The Revival of the King - Bab 304 Penuh Antisipasi

Terry Fan memutar bola mata: “Hei, dengarlah. Aku bersedia melakukan itu, bahkan tidur dengannya, demi tugas kita. Dari awal aku sudah mewanti-wanti bahwa tugas ini tidak cocok untukmu, eh kamu malah ngotot ikut.”

Stella Dong menanggapi dengan tidak puas: “Jangan beralibi. Apa itu demi tugas? Jika kamu tidak mesra-mesraan dengannya, memang kita tidak akan bisa menyelesaikan tugas?”

“Huh! Jika aku tidak macam-macam dengannya, aku khawatir kita sekarang tidak akan bisa berbicara di depan pintu begini.”

“Ayo kita tarik ke bawah. Kamu telah mencapai kesepakatan dengan atasannya, para prajurit bayaran juga sudah pergi, lalu kamu baru bermesraan dengannya. Apa hubungannya kemesraan itu dengan kita sekarang tidak bisa berbincang di depan pintu?”

“Kesepakatan?” Si pria mencibir: “Apakah menurutmu Biro Inteljen Barat adalah organisasai yang mudah mencapai kesepakatan dengan orang lain? Apakah menurutmu pimpinan organisasi ini benar-benar bersedia duduk dan berbicara denganku setelah aku membantu mereka menyelamatkan kedua agennya?”

Si wanita mengedipkan matanya. Ia berpikir: Jika memang begini situasinya, buat apa kamu berbincang dengan mereka untuk waktu yang lama?

Terry Fan menjelaskan: “Jika aku tidak keliru, perintah yang diterima Elena adalah begitu aku menemukan kedua agen, orang-orangnya bisa langsung menembakku.”

“Apa?”

“Jadi, dalam misi selanjutnya, aku tidak hanya akan bersikap tidak bermoral dengannya di depanmu, tetapi juga ketika dia membutuhkannya, aku perlu menemaninya naik ke ranjang. Tujuannya adalah membuatnya sedikit ragu ketika sudah menerima perintah dari atasannya untuk membunuhku. Keraguan sekecil apa pun akan bisa dimanfaatkan untuk membalikkan situasi.”

Lawan bicaranya bertanya bingung: “Mengapa, mengapa dia ingin bergabung dengan kita?”

“Bukan hanya dia, namun juga prajurit-prajurit bayaran tadi. Mereka ditugaskan untuk membantuku mencari agen mereka sekaligus mengawasiku. Begitu yang dicari sudah ketemu, mereka akan langsung menyerang kita.”

“Kalau begitu, bukankah kita akan selalu bergerak di bawah senjata mereka? Nyawa kita tergantung pada seutas benang.”

“Maka dari itu, ketika berurusan dengan Badan Intelijen Barat, kita harus bertindak secerdik mungkin. Mereka memperlakukan musuh dan teman dengan cara yang sama, yakni menggoda dengan uang dan wanita cantik. Godaan dariku, selain dari uang, adalah dengan jadi pria penggoda Elena.”

“Duh, kamu memang cocok jadi penggoda?”

“Tidak masalah cocok atau tidak. Yang penting adalah agen wanita mereka bisa berbaring di pelukanku dan tingkat keselamatanku pun meningkat.”

Pada momen ini, empat jip berhenti di pintu bar. Kepala prajurit bayaran membawa rombongannya berjalan melewati Terry Fan dan masuk ke bar.

Si pria kemudian berbisik pada si wanita: “Ingat, aku nanti akan membuat Elena masuk ke mobil kita, atau kami berdua akan naik mobil terpisah dari kalian. Tidak peduli bagaimana, aku akan sering bermesraan dengan dia. Jika kamu tidak senang, tutuplah mata. Jangan protes-protes tidak jelas.”

Stella Dong nampak semakin risih: “Apa-apaan ini?”

“Aku telah membunuh dua anggota prajurit bayaran itu. Mereka tidak akan melepaskanku. Hanya dengan membuat Elena ada di sisiku, mereka baru tidak akan berani macam-macam. Jika kita bertiga duduk sendiri di satu mobil, tunggu saja mobil kita kena roket!”

“Bagaimana mungkin? Kamu telah mencapai kesepakatan dengan pemimpin mereka. Bagaimana mungkin mereka macam-macam padamu sebelum kedua agennya ketemu?”

“Agen rahasia patuh pada pimpinan, sementara prajurit bayaran tidak. Mereka bekerja tanpa atasan tetap. Hari ini bekerja untuk Biro Inteligen Barat demi uang, mereka besok bisa membunuh atasan biro ini demi uang yang lebih besar. Itulah perbedaan prajurit bayaran dan prajurit sungguhan! Mereka tidak punya perasaan apa pun. Yang dipentingkan hanya duit dan wanita.”

Peter Chen pada momen ini buka suara: “Stella Dong, mohon jangan permasalahkan hal remeh-temeh. Apa yang dikatakan Terry Fan benar. Pemimpin kita punya alasan jelas dalam menyuruh kita taat padanya.”

Hati Stella Dong daritadi sejatinya sudah tenang. Mulutnya saja yang masih ingin protes.

“Kalau begitu bilang ke mereka, berikan masing-masing dari kita satu senjata!”

Terry Fan menggeleng: “Kita tidak membutuhkan senjata.”

“Alasannya?”

“Di medan pertempuran, orang yang tidak bersenjata adalah yang paling aman.” Pria itu menguraikan lebih lanjut: “Bukankah aku barusan sudah bilang padamu? Mereka tidak punya atasan tetap. Jadi, di medan perang, mereka tidak punya batasan antara teman dan musuh. Yang ada hanya perbedaan orang yang berbahaya dan orang yang tidak berbahaya.”

Stella Dong tampaknya belum memahami kata-kata Terry Fan. Peter Chen mengangguk dan menimpali: “Aku paham. Di mata prajurit bayaran, bahkan jika kamu bukan temannya, ketika kamu tidak pegang senjata, mereka tidak akan menganggapmu membahayakan dia. Andai kamu bawa senjata, sebelum memastikan kamu adalah teman atau rekan, bisa-bisa kamu sudah dibunuh dulu demi keamanan diri mereka.”

“Iya.” Terry Fan melanjutkan: “Ingat identitas kalian. Kalian adalah pasangan baru yang meminta bantuanku untuk mencari ayah. Di hadapan semua prajurit bayaran, kalian harus menjadikan diri kalian orang jelata. Jangan pernah berpikir untuk merebut senjata lawan, sebab dari mata dan ekspresi seseorang, para prajurit bayaran bisa mengetahui apa yang orang itu pikir.”

Si wanita tersenyum jijik: “Kamu sudah menilai prajurit bayaran sebagai sosok supernatural."

“Itu bukan hal supernatural. Itu hanya insting mereka untuk bertahan hidup. Prajurit-prajurit bayaran yang bisa bertahan di medan perang pasti punya kemampuan ini. Jika tidak punya, mereka sudah gugur dari jauh-jauh hari.”

Pada momen ini, Elena keluar dari bar bersama para prajurit bayaran.

“Terry Fan.” Ellena bertanya: “Bisakah kita pergi sekarang?”

“Boleh.”

Si wanita menoleh ke pimpinan prajurit bayaran dan memerintah: “Beri masing-masing dari mereka sebuah senjata.”

Yang disuruh langsung melempar pistol ke Terry Fan. Sesaat setelah menangkapnya, si pria melemparkannya kembali ke dia: “Aku sedang mencari orang, bukan ingin membunuh orang.”

Dua orang di sisi pimpinan melemparkan dua senapan serbu ke Peter Chen dan Stella Dong secara bersamaan.

Akibat instruksi Terry Fan, Peter Chen sengaja memperlihatkan sikap kikuk. Ia menangkapnya, terhuyung beberapa langkah, kemudian menatap pistol dengan penuh antusiasme.

Akting Stella Dong lebih hebat lagi. Ia dengan cepat melangkah ke samping, membiarkan pistol jatuh ke tanah, menatap Terry Fan dengan ketakutan, dan menarik tangan Peter Chen.

Mantap, spontanitas mereka sangat bagus!

Terry Fan tersenyum dan menggelengkan pada Elena: “Terserah mereka jika tidak mau.”

Elena tersenyum: “Aku naik mobil pertama, kamu naik mobil kedua.”

“Mengapa?”

Si pria segera menggendong si wanita dan membawanya ke sisi jip kedua. Setelahnya, pria itu menendang pintu mobil untuk menyuruh sang supir turun.

Setelah supir turun, Terry Fan mendudukkan Elena di kursi penumpang depan. Ia sendiri ingin duduk di kursi pengemudi. Begitu sudah duduk, pria itu menoleh ke belakang dan berteriak pada Peter Chen dan Stella Dong: “Mengapa berdiri diam saja? Naiklah!”

Stella Dong bergegas ke pintu belakang mobil. Seorang prajurit bayaran mengambil kembali uang dari tangan Peter Chen. Pria itu mengangguk sambil tersenyum, kemudian menyusul si wanita ke kursi belakang.

Seorang prajurit bayaran berbisik pada pimpinannya: “Sepertinya pemuda itu selalu mewaspadai kita.”

Si pimpinan tersenyum dingin: “Tenang saja, kesempatan menyerang pasti akan datang. Ayo jalan!”

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu