The Revival of the King - Bab 345 Menyaksikan Keajaiban
Orang barat di samping pun tertawa dan berkata pelan. “Seharusnya kamu bertanya kepadanya, apakah ia tidak mau berlagak keren?”
Mereka berdua tertawa riang.
Rolet sana terdapat angka nol hingga tiga puluh enam. Cara taruhannya ada banyak hal, bisa bertaruh angka ganjil atau genap, juga bisa bertaruh merah atau hitam dan juga bisa bertaruh angka besar atau kecil. Peluang kalah judi tertinggi adalah bertaruh angka.
Bertaruh angka ganjil atau genap, merah atau hitam dan angka besar atau kecil hanya memiliki peluang satu banding satu. Tapi bertaruh angka memiliki peluang satu banding tiga puluh lima.
Seperti taruhan Elena yang seharga sepuluh ribu dollar amerika ini, jika menang taruhan dengan cara lain, maka mereka akan memperoleh dua puluh ribu. Jika hanya bertaruh angka, maka mereka akan memperoleh tiga ratus lima puluh ribu dollar amerika.
Tentu saja peluang untuk memenangkan taruhan angka sangat sedikit, sama dengan tiga puluh tujuh banding satu. Sedangkan cara taruhan lainnya memiliki peluang untuk menang sebanyak lima puluh persen.
Terry Fan berjalan selangkah maju ke orang yang memberinya jalan tadi, memandang rolet tertawa bertanya kepada orang barat yang tadi menanyakan ia mau taruhan atau tidak. “Menurutmu, lebih baik taruhan yang besar atau taruhan yang kecil?”
Ternyata benar, akhirnya mode orang timur berlagak diaktifkan?
Kedua orang barat itu pun saling berpandang dan tertawa.
Orang barat itu berkata, “Taruhan besar kecil apa? Seluruh dunia tahu kalian orang timur sangat kaya dan berani, langsung taruhan angka saja. Itu ada peluang satu banding tiga puluh lima.”
Sebenarnya pejudi yang sering bermain sudah mengetahui bahwa langsung taruhan angka hanyalah sebuah lelucon. Orang yang cukup berpengalaman tidak akan pernah melakukan hal itu.
Meskipun ada banyak orang yang ikut berjudi memiliki pikiran untuk menjadi kaya dalam semalam, tapi pejudi tua yang sesungguhnya malah menjadikan kegiatan tersebut sebagai hiburan, seperti biasanya orang-orang bermain mahjong dan yang lain.
Orang barat itu merasa Terry Fan itu datang ke tempat perjudian untuk berlagak keren, jadi ia pun menemaninya untuk bermain, hanya demi ingin melihat Terry Fan itu bisa berlagak keren hingga seperti apa?
Melihat situasi ini, Wellington yang berada di belakang pun tertawa, sambil menggelengkan kepala.
Terry Fan bertanya lagi, “Angka apa yang aku taruhan?”
“Tentu saja tiga puluh enam. Semakin besar angkanya, semakin besar peluang untuk menang!”
Bukankah orang ini sedang omong kosong?
Semua orang yang mengeliling rolet di samping pun tertawa, lalu mengalihkan pandangan ke orang barat itu dan berpikir di dalam hati: Aku pernah lihat orang yang menjebak, tapi aku tidak pernah lihat orang yang menjebak orang lain sepertimu. Kamu sungguh ingin menjebaknya hingga mati!
Semua orang merasa Terry Fan mungkin akan tersadari bahwa orang itu sedang menjebaknya.
Tapi siapa sangka Terry Fan berkata kepada Elena, “Kalau begitu, taruhan angka tiga puluh enam!”
Elena tersenyum tipis dan berpikir di dalam hati: Kamu ini berpura-pura bodoh atau sungguh bodoh?
Tapi Elena juga mengerti bahwa mereka datang ke sini bukan untuk berjudi dan bermain, hanya demi menunggu Wellington saja.
Jadi ia mengeluarkan taruhan sebanyak seribu dollar amerika untuk angka tiga puluh enam.
Terry Fan memandangnya diam.
Elena pun langsung mengerti bahwa Terry Fan merasa taruhannya sangat sedikit, jadi ia pun menambah empat ribu dollar lagi.
Terry Fan masih memandangnya.
Orang-orang yang mengelilingi mereka pun tertawa, bukan karena hal lain, melainkan merasa Terry Fan mulai berlagak keren. Kejadian ini pada tempat perjudian barat dulu, sering ada bos penjual batu arang dari timur sana yang melakukannya.
Elena mengangkat bahunya dan bingung dan langsung menaruh semua taruhan di tangannya.
Bandar judi saat ini bertanya, “Apakah ada orang yang masih mau taruhan?”
Detik ini perhatian semua orang sudah tidak pada perjudian. Mereka semua ingin melihat bagaimana dengan tingkah Terry Fan setelah ia kalah?
Jadi beberapa orang berkata bersama tanpa janjian. “Segera buka saja, jangan menghabiskan waktu.”
Bandar judi hanya bisa memutar kelereng besi ke tepi rolet lain. Bersama dengan suara kelereng yang bergelinding, semua orang pun mendarat pandangan mereka pada rolet.
Detik dimana semua orang sedang menunggu kelereng masuk ke kotak yang terdapat angkanya, mereka pun mengangkat kepala memandang penampilan Terry Fan setelah kalah taruhan.
Elena diam-diam menggelengkan kepala dan berpikir di dalam hati: Tidak apa-apa jika mengalahkan uang, tapi apakah kamu tidak merasa bodoh dipermainkan begitu banyak orang?
Wellington yang berdiri di seberang kerumunan orang, saat ini pun menyalakan sebatang rokok, lalu memandang orang-orang yang tengah berkeliling.
Semua orang yang berkerumun di sana tengah menunggu ekspresi Terry Fan setelah ia kalah. Tetapi Wellington malah sedang menunggu ekspresi mereka yang terkejut.
Terdengar suara ‘dung’.
Selain Terry Fan dan Wellington, semua orang pun merasa terkejut!
Peluang satu per tiga puluh tujuh itu hampir sama dengan sebuah keajaiban.
Dan keajaiban itu bisa-bisanya muncul pada detik ini. Kelereng itu pun tepat mendarat pada kotak kecil yang bertulisan angka tiga puluh enam.
Sepuluh ribu dollar amerika, seketika berubah menjadi tiga ratus enam puluh ribu.
Bagi semua orang yang berada di tempat, tiga ratus enam puluh ribu dollar amerika bukanlah nominal yang besar. Tapi peluang ini sangatlah kecil, apalagi orang barat itu sengaja ingin mempermainkan Terry Fan dan siapa sangka taruhannya benar.
Ini sungguh menakjubkan!
Mata semua orang pun berubah menjadi tanda seru!
Kemudian berubah lagi menjadi ellipsis yang membawa tanda seru “…….”. Hampir tidak ada orang yang berani percaya semua kejadian yang ada di depan mata mereka.
Elena melirik Terry Fan sekilas dengan tidak percaya, lalu menoleh menyapu sekeliling dan menyadari Wellington telah berdiri di belakang seberang kerumunan, sambil tersenyum ke arahnya.
Seperti sedang mengatakan kepadanya bahwa ini sangatlah biasa!
Setelah bandar judi itu telah memberi sejumlah uang kepada Terry Fan, ia pun mulai memutar roletnya lagi, sambil menunggu yang lain ikut taruhan.
Terry Fan bertanya lagi kepada orang barat itu. “Kali ini mau taruhan pada angka berapa?”
Semua orang di sana sepertinya belum tersadar kembali. Setelah mendengar pertanyaan Terry Fan, mereka pun baru tersadar kembali dan langsung berbisik-bisik. Sebenarnya mereka semua sedang menyampaikan maksud yang sama, yaitu rasa menakjubkan.
Orang barat itu terdiam dan berpikir di dalam hati: Sialan, kalau aku tahu bisa seperti ini, mengapa aku sendiri tidak ikut taruhan?
“Tentu harus lanjut taruhan pada angka tiga puluh enam. Hari keluar sekali, maka pasti ada kali kedua angka itu keluar lagi.”
Dasar bohong! Apakah kamu sedang berbicara sembarangan?
Jika taruhan kali pertama memiliki peluang satu per tiga puluh tujuh, maka kali kedua selanjutnya bukan soal matematika lagi. Tidak berlebihan jika mengatakan peluang kali ini menjadi satu per tiga miliar tujuh ratus juta, karena hampir tidak ada kemungkinan yang seperti itu.
Saat semua orang mengalihkan pandangan kepada Terry Fan, menunggu ia marah besar dan menunggu ia bagaimana untuk menyalahkan orang barat itu. Tapi siapa sangka Terry Fan malah berkata kepada Elena. “Taruhan angka tiga puluh enam lagi.”
“Oh……”
“My God……..”
“Aku tidak salah dengar, bukan?”
Kerumunan orang di sana pun mulai ricuh. Mendengar ini, orang yang berada di samping meja judi pun bangun dari tempat dan datang melihat, tanpa mengetahui apa yang telah terjadi.
“Ada apa?”
“Masalah apa yang terjadi?”
Orang yang tanya tidak sedikit, tapi tidak ada satupun orang yang membalas.
Karena semua orang yang berada di depan rolet mendaratkan pandangan pada Elena. Hampir semua orang menebak bahwa ia tidak akan mendengar perintah Terry Fan.
Tidak hanya tidak ingin dengar, Elena bahkan ingin sekali mematahkan kepala orang barat itu, tapi ia pun menemukan Terry Fan yang terus memandangnya.
Elena langsung melirik kearah Wellington sekilas. Wellington tertawa ke arahnya, bermaksud agar ia tetap tenang dan mendengar perintah Terry Fan.
Sial. Mau menang atau kalah itu tidak penting, tapi kalau sekarang masih mendengar kata orang barat itu, bukankah dirinya juga dianggap sebagai orang bodoh?”
Ketika Elena lagi-lagi menoleh ke arah Terry Fan, Terry Fan masih saja memandangnya tanpa ekspresi.
Terdengar suara jatuh, Elena pun langsung meletakkan semua taruhan pada angka tiga puluh enam.
Detik ini, semua orang pun menahan nafas.
Bandar judi bertanya, “Apakah ada orang yang mau taruhan lagi?”
“Kamu cerewet sekali!”
“Segera buka saja!”
“Benar!”
Semua orang di tempat pun tidak ada pikiran untuk taruhan dan sekarang menunggu hasil taruhan kali ini. Meskipun semua orang sudah tahu bahwa Terry Fan sudah pasti kalah, tapi bagaimana kalau seperti kejadian sebelumnya, muncul keajaiban lagi?
Meskipun semua orang memiliki harapan yang seperti ini, tapi semua orang tahu jelas bahwa hal itu tidak mungkin terjadi.
Jika lagi-lagi muncul, maka mereka tidak bisa menyatakannya dengan keajaiban, ini sama saja dengan….
Dat dat dat…..
Saat bandar judi menaruh kelereng ke dalam rolet, selain Terry Fan dan Wellington, hati mereka semua bagai tergantung.
Kelereng besi itu seperti tidak bergelinding di tepi rolet, melainkan bergelinding di dalam hati mereka.
Ada orang yang gugup hingga telapak tangannya berkeringat, ada orang yang bibirnya kering dan tenggorokannya serak.
Ada orang yang gugup juga hingga tidak dapat menahan untuk buang air kecil….
Novel Terkait
Angin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanMy Only One
Alice SongLoving The Pain
AmardaHusband Deeply Love
NaomiMenantu Hebat
Alwi GoThe Revival of the King×
- Bab 1 Teman Sekelas Yang Cantik
- Bab 2 Kesepakatan yang Menghina
- Bab 3 Bahan Tertawaan Seluruh Orang
- Bab 4 Dihina Lagi
- Bab 5 Keduanya Bertemu
- Bab 6 Pembalasan
- Bab 7 Sahabat Sejati
- Bab 8 Menangis Tersedu-Sedu
- Bab 9 Unit Rawat Intensif
- Bab 10 Kebetulan Bertemu
- Bab 11 Harus Melapor Polisi
- Bab 12 Keras Kepala
- Bab 13 Mutiara Sejahtera Corp.
- Bab 14 Pertemuan Di Rumah Sakit
- Bab 15 Ambang Batas Kesabaran
- Bab 16 Penyesalan Yang Muncul Karena Sikap Keterlaluan
- Bab 17 Lawan Yang Selalu Saja Bertemu
- Bab 18 Perasaan Yang Berkonflik
- Bab 19 Peristiwa Yang Benar Adanya
- Bab 20 Emosi Yang Memuncak
- Bab 21 Kebetulan Hendak Mencarimu
- Bab 22 Berpikiran Sempit
- Bab 23 Pembalasan Instan
- Bab 24 Sujud Yang Mengejutkan
- Bab 25 Setiap Pelaku Mempunyai Alasan Tersendiri
- Bab 26 Perasaan Tidak Tenang
- Bab 27 Tertegun
- Bab 28 Melewati Semuanya
- Bab 29 Ikatan Yang Menjauh
- Bab 30 Penyesalan Terhadap Tindakan Di Masa Lalu
- Bab 31 Hati Yang Berkecamuk
- Bab 32 Terkejut Setengah Mati
- Bab 33 Ingin Menangis Tapi Tidak Ada Air Mata
- Bab 34 Hatinya Merasa Sangat Tidak Nyaman
- Bab 35 Kesalahpahaman Semakin Besar
- Bab 36 Perasaan Krisis
- Bab 37 Mengejutkan
- Bab 38 Pandai Bersilat Lidah
- Bab 39 Sangat Menyesal
- Bab 40 Berbeda Jauh
- Bab 41 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 42 Memberikan Barang Pemberian Orang Lain
- Bab 43 Bertemu Teman Sekelas Lama Lagi
- Bab 44 Bingung
- Bab 45 Datang Mencari Masalah
- Bab 46 Tidak Berani Tampil
- Bab 47 Malu Sendiri
- Bab 48 Sesuatu Terjadi Tentu Ada Sebabnya
- Bab 49 Gugup Sekali
- Bab 50 Tidak Bisa Mengerti
- Bab 51 Menyesal
- Bab 52 Semuanya Sandiwara
- Bab 53 Berkata Sembarangan
- Bab 54 Marah Hingga Muntah Darah
- Bab 55 Perubahan yang Besar
- Bab 56 Tidak Dapat Ditoleransi
- Bab 57 Mutiara Sejahtera
- Bab 58 Menyelidiki
- Bab 59 Rencana Pembalasan
- Bab 60 Terkejut
- Bab 61 Sudah Bukan Yang Dulu Lagi
- Bab 62 Tak Bisa Ditahan
- Bab 63 Nasehat Yang Bagus
- Bab 64 Datang Dengan Persiapan
- Bab 65 Menggertak
- Bab 66 Masalah Muncul Karena Sebab
- Bab 67 Marah Sekali
- Bab 68 Sial Dan Tidak Beruntung
- Bab 69 Menolak Melihat Kebenaran
- Bab 70 Asal Usul Yang Jelas
- Bab 71 Bersikeras Dengan Pendapat Sendiri
- Bab 72 Memeriksa Keadaannya
- Bab 73 Rasa Iri Yang Menggila
- Bab 74 Berinisiatif Menyapa
- Bab 75 Tidak Bisa Mempercayainya
- Bab 76 Perkataan Yang Masuk Akal
- Bab 77 Menebus Kesalahan
- Bab 81 Ruang VIP KTV
- Bab 78 Benar-Benar Tidak Menduganya
- Bab 79 Menebus Hutang Lama
- Bab Menyadari Bahaya Di Saat-saat Akhir
- Bab 82 Serangan yang Luar Biasa
- Bab 83 Pertempuran yang Mengerikan
- Bab 84 Sedikit Menyesal
- Bab 85 Meminta Maaf Dan Memberi Hadiah
- Bab 86 Memberi Wajah
- Bab 87 Keributan Di Ruang Rawat
- Bab 88 Operasi Berhasil
- Bab 89 Membereskan Willy Wang
- Bab 90 Kata-Kata Dan Kasih Sayang yang Dalam
- Bab 91 Menyelesaikan Kesalahpahaman
- Bab 92 Hati Diganti Hati
- Bab 93 Sebuah Drama
- Bab 94 Memang Kaya Itu Sangat Bagus
- Bab 95 Teman Sekolah Datang Menjenguk
- Bab 96 Kebetulan Bertemu Dengan Kenalan
- Bab 97 Ketakutan
- Bab 98 Ingin Memenangkannya
- Bab 99 Ayah Dan Anak Yang Kejam
- Bab 100 Ada Hal Yang Ingin Dibicarakan
- Bab 101 Saling Beradu.
- Bab 102 Rasa Sakit Tidak Tertahankan.
- Bab 103 Mencurahkan Apa Yang Ada Di Otaknya.
- Bab 104 Berseteru.
- Bab 105 Dipermalukan Di Depan Semua Orang.
- Bab 106 Perlelangan Yang Hampir Gagal.
- Bab 107 Pemuda Kaya Raya.
- Bab 108 Mengacaukan Rencana
- Bab 109 Sebuah Keadaan Mendadak Yang Menimbulkan Sebuah Kesalahan
- Bab 110 Perasaan Hati Yang Tidak Baik
- Bab 111 Masalah Internal dan Agresi Asing
- Bab 112 Keadaan Yang Kacau
- Bab 113 Dimana-mana Terancam Oleh Bahaya
- Bab 114 Siap Untuk Bertindak
- Bab 115 Merasa Ketakutan dan Tidak Tenang
- Bab 116 Pertemuan Yang Sempit
- Bab 117 Penuh Drama
- Bab 118 Berusaha Meningkatkan Rasa Kehadiran
- Bab 119 Saling Memberi Simpati
- Bab 120 Mengendalikan Semuanya
- Bab 121 Ibu Yang Aneh
- Bab 122 Vila Gunung Min
- Bab 123 Semua Yang Di Lihat Dan Di Dengar Terasa Sangat Segar
- Bab 124 Bertarung Dengan Sangat Sengit
- Bab 215 Tidak Ingin Kalah
- Bab 126 Mencurigakan
- Bab 127 Mengakui Putri Angkat
- Bab 128 Memiliki Pemikiran Masing-Masing
- Bab 129 Tidak Bisa Menyelesaikan Perkataan
- Bab 130 Katakan Baik-Baik
- Bab 131 Semua Ada Ceritanya
- Bab 132 Mengeluh
- Bab 133 Mencapai Pemahaman Rahasia
- Bab 134 Rekaman Telepon
- Bab 135 Mengupas Habis
- Bab 136 Perlahan-lahan Menjadi Cerah
- Bab 137 Mengobati Sesuai Gejala
- Bab 138 Dekorasinya Terlalu Bagus
- Bab 139 Kasih Yang Tak Ternilai
- Bab 140 Terkejut Senang
- Bab 141 Ini Hal Besar
- Bab 142 Keinginan Nenek
- Bab 143 Tiga Wanita
- Bab 144 Semua Adalah perangkap
- Bab 145 Mengerahkan Seluruh Kemampuan
- Bab 146 Pertengkaran Ibu dan Anak
- Bab 147 Ragu
- Bab 148 Mengusahakan Yang Terbaik Walaupun Telah Salah Langkah
- Bab 149 Baru Pertama Kalinya
- Bab 150 Misi
- Bab 151 Sinyal Kematian
- Bab 152 Terus Menguji
- Bab 153 Semua Hanya Akting
- Bab 154 Penyesalan
- Bab 155 Kencan di Siang Hari
- Bab 156 Teman Makan Teman
- Bab 157 Kehidupan yang Memaksa
- Bab 158 Sahabat Menyusahkan
- Bab 159 Tergoda Hatinya
- Bab 160 Tidak Mau Tanda Tangan
- Bab 161 Masalah Kehidupan
- Bab 162 Merasa Sangat Puas
- Bab 163 Wanita Bernasib Buruk
- Bab 164 Dipermainkan Orang
- Bab 165 Orang Kaya Yang Sederhana
- Bab 166 Menembus Rekor
- Bab 167 Kagum Dan Cemburu
- Bab 168 Grup Yang Bergosip
- Bab 169 Bicara Dari Pengalaman
- Bab 170 Nasehat Ibu Tiri
- Bab 171 Pulang
- Bab 172 Menjadi Seperti Air
- Bab 173 Membuat Kesempatan
- Bab 174 Pergerakan Rahasia
- Bab 175 Datang Sendiri
- Bab 176 Pemula
- Bab 177 Memalukan
- Bab 178 Agen Spesial
- Bab 179 Timbul Pemikiran
- Bab 180 Mempercayakan Seumur Hidup
- Bab 181 Menghadapi Pilihan
- Bab 182 Perlu Diselesaikan
- Bab 183 Menaruh Investasi Untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 184 Mengikuti Petunjuk Yang Ada
- Bab 185 Agen Spesial
- Bab 186 Mencegah Terlebih Dahulu
- Bab 187 Membongkar Identitas
- Bab 188 Ternyata Dia
- Bab 189 Tak Bisa Kembali
- Bab 190 Harus Dilanjutkan
- Bab 191 Wanita Yang Selalu Berubah
- Bab 192 Pembalasan Dendam Yang Manis
- Bab 193 Tidak Ada Yang Perlu Diragukan
- Bab 194 Sengaja Mempersulit Keadaan
- Bab 195 Bisnis Bernilai Satu Miliyar Yuan
- Bab 196 Tidak Ingin Menjadi Tumpuan
- Bab 197 Menerima Kebaikan
- Bab 198 Mendapatkan Keuntungan Dari Dua Belah Pihak
- Bab 199 Merasa Tidak Senang Di Dalam Hati
- Bab 200 Datang Satu Demi Satu
- Bab 201 Menjadi Bingung Sendiri
- Bab 202 Menyembunyikan
- Bab 203 Melampiaskan
- Bab 204 Berkelahi
- Bab 205 Mengatur Segalanya
- Bab 206 Beraturan
- Bab 207 Meyakinkan Secara Rasional
- Bab 208 Mencapai Kesepakatan Secara Diam-Diam
- Bab 209 Hasil Awal
- Bab 210 Risau
- Bab 211 Memiliki Rencana Lain
- Bab 212 Penderitaan Hati
- Bab 213 Setahap Demi Setahap Dilakukan Dengan Hati-Hati
- Bab 214 Menghentikan Akhir Yang Buruk
- Bab 215 Tersentuh Dengan Apa Yang Dilihat
- Bab 216 Tak Tahu Malu
- Bab 217 Memotivasi Orang Untuk Membuat Masalah
- Bab 218 Selangkah Demi Selangkah
- Bab 219 Tidak Akan Menikah Lagi
- Bab 220 Adegan Bahagia Dan Harmonis
- Bab 221 Hubungan Darah Lebih Erat Dari Apapun
- Bab 222 Tidak Tahan Lagi
- Bab 223 Lolos
- Bab 224 Kecerdasan Dan Keberanian
- Bab 225 Adegan Mendebarkan
- Bab 226 Menghadiri Pertemuan Beresiko
- Bab 227 Beraksi Di Tempat
- Bab 228 Ada Yang Membantu
- Bab 229 Tidak Terbayangkan
- Bab 230 Melampiaskan Amarah
- Bab 231 Penyelamat Datang
- Bab 232 Menunggu Waktu
- Bab 233 Perlahan-lahan Melunasi
- Bab 234 Kejadian Akan Terjadi Saat Situasinya Lengkap
- Bab 235 Cepat Kabur
- Bab 236 Ada Penyebab di Balik Masalah
- Bab 237 Sudah Memiliki Rencana Yang Matang
- Bab 238 Ada Dimana-mana
- Bab 239 Secara Berurutan
- Bab 240 Siapa Yang Mendalangi
- Bab 241 Sudah Seharusnya Berterus Terang
- Bab 242 Sungguh Tidak Mengetahuinya
- Bab 243 Menanti Pergantian
- Bab 244 Peralihan Perang
- Bab 245 Ada Alasan Lain
- Bab 246 Diperalat Orang Lain
- Bab 247 Ajaran Secara Diam-diam
- Bab 248 Penyebaran Cepat
- Bab 249 Berbahaya
- Bab 250 Siapa Yang Mengutus Ini
- Bab 251 Ternyata Itu Dia
- Bab 252 Mendapat Masalah
- Bab 253 Janji
- Bab 254 Menghadapi Kesulitan Lagi
- Bab 255 Menyeberang Jalan
- Bab 256 Duluan Menangkap Orang Terpenting
- Bab 257 Bergegas Menyelesaikan Pertempuran
- Bab 258 Tampaknya Mengerikan, Tapi Tidak Berbahaya
- Bab 259 Dipercayakan Untuk Menjaga Keluarganya
- Bab 260 Aksi Gagal
- Bab 261 Bertindak Sesuai Dengan Situasi
- Bab 262 Kebocoran Informasi
- Bab 263 Menghalangi Jalan
- Bab 264 Dia Masih Memiliki Alasan
- Bab 265 Sediakan Payung Sebelum Hujan
- Bab 266 Terencana
- Bab 267 Bekerja Sama dalam Investasi
- Bab 268 Alasan Masalah Terjadi
- Bab 269 Bersiap Pergi
- Bab 270 Demii Perasaan
- Bab 271 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 272 Perkataan Yang Memilukan
- Bab 273 Draf Perjanjian
- Bab 274 Tidak Bisa Berkata Apapun
- Bab 275 Jangan Berpura Lembut
- Bab 276 Mengunjungi Guru
- Bab 277 Intuisi Yang Tajam
- Bab 278 Maksud Dari 4 Kata Itu
- Bab 279 Muncullah Wujud Aslinya
- Bab 280 Mendalam Dan Mendetail
- Bab 281 Tangisan Tak Terbendung
- Bab 282 Membujuk Dengan Teori
- Bab 283 Menggunakan Tindakan Untuk Mendapatkan Simpati
- Bab 284 Penuh Penyesalan
- Bab 285 Berusaha Untuk Berubah
- Bab 286 Perasaan Yang Sebenarnya
- Bab 287 Terlalu Tidak Terduga
- Bab 288 Punya Selera Tinggi
- Bab 289 Pemikiran Yang Cerdik
- Bab 290 Sangat Memuaskan
- Bab 291 Mencairkan Kesalahpahaman
- Bab 292 Rencana Pulang Negeri
- Bab 293 Konsentrasi
- Bab 294 Mendadak Sadar
- Bab 295 Mengenal Kembali
- Bab 296 Jauh Lebih Santai
- Bab 297 Bertemu Teman Baik
- Bab 298 Ada Alasannya
- Bab 299 Reaksi Berlebihan
- Bab 300 Melaporkan Setengah Mati
- Bab 301 Berani dan Jago
- Bab 302 Mencapai Kesepakatan
- Bab 303 Suasana Hati Rumit
- Bab 304 Penuh Antisipasi
- Bab 305 Menghadapi Serangan
- Bab 306 Sementara Waktu Menghindar Dari Bahaya.
- Bab 307 Banyak Melakukan Kegagalan.
- Bab 308 Wanita Cantik Adalah Bencana.
- Bab 309 Kemampuannya Di Atas Satu Langkah.
- Bab 310 Sedikit Keterlaluan.
- Bab 311 Bangun Dari Mimpi Buruk
- Bab 312 Malam Terlalu Dingin
- Bab 313 Aturan Bertahan Hidup
- Bab 314 Perbedaan Kualitatif
- Bab 315 Desa Perbatasan
- Bab 316 Terlambat
- Bab 317 Penolong
- Bab 318 Perangkap
- Bab 319 Kecelakaan Membawa Berkat
- Bab 320 Secara Adil
- Bab 321 Senjata Ilegal
- Bab 322 Serangan Roket
- Bab 323 Serangan Balik Di Situasi Berbahaya
- Bab 324 Tidak Membiarkan Orang Yang Akan Menimbulkan Kerugian Untuk Orang Lain Tetap Hidup
- Bab 325 Desa Kecil Tanpa Orang
- Bab 326 Nyawa Di Ujung Tanduk
- Bab 327 Penyelamat Sudah Tiba
- Bab 328 Berangkat Pada Malam Ini Juga
- Bab 329 Melepaskan untuk Kemudian Menangkap
- Bab 330 Tipu Daya yang Cerdas
- Bab 331 Terbongkar
- Bab 332 Situasi Berubah
- Bab 333 Warga Negara yang Dihormati
- Bab 334 Memilih untuk Tidak Pulang
- Bab 335 Tidak Tahu Harus Berbuat Apa
- Bab 336 Sahabat Berkhianat
- Bab 337 Nasehat-Nasehat Berharga
- Bab 338 Perlu Buka Kartu
- Bab 339 Hotel Holiday Inn
- Bab 340 Hati Gusar
- Bab 341 Rencana Licik Yang Menakjubkan
- Bab 342 Kenyataan Yang Tidak Dapat Dimengerti
- Bab 343 Mendekati Kenyataan
- Bab 344 Menjalani Hidup Dengan Mabuk Dan Bermimpi
- Bab 345 Menyaksikan Keajaiban
- Bab 346 Keberuntungan yang Dahsyat
- Bab 347 Mengagetkan Semua Orang
- Bab 348 Memahami Prinsip
- Bab 349 Suami-Istri Bersitegang
- Bab 350 Memancing Diskusi
- Bab 351 Ambisius
- Bab 352 Membangun kepercayaan
- Bab 353 Senjata pembunuh
- Bab 354 Saling menipu
- Bab 355 Sedikit pusing
- Bab 356 Berharap bertemu
- Bab 357 Memberikan Peringatan
- Bab 358 Langsung Beraksi
- Bab 359 3 Orang 3 Hati
- Bab 360 Prioritas
- Bab 361 Langsung Beraksi
- Bab 362 Percakapan Suami-Istri