The Revival of the King - Bab 286 Perasaan Yang Sebenarnya
Tak perlu dikatakan, saat menuju bandara di malam hari, polisi pasti akan datang, tetapi ada dua hal yang sangat penting perlu dilakukan di sore hari, Terry Fan tidak punya waktu untuk menjelaskan kepada Valentine Li, jadi dia hanya mengangguk lalu buru-buru menyesal.
Baru saja dia sampai di depan pintu, ponsel Terry Fan berdering, dia mengira itu telepon dari Ella Chen, tapi saat dia mengeluarkan ponsel dan melihatnya, itu adalah nomor dari orang tak dikenal.
"Halo, siapa ya?"
Suara seorang wanita yang sangat menyenangkan datang dari telepon, "Stella Dong. Hei pemimpin, bisa beri pernyataan yang meyakinkan tidak?"
Stella Dong?
Nama yang tidak dikenal memanggil dia pemimpin, apa mungkin salah telepon?
Oh, kapten tim SWAT wanita polisi bersenjata itu?
“Rupanya nona Dong ya? Aku bukan pemimpin. Oh, Aku lupa bilang, kita naik pesawat jam 2 pagi dan terbang dulu ke Negara C, lalu dari …."
Sebelum Terry Fan selesai berbicara, Stella Dong menutup telepon.
Apa-apaan!
Tadi masih memanggil dirinya pemimpi, lalu dia langsung menutup telepon sebelum aku selesai bicara, ngerti sopan santun tidak?
Terry Fan menggeleng, ketika dia bersiap hendak masuk ke jalan pejalan kaki, belum jalan beberapa ratus meter, telepon Stella Dong masuk lagi.
“Pemimpin, aku sudah membeli dua tiket ke Negara C, karena tidak punya KTP-mu, tiket pesawatnya kamu beli sendiri, nanti tinggal aku kembalikan uangmu."
Ternyata Stella Dong buru-buru menutup telepon untuk mengecek apakah ada tiket?
Terry Fan tahu, dari awal memang tidak banyak orang yang terbang ke daerah itu, belum lagi penerbangan di malam hari, ditambah Negara T sedang bertempur, hanya ada mereka yang terbang dari daerah itu kemari, sedikit orang yang terbang menuju daerah situ, jadi tidak perlu buru-buru beli tiket.
"Aku mengerti. Tapi uang tiketnya tidak perlu kalian ganti, aku sudah pernah bilang …."
“Malam pergi jam berapa?"
Gila, tidak sopan sekali, belum selesai bicara sudah disela? Sepertinya masih marah.
"Sebelas."
"Kusarankan sedikit lebih awal, akan memakan waktu satu jam untuk mengemudi, tapi kalau sampai terjadi hal di luar dugaan saat di sedang di jalan bagaimana?"
Bijaksana sekali pemikirannya, hanya saja temperamennya itu tidak bagus.
“Kalau begitu jam sepuluh."
"Kutunggu teleponmu."
Sebelum Terry Fan berkata ‘oke’, Stella Dong menutup telepon lagi.
Astaga!
Sudahlah, malas meladeninya.
Terry Fan berjalan ke persimpangan jalan pejalan kaki, ponsel berdering lagi.
Gila, jika kali ini Stella Dong lagi, aku akan menutup telepon begitu dia mulai berbicara!
Terry Fan mengeluarkan ponselnya dan melihat bahwa itu adalah telepon dari Monica Li.
Terry Fan tersenyum, setelah mengkliknya, dia langsung berkata, “Monica, tidak apa-apa, kalau tidak tanda tangan ya sudah, tidak masalah kok?"
“Bukan." Monica Li bertanya dengan prihatin, "Apakah perjalananmu ke luar negeri kali ini benar-benar berbahaya?”
"Tidak ada yang bahaya maupun tidak berbahaya, aku hanya mengantisipasi saja."
"Tapi apa yang kamu katakan sangat mengejutkan, kalau benar-benar berbahaya, jangan pergi ke luar negeri deh. Nenek telah menantikanmu selama beberapa tahun, dia menangis sampai buta, jika kali ini kamu benar-benar … apa nenek masih tetap bisa hidup? Hiks—"
Waduh!
Terry Fan tidak menyangka Monica Li akan menangis.
Selain itu dia tahu bahwa Monica Li itu bukannya mengkhawatirkan neneknya, melainkan mengkhawatirkan Terry Fan.
Terry Fan merasa sangat tidak nyaman di dalam hatinya, dia selalu merasa tidak ada cara untuk membalas kebaikan Monica Li seumur hidup ini, alangkah baiknya kalau dia bisa bertukar dengan Valentine Li!
"Jangan menangis, jangan menangis, tolong jangan sampai perlihatkan kepada Willy Wang, kita awalnya baik-baik saja, kalau kamu menangis, dia pasti tahu kamu menangis karena aku akan pergi, dan dia mungkin akan memikirkan suatu masalah."
Monica Li tersedak beberapa kali, "Terry, bisakah kamu tidak pergi saja?"
"Kali ini aku benar-benar harus pergi, selain itu nenek dan ayahku, hanya bisa mempercayakannya kepada kalian suami istri, jadi bagaimanapun juga, kamu harus menandatangani perjanjian itu dan menyimpannya untuk jaga-jaga!”
“Tapi ….”
Terry Fan awalnya ingin memotongnya, tapi dipikir-pikir, sekarang di dunia ini, jika ada orang yang merindukannya selain nenek dan ayahnya, mungkin hanya Monica Li saja.
Jadi dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, menunggu Monica Li melanjutkan.
Monica Li tersedak dan berkata, "Tapi aku tidak ingin tidak bisa melihatmu lagi dalam hidup ini."
Jika berganti ke wanita lain, Terry Fan pasti akan menggodanya, tapi Monica Li berbeda.
Tidak peduli bagaimana dia memperlakukan orang lain, Terry Fan tahu betul bahwa Monica Li selalu serius tentang dirinya, jika bercanda pada Monica Li, Monica Li pasti akan menganggap serius.
Misalnya Terry Fan ingin mengatakan, "Jika kamu bercerai, aku tidak akan pergi ke luar negeri", dia yakin Monica Li akan benar-benar menceraikan Willy Wang.
Jadi dia hanya bisa berkata dengan serius, “Monica, jangan khawatir, kalau terjadi masalah padaku, makanya itu alasan aku menyuruh kalian menandatangani surat perjanjian itu, itu hanya untuk antisipasi, kamu juga jangan begini, membuat beban pikiranku menjadi besar, awalnya tidak apa-apa, malah mungkin bisa jadi kenapa-kenapa."
Monica Li tercengang, dia dengan cepat berkata, "Oke, oke, oke, aku tidak akan mengatakan apa-apa lagi, aku akan segera tanda tangan, kamu harus aman dan selamat, cepatlah kembali."
“Tenang saja, Tuhan pasti akan memberkati orang baik."
Setelah menutup telepon, Terry Fan merasakan kehangatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
Betapapun kuatnya seseorang, tetap perlu diperhatikan, terlebih lagi Terry Fan adalah orang yang sudah dilupakan selama tujuh tahun, kesepian di negara asing memberinya keinginan untuk dirindukan dan diperhatikan.
Satu-satunya penyesalannya adalah, bagi Monica Li, selain secara finansial, dia tidak bisa mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Monica Li dengan cara lain apa pun.
Terry Fan melihat dari kejauhan, toko pakaian Mollie Ma dan Kenneth Chen, dia segera menghubungi nomor ponsel Mollie Ma.
Dalam hitungan detik, telepon terhubung.
"Hei, kakakku yang tampan, kamu masih ingat telepon aku rupanya?"
"Apakah kamu sendirian di toko?"
"Iya."
"Bisakah kamu keluar sebentar?"
“Bisa sekali, kamu dimana?”
"Jaraknya sekitar lima sampai enam ratus meter secara diagonal dari tokomu."
Mollie Ma berlari keluar dari toko dengan ponselnya dan melirik ke kiri dan ke kanan. Setelah melihat Terry Fan memanggilnya, dia langsung menghentak, “Kamu cepat kemari!"
"Aku belum makan siang, ayo pergi ke California Cafe bersama."
"Oke. Aku akan menelepon Kenneth Chen untuk datang menjaga toko."
"Oke, kalau begitu aku akan pergi ke kafe dulu, nanti kamu menyusul ya."
"Oke!"
Mollie Ma segera menelepon Kenneth Chen dan memintanya untuk bergegas ke toko untuk menjaga toko tersebut, dia ada urusan harus pergi.
Kenneth Chen sedang istirahat makan siang di rumah, dia mengiyakan dalam keadaan linglung.
Mollie Ma mendesak, "Cepat, aku pergi dulu, nanti kamu buka pintunya sendiri."
Setelah selesai bicara, dia pergi ke kamar mandi terlebih dahulu, kemudian merias wajahnya di cermin, menyemprotkan parfum ke leher dan ketiaknya dalam waktu yang lama, lalu keluar dengan tergesa-gesa.
Jarak California Cafe agak jauh dari sini, dia berlari ke luar dan menghentikan taksi, lalu langsung bergegas kesana.
Dari awal dia merasa berhutang pada Terry Fan, belakangan Terry Fan membantunya lagi, dan meminta Jacky Hong untuk membawa saudaranya meminta maaf, cukup memberi muka.
Terakhir kali, Jacob Shen dan Johan Pang membicarakan sesuatu di grup kelas, Daisy Fang mengambil kesempatan untuk berkonflik dengan Valentine Li dan Gordon Zhang.
Mollie Ma mengambil screenshot dari isi obrolan tersebut ke Terry Fan, hanya untuk membuatnya kesal, kemudian menunggu dia untuk menelepon dan melampiaskan amarahnya padanya.
Tidak disangka, menunggu beberapa hari, baru masuk telepon ini.
Memikirkan hal ini, dia sedang duduk di dalam taksi, sedikit gemetar karena rasa semangat.
Setelah turun dari taksi, dia hendak pergi ke supermarket untuk membeli satu kotak kondom, setelah ragu-ragu sejenak, akhirnya dia menyerah, lalu berbalik dan berjalan ke dalam kafe.
Novel Terkait
Pergilah Suamiku
DanisTakdir Raja Perang
Brama aditioYama's Wife
ClarkSi Menantu Dokter
Hendy ZhangAir Mata Cinta
Bella CiaoDewa Perang Greget
Budi MaThe Revival of the King×
- Bab 1 Teman Sekelas Yang Cantik
- Bab 2 Kesepakatan yang Menghina
- Bab 3 Bahan Tertawaan Seluruh Orang
- Bab 4 Dihina Lagi
- Bab 5 Keduanya Bertemu
- Bab 6 Pembalasan
- Bab 7 Sahabat Sejati
- Bab 8 Menangis Tersedu-Sedu
- Bab 9 Unit Rawat Intensif
- Bab 10 Kebetulan Bertemu
- Bab 11 Harus Melapor Polisi
- Bab 12 Keras Kepala
- Bab 13 Mutiara Sejahtera Corp.
- Bab 14 Pertemuan Di Rumah Sakit
- Bab 15 Ambang Batas Kesabaran
- Bab 16 Penyesalan Yang Muncul Karena Sikap Keterlaluan
- Bab 17 Lawan Yang Selalu Saja Bertemu
- Bab 18 Perasaan Yang Berkonflik
- Bab 19 Peristiwa Yang Benar Adanya
- Bab 20 Emosi Yang Memuncak
- Bab 21 Kebetulan Hendak Mencarimu
- Bab 22 Berpikiran Sempit
- Bab 23 Pembalasan Instan
- Bab 24 Sujud Yang Mengejutkan
- Bab 25 Setiap Pelaku Mempunyai Alasan Tersendiri
- Bab 26 Perasaan Tidak Tenang
- Bab 27 Tertegun
- Bab 28 Melewati Semuanya
- Bab 29 Ikatan Yang Menjauh
- Bab 30 Penyesalan Terhadap Tindakan Di Masa Lalu
- Bab 31 Hati Yang Berkecamuk
- Bab 32 Terkejut Setengah Mati
- Bab 33 Ingin Menangis Tapi Tidak Ada Air Mata
- Bab 34 Hatinya Merasa Sangat Tidak Nyaman
- Bab 35 Kesalahpahaman Semakin Besar
- Bab 36 Perasaan Krisis
- Bab 37 Mengejutkan
- Bab 38 Pandai Bersilat Lidah
- Bab 39 Sangat Menyesal
- Bab 40 Berbeda Jauh
- Bab 41 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 42 Memberikan Barang Pemberian Orang Lain
- Bab 43 Bertemu Teman Sekelas Lama Lagi
- Bab 44 Bingung
- Bab 45 Datang Mencari Masalah
- Bab 46 Tidak Berani Tampil
- Bab 47 Malu Sendiri
- Bab 48 Sesuatu Terjadi Tentu Ada Sebabnya
- Bab 49 Gugup Sekali
- Bab 50 Tidak Bisa Mengerti
- Bab 51 Menyesal
- Bab 52 Semuanya Sandiwara
- Bab 53 Berkata Sembarangan
- Bab 54 Marah Hingga Muntah Darah
- Bab 55 Perubahan yang Besar
- Bab 56 Tidak Dapat Ditoleransi
- Bab 57 Mutiara Sejahtera
- Bab 58 Menyelidiki
- Bab 59 Rencana Pembalasan
- Bab 60 Terkejut
- Bab 61 Sudah Bukan Yang Dulu Lagi
- Bab 62 Tak Bisa Ditahan
- Bab 63 Nasehat Yang Bagus
- Bab 64 Datang Dengan Persiapan
- Bab 65 Menggertak
- Bab 66 Masalah Muncul Karena Sebab
- Bab 67 Marah Sekali
- Bab 68 Sial Dan Tidak Beruntung
- Bab 69 Menolak Melihat Kebenaran
- Bab 70 Asal Usul Yang Jelas
- Bab 71 Bersikeras Dengan Pendapat Sendiri
- Bab 72 Memeriksa Keadaannya
- Bab 73 Rasa Iri Yang Menggila
- Bab 74 Berinisiatif Menyapa
- Bab 75 Tidak Bisa Mempercayainya
- Bab 76 Perkataan Yang Masuk Akal
- Bab 77 Menebus Kesalahan
- Bab 81 Ruang VIP KTV
- Bab 78 Benar-Benar Tidak Menduganya
- Bab 79 Menebus Hutang Lama
- Bab Menyadari Bahaya Di Saat-saat Akhir
- Bab 82 Serangan yang Luar Biasa
- Bab 83 Pertempuran yang Mengerikan
- Bab 84 Sedikit Menyesal
- Bab 85 Meminta Maaf Dan Memberi Hadiah
- Bab 86 Memberi Wajah
- Bab 87 Keributan Di Ruang Rawat
- Bab 88 Operasi Berhasil
- Bab 89 Membereskan Willy Wang
- Bab 90 Kata-Kata Dan Kasih Sayang yang Dalam
- Bab 91 Menyelesaikan Kesalahpahaman
- Bab 92 Hati Diganti Hati
- Bab 93 Sebuah Drama
- Bab 94 Memang Kaya Itu Sangat Bagus
- Bab 95 Teman Sekolah Datang Menjenguk
- Bab 96 Kebetulan Bertemu Dengan Kenalan
- Bab 97 Ketakutan
- Bab 98 Ingin Memenangkannya
- Bab 99 Ayah Dan Anak Yang Kejam
- Bab 100 Ada Hal Yang Ingin Dibicarakan
- Bab 101 Saling Beradu.
- Bab 102 Rasa Sakit Tidak Tertahankan.
- Bab 103 Mencurahkan Apa Yang Ada Di Otaknya.
- Bab 104 Berseteru.
- Bab 105 Dipermalukan Di Depan Semua Orang.
- Bab 106 Perlelangan Yang Hampir Gagal.
- Bab 107 Pemuda Kaya Raya.
- Bab 108 Mengacaukan Rencana
- Bab 109 Sebuah Keadaan Mendadak Yang Menimbulkan Sebuah Kesalahan
- Bab 110 Perasaan Hati Yang Tidak Baik
- Bab 111 Masalah Internal dan Agresi Asing
- Bab 112 Keadaan Yang Kacau
- Bab 113 Dimana-mana Terancam Oleh Bahaya
- Bab 114 Siap Untuk Bertindak
- Bab 115 Merasa Ketakutan dan Tidak Tenang
- Bab 116 Pertemuan Yang Sempit
- Bab 117 Penuh Drama
- Bab 118 Berusaha Meningkatkan Rasa Kehadiran
- Bab 119 Saling Memberi Simpati
- Bab 120 Mengendalikan Semuanya
- Bab 121 Ibu Yang Aneh
- Bab 122 Vila Gunung Min
- Bab 123 Semua Yang Di Lihat Dan Di Dengar Terasa Sangat Segar
- Bab 124 Bertarung Dengan Sangat Sengit
- Bab 215 Tidak Ingin Kalah
- Bab 126 Mencurigakan
- Bab 127 Mengakui Putri Angkat
- Bab 128 Memiliki Pemikiran Masing-Masing
- Bab 129 Tidak Bisa Menyelesaikan Perkataan
- Bab 130 Katakan Baik-Baik
- Bab 131 Semua Ada Ceritanya
- Bab 132 Mengeluh
- Bab 133 Mencapai Pemahaman Rahasia
- Bab 134 Rekaman Telepon
- Bab 135 Mengupas Habis
- Bab 136 Perlahan-lahan Menjadi Cerah
- Bab 137 Mengobati Sesuai Gejala
- Bab 138 Dekorasinya Terlalu Bagus
- Bab 139 Kasih Yang Tak Ternilai
- Bab 140 Terkejut Senang
- Bab 141 Ini Hal Besar
- Bab 142 Keinginan Nenek
- Bab 143 Tiga Wanita
- Bab 144 Semua Adalah perangkap
- Bab 145 Mengerahkan Seluruh Kemampuan
- Bab 146 Pertengkaran Ibu dan Anak
- Bab 147 Ragu
- Bab 148 Mengusahakan Yang Terbaik Walaupun Telah Salah Langkah
- Bab 149 Baru Pertama Kalinya
- Bab 150 Misi
- Bab 151 Sinyal Kematian
- Bab 152 Terus Menguji
- Bab 153 Semua Hanya Akting
- Bab 154 Penyesalan
- Bab 155 Kencan di Siang Hari
- Bab 156 Teman Makan Teman
- Bab 157 Kehidupan yang Memaksa
- Bab 158 Sahabat Menyusahkan
- Bab 159 Tergoda Hatinya
- Bab 160 Tidak Mau Tanda Tangan
- Bab 161 Masalah Kehidupan
- Bab 162 Merasa Sangat Puas
- Bab 163 Wanita Bernasib Buruk
- Bab 164 Dipermainkan Orang
- Bab 165 Orang Kaya Yang Sederhana
- Bab 166 Menembus Rekor
- Bab 167 Kagum Dan Cemburu
- Bab 168 Grup Yang Bergosip
- Bab 169 Bicara Dari Pengalaman
- Bab 170 Nasehat Ibu Tiri
- Bab 171 Pulang
- Bab 172 Menjadi Seperti Air
- Bab 173 Membuat Kesempatan
- Bab 174 Pergerakan Rahasia
- Bab 175 Datang Sendiri
- Bab 176 Pemula
- Bab 177 Memalukan
- Bab 178 Agen Spesial
- Bab 179 Timbul Pemikiran
- Bab 180 Mempercayakan Seumur Hidup
- Bab 181 Menghadapi Pilihan
- Bab 182 Perlu Diselesaikan
- Bab 183 Menaruh Investasi Untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 184 Mengikuti Petunjuk Yang Ada
- Bab 185 Agen Spesial
- Bab 186 Mencegah Terlebih Dahulu
- Bab 187 Membongkar Identitas
- Bab 188 Ternyata Dia
- Bab 189 Tak Bisa Kembali
- Bab 190 Harus Dilanjutkan
- Bab 191 Wanita Yang Selalu Berubah
- Bab 192 Pembalasan Dendam Yang Manis
- Bab 193 Tidak Ada Yang Perlu Diragukan
- Bab 194 Sengaja Mempersulit Keadaan
- Bab 195 Bisnis Bernilai Satu Miliyar Yuan
- Bab 196 Tidak Ingin Menjadi Tumpuan
- Bab 197 Menerima Kebaikan
- Bab 198 Mendapatkan Keuntungan Dari Dua Belah Pihak
- Bab 199 Merasa Tidak Senang Di Dalam Hati
- Bab 200 Datang Satu Demi Satu
- Bab 201 Menjadi Bingung Sendiri
- Bab 202 Menyembunyikan
- Bab 203 Melampiaskan
- Bab 204 Berkelahi
- Bab 205 Mengatur Segalanya
- Bab 206 Beraturan
- Bab 207 Meyakinkan Secara Rasional
- Bab 208 Mencapai Kesepakatan Secara Diam-Diam
- Bab 209 Hasil Awal
- Bab 210 Risau
- Bab 211 Memiliki Rencana Lain
- Bab 212 Penderitaan Hati
- Bab 213 Setahap Demi Setahap Dilakukan Dengan Hati-Hati
- Bab 214 Menghentikan Akhir Yang Buruk
- Bab 215 Tersentuh Dengan Apa Yang Dilihat
- Bab 216 Tak Tahu Malu
- Bab 217 Memotivasi Orang Untuk Membuat Masalah
- Bab 218 Selangkah Demi Selangkah
- Bab 219 Tidak Akan Menikah Lagi
- Bab 220 Adegan Bahagia Dan Harmonis
- Bab 221 Hubungan Darah Lebih Erat Dari Apapun
- Bab 222 Tidak Tahan Lagi
- Bab 223 Lolos
- Bab 224 Kecerdasan Dan Keberanian
- Bab 225 Adegan Mendebarkan
- Bab 226 Menghadiri Pertemuan Beresiko
- Bab 227 Beraksi Di Tempat
- Bab 228 Ada Yang Membantu
- Bab 229 Tidak Terbayangkan
- Bab 230 Melampiaskan Amarah
- Bab 231 Penyelamat Datang
- Bab 232 Menunggu Waktu
- Bab 233 Perlahan-lahan Melunasi
- Bab 234 Kejadian Akan Terjadi Saat Situasinya Lengkap
- Bab 235 Cepat Kabur
- Bab 236 Ada Penyebab di Balik Masalah
- Bab 237 Sudah Memiliki Rencana Yang Matang
- Bab 238 Ada Dimana-mana
- Bab 239 Secara Berurutan
- Bab 240 Siapa Yang Mendalangi
- Bab 241 Sudah Seharusnya Berterus Terang
- Bab 242 Sungguh Tidak Mengetahuinya
- Bab 243 Menanti Pergantian
- Bab 244 Peralihan Perang
- Bab 245 Ada Alasan Lain
- Bab 246 Diperalat Orang Lain
- Bab 247 Ajaran Secara Diam-diam
- Bab 248 Penyebaran Cepat
- Bab 249 Berbahaya
- Bab 250 Siapa Yang Mengutus Ini
- Bab 251 Ternyata Itu Dia
- Bab 252 Mendapat Masalah
- Bab 253 Janji
- Bab 254 Menghadapi Kesulitan Lagi
- Bab 255 Menyeberang Jalan
- Bab 256 Duluan Menangkap Orang Terpenting
- Bab 257 Bergegas Menyelesaikan Pertempuran
- Bab 258 Tampaknya Mengerikan, Tapi Tidak Berbahaya
- Bab 259 Dipercayakan Untuk Menjaga Keluarganya
- Bab 260 Aksi Gagal
- Bab 261 Bertindak Sesuai Dengan Situasi
- Bab 262 Kebocoran Informasi
- Bab 263 Menghalangi Jalan
- Bab 264 Dia Masih Memiliki Alasan
- Bab 265 Sediakan Payung Sebelum Hujan
- Bab 266 Terencana
- Bab 267 Bekerja Sama dalam Investasi
- Bab 268 Alasan Masalah Terjadi
- Bab 269 Bersiap Pergi
- Bab 270 Demii Perasaan
- Bab 271 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 272 Perkataan Yang Memilukan
- Bab 273 Draf Perjanjian
- Bab 274 Tidak Bisa Berkata Apapun
- Bab 275 Jangan Berpura Lembut
- Bab 276 Mengunjungi Guru
- Bab 277 Intuisi Yang Tajam
- Bab 278 Maksud Dari 4 Kata Itu
- Bab 279 Muncullah Wujud Aslinya
- Bab 280 Mendalam Dan Mendetail
- Bab 281 Tangisan Tak Terbendung
- Bab 282 Membujuk Dengan Teori
- Bab 283 Menggunakan Tindakan Untuk Mendapatkan Simpati
- Bab 284 Penuh Penyesalan
- Bab 285 Berusaha Untuk Berubah
- Bab 286 Perasaan Yang Sebenarnya
- Bab 287 Terlalu Tidak Terduga
- Bab 288 Punya Selera Tinggi
- Bab 289 Pemikiran Yang Cerdik
- Bab 290 Sangat Memuaskan
- Bab 291 Mencairkan Kesalahpahaman
- Bab 292 Rencana Pulang Negeri
- Bab 293 Konsentrasi
- Bab 294 Mendadak Sadar
- Bab 295 Mengenal Kembali
- Bab 296 Jauh Lebih Santai
- Bab 297 Bertemu Teman Baik
- Bab 298 Ada Alasannya
- Bab 299 Reaksi Berlebihan
- Bab 300 Melaporkan Setengah Mati
- Bab 301 Berani dan Jago
- Bab 302 Mencapai Kesepakatan
- Bab 303 Suasana Hati Rumit
- Bab 304 Penuh Antisipasi
- Bab 305 Menghadapi Serangan
- Bab 306 Sementara Waktu Menghindar Dari Bahaya.
- Bab 307 Banyak Melakukan Kegagalan.
- Bab 308 Wanita Cantik Adalah Bencana.
- Bab 309 Kemampuannya Di Atas Satu Langkah.
- Bab 310 Sedikit Keterlaluan.
- Bab 311 Bangun Dari Mimpi Buruk
- Bab 312 Malam Terlalu Dingin
- Bab 313 Aturan Bertahan Hidup
- Bab 314 Perbedaan Kualitatif
- Bab 315 Desa Perbatasan
- Bab 316 Terlambat
- Bab 317 Penolong
- Bab 318 Perangkap
- Bab 319 Kecelakaan Membawa Berkat
- Bab 320 Secara Adil
- Bab 321 Senjata Ilegal
- Bab 322 Serangan Roket
- Bab 323 Serangan Balik Di Situasi Berbahaya
- Bab 324 Tidak Membiarkan Orang Yang Akan Menimbulkan Kerugian Untuk Orang Lain Tetap Hidup
- Bab 325 Desa Kecil Tanpa Orang
- Bab 326 Nyawa Di Ujung Tanduk
- Bab 327 Penyelamat Sudah Tiba
- Bab 328 Berangkat Pada Malam Ini Juga
- Bab 329 Melepaskan untuk Kemudian Menangkap
- Bab 330 Tipu Daya yang Cerdas
- Bab 331 Terbongkar
- Bab 332 Situasi Berubah
- Bab 333 Warga Negara yang Dihormati
- Bab 334 Memilih untuk Tidak Pulang
- Bab 335 Tidak Tahu Harus Berbuat Apa
- Bab 336 Sahabat Berkhianat
- Bab 337 Nasehat-Nasehat Berharga
- Bab 338 Perlu Buka Kartu
- Bab 339 Hotel Holiday Inn
- Bab 340 Hati Gusar
- Bab 341 Rencana Licik Yang Menakjubkan
- Bab 342 Kenyataan Yang Tidak Dapat Dimengerti
- Bab 343 Mendekati Kenyataan
- Bab 344 Menjalani Hidup Dengan Mabuk Dan Bermimpi
- Bab 345 Menyaksikan Keajaiban
- Bab 346 Keberuntungan yang Dahsyat
- Bab 347 Mengagetkan Semua Orang
- Bab 348 Memahami Prinsip
- Bab 349 Suami-Istri Bersitegang
- Bab 350 Memancing Diskusi
- Bab 351 Ambisius
- Bab 352 Membangun kepercayaan
- Bab 353 Senjata pembunuh
- Bab 354 Saling menipu
- Bab 355 Sedikit pusing
- Bab 356 Berharap bertemu
- Bab 357 Memberikan Peringatan
- Bab 358 Langsung Beraksi
- Bab 359 3 Orang 3 Hati
- Bab 360 Prioritas
- Bab 361 Langsung Beraksi
- Bab 362 Percakapan Suami-Istri