The Revival of the King - Bab 277 Intuisi Yang Tajam
Terry Fan kemudian memanyunkan bibirnya: “Apakah ini juga berarti, meskipun aku berlatih siang dan malam tanpa henti, aku juga belum tentu bisa mendapatkan kehidupan abadi?”
“Tentu saja, apakah kamu bisa mendapatkan kehidupan abadi atau tidak? Yang pertama diperhatikan adalah apakah kamu berjodoh atau tidak, setelah itu ketulusanmu, ini seperti seorang koki, tidak peduli seberapa lama dia melihat langit, dia juga tetap tidak akan bisa menjadi seorang ahli astronomi.”
Terry Fan lantas mengangguk: “Tidak salah lagi kalau kamu adalah seseorang yang pintar bicara dan kehilangan masa depan karena aliran Tao! Waktu itu aku mengirimkan orang untuk memberikan sebuah kartu padamu, itu agar kamu bisa kembali menjadi orang biasa, kemudian membeli sebuah vila besar, mencari istri yang cantik, menikah dan membentuk keluarga, kamu mengapa……”
Guru agung Qingyun kembali menggunakan tongkat yang sama dan mengetuk kepalanya: “Lihatlah bocah, pemikiran kotor seperti ini, kamu masih berpikir untuk berlatih dan mendapatkan kehidupan abadi?”
“Aku hanya berbicara jujur, kamu yang mengajariku ilmu bela diri, dengan ilmu itu aku telah mengalahkan musuh-musuhku, dan juga mendapatkan banyak kekayaan, aku memberimu uang, itu karena aku ingin membalas budi padamu!”
“Tetapi yang aku ajarkan padamu, adalah ilmu pengembangan hati dan juga ilmu yang lain, kamu mendapat kesuksesan darinya, bukankah kamu harusnya sangat berterima kasih? Merenovasi kuil Tao, dan menyebar nama baik kuil ini, adalah cara terbaik yang bisa kamu lakukan untuk membalas gurumu! Aku menggunakan uang yang kamu kirimkan, merenovasi kuil Kuil Sanqing, itu juga untuk menambah karma baikmu, kamu tetaplah menunggu hari kamu mendapatkan kehidupan abadi!”
“Guru, kita jangan bahas hal yang terlalu jauh, masalah mendapatkan kehidupan abadi nanti kita bahas lagi, sekembaliku dari luar negeri, aku segera datang menemuimu……”
“Omong kosong!” guru besar Qingyun segera berhitung dengan jarinya: “Kamu kembali hampir setengah bulan lebih bukan? Kamu baru datang menemuiku sekarang, tidak perlu dikatakan lagi, kalau bukan karena masalah dikeluargamu, pasti masalahnya berhubungan dengan wanita!”
“Guru, ini adalah keberuntunganku, kamu pintar sekali meramal, 7 tahun yang lalu kamu pernah mengatakan padaku, aku tidak akan terkenal ditimur, tetapi aku akan terkenal dibarat, jika aku jauh dari tempat tinggalku aku akan menjadi kaya dan juga dihormati, aku mempercayaimu, oleh karena itu aku pun pergi sampai benua Afrika, lihatlah, aku sekarang kembali dengan kemenangan.”
“Lupakanlah!” guru agung Qingyun menatap dahinya sejenak, kemudian menggeleng: “Bocah kamu selalu berbeda dengan yang lain.”
“Ada apa lagi?”
“Di kening orang-orang: biasanya hanya tampak sesuatu, apakah itu keberuntungan, kesialan, atau cabul, kamu sangat berbeda, keberuntungan, kesialan dan cabul ketiganya ada di sana, tujuh tahun yang lalu ketika aku melihatmu kamu seperti ini, setelah tujuh tahun tetap tidak berubah!”
“Guru, aku merasa kamu lagi-lagi sedang mencoba menipu.”
Karena guru agung Qingyun tidak ingin Terry Fan berlutut menghormatinya, dia pun lantas berpura-pura tidak fokus, saat berbicara, dia tidak henti-hentinya memanggil beliau dengan sebutan guru.
Guru agung Qingyun tentu tahu akal bulusnya, tetapi beliau malas memperdulikannya.
Mendengar Terry Fan mengatakan kalau dirinya lagi-lagi mencoba menipu, dia kembali menggunakan tongkatnya dan memukulkannya pada kepalanya: “Apa maksudmu mengataiku lagi-lagi berusaha mencoba menipu, memangnya dahulu kebohongan apa yang telah kulakukan?”
“Tidak, tidak ada.”
“Kalau begitu sekarang bagaimana pula aku menipumu?”
“Jika sekarang kamu mengatakan kalau aku cabul, aku mengakuinya, tetapi tujuh tahun yang lalu aku masih anak-anak, selain diam-diam menyukai dua orang teman sekolahku, aku bahkan tidak pernah menyentuh tangan wanita, bagaimana mungkin aku bisa disebut cabul?”
“Sifat cabulmu itu, bersumber dari hatimu, apa yang kamu pikirkan, dengan apa yang telah kamu lakukan, bisa tercermin dengan jelas.”
Terry Fan menggelengkan kepalanya: “Kata-katamu ini maknanya terlalu dalam, aku kurang paham.”
“Kalau begitu aku akan bertanya padamu, apakah aura pembunuh itu?”
“Itu adalah sesuatu yang terpancar keluar, ketika seseorang ingin membunuh seseorang, atau ingin membunuh makhluk apapun!”
“Bukankah sesederhana ini saja, orang yang benar-benar pernah membunuh orang, wajahnya belum tentu bisa memancarkan aura pembunuh, hanya mereka yang berpikir untuk menghabisi orang, atau bersiap untuk membunuh, maka didahinya akan muncul aura pembunuh.”
“Aku sudah paham, maksudmu adalah, sebenarnya meskipun aku sudah berhubungan seperti itu dengan wanita, dahiku ini belum tentu akan memperlihatkan aura cabul, tetapi jika aku selalu memikirkan wanita tidak peduli siang ataupun malam, maka didahiku ini akan memancarkan aura cabul.”
“Kamu lumayan pintar juga!”
“Tetapi masalahnya sekarang aku sudah memiliki wanita, mengapa aku masih bisa memiliki aura cabul?”
Guru agung Qingyun lagi-lagi menghantam kepalanya dengan tongkat: “Aku juga ingin menanyakan hal itu padamu, kamu sudah memiliki wanita disisimu, mengapa kamu masih memikirkan wanita lain?”
Wah, bukankah ini yang namanya cari masalah?
Kelicikannya, semua sudah terlihat oleh beliau.
“Tidak perlu dibilang lagi, karena kali ini masih sama seperti tujuh tahun yang lalu, saran yang kamu berikan padaku, seharusnya masih sama seperti dahulu yakni pergi ke barat?”
“Bocah kamu ini benar-benar berbakat!”Guru agung Qingyun kembali memberi tahunya secara mendetail, kemudian memintanya mengangkat tangannya dan melihatnya, beliau menggeleng: “Kali ini bagian yang berbeda dengan yang dahulu adalah, dahulu di aura keberuntunganmu juga ada bahaya yang mengancam, keberuntungan merupakan aura utama, sementara bahaya membuatmu menghadapi berbagai macam rintangan, tetapi pada akhirnya semuanya akan baik-baik saja.”
“Bagaimana pula dengan sekarang?”
“Kali ini didalam bahaya ada keberuntungan, bahaya menjadi aura utama, kemudian keberuntungan adalah aura pendampingnya, bisa disimpulkan, meskipun kamu memiliki keberuntungan yang sangat bagus, kamu juga tidak akan bisa menghindari kesulitan yang muncul dengan mudah.”
“Wah, kalau begitu aku pasti akan mati bukan?”
Guru agung Qingyun baru saja bersiap-siap mengangkat tongkatnya, Terry Fan kemudian berteriak dan mengatakan: “Hentikan! Setiap kali kamu memukul kepalaku, itu berarti aku sudah mengatakan hal yang salah, kamu sudah memikirkannya, jika kamu memiliki cara untuk menghilangkan kesialanku, kamu silakan pukul aku, tetapi kalau tidak, itu berarti kamu hanyalah penipu!”
Guru agung Qingyun tanpa ragu kembali memukul kepalanya: “Aku akan mengatakan ini 4 kata ini padamu.”
“Apa itu?
“Terpujilah Dewa Yang Agung!”
“Itu saja?”
Guru agung Qingyun tertegun, dia kemudian menjulurkan jarinya, dan menghitung kata-kata tadi, lantas bergumam: “Terpujilah Dewa Yang Agung, ada apa, apa aku salah hitung, apa bukan 4 kata?”
Terry Fan kemudian sadar, dia sudah mendapatkan apa yang diinginkannya, tetapi pria itu malah sengaja menggeleng dan berbalik tanpa mengatakan apapun.
Guru agung QIngyun lantas tertawa tidak berdaya, kemudian berteriak dibelakangnya: “Bocah, ingat, aku sudah mengajarkan semuanya padamu, sisanya kamulah yang menentukannya!”
Tujuh tahun yang lalu, Terry Fan yang baru tamat SMA, karena gagal dalam ujian masuk perguruan tinggi, dia tidak bisa menemukan pekerjaan untuk sesaat, dia bergantung hidup pada neneknya, meskipun memiliki ayah yang sangat kaya tetapi dia tidak diakui sebagai anak, apalagi semua teman sekelasnya juga mengasingkannya, tentu saja dia merasa putus asa dan tidak ingin hidup.
Dia berpikir untuk mati.
Karena dia kehilangan harga dirinya demi hidup, dia berpikir untuk memiliki kematian yang agak tragis, oleh karena itu dia lantas memilih gunung Meishan yang terletak di bagian tertinggi pinggiran barat kota Jiang, bersiap-siap untuk melompat dari tempat ini, tidak disangka dia melihat sebuah kuil Tao di pertengahan gunung, dan bertemu dengan guru agung Qingyun.
Melihat dia yang begitu belia, tetapi memiliki wajah yang sangat sedih, dan memancarkan aura kesialan, beliau tidak bisa menahan diri dan menghela napas panjang.
Biasanya, bocah yang seusia Terry Fan diusia itu, menurut guru agung Qingyun, meskipun mereka telah menghadapi suatu hal yang sangat besar, itu semua terjadi juga karena mereka terlalu terbawa emosi disaat itu, setelah satu hari mereka tidak akan memikirkannya lagi.
Tetapi berbeda dengan Terry Fan, aura kesialannya bukan karena penyakit, tetapi karena kemarahan kesedihan yang kemudian membentuk kekecewaan, aura kematian kemudian memacar diwajahnya.
Mereka yang bertapa dan berlatih paling mementingkan melakukan hal baik dan mengumpulkan kebajikan, tidak memohon ampunan ketika akan meninggal, dan hati sekeras batu, tidak akan mungkin bisa mendapatkan kehidupan abadi.
Terry Fan menemukan keberuntungan dalam kemalangan.
Guru agung Qingyun tidak hanya menghilangkan keinginannya untuk bunuh diri, dia juga mengajarkan ilmu pernafasan padanya.
Meskipun beliau telah mengajarkan ilmu bela diri padanya, tetapi beliau telah membohonginya.
Novel Terkait
That Night
Star AngelUangku Ya Milikku
Raditya DikaSi Menantu Dokter
Hendy ZhangBeautiful Lady
ElsaMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeKembali Dari Kematian
Yeon KyeongMenantu Hebat
Alwi GoThe Revival of the King×
- Bab 1 Teman Sekelas Yang Cantik
- Bab 2 Kesepakatan yang Menghina
- Bab 3 Bahan Tertawaan Seluruh Orang
- Bab 4 Dihina Lagi
- Bab 5 Keduanya Bertemu
- Bab 6 Pembalasan
- Bab 7 Sahabat Sejati
- Bab 8 Menangis Tersedu-Sedu
- Bab 9 Unit Rawat Intensif
- Bab 10 Kebetulan Bertemu
- Bab 11 Harus Melapor Polisi
- Bab 12 Keras Kepala
- Bab 13 Mutiara Sejahtera Corp.
- Bab 14 Pertemuan Di Rumah Sakit
- Bab 15 Ambang Batas Kesabaran
- Bab 16 Penyesalan Yang Muncul Karena Sikap Keterlaluan
- Bab 17 Lawan Yang Selalu Saja Bertemu
- Bab 18 Perasaan Yang Berkonflik
- Bab 19 Peristiwa Yang Benar Adanya
- Bab 20 Emosi Yang Memuncak
- Bab 21 Kebetulan Hendak Mencarimu
- Bab 22 Berpikiran Sempit
- Bab 23 Pembalasan Instan
- Bab 24 Sujud Yang Mengejutkan
- Bab 25 Setiap Pelaku Mempunyai Alasan Tersendiri
- Bab 26 Perasaan Tidak Tenang
- Bab 27 Tertegun
- Bab 28 Melewati Semuanya
- Bab 29 Ikatan Yang Menjauh
- Bab 30 Penyesalan Terhadap Tindakan Di Masa Lalu
- Bab 31 Hati Yang Berkecamuk
- Bab 32 Terkejut Setengah Mati
- Bab 33 Ingin Menangis Tapi Tidak Ada Air Mata
- Bab 34 Hatinya Merasa Sangat Tidak Nyaman
- Bab 35 Kesalahpahaman Semakin Besar
- Bab 36 Perasaan Krisis
- Bab 37 Mengejutkan
- Bab 38 Pandai Bersilat Lidah
- Bab 39 Sangat Menyesal
- Bab 40 Berbeda Jauh
- Bab 41 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 42 Memberikan Barang Pemberian Orang Lain
- Bab 43 Bertemu Teman Sekelas Lama Lagi
- Bab 44 Bingung
- Bab 45 Datang Mencari Masalah
- Bab 46 Tidak Berani Tampil
- Bab 47 Malu Sendiri
- Bab 48 Sesuatu Terjadi Tentu Ada Sebabnya
- Bab 49 Gugup Sekali
- Bab 50 Tidak Bisa Mengerti
- Bab 51 Menyesal
- Bab 52 Semuanya Sandiwara
- Bab 53 Berkata Sembarangan
- Bab 54 Marah Hingga Muntah Darah
- Bab 55 Perubahan yang Besar
- Bab 56 Tidak Dapat Ditoleransi
- Bab 57 Mutiara Sejahtera
- Bab 58 Menyelidiki
- Bab 59 Rencana Pembalasan
- Bab 60 Terkejut
- Bab 61 Sudah Bukan Yang Dulu Lagi
- Bab 62 Tak Bisa Ditahan
- Bab 63 Nasehat Yang Bagus
- Bab 64 Datang Dengan Persiapan
- Bab 65 Menggertak
- Bab 66 Masalah Muncul Karena Sebab
- Bab 67 Marah Sekali
- Bab 68 Sial Dan Tidak Beruntung
- Bab 69 Menolak Melihat Kebenaran
- Bab 70 Asal Usul Yang Jelas
- Bab 71 Bersikeras Dengan Pendapat Sendiri
- Bab 72 Memeriksa Keadaannya
- Bab 73 Rasa Iri Yang Menggila
- Bab 74 Berinisiatif Menyapa
- Bab 75 Tidak Bisa Mempercayainya
- Bab 76 Perkataan Yang Masuk Akal
- Bab 77 Menebus Kesalahan
- Bab 81 Ruang VIP KTV
- Bab 78 Benar-Benar Tidak Menduganya
- Bab 79 Menebus Hutang Lama
- Bab Menyadari Bahaya Di Saat-saat Akhir
- Bab 82 Serangan yang Luar Biasa
- Bab 83 Pertempuran yang Mengerikan
- Bab 84 Sedikit Menyesal
- Bab 85 Meminta Maaf Dan Memberi Hadiah
- Bab 86 Memberi Wajah
- Bab 87 Keributan Di Ruang Rawat
- Bab 88 Operasi Berhasil
- Bab 89 Membereskan Willy Wang
- Bab 90 Kata-Kata Dan Kasih Sayang yang Dalam
- Bab 91 Menyelesaikan Kesalahpahaman
- Bab 92 Hati Diganti Hati
- Bab 93 Sebuah Drama
- Bab 94 Memang Kaya Itu Sangat Bagus
- Bab 95 Teman Sekolah Datang Menjenguk
- Bab 96 Kebetulan Bertemu Dengan Kenalan
- Bab 97 Ketakutan
- Bab 98 Ingin Memenangkannya
- Bab 99 Ayah Dan Anak Yang Kejam
- Bab 100 Ada Hal Yang Ingin Dibicarakan
- Bab 101 Saling Beradu.
- Bab 102 Rasa Sakit Tidak Tertahankan.
- Bab 103 Mencurahkan Apa Yang Ada Di Otaknya.
- Bab 104 Berseteru.
- Bab 105 Dipermalukan Di Depan Semua Orang.
- Bab 106 Perlelangan Yang Hampir Gagal.
- Bab 107 Pemuda Kaya Raya.
- Bab 108 Mengacaukan Rencana
- Bab 109 Sebuah Keadaan Mendadak Yang Menimbulkan Sebuah Kesalahan
- Bab 110 Perasaan Hati Yang Tidak Baik
- Bab 111 Masalah Internal dan Agresi Asing
- Bab 112 Keadaan Yang Kacau
- Bab 113 Dimana-mana Terancam Oleh Bahaya
- Bab 114 Siap Untuk Bertindak
- Bab 115 Merasa Ketakutan dan Tidak Tenang
- Bab 116 Pertemuan Yang Sempit
- Bab 117 Penuh Drama
- Bab 118 Berusaha Meningkatkan Rasa Kehadiran
- Bab 119 Saling Memberi Simpati
- Bab 120 Mengendalikan Semuanya
- Bab 121 Ibu Yang Aneh
- Bab 122 Vila Gunung Min
- Bab 123 Semua Yang Di Lihat Dan Di Dengar Terasa Sangat Segar
- Bab 124 Bertarung Dengan Sangat Sengit
- Bab 215 Tidak Ingin Kalah
- Bab 126 Mencurigakan
- Bab 127 Mengakui Putri Angkat
- Bab 128 Memiliki Pemikiran Masing-Masing
- Bab 129 Tidak Bisa Menyelesaikan Perkataan
- Bab 130 Katakan Baik-Baik
- Bab 131 Semua Ada Ceritanya
- Bab 132 Mengeluh
- Bab 133 Mencapai Pemahaman Rahasia
- Bab 134 Rekaman Telepon
- Bab 135 Mengupas Habis
- Bab 136 Perlahan-lahan Menjadi Cerah
- Bab 137 Mengobati Sesuai Gejala
- Bab 138 Dekorasinya Terlalu Bagus
- Bab 139 Kasih Yang Tak Ternilai
- Bab 140 Terkejut Senang
- Bab 141 Ini Hal Besar
- Bab 142 Keinginan Nenek
- Bab 143 Tiga Wanita
- Bab 144 Semua Adalah perangkap
- Bab 145 Mengerahkan Seluruh Kemampuan
- Bab 146 Pertengkaran Ibu dan Anak
- Bab 147 Ragu
- Bab 148 Mengusahakan Yang Terbaik Walaupun Telah Salah Langkah
- Bab 149 Baru Pertama Kalinya
- Bab 150 Misi
- Bab 151 Sinyal Kematian
- Bab 152 Terus Menguji
- Bab 153 Semua Hanya Akting
- Bab 154 Penyesalan
- Bab 155 Kencan di Siang Hari
- Bab 156 Teman Makan Teman
- Bab 157 Kehidupan yang Memaksa
- Bab 158 Sahabat Menyusahkan
- Bab 159 Tergoda Hatinya
- Bab 160 Tidak Mau Tanda Tangan
- Bab 161 Masalah Kehidupan
- Bab 162 Merasa Sangat Puas
- Bab 163 Wanita Bernasib Buruk
- Bab 164 Dipermainkan Orang
- Bab 165 Orang Kaya Yang Sederhana
- Bab 166 Menembus Rekor
- Bab 167 Kagum Dan Cemburu
- Bab 168 Grup Yang Bergosip
- Bab 169 Bicara Dari Pengalaman
- Bab 170 Nasehat Ibu Tiri
- Bab 171 Pulang
- Bab 172 Menjadi Seperti Air
- Bab 173 Membuat Kesempatan
- Bab 174 Pergerakan Rahasia
- Bab 175 Datang Sendiri
- Bab 176 Pemula
- Bab 177 Memalukan
- Bab 178 Agen Spesial
- Bab 179 Timbul Pemikiran
- Bab 180 Mempercayakan Seumur Hidup
- Bab 181 Menghadapi Pilihan
- Bab 182 Perlu Diselesaikan
- Bab 183 Menaruh Investasi Untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 184 Mengikuti Petunjuk Yang Ada
- Bab 185 Agen Spesial
- Bab 186 Mencegah Terlebih Dahulu
- Bab 187 Membongkar Identitas
- Bab 188 Ternyata Dia
- Bab 189 Tak Bisa Kembali
- Bab 190 Harus Dilanjutkan
- Bab 191 Wanita Yang Selalu Berubah
- Bab 192 Pembalasan Dendam Yang Manis
- Bab 193 Tidak Ada Yang Perlu Diragukan
- Bab 194 Sengaja Mempersulit Keadaan
- Bab 195 Bisnis Bernilai Satu Miliyar Yuan
- Bab 196 Tidak Ingin Menjadi Tumpuan
- Bab 197 Menerima Kebaikan
- Bab 198 Mendapatkan Keuntungan Dari Dua Belah Pihak
- Bab 199 Merasa Tidak Senang Di Dalam Hati
- Bab 200 Datang Satu Demi Satu
- Bab 201 Menjadi Bingung Sendiri
- Bab 202 Menyembunyikan
- Bab 203 Melampiaskan
- Bab 204 Berkelahi
- Bab 205 Mengatur Segalanya
- Bab 206 Beraturan
- Bab 207 Meyakinkan Secara Rasional
- Bab 208 Mencapai Kesepakatan Secara Diam-Diam
- Bab 209 Hasil Awal
- Bab 210 Risau
- Bab 211 Memiliki Rencana Lain
- Bab 212 Penderitaan Hati
- Bab 213 Setahap Demi Setahap Dilakukan Dengan Hati-Hati
- Bab 214 Menghentikan Akhir Yang Buruk
- Bab 215 Tersentuh Dengan Apa Yang Dilihat
- Bab 216 Tak Tahu Malu
- Bab 217 Memotivasi Orang Untuk Membuat Masalah
- Bab 218 Selangkah Demi Selangkah
- Bab 219 Tidak Akan Menikah Lagi
- Bab 220 Adegan Bahagia Dan Harmonis
- Bab 221 Hubungan Darah Lebih Erat Dari Apapun
- Bab 222 Tidak Tahan Lagi
- Bab 223 Lolos
- Bab 224 Kecerdasan Dan Keberanian
- Bab 225 Adegan Mendebarkan
- Bab 226 Menghadiri Pertemuan Beresiko
- Bab 227 Beraksi Di Tempat
- Bab 228 Ada Yang Membantu
- Bab 229 Tidak Terbayangkan
- Bab 230 Melampiaskan Amarah
- Bab 231 Penyelamat Datang
- Bab 232 Menunggu Waktu
- Bab 233 Perlahan-lahan Melunasi
- Bab 234 Kejadian Akan Terjadi Saat Situasinya Lengkap
- Bab 235 Cepat Kabur
- Bab 236 Ada Penyebab di Balik Masalah
- Bab 237 Sudah Memiliki Rencana Yang Matang
- Bab 238 Ada Dimana-mana
- Bab 239 Secara Berurutan
- Bab 240 Siapa Yang Mendalangi
- Bab 241 Sudah Seharusnya Berterus Terang
- Bab 242 Sungguh Tidak Mengetahuinya
- Bab 243 Menanti Pergantian
- Bab 244 Peralihan Perang
- Bab 245 Ada Alasan Lain
- Bab 246 Diperalat Orang Lain
- Bab 247 Ajaran Secara Diam-diam
- Bab 248 Penyebaran Cepat
- Bab 249 Berbahaya
- Bab 250 Siapa Yang Mengutus Ini
- Bab 251 Ternyata Itu Dia
- Bab 252 Mendapat Masalah
- Bab 253 Janji
- Bab 254 Menghadapi Kesulitan Lagi
- Bab 255 Menyeberang Jalan
- Bab 256 Duluan Menangkap Orang Terpenting
- Bab 257 Bergegas Menyelesaikan Pertempuran
- Bab 258 Tampaknya Mengerikan, Tapi Tidak Berbahaya
- Bab 259 Dipercayakan Untuk Menjaga Keluarganya
- Bab 260 Aksi Gagal
- Bab 261 Bertindak Sesuai Dengan Situasi
- Bab 262 Kebocoran Informasi
- Bab 263 Menghalangi Jalan
- Bab 264 Dia Masih Memiliki Alasan
- Bab 265 Sediakan Payung Sebelum Hujan
- Bab 266 Terencana
- Bab 267 Bekerja Sama dalam Investasi
- Bab 268 Alasan Masalah Terjadi
- Bab 269 Bersiap Pergi
- Bab 270 Demii Perasaan
- Bab 271 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 272 Perkataan Yang Memilukan
- Bab 273 Draf Perjanjian
- Bab 274 Tidak Bisa Berkata Apapun
- Bab 275 Jangan Berpura Lembut
- Bab 276 Mengunjungi Guru
- Bab 277 Intuisi Yang Tajam
- Bab 278 Maksud Dari 4 Kata Itu
- Bab 279 Muncullah Wujud Aslinya
- Bab 280 Mendalam Dan Mendetail
- Bab 281 Tangisan Tak Terbendung
- Bab 282 Membujuk Dengan Teori
- Bab 283 Menggunakan Tindakan Untuk Mendapatkan Simpati
- Bab 284 Penuh Penyesalan
- Bab 285 Berusaha Untuk Berubah
- Bab 286 Perasaan Yang Sebenarnya
- Bab 287 Terlalu Tidak Terduga
- Bab 288 Punya Selera Tinggi
- Bab 289 Pemikiran Yang Cerdik
- Bab 290 Sangat Memuaskan
- Bab 291 Mencairkan Kesalahpahaman
- Bab 292 Rencana Pulang Negeri
- Bab 293 Konsentrasi
- Bab 294 Mendadak Sadar
- Bab 295 Mengenal Kembali
- Bab 296 Jauh Lebih Santai
- Bab 297 Bertemu Teman Baik
- Bab 298 Ada Alasannya
- Bab 299 Reaksi Berlebihan
- Bab 300 Melaporkan Setengah Mati
- Bab 301 Berani dan Jago
- Bab 302 Mencapai Kesepakatan
- Bab 303 Suasana Hati Rumit
- Bab 304 Penuh Antisipasi
- Bab 305 Menghadapi Serangan
- Bab 306 Sementara Waktu Menghindar Dari Bahaya.
- Bab 307 Banyak Melakukan Kegagalan.
- Bab 308 Wanita Cantik Adalah Bencana.
- Bab 309 Kemampuannya Di Atas Satu Langkah.
- Bab 310 Sedikit Keterlaluan.
- Bab 311 Bangun Dari Mimpi Buruk
- Bab 312 Malam Terlalu Dingin
- Bab 313 Aturan Bertahan Hidup
- Bab 314 Perbedaan Kualitatif
- Bab 315 Desa Perbatasan
- Bab 316 Terlambat
- Bab 317 Penolong
- Bab 318 Perangkap
- Bab 319 Kecelakaan Membawa Berkat
- Bab 320 Secara Adil
- Bab 321 Senjata Ilegal
- Bab 322 Serangan Roket
- Bab 323 Serangan Balik Di Situasi Berbahaya
- Bab 324 Tidak Membiarkan Orang Yang Akan Menimbulkan Kerugian Untuk Orang Lain Tetap Hidup
- Bab 325 Desa Kecil Tanpa Orang
- Bab 326 Nyawa Di Ujung Tanduk
- Bab 327 Penyelamat Sudah Tiba
- Bab 328 Berangkat Pada Malam Ini Juga
- Bab 329 Melepaskan untuk Kemudian Menangkap
- Bab 330 Tipu Daya yang Cerdas
- Bab 331 Terbongkar
- Bab 332 Situasi Berubah
- Bab 333 Warga Negara yang Dihormati
- Bab 334 Memilih untuk Tidak Pulang
- Bab 335 Tidak Tahu Harus Berbuat Apa
- Bab 336 Sahabat Berkhianat
- Bab 337 Nasehat-Nasehat Berharga
- Bab 338 Perlu Buka Kartu
- Bab 339 Hotel Holiday Inn
- Bab 340 Hati Gusar
- Bab 341 Rencana Licik Yang Menakjubkan
- Bab 342 Kenyataan Yang Tidak Dapat Dimengerti
- Bab 343 Mendekati Kenyataan
- Bab 344 Menjalani Hidup Dengan Mabuk Dan Bermimpi
- Bab 345 Menyaksikan Keajaiban
- Bab 346 Keberuntungan yang Dahsyat
- Bab 347 Mengagetkan Semua Orang
- Bab 348 Memahami Prinsip
- Bab 349 Suami-Istri Bersitegang
- Bab 350 Memancing Diskusi
- Bab 351 Ambisius
- Bab 352 Membangun kepercayaan
- Bab 353 Senjata pembunuh
- Bab 354 Saling menipu
- Bab 355 Sedikit pusing
- Bab 356 Berharap bertemu
- Bab 357 Memberikan Peringatan
- Bab 358 Langsung Beraksi
- Bab 359 3 Orang 3 Hati
- Bab 360 Prioritas
- Bab 361 Langsung Beraksi
- Bab 362 Percakapan Suami-Istri