The Revival of the King - Bab 152 Terus Menguji

Namun Terry juga sangat tahu jelas, sebesar apapun nyali Valentine, ia tetap saja tidak akan berani membunuh dirinya hanya demi uang saja, namun hubungan antara Valentine dan Terry saat ini sepertinya akan sangat mudah dimanfaatkan oleh orang lain.

Kalau misal Valentine masih berhubungan dengan Gordon, atau bahkan masih bertemu, jika terjadi sesuatu pada Terry, Valentine pasti akan disalahkan.

Valentine hanya ingin menjagai Terry, sama halnya seperti dirinya menjagai sebuah gunung emas, namun ia sama sekali tidak menduga, sejak Jessy muncul dalam kehidupannya, bahaya terbesar yang akan melanda dirinya pun juga sudah dimulai.

Keesokan paginya, Terry menyuruh Penny membawa neneknya ke panti jompo di pinggiran kota, sebelumnya, ia juga telah memesan kursi roda dan telah diantarkan ke sana pula oleh penjualnya.

Seketika, tak hanya panti jompo itu saja yang mendadak menjadi heboh, orang-orang seisi desa pun juga datang dan bergerombol untuk melihat kedatangan mereka.

Mereka tahu, dulu, di panti jompo ini, ada seorang nenek bernama Nenek Wu yang matanya buta, ia selalu berkata bahwa cucunya itu sangat hebat dan akan langsung menjemputnya jika cucunya itu sudah kembali dari luar negeri nanti, cucunya itu pasti juga akan membawanya ke sebuah rumah gedong yang sangat amat besar.

Para penduduk desa di sana selalu menertawakannya, mereka tahu, setelah orang tua diantarkan ke panti jompo, pasti tidak akan pernah ada keluarga yang datang untuk menjemputnya pulang, kecuali saat nafasnya sudah hampir habis dan perlu diantarkan ke rumah sakit, atau bahkan langsung diantarkan ke tempat kremasi.

Kemarin, setelah para orang tua yang berada di panti jompo itu kembali, berita itu pun tersebar ke seluruh desa, cucu Nenek Wu yang matanya buta itu benar-benar kembali, dia tidak hanya menyembuhkan mata neneknya saja, ia juga menjemput neneknya dan mengantarkannya ke sebuah villa kecil di Gunung Min, orang-orang seisi desa pun terkejut bukan kepalang.

Saat para orang tua itu mengeluarkan angpao mereka yang diberikan oleh Terry, para penduduk desa pun merasa sangat iri.

Mereka pernah melihat orang kaya, mereka juga pernah melihat orang yang berbakti kepada orang tua.

Tapi kebanyakan orang kaya tidak berbakti kepada orang tuanya, dan kebanyakan orang yang berbakti tidak kaya, orang yang sangat kaya dan berbakti seperti Terry Fan ini sudah jarang terlihat di zaman seperti sekarang ini.

Kebanyakan orang-orang kaya tidak begitu peduli terhadap orang-orang tua mereka saat orang tua mereka masih hidup, namun setelah orang tua mereka pergi dari dunia ini, barulah mereka gembar-gembor untuk mengadakan acara pemakaman yang megah.

Tindakan seperti itu kesannya mereka lakukan hanya agar dilihat oleh orang-orang lain, bukan untuk menghormati orang tuanya.

Para penduduk desa itu bukan iri karena kekayaan Terry, bukan karena kebesaranhatinya juga, mereka iri terhadap Nenek Wu yang memiliki cucu baik seperti ini.

Seluruh orang desa juga tahu bahwa mata nenek ini buta karena menangisi cucunya yang satu ini, dulu mereka merasa sia-sia nenek ini menangisi cucunya, namun sekarang, mereka semua mengacungkan jempol mereka masing-masing dan berkata: Tak heran nenek ini menangisi cucunya!

Melihat kursi roda yang dikirimkan oleh sang penjual itu dibawa turun mobil, para penduduk yang berkeliling di sana pun bertepuk tangan.

Saat sant nenek keluar, mereka pun bertambah heboh.

"Nenek Wu, beruntung sekali dirimu mempunyai cucu yang berbakti seperti ini!"

"Iya, orang baik pasti akan mendapatkan kebaikan pula, dari awal aku sudah bisa melihat bahwa Nenek Wu adalah orang baik, akhirnya hari ini terbukti juga."

Pujian-pujian dari para penduduk desa itu pun membuat sang nenek merasa sangat puas, ia terus tersenyum senang, sambil mengangguk-anggukkan kepalanya kepada para penduduk desa di sana, rasanya seperti seorang pahlawan yang kembali ke desanya dengan banyak penghargaan saja.

Pasutri petani itu juga membuat sebulah banner besar dan dipasang di depan pintu panti jompo, tulisannya: Selamat Datang Nenek Wu, Terima Kasih Atas Dukungan dan Kepedulian Tuan Fan Terhadap Panti Jompo Ini!

Melihat keadaan yang heboh seperti ini, sang pemilik toko kelontong di desa itu pun segera mengambil beberapa petasan dan ia nyalakan.

Seketika, Nenek Wu dan Terry Fan pun menjadi pusat perhatian di seisi desa itu.

Selain para orang tua yang berada di panti jompo, para penduduk di desa itu pun juga sangat antusias akan hal ini, Terry yang melihatnya pun merasa sedikit menyesal, ia merasa uang yang ia keluarkan kemarin masih terlalu sedikit, kalau dia tahu keadaannya akan seperti ini, ia pasti akan mengeluarkan lebih banyak uang lagi.

Namun ia tidak mengerti, meskipun mengeluarkan uang termasuk salah satu cara, namun yang terpenting adalah keberbaktiannya yang membuat para penduduk desa itu terharu.

Apalagi saat sang nenek terus menceritakan tentang cucunya namun tak satu pun orang yang percaya pada perkataannya, kedatangan Terry tak hanya menyembuhkan mata sang nenek saja, ia juga membawa nenek untuk tinggal di Villa Ocean Gunung Min, sikapnya itu bisa dijuluki sebagai sikap berbakti yang paling benar dalam budaya timur, oleh karena itu para penduduk pun sangat mengaguminya.

Setelah memberikan kursi roda itu ke panti jompo, Nenek Wu pun hendak beranjak pulang, namun para orang tua di panti jompo memaksanya untuk tinggal di sana satu hari.

Pasutri di desa itu juga telah menyiapkan banyak makanan untuk menahan sang nenek.

Rasanya tidak enak sekali kalau menolaknya!

Oleh karena itu Nenek Wu pun tinggal di sana untuk beberapa saat, lalu menyuruh Terry dan Penny untuk menjemputnya nanti malam saja.

Setelah Terry dan Penny pergi, awalnya Terry hendak pergi ke rumah sakit, namun Penny malah menyuruhnya untuk pergi ke kantor terlebih dahulu, katanya entah perlu masuk kantor atau tidak, setidaknya ia harus bertatapmuka dengan pengurus kantor terlebih dahulu.

Tanpa banyak bicara, Terry pun langsung pergi ke kantor bersama Penny.

Gedung perkantoran Fan's Corp sudah tampak sedikit tua, namun dalam hati Terry, tetap saja perusahaannya itu tampak begitu megah.

Karena bagaimanapun, mimpi Terry sejak bertahun-tahun yang lalu adalah untuk masuk ke dalam gedung kantor ini.

Tak hanya sekali saja Terry bermimpi ayahnya turun dari surga, menepuk kepalanya sambil tersenyum, dan menyuruhnya untuk meneruskan perusahaan Keluarga Fan.

Namun sayang, mimpi itu hanya sekedar khayalan saja, setelah Terry bersusahpayah meraih kekayaannya, Hendrik terkena stroke saat mengetahui perselingkuhan Penny, lalu setelah itu barulah Henrik ingin menyerahkan seluruh harta dan takhtanya pada anak satu-satunya itu.

Kalau Hendrik menyerahkan semuanya beberapa tahun lebih awal, dan Terry bisa mewarisi harta kekayaan ayahnya, ia pasti sangat amat bersyukur, namun sekarang, ia tetap saja tidak merasa senang, saat kenangan masa lalunya muncul di hadapannya, ia pun merasa bahwa takdir ini benar-benar kejam.

Kantor Henrik sangat besar, di dalamnya ada kamar pula, saat ia lelah bekerja, ia bisa beristirahat sejenak di dalam kamarnya.

Penny sama sekali tidak pernah melarangnya, malah selalu membersihkan kamar itu sampai bersih, dan berusaha untuk membuat sebuah tempat yang sangat nyaman untuk Hendrik.

Dulu Hendrik sangat terharu akan hal ini, ia merasa bahwa Penny adalah seorang wanita yang baik, selalu mengerti dan mendukungnya dalam segala hal. Namun sebenarnya ia tidak tahu, pada saat dirinya sedang beristirahat dalam kamar di kantornya itu, Penny malah sedang bersetubuh dengan Daniel Huang di rumahnya.

"Bagaimana, "tanya Penny, "Fan's Corp. kita ini, tidak sebagus perkiraanmu kan?"

Penny tahu jelas, kalau Terry yang dulu tiba-tiba diberi sebuah perusahaan sebesar ini, Terry pasti akan langsung menganga kaget.

Namun sekarang tidak sama lagi, Terry bukan hanya seorang manajer tambang emas saja, hubungannya dengan putri dari pemilik tambang emas itu juga sangat menggebu-gebu, Penny rasa Fan's Corp. bukanlah apa-apa di mata Terry.

Namun Terry malah berkata, "Jauh lebih keren dari bayanganku. Ayahku membangunnya dari nol, ia benar-benar hebat bisa membangun Fan's Corp. ini! Perusahaan ini adalah bukti kerja kerasnya selama ini, perusahaan ini sungguh sangat berarti bagiku."

Penny menatap ke arah Terry sejenak, awalnya ia berasa bahwa ucapan Terry itu ada maksud lainnya, seperti sedang mengejeknya dengan sarkasme.

Namun setelah melihatnya barulah Penny tersadar, wajah Terry tampak sangat kagum, sama sekali tidak tampak sedang mengejek.

Penny sungguh tidak percaya, Terry yang sangat polos dan baik hati itu benar-benar sangat lihai.

Penny pun berkata, "Memang, karir ayahmu memang benar-benar sukses, namun rumah tangga dan percintaannya benar-benar gagal."

Terry menatap Penny sambil tercengang.

Penny tersenyum kecut, "Seharusnya, aku tidak punya hak apa-apa untuk mengatai ayahmu karena aku sudah berselingkuh, tapi aku sudah pernah bilang, waktu itu aku benar-benar dipaksa oleh Daniel, dan yang paling penting, mungkin kau tidak tahu, di dalam kamar yang kecil ini, ayahmu juga sudah mempermainkan entah berapa orang wanita. Dan oleh karena itu, selain memikirkan nama baik Fan's Corp. dan ayahmu, aku memang berencana untuk membalas perbuatan ayahmu, oleh karena itu aku sama sekali tidak melaporkannya ke polisi."

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu