga
- Bab 329 Melepaskan untuk Kemudian Menangkap
- Bab 330 Tipu Daya yang Cerdas
- Bab 331 Terbongkar
- Bab 332 Situasi Berubah
- Bab 333 Warga Negara yang Dihormati
- Bab 334 Memilih untuk Tidak Pulang
- Bab 335 Tidak Tahu Harus Berbuat Apa
- Bab 336 Sahabat Berkhianat
- Bab 337 Nasehat-Nasehat Berharga
- Bab 338 Perlu Buka Kartu
- Bab 339 Hotel Holiday Inn
- Bab 340 Hati Gusar
- Bab 341 Rencana Licik Yang Menakjubkan
- Bab 342 Kenyataan Yang Tidak Dapat Dimengerti
- Bab 343 Mendekati Kenyataan
- Bab 344 Menjalani Hidup Dengan Mabuk Dan Bermimpi
- Bab 345 Menyaksikan Keajaiban
- Bab 346 Keberuntungan yang Dahsyat
- Bab 347 Mengagetkan Semua Orang
- Bab 348 Memahami Prinsip
- Bab 349 Suami-Istri Bersitegang
- Bab 350 Memancing Diskusi
- Bab 351 Ambisius
- Bab 352 Membangun kepercayaan
- Bab 353 Senjata pembunuh
- Bab 354 Saling menipu
- Bab 355 Sedikit pusing
- Bab 356 Berharap bertemu
- Bab 357 Memberikan Peringatan
- Bab 358 Langsung Beraksi
- Bab 359 3 Orang 3 Hati
- Bab 360 Prioritas
- Bab 361 Langsung Beraksi
- Bab 362 Percakapan Suami-Istri