The Revival of the King - Bab 306 Sementara Waktu Menghindar Dari Bahaya.

Tak tak tak -

Qiu qiu qiu--

Kedua belah pihak tiba-tiba mengelaurkan api mereka, kemudian pemandangan yang menakjubkan mulai muncul.

Pihak lawan sepertinya telah bersiap-siap dengan baik, ketika pemimpin di situ menyuruh orang-orangnya menembaki mereka, tidak hanya lingkungan di sekitar mereka, tetapi pada saat yang sama mereka menembak ke empat orang di dalam dua mobil jeep itu, kekuatan tembaknya begitu kuat, tetapi mereka tidak menembak ke arah Terry Fan dan yang lainnya.

“Menunduk!” Terry Fan berteriak, ketika dia jatuh ke atas tanah, dia berteriak lagi: “Cepat keluar dari mobil dan pergi sejauh mungkin!”

Terry Fan dan Peter Chen berada di sisi kiri mobil, Elena dan Stella Dong berada di sisi kanan mobil.

Karena terhalang badan mobil lainnya, Peter Chen hanya bisa berguling ke sisi kiri jalan.

Untuk melindungi Stella Dong, Terry Fan segera berguling ke kanan dan berteriak kepada Peter Chen: "Cepat pergi dari sini dan kita akan berkumpul di ibukota."

Setelah berbicara seperti itu, Terry Fan berguling lebih dulu, dia meraih Elena yang sedang berguling, kemudian meraih Stella Dong dengan tangan satunya lagi, berteriak dengan kencang: "Cepat lari!"

Elena sangat berpengalaman, dia telah melepas sepatu hak tingginya dan membawanya di tangannya, menundukkan badanya dan berlari ke samping.

Stella Dong awalnya memakai sepatu bot kulit, lengannya diseret oleh Terry Fan, ketika dia mendengarnya berteriakan "Cepat lari", dia buru-buru mengayunkan lengannya dan bersiap untuk berlari dengan cepat beberapa ratus meter ke samping.

Saat ini, ada suara bom yang terbang melintasi pada langit malam di belakangnya.

"Tengkurap!"

Terry Fan menarik kedua wanita itu ke sisinya, lalu langsung melemparkan mereka ke atas tanah.

"Cit--Duar" terdengar suara ledakan keras, api menyala di belakangnya.

Stella Dong, yang terjatuh di atas tanah, tanpa sadar menoleh ke belakang.

Terry Fan menepukkan pantatnya: "Apa yang kamu lihat? Cepat bangun, berlarilah kedepan dengan membungkuk!"

Sambil berkata seperti itu, Terry Fan bangkit lebih dulu, memegang tangan mereka berdua di kiri dan kanan, menunduk dan berlari ke depan.

"Cit--duar! Duar"

Tidak perlu melihatnya, ketiga mobil di belakang pasti sudah masuk ke buku tagihan yang perlu di bayar.

Tak tak tak -

Qiu qiu qiu--

Kedua belah pihak masih bertarung dengan sengit, Terry Fan tidak mempedulikan apapun lagi, dia terus berlari ke depan dengan kedua wanita itu.

Ketika api ledakan tersebut mulai menyala, Terry Fan melihat ada hutan di depannya, selama mereka bisa berlari hingga ke dalam hutan itu, maka mereka akan benar-benar aman.

Stella Dong bertanya: "Di mana Peter Chen——"

Terry Fan menjawab: "Selama dia masih hidup, kita masih bisa bertemu dengannya."

"Apakah kita tidak menunggunya?"

"Jika sekarang kita berhenti, yang menunggu kita bukan sebuah peluru, tetapi dalah bom!"

"Tapi……"

"Tutup mulutmu!" Elena merasa sangat kesal saat ini: "Sangat penting untuk menghemat tenagamu untuk berlari, bagaimana bisa ada begitu banyak omong kosong yang kamu katakan saat ini?"

Stella Dong jelas bukan tipe tuan yang begitu menyebalkan, tapi masalahnya dia dan Peter Chen memiliki hubungan yang berbeda, mereka telah menjadi rekan seperjuangan, pada saat ini, bagaimana mungkin dia bisa lari untuk menyelamatkan dirinya sendiri dan tidak mempedulikan nyawa rekannya?

Mereka berlari ke tepi hutan dalam dengan cepat, setelah Stella Dong melihat ke hutan, dia mulai memperlambat langkahnya, tapi Terry Fan menyeretnya ke depan.

"Hei, kamu yang bermarga Fan, apakah kamu begitu takut mati? Kita sudah sampai..."

Apa yang ingin Stella Dong katakan adalah, kita telah sampai di tepi hutan, apa yang perlu kita takuti lagi?

Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, sebuah bom terbang dengan mengeluarkan suara "Cit", Terry Fan mendorongnya ke samping, dan dia bergegas menuju ke arah Elena.

Kemudian terdengar bunyi “Duar” di tempat mereka berdiri tadi, sebatang pohon dengan tubuh yang terbal terpotong di bagian pinggangnya, kemudian beberapa pohon kecil di dekatnya langsung terbakar.

Di dalam pikiran Terry Fan, tentu saja Stella Dong lebih penting dari segalanya, karena dia adalah sahabat baiknya Valentine Li, dan lagi Valentine Li dan Terry Fan lahir dari orang tua yang sama, lagipula dia kesini untuk mengerjakan tugas, terlebih lagi yang paling penting adalah, dia anak pemimpinnya.

Alasan utama mengapa setelah Terry Fan mendorongnya menjauh dan bergegas ke arah Elena, karena pusat gravitasi tubuh Terry Fan pada saat itu kebetulan bersandar di sisi Elena, dia hanya bisa terjatuh ke arah Elena.

Elena terlempar ke atas tanah dan kembali menatapnya dengan rasa terima kasih.

Elena berpikir, bahwa dalam benak Terry Fan, dirinya jauh lebih penting daripada mantan pacarnya, Stella Dong.

Stella Dong yang didorong ke atas tanah oleh Terry Fan terguling sebanyak dua putaran, pada saat ini, setelah melihat ledakan itu, tempat tadi mereka berdiri langsung di telan api, yang pertama kali dia lakukan dalah tertegun.

Terry Fan mengangkat Elena lagi, meraih tangannya, berlari untuk mendekati Stella Dong, menyeretnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun, kemudian berlari lebih dalam lagi ke dalam hutan.

Terry Fan berhenti setelah mereka berlari setidaknya hampir satu kilometer di dalam hutan, dia berkata kepada Stella Dong: "Sekarang kamu sudah bisa beristirahat."

Setelah selesai berbicara, dia duduk di atas pasir.

Elena dan Stella Dong berkeringat serta kehabisan napas.

Elena terduduk di samping Terry Fan, lalu menjatuhkan kepalanya ke dada pria itu.

Setelah melihat ini, Stella Dong memelototi mereka berdua, dia menemukan sebatang pohon di samping, kemudian terduduk di dekat pohon itu.

Terry Fan tahu bahwa Stella Dong sedang merasa kesal, dengan satu tangannya, pria itu memeluk Elena, kemudian menjelaskan kepada Stella Dong: "Kita jelas-jelas sedang di serang oleh musuh tadi, kita tidak tahu jumlah musuh dan lokasinya juga tidak jelas, yang bisa kita lakukan hanyalah berjuang untuk melarikan diri untuk keluar dari tempar bahaya ini, hal itu sama dengan menyimpan tenaga kita untuk hal yang efektif, kamu mengerti tidak?"

Stella Dong berkata dengan marah: "Yang aku tahu adalah saat bahaya datang, kamu tidak boleh meninggalkan temanmu sendirian di belakang!"

Elena menggoda Stella Dong: "Fan sangat ingin suamimu mati, jika begitu, dia bisa bersatu lagi dengan dirimu yang sebagai mantannya.”

“Jangan membuat masalah!” Terry Fan menepuk wajah Elena, kemudian berkata kepada Stella Dong: “Aku sudah memberi tahu Peter Chen untuk bertemu di ibukota. Kamu juga seharusnya tahu, saat itu jika kita mau mengadu kecepatan kita dengan bom dari musuh, dan kita masih menunggunya, maka kita akan menjadi sasaran hidup musuh itu.”

"Itukah alasan kamu meninggalkan temanmu?"

Elena menyela: "Dengarkan kata Fan, kamu juga seorang tentara, kenapa kamu tidak mengerti dengan pengetahuan dasar ini? Jika kita lari, maka suamimu juga akan lari, jika kami berhenti, maka dia juga akan berhenti. Di tempat yang sudah menjadi sasaran tembakan musuh, jika kita masih ingin bersama-sama dengan suamimu, maka akhirnya hanya tersisa empat mayat disana!"

Stella Dong tidak bodoh, tadi hanya karena persahabatannya, sehingga dia bisa melakukan sesuatu tanpa berpikir dulu, sekarang dia sudah tenang, dia tahu bahwa keputusan Terry Fan tadi itu benar.

Karena dia tidak tahu berapa banyak orang di seberang sana, dan dia juga tidak tahu dari arah mana peluru dan bom itu akan muncul.

Jika pada saat itu dia berhenti, kemudian saling panggil-panggilan dengan Peter Chen, hal itu sama saja perbuatan tanpa otak.

Tidak peduli mereka yang berlari ke arah Peter Chen, atau Peter Chen yang berlari menemui mereka, mereka pasti akan menunda waktu mereka untuk kabur dan menjadi sasaran lawan.

Tadi adalah bukti yang paling nyata, bahwa mereka hampir terkena bom di tepi hutan tadi, jika mereka masih berdiri dan menunggu di tanah lapang itu, maka mereka sama saja dengan mencari kematian.

Sebenarnya, pilihan terbaik saat ini adalah.

Mereka dan Peter Chen memiliki tujuan akhir yang sama, yaitu ibu kota Negara T.

Berpisah tidak hanya dapat mengalihkan perhatian pihak lawan, tetapi sama dengan kedua belah pihak memasuki medan perang dengan beban yang ringan, berdasarkan situasi saat ini, jika mereka berpencar peluang untuk hidup lebih besar dari pada mereka bersama-sama.

Alasan ini dapat dimengerti, tapi begitu melihat perkataan ini muncul dari mulut Terry Fan dan Elena, Stella Dong merasakan perasaan di kucilkan, sehingga dengan tidak tahan dia berkata dengan marah: “Meskipun perkataan kalian masuk akal, tapi kenapa setelah memasuki hutan kita masih harus lari lagi?”

Pada saat ini, beberapa mobil datang ke tepi hutan, terdapat lampu dengan sinar yang kuat terus menyinari hutan, pada saat yang sama terdengar suara tembakan senapan.

Tu tu tu--

Tak tak tak –

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu