The Revival of the King - Bab 122 Vila Gunung Min
Wah, apa benar jika dia adalah seorang ibu kandung!
Penny Zhou tidak sanggup untuk mendengar lebih jauh lagi, dia membawa kantong plastik di tangannya dan pergi begitu saja.
Valentine Li mengatakan dengan nada jengkel, “Kamu pikir putrimu ini seperti dirimu, yang bisa berhubungan dengan siapapun yang memiliki banyak uang?”
“Kamu ini, perhatikan perkataanmu! Tidak bisa, kita tidak boleh diam saja saat dipermainkan olehnya seperti ini, meskipun tidak jadi menikah, kita juga harus melaporkannya ke pengadilan, dan memintanya untuk mengganti rugi!”
“Jangan mencari masalah, dia tidak pernah menyentuhku sebelumnya, apanya yang harus diganti rugi?”
“Hah? Kamu ini, gadis bodoh! Apa kamu tidak tau jika perempuan mengandalkan tubuhnya untuk bertahan hidup? Jika kamu tidak melakukan itu dengannya, bagaimana kamu bisa mengikat hatinya?”
Sejak awal panggilannya dari “putriku sayang, sampai “anakku”. Kemudian sekarang adalah “gadis bodoh”, mulut Thessa Jia benar benar sangat kotor.
Tebakan Valentine Li sebelumnya sangat tepat, dia hanya mengincar uang dari keluarga Fan saja, benar benar perempuan berhati busuk, tidak punya hati nurani!
Thessa Jia berdalih, “Eh, putriku sayang, apa kamu sedang memojokkanku?”
“Kenapa harus memojokkanmu? Saat kembali dari acara lelang aku bertemu dengan Gordon Zhang, dan kita berbincang sejenak, setelah itu Terry Fan datang, mereka berdua sempat bertengkar, dan Terry Fan menyobek surat nikah begitu saja, jika tidak percaya lihatlah sendiri!”
Setelah mengatakan itu Valentine Li mengeluarkan surat nikah dari dalam tasnya, dan satu diantaranya adalah yang sudah dirobek oleh Terry Fan malam itu.
Dan satu surat lainnya masih bersih, dan satunya lagi sudah kusut, Thessa Jia melihatnya, dan menyadari jika perkataan Valentine Li memang benar adanya.
Thessa Jia menggelengkan kepalanya, “Kamu ini, kamu itu saja saja arogannya dengan ayahmu itu yang sudah seperti robot, kamu sudah mendapatkan gunung tinggi di depanmu, tapi kamu malah membiarkannya pergi begitu saja? Apa katamu barusan? Aku menjualmu untuk menyombongkan diri? Lihatlah dirimu, apanya yang bisa aku jual untuk bisa membuatku bangga?”
Baiklah, akhirnya sifat asli terlihat juga.
Valentine Li menyeringai, “Apa ini yang dinamakan seorang ibu? Oh iya, kamu sudah menyanggupi akan memberikan uang kepadaku......”
“Kamu masih menginginkan uang, minggat saja sana!”
Thessa Jia langsung melemparkan kedua surat nikah ditangannya ke wajah Valentine Li, dia berbalik badan dengan mulut yang tidak henti hentinya menggerutu.
Jensen Li tau dengan jelas jika kejadian ini baru saja terjadi beberapa waktu yang lalu, hanya saja Valentine Li baru mengatakannya hari ini.
Setelah mendengar suara langkah kaki Thessa Jia menjauh, Jensen Li menggelengkan kepalanya dan mengatakan, “Lihatlah, begitulah ibumu, dia benar benar tidak tau diri.”
“Dia bukannya tidak tau diri, hanya saja hati nuraninya sudah mati!”
“Sekarang aku masih khawatir jika suatu saat kamu menikah, dia akan datang dan kembali berbuat ribut.”
“Jika dia berani mengacau di hari pernikahanku, aku akan mempermalukannya saat itu juga.”
Setelah mengatakan itu Valentine Li meraih kantong makanan, dan mengambil kotak makanan di dalamnya untuk diberikan kepada Hendrik Fan yang ada di bangsalnya.
Satu sebutan “ayah”, dan satu demi satu sendok menyodorkan makanan kepadanya, hati Hendrik Fan langsung terasa hangat, dalam hatinya dia berpikir: Putraku memang sangat hebat bisa menemukan menantu yang cantik dan berhati baik, beruntung sekali!
Penny Zhou membawa kantong di tangannya menuju ke bagsal nenek, mereka makan bersama, Penny Zhou tidak membahas sedikitpun mengenai Thessa Jia, dia hanya mengatakan jika Valentine Li mengantarkan makanan ke bangsal Hendrik Fan dan juga Jensen Li.
Jessy Shangguan memakan makanannya dengan mulut tanpa henti memanggil tante, dan bahkan menyodorkan makanan kedalam mangkuknya.
Penny Zhou yang melihat keadaan ini membuatnya perlahan menyukai Jessy Shangguan, dia memiliki pemikiran dalam benaknya, kenapa gadis sebaik ini malah di sia siakan oleh Terry Fan?
Penny Zhou merasa jika Jessy Shangguan jauh lebih cantik dibanding Valentine Li, dia bahkan lebih polos, sampai sampai dia memiliki pemikiran dan menginginkan agar Jessy Shangguan bisa menjadi menantunya.
Hanya saja perbedaan diantara kedua keluarga sangatlah besar, dan dia juga tidak boleh sembarangan mengungkapkan jika dia masih memiliki seorang putra, tapi dia masih mencari celah, apakah akan ada kesempatan di masa depan untuk membuat keinginannya terkabul.
Setelah selesai makan, nenek bertanya kepada Terry Fan, kapan sekiranya bisa keluar dari rumah sakit.
Terry Fan tersenyum dan mengatakan, “Hari ini sudah boleh keluar, ayo, sekarang kita pulang kerumah!”
Nenek seketika langsung dibuat sumringah, “Kalau begitu cepat panggil Valentine, dan kita pulang bersama sama.”
Setelah mengatakan itu nenek langsung beranjak dan bersiap untuk pergi.
“Nenek.” Terry Fan tercengang, “Apa nenek tidak duduk di kursi roda?”
“Kamu ini, kaki nenek sudah baikan, mata nenek juga masih bisa melihat dengan jelas, kenapa malah duduk di kursi roda?”
Terry Fan hanya tersenyum lebar.
Mereka berempat terlebih dulu pergi ke bangsal Jensen Li, dan melihat jika Jensen Li masih menyantap makanannya, setelah bertegur sapa sejenak, mereka kemudian menuju ke bangsal Hendrik Fan, dan melihat Valentine Li yang sedang menyuapinya makan, hal itu membuat hati nenek sangat gembira, dia semakin menyukai menantunya yang baik hati ini.
Jessy Shangguan yang telah mendengar jika Hendrik Fan adalah ayah Terry Fan, dia langsung memanggilnya paman, dia bahkan memperkenalkan dirinya, dan mengatakan jika dia adalah teman baik Terry Fan.
Hal itu membuat Hendrik Fan tercengang.
Wah, anakku ini bahkan jauh lebih hebat dariku!
Dia memiliki istri yang sangat cantik, dan bahkan teman baiknya pun jauh lebih cantik, menantunya pun tidak menunjukkan sikap tidak senang akan hal ini!
Setelah Valentine Li selesai menyuapi Hendrik Fan, nenek, Penny Zhou, Valentine Li, Terry Fan, dan Jessy Shangguan naik kedalam mobil Penny Zhou.
Penny Zhou lah yang duduk di belakang kemudi, dan nenek duduk disampingnya.
Dan di kursi belakang, Valentine Li duduk di kursi kiri, Terry Fan duduk di kursi tengah, sedangkan Jessy Shangguan duduk di kursi bagian kanan.
Valentine Li dan Terry Fan duduk dengan tenang, dan Jessy Shangguan bahkan tanpa sungkan menggandeng lengan Terry Fan, tidak lupa juga untuk menyandarkan kepalanya di pundak Terry Fan.
Penny Zhou melihat semua pemandangan ini dari spion, hatinya benar benar merasa sangat puas: Keluarga Fan nantinya akan sangat menyenangkan.
Nenek mungkin tidak bersemangat untuk mengurusi apa yang terjadi di kursi belakang, dia juga tidak tau tempat seperti apa yang akan disiapkan oleh Terry Fan untuknya.
Rumah sudah tidak ada lagi.
Melihat Penny Zhou yang hidup dengan baik sekarang, nenek mungkin nenek akan tinggal di rumah Penny Zhou, tapi tidak disangka Penny Zhou masih terus melajukan mobilnya menuju ke pinggiran kota, nenek ingin bertanya, tapi dia merasa tidak enak hati, jadi dia hanya menahannya saja.
Saat mobil melaju sampai di Villa Ocean Gunung Min, nenek bahkan masih mengira jika ini adalah rumah milik Penny Zhou dan juga Hendrik Fan.
Dan saat memikirkan jika putrinya masih hidup di dunia ini, mungkin dia akan tinggal di villa semacam ini, hal itu membuat hatinya terasa sedikit perih, dia benar benar tidak begitu ingin masuk kedalam, tapi dia tidak enak untuk mengatakannya di depan banyak orang.
Terutama Penny Zhou yang langsung menariknya masuk kedalam, jika dia mengatakan ingin kembali saja, nenek khawatir akan menyakiti perasaan Penny Zhou, dan membuat suasana keluarga menjadi kurang menyenangkan, dan dirinya lah yang menjadi penyebab semua itu, merusak kebahagiaan semua orang.
Valentine Li melihat jika Jessy Shangguan tidak sedetikpun melepaskan gandengan tangannya di lengan Terry Fan, dia hanya berpura pura tidak melihatnya saja.
Saat dia berencana turun dari mobil dan membantu memapah nenek, tidak disangka jika begitu Jessy Shangguan turun dari mobil, dia langsung meraih lengan nenek, dan bertanya dengan sangat sumringah, “Nenek, menurut nenek, villa ini bagaimana?”
Nenek memaksakan diri untuk tersenyum, “Bagus!”
“Syukurlah jika nenek menyukainya, aku membelinya untuk diberikan kepada Terry, bagaimana, seleraku lumayan juga kan?”
Nenek langsung tercengang, “Ini....”
Pada saat ini Penny Zhou mengatakan, “Nenek, ini adalah Villa Ocean Gunung Min, dua hari yang lalu aku berencana membelinya dan memberikannya kepada Terry dan Valentine, tapi tidak disangka jika nona Shangguan lah yang membelinya dan memberikannya kepada Terry.”
Novel Terkait
Angin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanKisah Si Dewa Perang
Daron JayMy Only One
Alice SongCEO Daddy
TantoLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyKembali Dari Kematian
Yeon KyeongLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaThe Revival of the King×
- Bab 1 Teman Sekelas Yang Cantik
- Bab 2 Kesepakatan yang Menghina
- Bab 3 Bahan Tertawaan Seluruh Orang
- Bab 4 Dihina Lagi
- Bab 5 Keduanya Bertemu
- Bab 6 Pembalasan
- Bab 7 Sahabat Sejati
- Bab 8 Menangis Tersedu-Sedu
- Bab 9 Unit Rawat Intensif
- Bab 10 Kebetulan Bertemu
- Bab 11 Harus Melapor Polisi
- Bab 12 Keras Kepala
- Bab 13 Mutiara Sejahtera Corp.
- Bab 14 Pertemuan Di Rumah Sakit
- Bab 15 Ambang Batas Kesabaran
- Bab 16 Penyesalan Yang Muncul Karena Sikap Keterlaluan
- Bab 17 Lawan Yang Selalu Saja Bertemu
- Bab 18 Perasaan Yang Berkonflik
- Bab 19 Peristiwa Yang Benar Adanya
- Bab 20 Emosi Yang Memuncak
- Bab 21 Kebetulan Hendak Mencarimu
- Bab 22 Berpikiran Sempit
- Bab 23 Pembalasan Instan
- Bab 24 Sujud Yang Mengejutkan
- Bab 25 Setiap Pelaku Mempunyai Alasan Tersendiri
- Bab 26 Perasaan Tidak Tenang
- Bab 27 Tertegun
- Bab 28 Melewati Semuanya
- Bab 29 Ikatan Yang Menjauh
- Bab 30 Penyesalan Terhadap Tindakan Di Masa Lalu
- Bab 31 Hati Yang Berkecamuk
- Bab 32 Terkejut Setengah Mati
- Bab 33 Ingin Menangis Tapi Tidak Ada Air Mata
- Bab 34 Hatinya Merasa Sangat Tidak Nyaman
- Bab 35 Kesalahpahaman Semakin Besar
- Bab 36 Perasaan Krisis
- Bab 37 Mengejutkan
- Bab 38 Pandai Bersilat Lidah
- Bab 39 Sangat Menyesal
- Bab 40 Berbeda Jauh
- Bab 41 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 42 Memberikan Barang Pemberian Orang Lain
- Bab 43 Bertemu Teman Sekelas Lama Lagi
- Bab 44 Bingung
- Bab 45 Datang Mencari Masalah
- Bab 46 Tidak Berani Tampil
- Bab 47 Malu Sendiri
- Bab 48 Sesuatu Terjadi Tentu Ada Sebabnya
- Bab 49 Gugup Sekali
- Bab 50 Tidak Bisa Mengerti
- Bab 51 Menyesal
- Bab 52 Semuanya Sandiwara
- Bab 53 Berkata Sembarangan
- Bab 54 Marah Hingga Muntah Darah
- Bab 55 Perubahan yang Besar
- Bab 56 Tidak Dapat Ditoleransi
- Bab 57 Mutiara Sejahtera
- Bab 58 Menyelidiki
- Bab 59 Rencana Pembalasan
- Bab 60 Terkejut
- Bab 61 Sudah Bukan Yang Dulu Lagi
- Bab 62 Tak Bisa Ditahan
- Bab 63 Nasehat Yang Bagus
- Bab 64 Datang Dengan Persiapan
- Bab 65 Menggertak
- Bab 66 Masalah Muncul Karena Sebab
- Bab 67 Marah Sekali
- Bab 68 Sial Dan Tidak Beruntung
- Bab 69 Menolak Melihat Kebenaran
- Bab 70 Asal Usul Yang Jelas
- Bab 71 Bersikeras Dengan Pendapat Sendiri
- Bab 72 Memeriksa Keadaannya
- Bab 73 Rasa Iri Yang Menggila
- Bab 74 Berinisiatif Menyapa
- Bab 75 Tidak Bisa Mempercayainya
- Bab 76 Perkataan Yang Masuk Akal
- Bab 77 Menebus Kesalahan
- Bab 81 Ruang VIP KTV
- Bab 78 Benar-Benar Tidak Menduganya
- Bab 79 Menebus Hutang Lama
- Bab Menyadari Bahaya Di Saat-saat Akhir
- Bab 82 Serangan yang Luar Biasa
- Bab 83 Pertempuran yang Mengerikan
- Bab 84 Sedikit Menyesal
- Bab 85 Meminta Maaf Dan Memberi Hadiah
- Bab 86 Memberi Wajah
- Bab 87 Keributan Di Ruang Rawat
- Bab 88 Operasi Berhasil
- Bab 89 Membereskan Willy Wang
- Bab 90 Kata-Kata Dan Kasih Sayang yang Dalam
- Bab 91 Menyelesaikan Kesalahpahaman
- Bab 92 Hati Diganti Hati
- Bab 93 Sebuah Drama
- Bab 94 Memang Kaya Itu Sangat Bagus
- Bab 95 Teman Sekolah Datang Menjenguk
- Bab 96 Kebetulan Bertemu Dengan Kenalan
- Bab 97 Ketakutan
- Bab 98 Ingin Memenangkannya
- Bab 99 Ayah Dan Anak Yang Kejam
- Bab 100 Ada Hal Yang Ingin Dibicarakan
- Bab 101 Saling Beradu.
- Bab 102 Rasa Sakit Tidak Tertahankan.
- Bab 103 Mencurahkan Apa Yang Ada Di Otaknya.
- Bab 104 Berseteru.
- Bab 105 Dipermalukan Di Depan Semua Orang.
- Bab 106 Perlelangan Yang Hampir Gagal.
- Bab 107 Pemuda Kaya Raya.
- Bab 108 Mengacaukan Rencana
- Bab 109 Sebuah Keadaan Mendadak Yang Menimbulkan Sebuah Kesalahan
- Bab 110 Perasaan Hati Yang Tidak Baik
- Bab 111 Masalah Internal dan Agresi Asing
- Bab 112 Keadaan Yang Kacau
- Bab 113 Dimana-mana Terancam Oleh Bahaya
- Bab 114 Siap Untuk Bertindak
- Bab 115 Merasa Ketakutan dan Tidak Tenang
- Bab 116 Pertemuan Yang Sempit
- Bab 117 Penuh Drama
- Bab 118 Berusaha Meningkatkan Rasa Kehadiran
- Bab 119 Saling Memberi Simpati
- Bab 120 Mengendalikan Semuanya
- Bab 121 Ibu Yang Aneh
- Bab 122 Vila Gunung Min
- Bab 123 Semua Yang Di Lihat Dan Di Dengar Terasa Sangat Segar
- Bab 124 Bertarung Dengan Sangat Sengit
- Bab 215 Tidak Ingin Kalah
- Bab 126 Mencurigakan
- Bab 127 Mengakui Putri Angkat
- Bab 128 Memiliki Pemikiran Masing-Masing
- Bab 129 Tidak Bisa Menyelesaikan Perkataan
- Bab 130 Katakan Baik-Baik
- Bab 131 Semua Ada Ceritanya
- Bab 132 Mengeluh
- Bab 133 Mencapai Pemahaman Rahasia
- Bab 134 Rekaman Telepon
- Bab 135 Mengupas Habis
- Bab 136 Perlahan-lahan Menjadi Cerah
- Bab 137 Mengobati Sesuai Gejala
- Bab 138 Dekorasinya Terlalu Bagus
- Bab 139 Kasih Yang Tak Ternilai
- Bab 140 Terkejut Senang
- Bab 141 Ini Hal Besar
- Bab 142 Keinginan Nenek
- Bab 143 Tiga Wanita
- Bab 144 Semua Adalah perangkap
- Bab 145 Mengerahkan Seluruh Kemampuan
- Bab 146 Pertengkaran Ibu dan Anak
- Bab 147 Ragu
- Bab 148 Mengusahakan Yang Terbaik Walaupun Telah Salah Langkah
- Bab 149 Baru Pertama Kalinya
- Bab 150 Misi
- Bab 151 Sinyal Kematian
- Bab 152 Terus Menguji
- Bab 153 Semua Hanya Akting
- Bab 154 Penyesalan
- Bab 155 Kencan di Siang Hari
- Bab 156 Teman Makan Teman
- Bab 157 Kehidupan yang Memaksa
- Bab 158 Sahabat Menyusahkan
- Bab 159 Tergoda Hatinya
- Bab 160 Tidak Mau Tanda Tangan
- Bab 161 Masalah Kehidupan
- Bab 162 Merasa Sangat Puas
- Bab 163 Wanita Bernasib Buruk
- Bab 164 Dipermainkan Orang
- Bab 165 Orang Kaya Yang Sederhana
- Bab 166 Menembus Rekor
- Bab 167 Kagum Dan Cemburu
- Bab 168 Grup Yang Bergosip
- Bab 169 Bicara Dari Pengalaman
- Bab 170 Nasehat Ibu Tiri
- Bab 171 Pulang
- Bab 172 Menjadi Seperti Air
- Bab 173 Membuat Kesempatan
- Bab 174 Pergerakan Rahasia
- Bab 175 Datang Sendiri
- Bab 176 Pemula
- Bab 177 Memalukan
- Bab 178 Agen Spesial
- Bab 179 Timbul Pemikiran
- Bab 180 Mempercayakan Seumur Hidup
- Bab 181 Menghadapi Pilihan
- Bab 182 Perlu Diselesaikan
- Bab 183 Menaruh Investasi Untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 184 Mengikuti Petunjuk Yang Ada
- Bab 185 Agen Spesial
- Bab 186 Mencegah Terlebih Dahulu
- Bab 187 Membongkar Identitas
- Bab 188 Ternyata Dia
- Bab 189 Tak Bisa Kembali
- Bab 190 Harus Dilanjutkan
- Bab 191 Wanita Yang Selalu Berubah
- Bab 192 Pembalasan Dendam Yang Manis
- Bab 193 Tidak Ada Yang Perlu Diragukan
- Bab 194 Sengaja Mempersulit Keadaan
- Bab 195 Bisnis Bernilai Satu Miliyar Yuan
- Bab 196 Tidak Ingin Menjadi Tumpuan
- Bab 197 Menerima Kebaikan
- Bab 198 Mendapatkan Keuntungan Dari Dua Belah Pihak
- Bab 199 Merasa Tidak Senang Di Dalam Hati
- Bab 200 Datang Satu Demi Satu
- Bab 201 Menjadi Bingung Sendiri
- Bab 202 Menyembunyikan
- Bab 203 Melampiaskan
- Bab 204 Berkelahi
- Bab 205 Mengatur Segalanya
- Bab 206 Beraturan
- Bab 207 Meyakinkan Secara Rasional
- Bab 208 Mencapai Kesepakatan Secara Diam-Diam
- Bab 209 Hasil Awal
- Bab 210 Risau
- Bab 211 Memiliki Rencana Lain
- Bab 212 Penderitaan Hati
- Bab 213 Setahap Demi Setahap Dilakukan Dengan Hati-Hati
- Bab 214 Menghentikan Akhir Yang Buruk
- Bab 215 Tersentuh Dengan Apa Yang Dilihat
- Bab 216 Tak Tahu Malu
- Bab 217 Memotivasi Orang Untuk Membuat Masalah
- Bab 218 Selangkah Demi Selangkah
- Bab 219 Tidak Akan Menikah Lagi
- Bab 220 Adegan Bahagia Dan Harmonis
- Bab 221 Hubungan Darah Lebih Erat Dari Apapun
- Bab 222 Tidak Tahan Lagi
- Bab 223 Lolos
- Bab 224 Kecerdasan Dan Keberanian
- Bab 225 Adegan Mendebarkan
- Bab 226 Menghadiri Pertemuan Beresiko
- Bab 227 Beraksi Di Tempat
- Bab 228 Ada Yang Membantu
- Bab 229 Tidak Terbayangkan
- Bab 230 Melampiaskan Amarah
- Bab 231 Penyelamat Datang
- Bab 232 Menunggu Waktu
- Bab 233 Perlahan-lahan Melunasi
- Bab 234 Kejadian Akan Terjadi Saat Situasinya Lengkap
- Bab 235 Cepat Kabur
- Bab 236 Ada Penyebab di Balik Masalah
- Bab 237 Sudah Memiliki Rencana Yang Matang
- Bab 238 Ada Dimana-mana
- Bab 239 Secara Berurutan
- Bab 240 Siapa Yang Mendalangi
- Bab 241 Sudah Seharusnya Berterus Terang
- Bab 242 Sungguh Tidak Mengetahuinya
- Bab 243 Menanti Pergantian
- Bab 244 Peralihan Perang
- Bab 245 Ada Alasan Lain
- Bab 246 Diperalat Orang Lain
- Bab 247 Ajaran Secara Diam-diam
- Bab 248 Penyebaran Cepat
- Bab 249 Berbahaya
- Bab 250 Siapa Yang Mengutus Ini
- Bab 251 Ternyata Itu Dia
- Bab 252 Mendapat Masalah
- Bab 253 Janji
- Bab 254 Menghadapi Kesulitan Lagi
- Bab 255 Menyeberang Jalan
- Bab 256 Duluan Menangkap Orang Terpenting
- Bab 257 Bergegas Menyelesaikan Pertempuran
- Bab 258 Tampaknya Mengerikan, Tapi Tidak Berbahaya
- Bab 259 Dipercayakan Untuk Menjaga Keluarganya
- Bab 260 Aksi Gagal
- Bab 261 Bertindak Sesuai Dengan Situasi
- Bab 262 Kebocoran Informasi
- Bab 263 Menghalangi Jalan
- Bab 264 Dia Masih Memiliki Alasan
- Bab 265 Sediakan Payung Sebelum Hujan
- Bab 266 Terencana
- Bab 267 Bekerja Sama dalam Investasi
- Bab 268 Alasan Masalah Terjadi
- Bab 269 Bersiap Pergi
- Bab 270 Demii Perasaan
- Bab 271 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 272 Perkataan Yang Memilukan
- Bab 273 Draf Perjanjian
- Bab 274 Tidak Bisa Berkata Apapun
- Bab 275 Jangan Berpura Lembut
- Bab 276 Mengunjungi Guru
- Bab 277 Intuisi Yang Tajam
- Bab 278 Maksud Dari 4 Kata Itu
- Bab 279 Muncullah Wujud Aslinya
- Bab 280 Mendalam Dan Mendetail
- Bab 281 Tangisan Tak Terbendung
- Bab 282 Membujuk Dengan Teori
- Bab 283 Menggunakan Tindakan Untuk Mendapatkan Simpati
- Bab 284 Penuh Penyesalan
- Bab 285 Berusaha Untuk Berubah
- Bab 286 Perasaan Yang Sebenarnya
- Bab 287 Terlalu Tidak Terduga
- Bab 288 Punya Selera Tinggi
- Bab 289 Pemikiran Yang Cerdik
- Bab 290 Sangat Memuaskan
- Bab 291 Mencairkan Kesalahpahaman
- Bab 292 Rencana Pulang Negeri
- Bab 293 Konsentrasi
- Bab 294 Mendadak Sadar
- Bab 295 Mengenal Kembali
- Bab 296 Jauh Lebih Santai
- Bab 297 Bertemu Teman Baik
- Bab 298 Ada Alasannya
- Bab 299 Reaksi Berlebihan
- Bab 300 Melaporkan Setengah Mati
- Bab 301 Berani dan Jago
- Bab 302 Mencapai Kesepakatan
- Bab 303 Suasana Hati Rumit
- Bab 304 Penuh Antisipasi
- Bab 305 Menghadapi Serangan
- Bab 306 Sementara Waktu Menghindar Dari Bahaya.
- Bab 307 Banyak Melakukan Kegagalan.
- Bab 308 Wanita Cantik Adalah Bencana.
- Bab 309 Kemampuannya Di Atas Satu Langkah.
- Bab 310 Sedikit Keterlaluan.
- Bab 311 Bangun Dari Mimpi Buruk
- Bab 312 Malam Terlalu Dingin
- Bab 313 Aturan Bertahan Hidup
- Bab 314 Perbedaan Kualitatif
- Bab 315 Desa Perbatasan
- Bab 316 Terlambat
- Bab 317 Penolong
- Bab 318 Perangkap
- Bab 319 Kecelakaan Membawa Berkat
- Bab 320 Secara Adil
- Bab 321 Senjata Ilegal
- Bab 322 Serangan Roket
- Bab 323 Serangan Balik Di Situasi Berbahaya
- Bab 324 Tidak Membiarkan Orang Yang Akan Menimbulkan Kerugian Untuk Orang Lain Tetap Hidup
- Bab 325 Desa Kecil Tanpa Orang
- Bab 326 Nyawa Di Ujung Tanduk
- Bab 327 Penyelamat Sudah Tiba
- Bab 328 Berangkat Pada Malam Ini Juga
- Bab 329 Melepaskan untuk Kemudian Menangkap
- Bab 330 Tipu Daya yang Cerdas
- Bab 331 Terbongkar
- Bab 332 Situasi Berubah
- Bab 333 Warga Negara yang Dihormati
- Bab 334 Memilih untuk Tidak Pulang
- Bab 335 Tidak Tahu Harus Berbuat Apa
- Bab 336 Sahabat Berkhianat
- Bab 337 Nasehat-Nasehat Berharga
- Bab 338 Perlu Buka Kartu
- Bab 339 Hotel Holiday Inn
- Bab 340 Hati Gusar
- Bab 341 Rencana Licik Yang Menakjubkan
- Bab 342 Kenyataan Yang Tidak Dapat Dimengerti
- Bab 343 Mendekati Kenyataan
- Bab 344 Menjalani Hidup Dengan Mabuk Dan Bermimpi
- Bab 345 Menyaksikan Keajaiban
- Bab 346 Keberuntungan yang Dahsyat
- Bab 347 Mengagetkan Semua Orang
- Bab 348 Memahami Prinsip
- Bab 349 Suami-Istri Bersitegang
- Bab 350 Memancing Diskusi
- Bab 351 Ambisius
- Bab 352 Membangun kepercayaan
- Bab 353 Senjata pembunuh
- Bab 354 Saling menipu
- Bab 355 Sedikit pusing
- Bab 356 Berharap bertemu
- Bab 357 Memberikan Peringatan
- Bab 358 Langsung Beraksi
- Bab 359 3 Orang 3 Hati
- Bab 360 Prioritas
- Bab 361 Langsung Beraksi
- Bab 362 Percakapan Suami-Istri