The Revival of the King - Bab 275 Jangan Berpura Lembut
Terry Fan memperkenalkan mereka padanya dan keduanya terdiam sesaat, merasa sedikit akrab satu sama lain. Mereka menyadari setelah Terry Fan menyebutkan bahwa suami Yunisha Yang adalah Liu Kenan Liu dan suami Helena Hu adalah Johan Pang.
Saat pertukaran perayaan antar teman sekelas, mereka pernah bertemu sebagai identitas istri, hanya mengangguk dan tersenyum. Mereka tidak terlalu berbicara dan tidak berkomunikasi setelahnya.
Terry Fan juga menjelaskan kepada Yunisha Yang bahwa di masa depan, baik itu penjualan atau investasi, selama ada kegiatan, semua perencanaan dan tata krama akan diserahkan kepada Helena Hu.
Ketika Helena Hu mendengar ini, dia tampak sangat bersemangat dan merasa bahwa perjalanan ini sangat berharga, dia menerima dua pesanan besar sekaligus.
Tentu saja, jika melalui hubungan lain, keuntungan Helena Hu hari ini dapat dikatakan cukup memuaskan, tetapi karena Terry Fan, ia merasa ini baru permulaan dan manfaat yang lebih besar pasti masih akan datang.
Setelah menjelaskan masalahnya, Terry Fan masih meminta Helena Hu untuk menunggu di dalam mobil dan kemudian meminta Yunisha Yang untuk mengikutinya ke atas.
Setelah tiba di kantor Hans Duan, Terry Fan menutup pintu dan mencium Yunisha Yang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Setelah membiarkan dia menikmatinya sebentar, Yunisha Yang memiringkan kepalanya dan bertanya dengan heran: "Aku dengar kamu berada di pintu tadi malam dan berurusan dengan 30 preman sendirian. Apakah itu benar?"
Terry Fan menggelengkan kepalanya: "Gadis kecil itu memberitahumu? Aku tidak bisa menahannya saat itu, tiga puluh orang bergegas ke depan. Jika aku tidak melawan, aku akan dipotong menjadi potongan daging!"
"Aku hanya terkejut. Mengapa teman sekelas mengatakan bahwa kamu pengecut tetapi kamu begitu hebat?"
"Itu hanya bisa dikatakan bahwa teman sekelasku masih sekolah menengah, dan aku sudah dewasa!"
Setelah berbicara, dia membungkuk dan mencium Yunisha Yang.
Setelah menunggunya menikmatinya beberapa saat, Yunisha Yang membuka mulutnya lagi dan bertanya, "Kapan kamu berhubungan dengan Helena Hu?"
Terry Fan terkejut dan berpikir: Apakah semua wanita adalah hewan yang sensitif secara alami?
Dia berpura-pura heran dan bertanya, "Apanya?"
“Dasar masih bisa berpura-pura, kamu kira aku masih kecil?” Yunisha Yang meremas hidung Terry Fan dengan lembut: “Perkataanmu hari ini sepertinya berbeda dari yang lalu. Suamiku dan suaminya tidak menindasmu dulu bukan? Sekarang kamu ingin membalas dendam terhadap Kenan Liu dan Johan Pang melalui aku dan dia, kan? "
Ketika seseorang mengekspos perkataan sebenarnya secara langsung sangatlah tidak enak.
Terry Fan melepaskan tangannya dan hendak berbalik. Yunisha Yang segera memeluknya: “Jangan, kenapa temperamenmu begitu besar? Aku hanya bercanda, lupakan jika tidak mau, aku tidak akan bercanda denganmu lagi di masa depan. "
"Tidak apa-apa, aku tidak marah."
"Masih bilang gak marah?"
"Benar-benar gak."
"Kalau begitu ciumlah aku!"
Terry Fan menghela nafas dan menciumnya sebentar. Yunisha Yang berpikir ini adalah kesempatan yang baik, masih ada waktu sebelum makan siang. Jika bergegas masih bisa santai sebentar.
Dia segera mengulurkan tangan untuk melepaskan tali pinggang Terry Fan, dan Terry Fan segera menghentikannya.
"Kenapa, masih marah?"
"Tidak, ini adalah hal yang indah, setidaknya ketika kita melakukan hal semacam ini untuk pertama kalinya, seharusnya memilih lingkungan yang hangat dan romantis, tidak boleh berada di kantor. Hal terpenting, aku akan segera pergi ke luar negeri dan tidak punya banyak waktu. Aku akan memberi tahu kamu sesuatu yang penting. "
Yunisha Yang segera menahan senyumannya dan mengangguk serius: "Apakah sesuatu terjadi? Aku menelepon Dirut pagi tadi, dia berkata dia telah pergi ke luar negeri dan tidak bertanya tentang perusahaan lagi."
Terry Fan meraih tangan Yunisha Yang dan memintanya untuk duduk di kursi bos Hans Duan Sebelum Terry Fan berbicara, detak jantung Yunisha Yang berhenti berdetak dengan cepat.
Kemarin dia baru saja ditunjuk sebagai manajer umum, dirinya khawatir tidak bisa melakukan pekerjaan itu, tetapi setelah didorong oleh Terry Fan untuk duduk ke posisi itu, dia menjadi bersemangat.
Terry Fan membuka laci, mengeluarkan tas dokumen dan berkata kepada Yunisha Yang: "Selama Hans Duan pergi, kamu sementara akan bertindak sebagai dirut, di dalamnya ada KTP dan segel pribadinya, kamu akan mengurus semua pemasukkan dan pengeluaran kantor di masa depan. "
"Bagaimana aku berkualifikasi?"
"Jadi kamu harus mencobanya dulu, dan kamu akan diangkat setelah lulus."
Yunisha Yang sedikit linglung, merasa seperti berada di kabut.
"Ada dua hal yang harus kamu ingat, pertama, di kota Jiang ini, hanya kamu yang tahu bahwa perusahaan ini milikku, kamu tidak boleh membicarakan masalah ini kepada siapa pun, termasuk Kenan Liu dan Valentine Li."
Yunisha Yang mengangguk.
Kedua, kepergianku ke luar negeri kali ini, tidak tahu kapan akan kembali, mungkin tidak akan pernah kembali. Meski begitu, bagaimana perusahaan seharusnya beroperas, tidak boleh dihentikan. Semua keuntungan yang didapatkan selain untuk mempertahankan pengeluaran normal akan masuk ke akun asli, meskipun aku tidak kembali, orang akan datang untuk menerima perusahaan ini, apakah kamu mengerti? "
"Mengerti, mengapa aku merasa kamu akan hilang selamanya?"
"Lebih baik mempersiapkan paying sebelum hujan."
Terry Fan tersenyum dan membungkuk untuk menciumnya: "Baiklah, aku sudah terlambat, aku harus pergi."
Terry Fan baru ingin berdiri tegak, Yunisha Yang tiba-tiba memeluk lehernya, memerah, dan berkata dengan malu-malu: "Bos, aku ... ingin ..."
Terry Fan menepuk wajahnya: "Aku juga mau, hanya saja tidak punya cukup waktu."
"Tapi..."
"Apa?"
"Kamu memberiku begitu banyak, aku tidak memberimu apa-apa, biarkan aku ..."
"Siapa bilang kamu tidak memberiku apapun, apakah pelukan dan ciuman hangat tidak termasuk?"
Wah, bahkan ini juga sangat berharga?
Yunisha Yang tersenyum canggung.
Terry Fan mencubit wajahnya: "Jangan berpikir bahwa ini adalah perpisahan, aku hanya melakukan beberapa persiapan. Ingatlah semua ini hanyalah hutang, aku akan melipatgandakannya saat kembali."
"Kamu adalah anak anjing jika tidak menggandakannya!"
"Baik."
Terry Fan mengecek waktu, saat itu baru jam sepuluh pagi, masih ada dua jam sebelum makan siang.
Dia kembali ke mobil dan bertanya kepada Helena Hu apakah ada hal lain yang harus dia lakukan. Kepala Helena Hu bergetar dan berulang kali mengatakan tidak.
Terry Fan segera memintanya untuk pergi ke Kuil Taoist Trinity di pinggiran barat.
Helena Hu bertanya secara tidak terduga: "Aku mendengar Johan Pang berkata bahwa kamu telah pergi dari kota Jiang selama bertahun-tahun. Bagaimana kamu tahu ada Kuil tersebut di pinggiran barat? Itu baru dibangun dalam dua tahun terakhir."
"Kuil Taoist Trinity sudah ada sejak lama, tapi skalanya sangat kecil, kalian tidak mengetahuinya."
"Seni bela dirimu sangat tinggi, apakah kamu pendeta di kuil itu?"
“Lalu apakah kamu pernah melihat seorang pendeta Tao yang begitu galak dan begitu kasar sepertiku?” Terry Fan mencubit wajah Helena Hu.
Helena Hu sedikit tersenyum: "Jika kamu tidak mengatakannya, aku benar-benar tidak berani mengatakan bahwa kamu begitu kasar!"
"Benarkah?"
"Jika kamu tidak kasar lalu apa aku?"
"Aku lupa. Bagiku, kamu terlihat feminim."
"Kalau Yunisha Yang?"
Apakah semua wanita seperti ini?
"Apa maksudmu?"
Helena Hu mendengus dingin: "Seekor rubah ribuan tahun masih perlu berpura-pura untuk menjadi lembut?"
Novel Terkait
My Superhero
JessiLove And War
JaneMy Lady Boss
GeorgeMenantu Hebat
Alwi GoHabis Cerai Nikah Lagi
GibranNikah Tanpa Cinta
Laura WangMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniThe Revival of the King×
- Bab 1 Teman Sekelas Yang Cantik
- Bab 2 Kesepakatan yang Menghina
- Bab 3 Bahan Tertawaan Seluruh Orang
- Bab 4 Dihina Lagi
- Bab 5 Keduanya Bertemu
- Bab 6 Pembalasan
- Bab 7 Sahabat Sejati
- Bab 8 Menangis Tersedu-Sedu
- Bab 9 Unit Rawat Intensif
- Bab 10 Kebetulan Bertemu
- Bab 11 Harus Melapor Polisi
- Bab 12 Keras Kepala
- Bab 13 Mutiara Sejahtera Corp.
- Bab 14 Pertemuan Di Rumah Sakit
- Bab 15 Ambang Batas Kesabaran
- Bab 16 Penyesalan Yang Muncul Karena Sikap Keterlaluan
- Bab 17 Lawan Yang Selalu Saja Bertemu
- Bab 18 Perasaan Yang Berkonflik
- Bab 19 Peristiwa Yang Benar Adanya
- Bab 20 Emosi Yang Memuncak
- Bab 21 Kebetulan Hendak Mencarimu
- Bab 22 Berpikiran Sempit
- Bab 23 Pembalasan Instan
- Bab 24 Sujud Yang Mengejutkan
- Bab 25 Setiap Pelaku Mempunyai Alasan Tersendiri
- Bab 26 Perasaan Tidak Tenang
- Bab 27 Tertegun
- Bab 28 Melewati Semuanya
- Bab 29 Ikatan Yang Menjauh
- Bab 30 Penyesalan Terhadap Tindakan Di Masa Lalu
- Bab 31 Hati Yang Berkecamuk
- Bab 32 Terkejut Setengah Mati
- Bab 33 Ingin Menangis Tapi Tidak Ada Air Mata
- Bab 34 Hatinya Merasa Sangat Tidak Nyaman
- Bab 35 Kesalahpahaman Semakin Besar
- Bab 36 Perasaan Krisis
- Bab 37 Mengejutkan
- Bab 38 Pandai Bersilat Lidah
- Bab 39 Sangat Menyesal
- Bab 40 Berbeda Jauh
- Bab 41 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 42 Memberikan Barang Pemberian Orang Lain
- Bab 43 Bertemu Teman Sekelas Lama Lagi
- Bab 44 Bingung
- Bab 45 Datang Mencari Masalah
- Bab 46 Tidak Berani Tampil
- Bab 47 Malu Sendiri
- Bab 48 Sesuatu Terjadi Tentu Ada Sebabnya
- Bab 49 Gugup Sekali
- Bab 50 Tidak Bisa Mengerti
- Bab 51 Menyesal
- Bab 52 Semuanya Sandiwara
- Bab 53 Berkata Sembarangan
- Bab 54 Marah Hingga Muntah Darah
- Bab 55 Perubahan yang Besar
- Bab 56 Tidak Dapat Ditoleransi
- Bab 57 Mutiara Sejahtera
- Bab 58 Menyelidiki
- Bab 59 Rencana Pembalasan
- Bab 60 Terkejut
- Bab 61 Sudah Bukan Yang Dulu Lagi
- Bab 62 Tak Bisa Ditahan
- Bab 63 Nasehat Yang Bagus
- Bab 64 Datang Dengan Persiapan
- Bab 65 Menggertak
- Bab 66 Masalah Muncul Karena Sebab
- Bab 67 Marah Sekali
- Bab 68 Sial Dan Tidak Beruntung
- Bab 69 Menolak Melihat Kebenaran
- Bab 70 Asal Usul Yang Jelas
- Bab 71 Bersikeras Dengan Pendapat Sendiri
- Bab 72 Memeriksa Keadaannya
- Bab 73 Rasa Iri Yang Menggila
- Bab 74 Berinisiatif Menyapa
- Bab 75 Tidak Bisa Mempercayainya
- Bab 76 Perkataan Yang Masuk Akal
- Bab 77 Menebus Kesalahan
- Bab 81 Ruang VIP KTV
- Bab 78 Benar-Benar Tidak Menduganya
- Bab 79 Menebus Hutang Lama
- Bab Menyadari Bahaya Di Saat-saat Akhir
- Bab 82 Serangan yang Luar Biasa
- Bab 83 Pertempuran yang Mengerikan
- Bab 84 Sedikit Menyesal
- Bab 85 Meminta Maaf Dan Memberi Hadiah
- Bab 86 Memberi Wajah
- Bab 87 Keributan Di Ruang Rawat
- Bab 88 Operasi Berhasil
- Bab 89 Membereskan Willy Wang
- Bab 90 Kata-Kata Dan Kasih Sayang yang Dalam
- Bab 91 Menyelesaikan Kesalahpahaman
- Bab 92 Hati Diganti Hati
- Bab 93 Sebuah Drama
- Bab 94 Memang Kaya Itu Sangat Bagus
- Bab 95 Teman Sekolah Datang Menjenguk
- Bab 96 Kebetulan Bertemu Dengan Kenalan
- Bab 97 Ketakutan
- Bab 98 Ingin Memenangkannya
- Bab 99 Ayah Dan Anak Yang Kejam
- Bab 100 Ada Hal Yang Ingin Dibicarakan
- Bab 101 Saling Beradu.
- Bab 102 Rasa Sakit Tidak Tertahankan.
- Bab 103 Mencurahkan Apa Yang Ada Di Otaknya.
- Bab 104 Berseteru.
- Bab 105 Dipermalukan Di Depan Semua Orang.
- Bab 106 Perlelangan Yang Hampir Gagal.
- Bab 107 Pemuda Kaya Raya.
- Bab 108 Mengacaukan Rencana
- Bab 109 Sebuah Keadaan Mendadak Yang Menimbulkan Sebuah Kesalahan
- Bab 110 Perasaan Hati Yang Tidak Baik
- Bab 111 Masalah Internal dan Agresi Asing
- Bab 112 Keadaan Yang Kacau
- Bab 113 Dimana-mana Terancam Oleh Bahaya
- Bab 114 Siap Untuk Bertindak
- Bab 115 Merasa Ketakutan dan Tidak Tenang
- Bab 116 Pertemuan Yang Sempit
- Bab 117 Penuh Drama
- Bab 118 Berusaha Meningkatkan Rasa Kehadiran
- Bab 119 Saling Memberi Simpati
- Bab 120 Mengendalikan Semuanya
- Bab 121 Ibu Yang Aneh
- Bab 122 Vila Gunung Min
- Bab 123 Semua Yang Di Lihat Dan Di Dengar Terasa Sangat Segar
- Bab 124 Bertarung Dengan Sangat Sengit
- Bab 215 Tidak Ingin Kalah
- Bab 126 Mencurigakan
- Bab 127 Mengakui Putri Angkat
- Bab 128 Memiliki Pemikiran Masing-Masing
- Bab 129 Tidak Bisa Menyelesaikan Perkataan
- Bab 130 Katakan Baik-Baik
- Bab 131 Semua Ada Ceritanya
- Bab 132 Mengeluh
- Bab 133 Mencapai Pemahaman Rahasia
- Bab 134 Rekaman Telepon
- Bab 135 Mengupas Habis
- Bab 136 Perlahan-lahan Menjadi Cerah
- Bab 137 Mengobati Sesuai Gejala
- Bab 138 Dekorasinya Terlalu Bagus
- Bab 139 Kasih Yang Tak Ternilai
- Bab 140 Terkejut Senang
- Bab 141 Ini Hal Besar
- Bab 142 Keinginan Nenek
- Bab 143 Tiga Wanita
- Bab 144 Semua Adalah perangkap
- Bab 145 Mengerahkan Seluruh Kemampuan
- Bab 146 Pertengkaran Ibu dan Anak
- Bab 147 Ragu
- Bab 148 Mengusahakan Yang Terbaik Walaupun Telah Salah Langkah
- Bab 149 Baru Pertama Kalinya
- Bab 150 Misi
- Bab 151 Sinyal Kematian
- Bab 152 Terus Menguji
- Bab 153 Semua Hanya Akting
- Bab 154 Penyesalan
- Bab 155 Kencan di Siang Hari
- Bab 156 Teman Makan Teman
- Bab 157 Kehidupan yang Memaksa
- Bab 158 Sahabat Menyusahkan
- Bab 159 Tergoda Hatinya
- Bab 160 Tidak Mau Tanda Tangan
- Bab 161 Masalah Kehidupan
- Bab 162 Merasa Sangat Puas
- Bab 163 Wanita Bernasib Buruk
- Bab 164 Dipermainkan Orang
- Bab 165 Orang Kaya Yang Sederhana
- Bab 166 Menembus Rekor
- Bab 167 Kagum Dan Cemburu
- Bab 168 Grup Yang Bergosip
- Bab 169 Bicara Dari Pengalaman
- Bab 170 Nasehat Ibu Tiri
- Bab 171 Pulang
- Bab 172 Menjadi Seperti Air
- Bab 173 Membuat Kesempatan
- Bab 174 Pergerakan Rahasia
- Bab 175 Datang Sendiri
- Bab 176 Pemula
- Bab 177 Memalukan
- Bab 178 Agen Spesial
- Bab 179 Timbul Pemikiran
- Bab 180 Mempercayakan Seumur Hidup
- Bab 181 Menghadapi Pilihan
- Bab 182 Perlu Diselesaikan
- Bab 183 Menaruh Investasi Untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 184 Mengikuti Petunjuk Yang Ada
- Bab 185 Agen Spesial
- Bab 186 Mencegah Terlebih Dahulu
- Bab 187 Membongkar Identitas
- Bab 188 Ternyata Dia
- Bab 189 Tak Bisa Kembali
- Bab 190 Harus Dilanjutkan
- Bab 191 Wanita Yang Selalu Berubah
- Bab 192 Pembalasan Dendam Yang Manis
- Bab 193 Tidak Ada Yang Perlu Diragukan
- Bab 194 Sengaja Mempersulit Keadaan
- Bab 195 Bisnis Bernilai Satu Miliyar Yuan
- Bab 196 Tidak Ingin Menjadi Tumpuan
- Bab 197 Menerima Kebaikan
- Bab 198 Mendapatkan Keuntungan Dari Dua Belah Pihak
- Bab 199 Merasa Tidak Senang Di Dalam Hati
- Bab 200 Datang Satu Demi Satu
- Bab 201 Menjadi Bingung Sendiri
- Bab 202 Menyembunyikan
- Bab 203 Melampiaskan
- Bab 204 Berkelahi
- Bab 205 Mengatur Segalanya
- Bab 206 Beraturan
- Bab 207 Meyakinkan Secara Rasional
- Bab 208 Mencapai Kesepakatan Secara Diam-Diam
- Bab 209 Hasil Awal
- Bab 210 Risau
- Bab 211 Memiliki Rencana Lain
- Bab 212 Penderitaan Hati
- Bab 213 Setahap Demi Setahap Dilakukan Dengan Hati-Hati
- Bab 214 Menghentikan Akhir Yang Buruk
- Bab 215 Tersentuh Dengan Apa Yang Dilihat
- Bab 216 Tak Tahu Malu
- Bab 217 Memotivasi Orang Untuk Membuat Masalah
- Bab 218 Selangkah Demi Selangkah
- Bab 219 Tidak Akan Menikah Lagi
- Bab 220 Adegan Bahagia Dan Harmonis
- Bab 221 Hubungan Darah Lebih Erat Dari Apapun
- Bab 222 Tidak Tahan Lagi
- Bab 223 Lolos
- Bab 224 Kecerdasan Dan Keberanian
- Bab 225 Adegan Mendebarkan
- Bab 226 Menghadiri Pertemuan Beresiko
- Bab 227 Beraksi Di Tempat
- Bab 228 Ada Yang Membantu
- Bab 229 Tidak Terbayangkan
- Bab 230 Melampiaskan Amarah
- Bab 231 Penyelamat Datang
- Bab 232 Menunggu Waktu
- Bab 233 Perlahan-lahan Melunasi
- Bab 234 Kejadian Akan Terjadi Saat Situasinya Lengkap
- Bab 235 Cepat Kabur
- Bab 236 Ada Penyebab di Balik Masalah
- Bab 237 Sudah Memiliki Rencana Yang Matang
- Bab 238 Ada Dimana-mana
- Bab 239 Secara Berurutan
- Bab 240 Siapa Yang Mendalangi
- Bab 241 Sudah Seharusnya Berterus Terang
- Bab 242 Sungguh Tidak Mengetahuinya
- Bab 243 Menanti Pergantian
- Bab 244 Peralihan Perang
- Bab 245 Ada Alasan Lain
- Bab 246 Diperalat Orang Lain
- Bab 247 Ajaran Secara Diam-diam
- Bab 248 Penyebaran Cepat
- Bab 249 Berbahaya
- Bab 250 Siapa Yang Mengutus Ini
- Bab 251 Ternyata Itu Dia
- Bab 252 Mendapat Masalah
- Bab 253 Janji
- Bab 254 Menghadapi Kesulitan Lagi
- Bab 255 Menyeberang Jalan
- Bab 256 Duluan Menangkap Orang Terpenting
- Bab 257 Bergegas Menyelesaikan Pertempuran
- Bab 258 Tampaknya Mengerikan, Tapi Tidak Berbahaya
- Bab 259 Dipercayakan Untuk Menjaga Keluarganya
- Bab 260 Aksi Gagal
- Bab 261 Bertindak Sesuai Dengan Situasi
- Bab 262 Kebocoran Informasi
- Bab 263 Menghalangi Jalan
- Bab 264 Dia Masih Memiliki Alasan
- Bab 265 Sediakan Payung Sebelum Hujan
- Bab 266 Terencana
- Bab 267 Bekerja Sama dalam Investasi
- Bab 268 Alasan Masalah Terjadi
- Bab 269 Bersiap Pergi
- Bab 270 Demii Perasaan
- Bab 271 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 272 Perkataan Yang Memilukan
- Bab 273 Draf Perjanjian
- Bab 274 Tidak Bisa Berkata Apapun
- Bab 275 Jangan Berpura Lembut
- Bab 276 Mengunjungi Guru
- Bab 277 Intuisi Yang Tajam
- Bab 278 Maksud Dari 4 Kata Itu
- Bab 279 Muncullah Wujud Aslinya
- Bab 280 Mendalam Dan Mendetail
- Bab 281 Tangisan Tak Terbendung
- Bab 282 Membujuk Dengan Teori
- Bab 283 Menggunakan Tindakan Untuk Mendapatkan Simpati
- Bab 284 Penuh Penyesalan
- Bab 285 Berusaha Untuk Berubah
- Bab 286 Perasaan Yang Sebenarnya
- Bab 287 Terlalu Tidak Terduga
- Bab 288 Punya Selera Tinggi
- Bab 289 Pemikiran Yang Cerdik
- Bab 290 Sangat Memuaskan
- Bab 291 Mencairkan Kesalahpahaman
- Bab 292 Rencana Pulang Negeri
- Bab 293 Konsentrasi
- Bab 294 Mendadak Sadar
- Bab 295 Mengenal Kembali
- Bab 296 Jauh Lebih Santai
- Bab 297 Bertemu Teman Baik
- Bab 298 Ada Alasannya
- Bab 299 Reaksi Berlebihan
- Bab 300 Melaporkan Setengah Mati
- Bab 301 Berani dan Jago
- Bab 302 Mencapai Kesepakatan
- Bab 303 Suasana Hati Rumit
- Bab 304 Penuh Antisipasi
- Bab 305 Menghadapi Serangan
- Bab 306 Sementara Waktu Menghindar Dari Bahaya.
- Bab 307 Banyak Melakukan Kegagalan.
- Bab 308 Wanita Cantik Adalah Bencana.
- Bab 309 Kemampuannya Di Atas Satu Langkah.
- Bab 310 Sedikit Keterlaluan.
- Bab 311 Bangun Dari Mimpi Buruk
- Bab 312 Malam Terlalu Dingin
- Bab 313 Aturan Bertahan Hidup
- Bab 314 Perbedaan Kualitatif
- Bab 315 Desa Perbatasan
- Bab 316 Terlambat
- Bab 317 Penolong
- Bab 318 Perangkap
- Bab 319 Kecelakaan Membawa Berkat
- Bab 320 Secara Adil
- Bab 321 Senjata Ilegal
- Bab 322 Serangan Roket
- Bab 323 Serangan Balik Di Situasi Berbahaya
- Bab 324 Tidak Membiarkan Orang Yang Akan Menimbulkan Kerugian Untuk Orang Lain Tetap Hidup
- Bab 325 Desa Kecil Tanpa Orang
- Bab 326 Nyawa Di Ujung Tanduk
- Bab 327 Penyelamat Sudah Tiba
- Bab 328 Berangkat Pada Malam Ini Juga
- Bab 329 Melepaskan untuk Kemudian Menangkap
- Bab 330 Tipu Daya yang Cerdas
- Bab 331 Terbongkar
- Bab 332 Situasi Berubah
- Bab 333 Warga Negara yang Dihormati
- Bab 334 Memilih untuk Tidak Pulang
- Bab 335 Tidak Tahu Harus Berbuat Apa
- Bab 336 Sahabat Berkhianat
- Bab 337 Nasehat-Nasehat Berharga
- Bab 338 Perlu Buka Kartu
- Bab 339 Hotel Holiday Inn
- Bab 340 Hati Gusar
- Bab 341 Rencana Licik Yang Menakjubkan
- Bab 342 Kenyataan Yang Tidak Dapat Dimengerti
- Bab 343 Mendekati Kenyataan
- Bab 344 Menjalani Hidup Dengan Mabuk Dan Bermimpi
- Bab 345 Menyaksikan Keajaiban
- Bab 346 Keberuntungan yang Dahsyat
- Bab 347 Mengagetkan Semua Orang
- Bab 348 Memahami Prinsip
- Bab 349 Suami-Istri Bersitegang
- Bab 350 Memancing Diskusi
- Bab 351 Ambisius
- Bab 352 Membangun kepercayaan
- Bab 353 Senjata pembunuh
- Bab 354 Saling menipu
- Bab 355 Sedikit pusing
- Bab 356 Berharap bertemu
- Bab 357 Memberikan Peringatan
- Bab 358 Langsung Beraksi
- Bab 359 3 Orang 3 Hati
- Bab 360 Prioritas
- Bab 361 Langsung Beraksi
- Bab 362 Percakapan Suami-Istri