The Revival of the King - Bab 301 Berani dan Jago

Di sudut Louis Bar, lebih dari selusin prajurit bayaran telah berkumpul. Langsung datang kemari begitu menerima kabar, mereka siap menerima perintah untuk membunuh Terry Fan.

Di samping masing-masing mereka, tanpa kecuali, duduklah gadis-gadis bar duduk.

Mereka semua menerima foto Terry Fan di ponsel masing-masing.

Ada foto depan, samping, dan sekujur tubuh.

Setelah melihat foto Terry Fan dan membaca informasi terkait penampilannya, seorang pria besar tidak bisa menahan senyum dan berkomentar, “Ya ampun, jadi ini sosok legendaris di Kota C itu? Apakah itu lelucon saja? Bagaimana bisa? Ia rasanya sangat mirip dengan pelajar oriental yang berjalan di tepi jalan negara barat.”

Pria besar lain membalas: “Orang-orang oriental mementingkan kecerdasan. Bisa jadi andalan Terry Fan ini bukanlah keterampilan berkelahi, melainkan kecemerlangan otak.”

“Tidak,” Seorang pria yang duduk di sebelah mendebat, “Aku pernah mendengar tentangnya. Dia adalah seniman bela diri yang sangat kuat, juga punya keterampilan menembak yang luar biasa.”

“Kamu sudah banyak menonton film bela diri oriental? Yang mereka sebut kungfu tidak lebih dari mempertunjukan kebugaran fisik, memfilmkannya, dan tampil di atas panggung. Jika bertanding satu lawan satu, jangankan pakai bela diri kita yang tidak ada aturannya, pakai tinju kelas berat kita saja, mereka pasti tidak bisa mengalahkan kita.”

“Tidak,” Seorang gadis bar tersenyum: “Aku rasa kamu memiliki beberapa kesalahpahaman tentang orang oriental. Jangan lihat tubuh mereka yang mayoritas pendek. Mereka itu cukup lihai di ranjang.”

Ucapannya menimbulkan banyak tawa.

“Apa yang kalian tertawakan?” Wanita itu tampak sedikit tidak puas dan menambahkan: “Mereka tidak hanya lihai di ranjang, namun juga murah hati. Kami biasanya kesulitan menemukan pelanggan dan hanya bisa menghasilkan lima puluh dolar dari tiap pelanggan. Mereka sekali kasih uang bisa lima ratus dolar.”

“Itu karena sistem yang berbeda. Negara mereka tidak memiliki wanita dengan pekerjaan seperti kalian. Sekalinya ke luar negeri, mereka akan menganggap kalian sebagai dewi dan memberi bayaran dengan sangat dermawan.”

Ada suara tawa lagi di antara mereka yang hadir.

Seseorang yang nampak seperti pimpinan mengetuk konter bar: “Oke, menurut informasi yang dapat dipercaya, Terry Fan sudah turun dari pesawat dan tengah naik taksi kemari. Mungkin dia sudah mencapai kota. Ayo kita keluar dan mencarinya. Kapan pun dan di mana pun, begitu melihat sosoknya, langsung bunuh tanpa ampun.”

“Baik, pimpinan!”

“Nona-nona, siapa pun yang bertemu dengannya dan berhasil membawanya ke tempat tidur akan mendapat hadiah lima ribu dolar!”

“Astaga——”

Semua wanita menjerit antusias. Jika tidak mendapat pelanggan pria oriental, entahlah mereka harus melayani berapa pria untuk memperoleh lima ribu dolar.”

Tepat ketika mereka mau bangkit berdiri, Terry Fan berjalan dengan menggendong Kalvin Chang. Ketika secara tidak sengaja melihat ke belakangnya, mereka menemukan Peter Chen dan Stella Dong membuntuti dua orang itu. Sudah terlambat bagi mereka untuk pergi.

Terry Fan menyapukan pandangan ke dalam bar dan menemukan bahwa ada hampir dua puluh pria dan wanita yang secara bersamaan menatapnya dengan takjub.

Semua orang terkejut dengan kedatangannya.

Seorang pria kulit putih besar, yang berdiri di depan pintu, mengulurkan tangan untuk memblokirnya.

Tidak berbicara, Terry Fan hanya memandanginya.

Pria kulit putih itu mengangkat bahu: “Maaf, di kondisi luar biasa seperti sekarang, tidak ada orang yang boleh masuk bar dengan membawa senjata.”

Jelas, ia ingin meraba dan mengecek tubuh Terry Fan.

Yang dihadang menjawab dingin: “Panggil pimpinan Anda!”

Pria kulit putih menggelengkan kepala dan menanggapi, “Aku tidak paham apa yang kamu katakan.”

Terry Fan memeluk Kalvin Chang dan berbalik seratus delapan puluh derajat, lalu menendangkan satu kaki langsung ke leher orang kulit putih itu.

Pria kulit putih itu, yang bertinggi badan satu koma sembilan meter dan memiliki berat setidaknya seratus lima belas kilogram, langsung dibuat terbang oleh tendangan itu.

Jatuh ke belakang dengan cepat, tubuh besarnya menimpa meja. Yang pecah berkeping-keping bukan hanya kaca meja, melainkan juga barang-barang yang ditaruh di atasnya.

Peter Chen dan Terry Fan saling memandang: Gila, langsung main fisik tanpa bicara apa-apa?

Melihat adegan ini, gadis-gadis bar menutup mulut dengan telapak tangan.

Prajurit bayaran yang terlatih berdiri secara bersamaan dan mengeluarkan senjata masing-masing. Ada yang senjatanya pistol canggih, ada yang pistol sederhana.

Sepertinya sudah punya persiapan, begitu menendang pria kulit putih itu, Terry Fan mengikuti arah jatuhnya dan menaruh tubuh Kalvin Chang di konter bar.

Sebelum pria itu bisa bereaksi, Terry Fan melingkarkan satu lengan di lehernya, kemudian mengeluarkan pistol dari pinggang dengan tangan yang lain. Ia menggigit baut pistol dengan giginya dan mengarahkan pistoil ke pinggang si pria kulit putih.

Seorang pria kulit hitam, yang duduk di sebelah dan bertinggi badan hampir dua meter, sepertinya lebih berat dari pria kulit putih. Tubuhnya nampak kuat, lengannya juga panjang.

Pria kulit hitam itu mengayunkan tangan untuk meninju Terry Fan.

Saat tinjunya hanya berjarak sepuluh sentimeter dari pangkal hidung si target, terdengarlah bunyi “klik”. Panah seukuran lima belas sentimeter yang muncul dari dalam kepalan tangannya muncul dan menusuk tenggorokan Terry Fan.

Gila, dari mana datangnya panah ini? Saking kencangnya ayunan tangannya, siapa pun pasti tidak akan mampu lolos dari tusukan panah dan tinjunya.

Peter Chen dan Stella Dong kaget dengan keringat dingin. Sudah terlambat bagi mereka untuk menghentikan gerakannya.

Bersembunyi pun sudah tidak keburu.

Terry Fan menciutkan leher dan membuka mulut. Besar lubang mulutnya cukup untuk menahan panah itu, kemudian ia melancarkan tendangan ke pria kulit hitam.

Kali ini, alih-alih menendang sambil terbang, ia menendang dari bawah ke atas.

Pria berkulit hitam, yang punya berat badan sekitar seratus lima puluh kilogram, ditendang ke udara. Kepalanya langsung membenturkan lampu kristal di atap.

Sebelum sempat berteriak, pria itu sudah jatuh dari udara. Saat dia masih bergerak jatuh, Terry Fan menendang kursi yang berada di depannya. Begitu benar-benar jatuh, selangkangan pria itu tersangkut di sandaran kursi.

Krek! Sandaran kursi langsung patah. Gila, kalau sudah urusan selangkangan membentur sesuatu, rasa sakitnya sama sekali bukan main. Ia kesakitan hingga mata membelalak dan mulut ternganga.

“Ah——”

Semua pria yang ada di sini secara bersamaan berseru rendah. Mereka tahu betapa sakitnya testis ketika terjedot sesuatu, mereka sungguh tahu.

Tidak tertarik memberi lawannya kesempatan menarik nafas, Terry Fan melancarkan tendangan lagi. Tendangan yang ini langsung mengenai perut pria kulit hitam. Tubuh besar pria itu terbang terbalik, kemudian jatuh ke tiga hingga empat wanita. Dua pria besar yang bersiap menangkapnya juga tersenggol hingga terhuyung beberapa langkah dan terduduk di lantai.

Pada momen ini, bar jadi benar-benar sunyi.

Mata semua yang ada di tempat seperti tengah berlomba menjadi yang paling terbelalak. Mereka menatap Terry Fan dengan tercengang. Tidak satu orang pun berani percaya bahwa semua yang mereka saksikan barusan bukan mimpi!

Apanya yang siswa oriental di sisi jalan negara barat ini?

Tidak heran Terry Fan ini dinobatkan sebagai sosok legendaris!

Novel Terkait

Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu