The Revival of the King - Bab 340 Hati Gusar

Terry Fan tersenyum tipis dan mengikuti Elena.

“Pierce, Terry Fan, kalian adalah teman lama yang belum pernah bertemu satu sama lain.”

Setelah Elena selesai memperkenalkan, Pierce tersenyum kecil dan mengulurkan tangan besarnya.

Pria tinggi kekar itu memiliki telapak tangan yang besar. Ketika terbuka penuh, ia merasa telapak tangannya sanggup mencengkeram kepala Terry Fan dan mengangkat tubuhnya.

Sama-sama kekar dan sama-sama raja prajurit Barat, Terry Fan menyadari bahwa jika disandingkan, Wellington tampak lebih membumi dibanding Pierce.

Tatapan sepasang mata Pierce juga rumit.

Dari tatapannya, ia tidak melihat kepercayaan diri yang biasa ia lihat pada tatapan Wellington, melainkan keganjilan dan kelicikan.

Terry Fan bahkan merasa bahwa hilangnya Nyonya Shangguan dan Jessy Shangguan ada hubungannya dengan dia.

Ia juga mengulurkan tangan dengan santai dan terbuka.

Pierce menganggap momen ini sebagai sebuah kesempatan.

Sudah dikalahkan secara strategis dan taktis, pria itu ingin mengetes fisik Terry Fan.

Meski Elena sebelumnya telah mengingatkan bahwa Tery Fan bukan orang biasa dan punya seni bela diri yang menakutkan, Pierce tidak begitu peduli.

Dibanding seni bela diri yang misterius dari Timur, ia lebih mengagumi seni bela diri Barat yang mengutamakan fisik.

Tidak peduli berapa banyak trik yang kamu miliki, aku bisa menghancurkanmu hanya dengan satu tinju!

Pierce telah mempersiapkan sebuah skenario. Sekali keduanya berjabat tangan, ia akan menahan tangan Terry Fan dan dalam sekejap meninju wajah Terry Fan dengan tangan lain.

Dengan demikian, tanpa periu repot-repot memikirkan bagaimana harus menghabisi Terry Fan, ia bisa mengirimnya ke alam baka sekarang juga.

Begitu tangan mereka bersalaman, Terry Fan bisa melihat aura kebanggaan dan pembunuh pada tatapan Pierce.

Ia tahu bahwa dia ingin melakukan sesuatu.

Wajah Terry Fan tidak berekspresi.

Elena tengah menegak bir.

Ia juga menyadari bahwa ekspresi Pierce ganjil, namun sudah terlambat untuk mencegah.

Wanita itu tidak takut Terry Fan akan cedera, melainkan khawatir Pierce terlalu meremehkan musuh.

Makanya ia barusan sengaja melebih-lebihkan cerita tentang kelihaian Terry Fan……

Niat asli Elena adalah memicu perhatian Pierce. Biarlah keduanya saling menilai satu sama lain untuk menentukan apakah dia bisa menghabisi Terry Fan nanti malam.

Tetapi, yang tidak ia duga adalah bukannya membuat Pierce jadi waspada, kata-katanya malah semakin menginspirasi semangat juangmnya.

Jadi, Elena punya kekaguman pada Terry Fan?

Baiklah, ia akan mencengkram dia sampai mati di depan Elena seolah dia hanyalah seekor lalat. Lalu, ia akan membawa Elena ke ranjang dan mereka pun bisa “begituan” sambil menelepon Wellington untuk meminta orang-orangnya tunduk pada dirinya.

Meski dunia Barat sangat bebas, berbincang dengan seseorang ketika sedang “begituan” dengan istri orang itu tetap merupakan sesuatu yang provokatif.

Terdengar suara “krek”.

Pierce mengencangkan jabat tangannya pada Terry Fan untuk menghancurkan buku-buku jarinya. Satu tangannya yang lain pun bersiap meninju kepala dia.

Tetapi, pada momen ketika jabat tangan itu dikencangkan, tangan Terry Fan yang kecil dan lemah seperti tangan wanita tiba-tiba menjadi sekeras baja.

Pada saat bermasaan, Pierce merasakan sensasi terbakar yang menjalar dari telapak tangan ke seluruh tubuh.

“Ahh--”

Tidak berhasil menghancurkan buku-buku jari Terry Fan, buku-buku jari Pierce sendiri menembus keluar kulit.

Di tengah jeritan, buku-buku jari pria itu tidak hanya hancur, namun juga meneteskan darah.

Elena terhenyak.

Meski paham bahwa Terry Fan lihai, ia tidak menyangka dia sanggup melakukan ini.

Ketahuilah, Pierce pernah menjadi juara dalam pertarungan tanpa aturan profesional. Dengar-dengar, ia pernah dalam satu malam dan masing-masing satu tinju menghabisi enam lawan profesional. Dua di antaranya wafat di tempat, sementara sisanya tidak bisa melakukan olahraga berat seumur hidup lagi.

Ketika keduanya berhadapan, Elena berpikir Terry Fan tidak akan bisa unggul.

Namun, Pierce malah langsung kalah telak.

“Ugh--”

Gemas dengan ketergesa-gesaannya, Elena menyemprotkan seteguk anggur ke wajah Pierce.

“Terry Fan, bisa jaga sedikit nama baikku?” Elena berkata: “Apalagi, kalian baru saja aku perkenalkan. Aku pikir, semua orang yang datang ke Hotel Holiday Inn mencari romantisme dan relaksasi, bukannya pertumpahan darah.”

Yang ditegur tersenyum. Setelah melepaskan jabat tangan, ia mengambil tisu untuk mengelap tumpahan darah Pierce di tangannya sendiri. Pria itu kemudian menjawab dengan jijik: “Jika benar-benar ingin bertarung, kalian juga harus mencari orang yang lebih lemah dari kalian. Diserang telapak tangan yang lebih renyah dari cangkang lobster begini, apa atasanmu pikir aku orang yang sehari-hari kelaparan dan tidak berenergi?”

Waduh!

Okelah kalau hanya membalas serangan fisik, tetapi Terry Fan malah sekalian memprovokasi Pierce dengan kata-kata. Belum merasa puas, ya?

Tangan Pierce yang dicengkeram sudah mati rasa.

Tanpa memedulikan rasa malu, pria itu mengambil beberapa lembar tisu, lalu berjalan ke arah luar hotel sambil menutupi luka.

Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan sekarang adalah mencari rumah sakit terdekat dan minta diperban.

Merugi sebesar ini, hati Pierce sangat gusar. Ia merasa dirinya terlalu ceroboh. Andai mereka benar-benar bertanding di arena pertarungan tanpa aturan, pria itu yakin pasti bisa mengalahkan Terry Fan.

Elena memandangi punggung Pierce, menggelengkan kepalanya, lalu tersenyum pada Terry Fan: “Tidak bisakah jadi sedikit gentle? Dia terlihat seperti seekor beruang yang terluka. Sungguh menyedihkan.”

Si pria menepuk pipi si wanita: “Menyuruhku kemari hanya untuk makan “lauk kecil”, bukankah kamu terlalu pelit?”

Elena mengegak sisa wine, kemudian mengalirkannya ke mulut Terry Fan dan tersenyum manis: “Jangan gembira terlalu cepat. Malam ini akan menjadi akhirmu, tetapi sebelum kamu berakhir, aku masih ingin “begituan” denganmu sekali lagi.”

Terry Fan menelan anggur sambil mendengus dan merespon, “Tidak masalah. Aku juga ingin mencoba posisi-posisi baru denganmu. Oh iya, aku ingin bertanya, apakah ada orang kepercayaanmu di samping Pierce?”

“Tidak jelas layak dipercayai atau tidak, tetapi beberapa di antaranya pernah naik ke ranjang denganku. Ada apa?”

“Entah kenapa, aku merasa Pierce luar biasa licik. Jika perkiraanku tidak salah, kurasa hilangnya Nyonya Shangguan dan Jessy Shangguan berhubungan dengan dia.”

Si wanita tersenyum tanpa membantah: “Berhentilah membuat masalah. Jangan memancing pertingkaian di antara kami dan memicu perselisihan internal Biro Intelijen Barat. Tidak guna!”

“Yang kukatakan itu serius. Aku bahkan punya firasat bahwa Pierce merupakan orang yang sangat ambisius. Mimpinya bukan hanya untuk menguasai prajurit bayaran.”

Elena mengerutkan kening: “Apa maksudmu?”

“Bisakah kamu menjelaskan mengapa Nyonya Shangguan dan Jessy Shangguan saat ini bisa dikirim ke Negara T?”

Novel Terkait

Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu