The Revival of the King - Bab 155 Kencan di Siang Hari

"Silahkan masuk......"

Baru saja Terry selesai bicara, Ella pun masuk ke dalam ruangannya, ia membawa sebuah daftar permintaan pembelian di tangannya, dengan tersenyum ia pun berjalan ke depan meja Dirut.

"Dirut, departemen administrasi kami ingin membeli sebuah komputer desktop, tolong ditandatangani."

Terry tidak melihat permintaan pembelian tersebut, ia malah menatap Ella dan bertanya, "Kenapa, apa di perusahaan ini ada aturan bahwa departemen administrasi membutuhkan tanda tangan Dirut untuk membeli sebuah komputer?"

"Sebenarnya permintaan pembelian ini hanya kuserahkan kepada Direktur Huang saja, setelah Direktur Huang menandatanganinya, serahkan pada CEO Huang, setelah CEO Huang memberi tanda tangan, sudah selesai. Namun sekarang baik Direktur Huang ataupun CEO Huang, keduanya sedang tidak ada di kantor, aku tidak tahu harus mencari siapa, oleh karena itu aku langsung mencarimu."

Terry tahu jelas, di rapat tadi, ia sudah mengumumkan bahwa semua masalah perusahaan akan diserahkan kepada Penny Zhou.

Kedatangan Ella dengan membawa permintaan pembelian ini sebenarnya bertujuan untuk menunjukkan dirinya di hadapan Terry dan melihat apa Terry masih ingat pada dirinya atau tidak.

"Langsung minta tanda tangan CEO Zhou saja, aku masih belum menyesuaikan diri, beberapa hari ini, minta tanda tangan CEO Zhou saja sudah cukup."

"Baik."

Ella memang mencari kesempatan seperti ini agar dirinya bisa mendekati Terry, ia tidak percaya bahwa Terry tidak mengenalinya, ia pasti hanya berpura-pura saja.

Kalau Terry tidak ingin mengakuinya, Ella juga tidak bisa berkata apa-apa, ia pun hendak kembali dan membawa permintaan pembeliannya itu keluar dari ruangan Terry.

"Namamu Ella Chen, benar kan?"

Begitu mendengar pertanyaan Terry, Ella yang sudah membalikkan badannya itu pun segera berputar kembali, dengan tersenyum ia bertanya, "Kenapa, Dirut masih ingat denganku?"

"Di rapat tadi, bukankah CEO Zhou sudah memperkenalkanmu?"

"Di ruangan tadi ada puluhan orang, siapa yang percaya bahwa kau bisa mengingat semua nama orang di sana?"

Terry tersenyum, "Bagaimana, kenapa belakangan ini Kak Noah tidak kelihatan?"

"Ssst......" Ella langsung melihat ke arah pintu, lalu kembali dan berjalan ke depan meja Terry, dengan sedikit malu ia berkata, "Dirut, apa aku boleh minta tolong?"

"Apa?"

"Itu, sebenarnya, Direktur Huang, Edison, adalah pacarku, hehe..."

Maksudnya, ia ingin agar Terry tidak mengungkit-ungkit tentang Noah di dalam kantor.

Terry tersenyum, "Kau lumayan terbuka juga ya, sudah punya pacar masih saja bermain-main di luar?"

Ella tersenyum, "Sekarang ini adalah jam kerja, di kantor juga pula, jangan bahas soal hal ini ya?"

"Tidak masalah."

"Kalau ada waktu, nanti siang, aku ingin menraktirmu makan, bagaimana?"

"Istri teman sendiri tidak boleh dimakan!"

"Kenapa, apa kau adalah teman Edison, kenapa aku tidak tahu?"

"Yang kumaksud itu Kak Noah."

"Aku bukan istrinya, pacar saja juga bukan, bagaimana kalau aku menceritakan masalahku dengannya nanti saja saat makan siang?"

"Sudahlah, nanti siang......"

Ella langsung memotongnya, "Jangan katakan bahwa kau punya urusan nanti siang, kalau kau mengganti perkataanmu nanti, kau yang akan malu."

"Oh, kenapa aku harus mengganti perkataanku?"

"Karena aku punya satu rahasia yang ingin kuberitahukan kepadamu, kalau kau tidak pergi nanti siang, kau pasti akan menyesal."

"Rahasia, rahasia apa?"

Terry merasa, jangan-jangan, rahasia yang dimaksud oleh Ella ini adalah rahasia bahwa Edison Huang adalah anak kandung dari Penny Zhou?

"Namanya juga rahasia, tentu saja harus dikatakan di tempat yang rahasia pula."

Terry berpikir sejenak, awalnya ia ingin langsung menolaknya, namun melihat wajah Ella yang terlihat sangat bersikukuh itu, ditambah lagi dengan masalah keluarganya ini, Penny sekeluarga benar-benar telah menghancurkan keluarganya sampai habis, kalau ia bisa memanfaatkan Ella untuk membalas Edison, itu adalah karma.

Namun setelah mengingat bahwa Ella adalah kekasih gelap Noah, Terry pun merasa sedikit bingung, ia benar-benar tidak mengerti, kenapa Ella bisa tertarik pada om-om tua seperti Noah?

Entah Ella itu adalah tuan putri yang terhormat atau wanita yang jalang, bagi Terry, dia hanyalah sebuah toilet umum saja, yang hanya digunakan ketika dirinya sedang terdesak saja, apalagi, setiap kali ia menggunakannya, ia juga bisa merasa bangga bisa melakukan pembalasan, kenapa ia tidak mengambil kesempatan ini saja?

"Baik, nanti siang saja, di mana?"

"Red Lantern Hotel saja, makanan di sana enak, dekorasinya juga bagus, apalagi ruangan kencan di sana, hanya di seberang jalan saja."

Saat Terry dan Willy bertemu dengan Mollie di California Cafe hari itu, Mollie sempat mengatakan, kalau ada waktu ia akan mengajak mereka berdua minum di Red Lantern Hotel, sepertinya hotel ini lumayan terkenal juga.

Restoran Mulia Sejahtera sedang dalam tahap persiapan, Terry juga ingin melihatnya, oleh karena itu ia pun menganggukkan kepalanya dan berkata, "Ya sudah. Tapi maaf, aku masih belum punya mobil, aku tidak bisa membawamu ke sana."

"Kalau kau perlu mobil, departemen administrasi punya sebuah mobil sedan cadangan, ada sopir pribadinya juga. Tapi sebaiknya hari ini kita pergi ke sana sendiri-sendiri, jalannya juga tidak begitu jauh, anggap saja jalan-jalan sehat."

"Ok."

Tak lama setelah Ella keluar, Penny pun masuk ke dalam, ia membawa sebuah amplop dokumen di tangannya, ia berjalan ke depan meja Terry dan duduk di sana.

Ia mengeluarkan sebuah flash disk dari dalam amploop dokumen itu, lalu memberikannya pada Terry, "Ini adalah semua akun perusahaan kita, lihatlah dulu, kalau ada yang tidak kau mengerti, tanyalah padaku."

"Kenapa, apa departemen keuangan kita tidak punya internet?"

"Ada dua akun di perusahaan, yang satu adalah akun di komputer yang tersambung dengan internet, untuk mengurus perpajakan, akun di dalam flash disk ini adalah akun yang asli."

"Kalau akun ini kau yang memegangnya, aku lihat atau tak lihat juga tidak penting."

"Lebih baik lihatlah saja dulu, hari ini aku berencana untuk berbicara dengan ayahmu."

"Tidak perlu, kalau kau benar-benar memutuskan untuk cerai, setelah prosedur perceraiannya selesai, baru berikan flash disk ini padaku."

"Kalau aku memalsukannya?"

Terry tersenyum pada Penny, "Terserah!"

Penny benar-benar tidak menyangka, Terry akan sepercaya ini padanya, dengan baik hati ia mengingatkan, "Kata orang, rekening koran antar saudara kandung harus bersih dan jelas, suami istri pun juga begitu, seperti aku han ayahmu, akun rekening kami juga sangat transparan, kita selalu terbuka satu sama lain."

"CEO Zhou, kau harus mengatakan hal ini padaku berapa kali? Aku tahu kau bukan orang yang seperti itu, kalau pun kau ingin melakukan sesuatu, itu juga sudah sepantasnya. Karena aku percaya, kau adalah orang yang benar, segala sesuatu yang kau lakukan, pasti adalah apa yang menurutmu benar, dan kalau kau merasa benar, aku pasti juga tidak akan berkata apa-apa."

Kemurahhatian Terry ini membuat Penny sangat menyesal, tak seharusnya Penny mentrasnfer sepuluh juta itu ke rekening Daniel di belakang Terry.

"Ada satu hal yang ingin kuberitahukan, beberapa waktu lalu aku sangat membutuhkan uang, ada seorang kerabatku yang ingin investasi pada sebuah program, oleh karena itu aku menggunakan dana perusahaan sebesar sepuluh juta......"

"Oh, aku mengerti."

"Kalau begitu, ingatlah, saat aku dan ayahmu membagi harta gono-gini, potong sepuluh juta dari sana saja."

Sepertinya Penny sungguh sangat menyesal, dan kalau dilihat dari situasi sekarang ini, Terry merasa bahwa Neneknya itu benar, Penny sebenarnya tidak jahat.

Namun bagaimanapun, pasangan suami dan istri itu telah mencelakai ibu Terry, kecuali kalau Penny bisa mengakui semua perbuatannya di hadapan Terry.

Kalau tidak, sebesar apapun penyesalan Penny, Terry tetap tidak akan melepaskannya begitu saja, setidaknya ia tidak akan melepaskan Daniel dan anaknya itu.

Terry tersenyum, "Ya sudah, bicarakan saja di lain waktu."

"Sudah hampir waktunya pulang, ayo kita pulang?"

"Oh, aku masih ada urusan nanti siang, pulanglah saja sendiri, bertahu mereka, siang ini aku tidak makan di rumah."

"Oh ya, apa kau punya SIM? Apa kau mau membeli mobil?"

"Setelah lulus SMA aku langsung keluar negeri, aku tidak sempat mengurus SIM, aku akan mengurusnya beberapa hari ini."

"Baiklah, departemen administrasi punya sebuah mobil cadangan, ada sopir pribadinya juga, kalau kau mau menggunakannya, langsung katakan pada mereka saja."

"Baiklah."

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu