The Revival of the King - Bab 17 Lawan Yang Selalu Saja Bertemu
Nenek tetap saja tidak menyetujuinya, Monica Li bergegas menghampirinya dan membujuknya untuk cukup lama, hingga nenek akhirnya terpaksa menyetujuinya, akhirnya, ia pun menuturkan yang sesungguhnya,”Terry, aku sudah tua, tidak apa-apa aku bisa melihat ataupun tidak, untuk apa menghabiskan uang sebanyak itu? Kamu akan segera menikah, iritlah biaya-biaya yang bisa kamu hemat.”
Direktur kemudian meyakinkannya,”Nenek, lihat seberapa berbaktinya cucumu dan menantumu ini, setelah matamu sembuh nanti, kamu dapat menghadiri acara pernikahan mereka, lalu melihat mereka bersama-sama masuk ke dalam rumah pengantin!”
Wajah Monica Li langsung memerah, namun ia tidak mengelak.
Terry Fan melihat direktur salah paham, tetapi juga sudah malas menjelaskannya.
Nenek hanya bisa tersenyum menganggukan kepalanya, lalu bersikap penuh dengan rasa bahagia.
Direktur juga menyampaikan bahwa ia akan diinfus antiinflamasi dalam dua hari ini, lalu menjalani pemeriksaan sebelum operasi di minggu depan, jika memang tidak ada masalah lagi, maka mereka sudah bisa menjalankan prosedur operasinya.
“Direktur, Direktur——” Seorang perawat terlihat berlari masuk dan berkata kepada dokter,”Kerabat dari pasien di ruang pasien nomor delapan lagi-lagi memicu masalah, dia tidak mempersilahkan kami menyuntik pasien.”
“Bukankah ini hanya tidak masuk akal?” Direktur kemudian bergegas berjalan menuju ke luar pintu.
Terry Fan tercenang, kerabat seperti apakah ini, bisa-bisanya ia melarang dokter menyuntik pasien?
Ruang pasien nomor delapan terletak cukup jauh, namun suara keributannya sudah terdengar hingga kemari, Terry Fan berjalan ke arah pintu, lalu mendengar suara amarah seorang wanita yang sangat kuat, beberapa suster juga sudah berdiri di depan pintu, para dokter yang sedang melakukan pengecekan kamar pun bergegas menghampirinya.
Terry Fan merasa sangat penasaran, pada saat melewati perawat yang sedang berdiri, ia melirik ke arah kartu registrasi pasien, ia pun tiba-tiba merasa terkejut, karena nama dari pasien di kamar pasien nomor delapan itu tertulis jelas: Hendrik Fan!
Ayah?
Apakah sekebetulan itu? Atau mungkin dia hanyalah orang dengan nama dan marga yang sama.
Ia berjalan menuju ke kamar pasien nomor delapan, beberapa dokter yang baru saja berlari masuk terliha sedang bergerak mundur, dua gangster yang ganas terlihat mendorong Direktur dan menyuruh mereka untuk jangan ikut mencampuri masalahnya.
Direktur tersebut berbicara dengan sikap serius,”Kalian tidak boleh berisikap seperti ini, jika kalian tidak ingin kami mengobatinya, maka pasien dipersilahkan keluar dari rumah sakit, kita tidak akan bisa bertanggung jawab jika terjadi masalah di dalam rumah sakit.”
Seorang wanita yang berada di belakang gangster itu mulai memarahi pasien yang berada di atas tempat tidur pasien, ia kini berpaling dan berteriak ke arah Direktur,”Ada apa dengan pihak rumah sakit? Apakah kamu percaya bahwa aku bisa membeli rumah sakit ini?”
Astaga, apakah masih ada orang segila ini?
Terry Fan memperhatikannya, wanita itu tidak lain lagi adalah istri ayahnya saat ini, yang juga merupakan ibu angkatnya, Penny Zhou.
Penny Zhou tahun ini berumur 42 tahun, ia memiliki penampilan cantik dan bentuk tubuh yang menawan, jika tidak diperhatikan secara mendetil, ia terlihat seperti wanita yang maksimal baru saja berumur tiga puluhan tahun.
Orang yang berbaring di atas tempat tidur adalah ayah Terry Fan, Hendrik Fan, tahun ini ia akan segera berumur 60 tahun, rambut pada kepalanya sudah terlihat memutih, ia terlihat seperti orang yang sudah berumur tujuh puluhan tahun.
Hidungnya masih sedang terhubung dengan tabung oksigen, tubuhnya yang berbaring di atas tempat tidur bahkan terlihat bergemetar, emosinya terlalu bergejolak sampai ia terus berseru “hu hu”, tetapi masih saja tidak bisa mengeluarkan suaranya.
Terry Fan yang melihat keadaannya itu langsung merasa sangat marah, ia langsung menyingkirkan para perawat dan dokter, lalu berjalan menghampirinya.
Penny Zhou terus memarahi Direktur tersebut dengan sikap sombong, Direktur kemudian berbicara dengan niat untuk membela keadilannya,”Membeli atau tidak membeli rumah sakit ini adalah urusanmu sendiri, mengobati dan mengecek kondisi pasien adalah tanggung jawabku, jika kamu tidak ingin mengurusi prosedur pengunduran diri pasien dari rumah sakit, maka jangan halangi kami mengobatinya, jika tidak, kita akan segera melapor polisi sekarang juga!”
“Lapor saja ke polisi, aku akan memotongmu sekarang juga!”
Sambil berbicara, Penny Zhou tiba-tiba menggunakan kedua tangannya untuk menyingkirkan kedua gangster itu, lalu langsung menyerang ke arah dokter dari arah belakang.
Direktur langsung tercengang, ia sudah sering bertemu dengan para wanita yang keras kepala, namun ia tidak pernah melihat orang yang seliar Penny Zhou sebelumya, terutama dengan perhiasan yang memenuhi tubuhnya itu, mutiara pada lehernya saja berukuran hampir sebesar bola ping-pong, kedua tangannya juga mengenakan gelang, cincin, dan cincin pada jempolnya.
Orang sekaya ini umumnya tidak akan bertindak secara pribadi.
Namun, pada saat Penny Zhou hendak mencengkram wajah Direktur, Direktur tiba-tiba menghilang, sebuah tangan besar yang sekuat besi tiba-tiba menahan leher Penny Zhou, lalu mengangkatnya, hingga Penny Zhou langsung melayang di udara.
Penny Zhou bergegas menggenggam erat tangan yang mencekik lehernya itu, saat kedua matanya melihat ke arah bawah, ia pun langsung mengenali orang yang sedang mencekik dirinya, orang tersebut adalah Terry Fan.
Jika tatapan dapat membunuh seseorang, Penny Zhou kini sepertinya sudah berhasil dibunuh sebanyak seratus kali!
Penny Zhou tidak menyangka Terry Fan menghilang beberapa tahun yang lalu itu kini dapat tiba-tiba datang begitu saja, aura dingin mulai menyusuri telapak kakinya, ia ingin meneriaki kedua gangster yang berada di belakangnya, namun lehernya dicekik hingga ia tidak bisa mengeluarkan sedikitpun suaranya.
Kedua gangster langsung tercengang, ia kemudain menaydari bahwa pemuda yang muncul itu bukanlah dokter dan sedang mencekik leher Penny Zhou, mereka pun langsung mengayunkan kepalan tangan mereka secara bersamaan.
Salah satu kaki Terry Fan menendang gangster dari sisi kanan tersebut hingga melayang, tangan kirinya terlihat terus mengepal, lalu langsung meninju wajah gangster yang berada di sisi kiri.
“Pfft”, gangster yang berada di sisi kiri itu langsung terbang hingga lebih dari dua meter dan terjatuh di atas tanah; pada saat yang bersamaan, gangster yang berada di sisi kiri berteriak “ah”, kedua tangannya kemudian menutupi wajahnya dan langsung bersujud, hidungnya mulai mengaliri darah, dan terus menetes dari celah-celah jarinya.
Direktur yang melihat keadaannya itu bergegas menarik tangan Terry Fan,”Cepat lepaskan, cepat lepaskan, dia akan segera kehilangan nyawanya jika kamu tidak melepaskannya sekarang juga!”
Wajah Penny Zhou yang cerah itu terlihat memerah, lalu berubah dari merah hingga membiru, jika ia tidak segera menurunkannya, ia mungkin tidak akan bisa mempertahankan nafasnya lagi.
Setelah Hendrik Fan yang sedang berbaring di atas tempat tidur itu melihat Terry Fan, ia pun menunjuk Terry Fan dengan emosi sambil berseru “hu hu”.
Semua ptugas medis mengira Hendrik Fan ingin menghentikan Terry Fan, namun tidak ada yang tahu bahwa Hendrik Fan kini sebenarnya ingin mengatakan “Cekik dia sampai mati” “Cekik dia sampai mati”.
Setelah Terry Fan menurunkan Penny Zhou, Penny Zhou pun langsung meringkuk dan terus batuk sangat kuat, ia tiba-tiba beranjak berdiri dan berteriak kuat,”Jika kamu ingin mencekikku sampai mati, aku akan bertarung denganmu!”
Pada saat ia bersikap hendak menyerangnya, Terry Fan langsung menamparnya tanpa bersuara, ia langsung menamparnya hingga belasan kali.
Penny Zhou yang tercengang karena ditampar itu langsung terjatuh seperti sedang mabuk, wajahnya yang awalnya terlihat menawan itu kini memerah dan membengkak, kedua tatapannya bahkan terlihat mengabur.
Direktur menarik tangan Terry Fan dan menyuruhnya untuk segera pergi.
Namun Terry Fan hanya menjawab dengan sikap datar,”Dokter, cepat lapor polisi, dia ini hanya ingin melakukan pembunuhan secara diam-diam!”
Saat mendengar kata pembunuhan, Penny Zhou langsung sadar, ketika ia hendak menyerangnya sekali lagi, Terry Fan hanya melangkah maju dengan sikap dingin, Penny Zhou bergegas mengangkat tangannya dan melindungi wajahnya, lalu bergerak mundur dua langkah tanpa ia sadari.
Semua petugas medis merasa kesal, namun juga merasa khawatir terhadap Terry Fan, lagipula dia adalah orang yang tidak bersangkutan, memukuli kerabat pasien hingga seganas ini melanggar hukum, jadi tidak ada satupun dari mereka yang menelepon polisi.
Hendrik Fan yang sedang berbaring di atas tempat tidur langsung mengagkat telapak tangannya ke atas dan terus memmanggil Terry Fan, ia bermaksud untuk menyuruh Terry Fan pergi.
Terry Fan tidak menghiraukannya dan hanya mengomeli Penny Zhou dengan sikap dingin,”Aku tidak peduli konflik apapun yang kamu miliki, jika ayahku mati di rumah sakti ini, keinginanmu untuk mati adalah permasalahan yang sangat mewah!”
Para petugas medis langsung tercengang mendengarnya, mereka tidak menyangka bahwa Hendrik Fan adalah ayah Terry Fan.
Direktur langsung menarik lengan Terry Fan dan bertanya,”Dia adalah ayahmu?”
Terry Fan menganggukan kepalanya.
Direktur pun langsung berpaling dan berkata,”Untuk apa kalian masih tercengang? Cepat lapor polisi!”
Novel Terkait
Beautiful Love
Stefen LeeMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraThick Wallet
TessaMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniCantik Terlihat Jelek
SherinMy Enchanting Guy
Bryan WuThe Revival of the King×
- Bab 1 Teman Sekelas Yang Cantik
- Bab 2 Kesepakatan yang Menghina
- Bab 3 Bahan Tertawaan Seluruh Orang
- Bab 4 Dihina Lagi
- Bab 5 Keduanya Bertemu
- Bab 6 Pembalasan
- Bab 7 Sahabat Sejati
- Bab 8 Menangis Tersedu-Sedu
- Bab 9 Unit Rawat Intensif
- Bab 10 Kebetulan Bertemu
- Bab 11 Harus Melapor Polisi
- Bab 12 Keras Kepala
- Bab 13 Mutiara Sejahtera Corp.
- Bab 14 Pertemuan Di Rumah Sakit
- Bab 15 Ambang Batas Kesabaran
- Bab 16 Penyesalan Yang Muncul Karena Sikap Keterlaluan
- Bab 17 Lawan Yang Selalu Saja Bertemu
- Bab 18 Perasaan Yang Berkonflik
- Bab 19 Peristiwa Yang Benar Adanya
- Bab 20 Emosi Yang Memuncak
- Bab 21 Kebetulan Hendak Mencarimu
- Bab 22 Berpikiran Sempit
- Bab 23 Pembalasan Instan
- Bab 24 Sujud Yang Mengejutkan
- Bab 25 Setiap Pelaku Mempunyai Alasan Tersendiri
- Bab 26 Perasaan Tidak Tenang
- Bab 27 Tertegun
- Bab 28 Melewati Semuanya
- Bab 29 Ikatan Yang Menjauh
- Bab 30 Penyesalan Terhadap Tindakan Di Masa Lalu
- Bab 31 Hati Yang Berkecamuk
- Bab 32 Terkejut Setengah Mati
- Bab 33 Ingin Menangis Tapi Tidak Ada Air Mata
- Bab 34 Hatinya Merasa Sangat Tidak Nyaman
- Bab 35 Kesalahpahaman Semakin Besar
- Bab 36 Perasaan Krisis
- Bab 37 Mengejutkan
- Bab 38 Pandai Bersilat Lidah
- Bab 39 Sangat Menyesal
- Bab 40 Berbeda Jauh
- Bab 41 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 42 Memberikan Barang Pemberian Orang Lain
- Bab 43 Bertemu Teman Sekelas Lama Lagi
- Bab 44 Bingung
- Bab 45 Datang Mencari Masalah
- Bab 46 Tidak Berani Tampil
- Bab 47 Malu Sendiri
- Bab 48 Sesuatu Terjadi Tentu Ada Sebabnya
- Bab 49 Gugup Sekali
- Bab 50 Tidak Bisa Mengerti
- Bab 51 Menyesal
- Bab 52 Semuanya Sandiwara
- Bab 53 Berkata Sembarangan
- Bab 54 Marah Hingga Muntah Darah
- Bab 55 Perubahan yang Besar
- Bab 56 Tidak Dapat Ditoleransi
- Bab 57 Mutiara Sejahtera
- Bab 58 Menyelidiki
- Bab 59 Rencana Pembalasan
- Bab 60 Terkejut
- Bab 61 Sudah Bukan Yang Dulu Lagi
- Bab 62 Tak Bisa Ditahan
- Bab 63 Nasehat Yang Bagus
- Bab 64 Datang Dengan Persiapan
- Bab 65 Menggertak
- Bab 66 Masalah Muncul Karena Sebab
- Bab 67 Marah Sekali
- Bab 68 Sial Dan Tidak Beruntung
- Bab 69 Menolak Melihat Kebenaran
- Bab 70 Asal Usul Yang Jelas
- Bab 71 Bersikeras Dengan Pendapat Sendiri
- Bab 72 Memeriksa Keadaannya
- Bab 73 Rasa Iri Yang Menggila
- Bab 74 Berinisiatif Menyapa
- Bab 75 Tidak Bisa Mempercayainya
- Bab 76 Perkataan Yang Masuk Akal
- Bab 77 Menebus Kesalahan
- Bab 81 Ruang VIP KTV
- Bab 78 Benar-Benar Tidak Menduganya
- Bab 79 Menebus Hutang Lama
- Bab Menyadari Bahaya Di Saat-saat Akhir
- Bab 82 Serangan yang Luar Biasa
- Bab 83 Pertempuran yang Mengerikan
- Bab 84 Sedikit Menyesal
- Bab 85 Meminta Maaf Dan Memberi Hadiah
- Bab 86 Memberi Wajah
- Bab 87 Keributan Di Ruang Rawat
- Bab 88 Operasi Berhasil
- Bab 89 Membereskan Willy Wang
- Bab 90 Kata-Kata Dan Kasih Sayang yang Dalam
- Bab 91 Menyelesaikan Kesalahpahaman
- Bab 92 Hati Diganti Hati
- Bab 93 Sebuah Drama
- Bab 94 Memang Kaya Itu Sangat Bagus
- Bab 95 Teman Sekolah Datang Menjenguk
- Bab 96 Kebetulan Bertemu Dengan Kenalan
- Bab 97 Ketakutan
- Bab 98 Ingin Memenangkannya
- Bab 99 Ayah Dan Anak Yang Kejam
- Bab 100 Ada Hal Yang Ingin Dibicarakan
- Bab 101 Saling Beradu.
- Bab 102 Rasa Sakit Tidak Tertahankan.
- Bab 103 Mencurahkan Apa Yang Ada Di Otaknya.
- Bab 104 Berseteru.
- Bab 105 Dipermalukan Di Depan Semua Orang.
- Bab 106 Perlelangan Yang Hampir Gagal.
- Bab 107 Pemuda Kaya Raya.
- Bab 108 Mengacaukan Rencana
- Bab 109 Sebuah Keadaan Mendadak Yang Menimbulkan Sebuah Kesalahan
- Bab 110 Perasaan Hati Yang Tidak Baik
- Bab 111 Masalah Internal dan Agresi Asing
- Bab 112 Keadaan Yang Kacau
- Bab 113 Dimana-mana Terancam Oleh Bahaya
- Bab 114 Siap Untuk Bertindak
- Bab 115 Merasa Ketakutan dan Tidak Tenang
- Bab 116 Pertemuan Yang Sempit
- Bab 117 Penuh Drama
- Bab 118 Berusaha Meningkatkan Rasa Kehadiran
- Bab 119 Saling Memberi Simpati
- Bab 120 Mengendalikan Semuanya
- Bab 121 Ibu Yang Aneh
- Bab 122 Vila Gunung Min
- Bab 123 Semua Yang Di Lihat Dan Di Dengar Terasa Sangat Segar
- Bab 124 Bertarung Dengan Sangat Sengit
- Bab 215 Tidak Ingin Kalah
- Bab 126 Mencurigakan
- Bab 127 Mengakui Putri Angkat
- Bab 128 Memiliki Pemikiran Masing-Masing
- Bab 129 Tidak Bisa Menyelesaikan Perkataan
- Bab 130 Katakan Baik-Baik
- Bab 131 Semua Ada Ceritanya
- Bab 132 Mengeluh
- Bab 133 Mencapai Pemahaman Rahasia
- Bab 134 Rekaman Telepon
- Bab 135 Mengupas Habis
- Bab 136 Perlahan-lahan Menjadi Cerah
- Bab 137 Mengobati Sesuai Gejala
- Bab 138 Dekorasinya Terlalu Bagus
- Bab 139 Kasih Yang Tak Ternilai
- Bab 140 Terkejut Senang
- Bab 141 Ini Hal Besar
- Bab 142 Keinginan Nenek
- Bab 143 Tiga Wanita
- Bab 144 Semua Adalah perangkap
- Bab 145 Mengerahkan Seluruh Kemampuan
- Bab 146 Pertengkaran Ibu dan Anak
- Bab 147 Ragu
- Bab 148 Mengusahakan Yang Terbaik Walaupun Telah Salah Langkah
- Bab 149 Baru Pertama Kalinya
- Bab 150 Misi
- Bab 151 Sinyal Kematian
- Bab 152 Terus Menguji
- Bab 153 Semua Hanya Akting
- Bab 154 Penyesalan
- Bab 155 Kencan di Siang Hari
- Bab 156 Teman Makan Teman
- Bab 157 Kehidupan yang Memaksa
- Bab 158 Sahabat Menyusahkan
- Bab 159 Tergoda Hatinya
- Bab 160 Tidak Mau Tanda Tangan
- Bab 161 Masalah Kehidupan
- Bab 162 Merasa Sangat Puas
- Bab 163 Wanita Bernasib Buruk
- Bab 164 Dipermainkan Orang
- Bab 165 Orang Kaya Yang Sederhana
- Bab 166 Menembus Rekor
- Bab 167 Kagum Dan Cemburu
- Bab 168 Grup Yang Bergosip
- Bab 169 Bicara Dari Pengalaman
- Bab 170 Nasehat Ibu Tiri
- Bab 171 Pulang
- Bab 172 Menjadi Seperti Air
- Bab 173 Membuat Kesempatan
- Bab 174 Pergerakan Rahasia
- Bab 175 Datang Sendiri
- Bab 176 Pemula
- Bab 177 Memalukan
- Bab 178 Agen Spesial
- Bab 179 Timbul Pemikiran
- Bab 180 Mempercayakan Seumur Hidup
- Bab 181 Menghadapi Pilihan
- Bab 182 Perlu Diselesaikan
- Bab 183 Menaruh Investasi Untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 184 Mengikuti Petunjuk Yang Ada
- Bab 185 Agen Spesial
- Bab 186 Mencegah Terlebih Dahulu
- Bab 187 Membongkar Identitas
- Bab 188 Ternyata Dia
- Bab 189 Tak Bisa Kembali
- Bab 190 Harus Dilanjutkan
- Bab 191 Wanita Yang Selalu Berubah
- Bab 192 Pembalasan Dendam Yang Manis
- Bab 193 Tidak Ada Yang Perlu Diragukan
- Bab 194 Sengaja Mempersulit Keadaan
- Bab 195 Bisnis Bernilai Satu Miliyar Yuan
- Bab 196 Tidak Ingin Menjadi Tumpuan
- Bab 197 Menerima Kebaikan
- Bab 198 Mendapatkan Keuntungan Dari Dua Belah Pihak
- Bab 199 Merasa Tidak Senang Di Dalam Hati
- Bab 200 Datang Satu Demi Satu
- Bab 201 Menjadi Bingung Sendiri
- Bab 202 Menyembunyikan
- Bab 203 Melampiaskan
- Bab 204 Berkelahi
- Bab 205 Mengatur Segalanya
- Bab 206 Beraturan
- Bab 207 Meyakinkan Secara Rasional
- Bab 208 Mencapai Kesepakatan Secara Diam-Diam
- Bab 209 Hasil Awal
- Bab 210 Risau
- Bab 211 Memiliki Rencana Lain
- Bab 212 Penderitaan Hati
- Bab 213 Setahap Demi Setahap Dilakukan Dengan Hati-Hati
- Bab 214 Menghentikan Akhir Yang Buruk
- Bab 215 Tersentuh Dengan Apa Yang Dilihat
- Bab 216 Tak Tahu Malu
- Bab 217 Memotivasi Orang Untuk Membuat Masalah
- Bab 218 Selangkah Demi Selangkah
- Bab 219 Tidak Akan Menikah Lagi
- Bab 220 Adegan Bahagia Dan Harmonis
- Bab 221 Hubungan Darah Lebih Erat Dari Apapun
- Bab 222 Tidak Tahan Lagi
- Bab 223 Lolos
- Bab 224 Kecerdasan Dan Keberanian
- Bab 225 Adegan Mendebarkan
- Bab 226 Menghadiri Pertemuan Beresiko
- Bab 227 Beraksi Di Tempat
- Bab 228 Ada Yang Membantu
- Bab 229 Tidak Terbayangkan
- Bab 230 Melampiaskan Amarah
- Bab 231 Penyelamat Datang
- Bab 232 Menunggu Waktu
- Bab 233 Perlahan-lahan Melunasi
- Bab 234 Kejadian Akan Terjadi Saat Situasinya Lengkap
- Bab 235 Cepat Kabur
- Bab 236 Ada Penyebab di Balik Masalah
- Bab 237 Sudah Memiliki Rencana Yang Matang
- Bab 238 Ada Dimana-mana
- Bab 239 Secara Berurutan
- Bab 240 Siapa Yang Mendalangi
- Bab 241 Sudah Seharusnya Berterus Terang
- Bab 242 Sungguh Tidak Mengetahuinya
- Bab 243 Menanti Pergantian
- Bab 244 Peralihan Perang
- Bab 245 Ada Alasan Lain
- Bab 246 Diperalat Orang Lain
- Bab 247 Ajaran Secara Diam-diam
- Bab 248 Penyebaran Cepat
- Bab 249 Berbahaya
- Bab 250 Siapa Yang Mengutus Ini
- Bab 251 Ternyata Itu Dia
- Bab 252 Mendapat Masalah
- Bab 253 Janji
- Bab 254 Menghadapi Kesulitan Lagi
- Bab 255 Menyeberang Jalan
- Bab 256 Duluan Menangkap Orang Terpenting
- Bab 257 Bergegas Menyelesaikan Pertempuran
- Bab 258 Tampaknya Mengerikan, Tapi Tidak Berbahaya
- Bab 259 Dipercayakan Untuk Menjaga Keluarganya
- Bab 260 Aksi Gagal
- Bab 261 Bertindak Sesuai Dengan Situasi
- Bab 262 Kebocoran Informasi
- Bab 263 Menghalangi Jalan
- Bab 264 Dia Masih Memiliki Alasan
- Bab 265 Sediakan Payung Sebelum Hujan
- Bab 266 Terencana
- Bab 267 Bekerja Sama dalam Investasi
- Bab 268 Alasan Masalah Terjadi
- Bab 269 Bersiap Pergi
- Bab 270 Demii Perasaan
- Bab 271 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 272 Perkataan Yang Memilukan
- Bab 273 Draf Perjanjian
- Bab 274 Tidak Bisa Berkata Apapun
- Bab 275 Jangan Berpura Lembut
- Bab 276 Mengunjungi Guru
- Bab 277 Intuisi Yang Tajam
- Bab 278 Maksud Dari 4 Kata Itu
- Bab 279 Muncullah Wujud Aslinya
- Bab 280 Mendalam Dan Mendetail
- Bab 281 Tangisan Tak Terbendung
- Bab 282 Membujuk Dengan Teori
- Bab 283 Menggunakan Tindakan Untuk Mendapatkan Simpati
- Bab 284 Penuh Penyesalan
- Bab 285 Berusaha Untuk Berubah
- Bab 286 Perasaan Yang Sebenarnya
- Bab 287 Terlalu Tidak Terduga
- Bab 288 Punya Selera Tinggi
- Bab 289 Pemikiran Yang Cerdik
- Bab 290 Sangat Memuaskan
- Bab 291 Mencairkan Kesalahpahaman
- Bab 292 Rencana Pulang Negeri
- Bab 293 Konsentrasi
- Bab 294 Mendadak Sadar
- Bab 295 Mengenal Kembali
- Bab 296 Jauh Lebih Santai
- Bab 297 Bertemu Teman Baik
- Bab 298 Ada Alasannya
- Bab 299 Reaksi Berlebihan
- Bab 300 Melaporkan Setengah Mati
- Bab 301 Berani dan Jago
- Bab 302 Mencapai Kesepakatan
- Bab 303 Suasana Hati Rumit
- Bab 304 Penuh Antisipasi
- Bab 305 Menghadapi Serangan
- Bab 306 Sementara Waktu Menghindar Dari Bahaya.
- Bab 307 Banyak Melakukan Kegagalan.
- Bab 308 Wanita Cantik Adalah Bencana.
- Bab 309 Kemampuannya Di Atas Satu Langkah.
- Bab 310 Sedikit Keterlaluan.
- Bab 311 Bangun Dari Mimpi Buruk
- Bab 312 Malam Terlalu Dingin
- Bab 313 Aturan Bertahan Hidup
- Bab 314 Perbedaan Kualitatif
- Bab 315 Desa Perbatasan
- Bab 316 Terlambat
- Bab 317 Penolong
- Bab 318 Perangkap
- Bab 319 Kecelakaan Membawa Berkat
- Bab 320 Secara Adil
- Bab 321 Senjata Ilegal
- Bab 322 Serangan Roket
- Bab 323 Serangan Balik Di Situasi Berbahaya
- Bab 324 Tidak Membiarkan Orang Yang Akan Menimbulkan Kerugian Untuk Orang Lain Tetap Hidup
- Bab 325 Desa Kecil Tanpa Orang
- Bab 326 Nyawa Di Ujung Tanduk
- Bab 327 Penyelamat Sudah Tiba
- Bab 328 Berangkat Pada Malam Ini Juga
- Bab 329 Melepaskan untuk Kemudian Menangkap
- Bab 330 Tipu Daya yang Cerdas
- Bab 331 Terbongkar
- Bab 332 Situasi Berubah
- Bab 333 Warga Negara yang Dihormati
- Bab 334 Memilih untuk Tidak Pulang
- Bab 335 Tidak Tahu Harus Berbuat Apa
- Bab 336 Sahabat Berkhianat
- Bab 337 Nasehat-Nasehat Berharga
- Bab 338 Perlu Buka Kartu
- Bab 339 Hotel Holiday Inn
- Bab 340 Hati Gusar
- Bab 341 Rencana Licik Yang Menakjubkan
- Bab 342 Kenyataan Yang Tidak Dapat Dimengerti
- Bab 343 Mendekati Kenyataan
- Bab 344 Menjalani Hidup Dengan Mabuk Dan Bermimpi
- Bab 345 Menyaksikan Keajaiban
- Bab 346 Keberuntungan yang Dahsyat
- Bab 347 Mengagetkan Semua Orang
- Bab 348 Memahami Prinsip
- Bab 349 Suami-Istri Bersitegang
- Bab 350 Memancing Diskusi
- Bab 351 Ambisius
- Bab 352 Membangun kepercayaan
- Bab 353 Senjata pembunuh
- Bab 354 Saling menipu
- Bab 355 Sedikit pusing
- Bab 356 Berharap bertemu
- Bab 357 Memberikan Peringatan
- Bab 358 Langsung Beraksi
- Bab 359 3 Orang 3 Hati
- Bab 360 Prioritas
- Bab 361 Langsung Beraksi
- Bab 362 Percakapan Suami-Istri