The Revival of the King - Bab 306 Sementara Waktu Menghindar Dari Bahaya.
Tak tak tak -
Qiu qiu qiu--
Kedua belah pihak tiba-tiba mengelaurkan api mereka, kemudian pemandangan yang menakjubkan mulai muncul.
Pihak lawan sepertinya telah bersiap-siap dengan baik, ketika pemimpin di situ menyuruh orang-orangnya menembaki mereka, tidak hanya lingkungan di sekitar mereka, tetapi pada saat yang sama mereka menembak ke empat orang di dalam dua mobil jeep itu, kekuatan tembaknya begitu kuat, tetapi mereka tidak menembak ke arah Terry Fan dan yang lainnya.
“Menunduk!” Terry Fan berteriak, ketika dia jatuh ke atas tanah, dia berteriak lagi: “Cepat keluar dari mobil dan pergi sejauh mungkin!”
Terry Fan dan Peter Chen berada di sisi kiri mobil, Elena dan Stella Dong berada di sisi kanan mobil.
Karena terhalang badan mobil lainnya, Peter Chen hanya bisa berguling ke sisi kiri jalan.
Untuk melindungi Stella Dong, Terry Fan segera berguling ke kanan dan berteriak kepada Peter Chen: "Cepat pergi dari sini dan kita akan berkumpul di ibukota."
Setelah berbicara seperti itu, Terry Fan berguling lebih dulu, dia meraih Elena yang sedang berguling, kemudian meraih Stella Dong dengan tangan satunya lagi, berteriak dengan kencang: "Cepat lari!"
Elena sangat berpengalaman, dia telah melepas sepatu hak tingginya dan membawanya di tangannya, menundukkan badanya dan berlari ke samping.
Stella Dong awalnya memakai sepatu bot kulit, lengannya diseret oleh Terry Fan, ketika dia mendengarnya berteriakan "Cepat lari", dia buru-buru mengayunkan lengannya dan bersiap untuk berlari dengan cepat beberapa ratus meter ke samping.
Saat ini, ada suara bom yang terbang melintasi pada langit malam di belakangnya.
"Tengkurap!"
Terry Fan menarik kedua wanita itu ke sisinya, lalu langsung melemparkan mereka ke atas tanah.
"Cit--Duar" terdengar suara ledakan keras, api menyala di belakangnya.
Stella Dong, yang terjatuh di atas tanah, tanpa sadar menoleh ke belakang.
Terry Fan menepukkan pantatnya: "Apa yang kamu lihat? Cepat bangun, berlarilah kedepan dengan membungkuk!"
Sambil berkata seperti itu, Terry Fan bangkit lebih dulu, memegang tangan mereka berdua di kiri dan kanan, menunduk dan berlari ke depan.
"Cit--duar! Duar"
Tidak perlu melihatnya, ketiga mobil di belakang pasti sudah masuk ke buku tagihan yang perlu di bayar.
Tak tak tak -
Qiu qiu qiu--
Kedua belah pihak masih bertarung dengan sengit, Terry Fan tidak mempedulikan apapun lagi, dia terus berlari ke depan dengan kedua wanita itu.
Ketika api ledakan tersebut mulai menyala, Terry Fan melihat ada hutan di depannya, selama mereka bisa berlari hingga ke dalam hutan itu, maka mereka akan benar-benar aman.
Stella Dong bertanya: "Di mana Peter Chen——"
Terry Fan menjawab: "Selama dia masih hidup, kita masih bisa bertemu dengannya."
"Apakah kita tidak menunggunya?"
"Jika sekarang kita berhenti, yang menunggu kita bukan sebuah peluru, tetapi dalah bom!"
"Tapi……"
"Tutup mulutmu!" Elena merasa sangat kesal saat ini: "Sangat penting untuk menghemat tenagamu untuk berlari, bagaimana bisa ada begitu banyak omong kosong yang kamu katakan saat ini?"
Stella Dong jelas bukan tipe tuan yang begitu menyebalkan, tapi masalahnya dia dan Peter Chen memiliki hubungan yang berbeda, mereka telah menjadi rekan seperjuangan, pada saat ini, bagaimana mungkin dia bisa lari untuk menyelamatkan dirinya sendiri dan tidak mempedulikan nyawa rekannya?
Mereka berlari ke tepi hutan dalam dengan cepat, setelah Stella Dong melihat ke hutan, dia mulai memperlambat langkahnya, tapi Terry Fan menyeretnya ke depan.
"Hei, kamu yang bermarga Fan, apakah kamu begitu takut mati? Kita sudah sampai..."
Apa yang ingin Stella Dong katakan adalah, kita telah sampai di tepi hutan, apa yang perlu kita takuti lagi?
Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, sebuah bom terbang dengan mengeluarkan suara "Cit", Terry Fan mendorongnya ke samping, dan dia bergegas menuju ke arah Elena.
Kemudian terdengar bunyi “Duar” di tempat mereka berdiri tadi, sebatang pohon dengan tubuh yang terbal terpotong di bagian pinggangnya, kemudian beberapa pohon kecil di dekatnya langsung terbakar.
Di dalam pikiran Terry Fan, tentu saja Stella Dong lebih penting dari segalanya, karena dia adalah sahabat baiknya Valentine Li, dan lagi Valentine Li dan Terry Fan lahir dari orang tua yang sama, lagipula dia kesini untuk mengerjakan tugas, terlebih lagi yang paling penting adalah, dia anak pemimpinnya.
Alasan utama mengapa setelah Terry Fan mendorongnya menjauh dan bergegas ke arah Elena, karena pusat gravitasi tubuh Terry Fan pada saat itu kebetulan bersandar di sisi Elena, dia hanya bisa terjatuh ke arah Elena.
Elena terlempar ke atas tanah dan kembali menatapnya dengan rasa terima kasih.
Elena berpikir, bahwa dalam benak Terry Fan, dirinya jauh lebih penting daripada mantan pacarnya, Stella Dong.
Stella Dong yang didorong ke atas tanah oleh Terry Fan terguling sebanyak dua putaran, pada saat ini, setelah melihat ledakan itu, tempat tadi mereka berdiri langsung di telan api, yang pertama kali dia lakukan dalah tertegun.
Terry Fan mengangkat Elena lagi, meraih tangannya, berlari untuk mendekati Stella Dong, menyeretnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun, kemudian berlari lebih dalam lagi ke dalam hutan.
Terry Fan berhenti setelah mereka berlari setidaknya hampir satu kilometer di dalam hutan, dia berkata kepada Stella Dong: "Sekarang kamu sudah bisa beristirahat."
Setelah selesai berbicara, dia duduk di atas pasir.
Elena dan Stella Dong berkeringat serta kehabisan napas.
Elena terduduk di samping Terry Fan, lalu menjatuhkan kepalanya ke dada pria itu.
Setelah melihat ini, Stella Dong memelototi mereka berdua, dia menemukan sebatang pohon di samping, kemudian terduduk di dekat pohon itu.
Terry Fan tahu bahwa Stella Dong sedang merasa kesal, dengan satu tangannya, pria itu memeluk Elena, kemudian menjelaskan kepada Stella Dong: "Kita jelas-jelas sedang di serang oleh musuh tadi, kita tidak tahu jumlah musuh dan lokasinya juga tidak jelas, yang bisa kita lakukan hanyalah berjuang untuk melarikan diri untuk keluar dari tempar bahaya ini, hal itu sama dengan menyimpan tenaga kita untuk hal yang efektif, kamu mengerti tidak?"
Stella Dong berkata dengan marah: "Yang aku tahu adalah saat bahaya datang, kamu tidak boleh meninggalkan temanmu sendirian di belakang!"
Elena menggoda Stella Dong: "Fan sangat ingin suamimu mati, jika begitu, dia bisa bersatu lagi dengan dirimu yang sebagai mantannya.”
“Jangan membuat masalah!” Terry Fan menepuk wajah Elena, kemudian berkata kepada Stella Dong: “Aku sudah memberi tahu Peter Chen untuk bertemu di ibukota. Kamu juga seharusnya tahu, saat itu jika kita mau mengadu kecepatan kita dengan bom dari musuh, dan kita masih menunggunya, maka kita akan menjadi sasaran hidup musuh itu.”
"Itukah alasan kamu meninggalkan temanmu?"
Elena menyela: "Dengarkan kata Fan, kamu juga seorang tentara, kenapa kamu tidak mengerti dengan pengetahuan dasar ini? Jika kita lari, maka suamimu juga akan lari, jika kami berhenti, maka dia juga akan berhenti. Di tempat yang sudah menjadi sasaran tembakan musuh, jika kita masih ingin bersama-sama dengan suamimu, maka akhirnya hanya tersisa empat mayat disana!"
Stella Dong tidak bodoh, tadi hanya karena persahabatannya, sehingga dia bisa melakukan sesuatu tanpa berpikir dulu, sekarang dia sudah tenang, dia tahu bahwa keputusan Terry Fan tadi itu benar.
Karena dia tidak tahu berapa banyak orang di seberang sana, dan dia juga tidak tahu dari arah mana peluru dan bom itu akan muncul.
Jika pada saat itu dia berhenti, kemudian saling panggil-panggilan dengan Peter Chen, hal itu sama saja perbuatan tanpa otak.
Tidak peduli mereka yang berlari ke arah Peter Chen, atau Peter Chen yang berlari menemui mereka, mereka pasti akan menunda waktu mereka untuk kabur dan menjadi sasaran lawan.
Tadi adalah bukti yang paling nyata, bahwa mereka hampir terkena bom di tepi hutan tadi, jika mereka masih berdiri dan menunggu di tanah lapang itu, maka mereka sama saja dengan mencari kematian.
Sebenarnya, pilihan terbaik saat ini adalah.
Mereka dan Peter Chen memiliki tujuan akhir yang sama, yaitu ibu kota Negara T.
Berpisah tidak hanya dapat mengalihkan perhatian pihak lawan, tetapi sama dengan kedua belah pihak memasuki medan perang dengan beban yang ringan, berdasarkan situasi saat ini, jika mereka berpencar peluang untuk hidup lebih besar dari pada mereka bersama-sama.
Alasan ini dapat dimengerti, tapi begitu melihat perkataan ini muncul dari mulut Terry Fan dan Elena, Stella Dong merasakan perasaan di kucilkan, sehingga dengan tidak tahan dia berkata dengan marah: “Meskipun perkataan kalian masuk akal, tapi kenapa setelah memasuki hutan kita masih harus lari lagi?”
Pada saat ini, beberapa mobil datang ke tepi hutan, terdapat lampu dengan sinar yang kuat terus menyinari hutan, pada saat yang sama terdengar suara tembakan senapan.
Tu tu tu--
Tak tak tak –
Novel Terkait
Loving Handsome
Glen ValoraBeautiful Lady
ElsaWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiInventing A Millionaire
EdisonWonderful Son-in-Law
EdrickAfter The End
Selena BeeMi Amor
TakashiThe Revival of the King×
- Bab 1 Teman Sekelas Yang Cantik
- Bab 2 Kesepakatan yang Menghina
- Bab 3 Bahan Tertawaan Seluruh Orang
- Bab 4 Dihina Lagi
- Bab 5 Keduanya Bertemu
- Bab 6 Pembalasan
- Bab 7 Sahabat Sejati
- Bab 8 Menangis Tersedu-Sedu
- Bab 9 Unit Rawat Intensif
- Bab 10 Kebetulan Bertemu
- Bab 11 Harus Melapor Polisi
- Bab 12 Keras Kepala
- Bab 13 Mutiara Sejahtera Corp.
- Bab 14 Pertemuan Di Rumah Sakit
- Bab 15 Ambang Batas Kesabaran
- Bab 16 Penyesalan Yang Muncul Karena Sikap Keterlaluan
- Bab 17 Lawan Yang Selalu Saja Bertemu
- Bab 18 Perasaan Yang Berkonflik
- Bab 19 Peristiwa Yang Benar Adanya
- Bab 20 Emosi Yang Memuncak
- Bab 21 Kebetulan Hendak Mencarimu
- Bab 22 Berpikiran Sempit
- Bab 23 Pembalasan Instan
- Bab 24 Sujud Yang Mengejutkan
- Bab 25 Setiap Pelaku Mempunyai Alasan Tersendiri
- Bab 26 Perasaan Tidak Tenang
- Bab 27 Tertegun
- Bab 28 Melewati Semuanya
- Bab 29 Ikatan Yang Menjauh
- Bab 30 Penyesalan Terhadap Tindakan Di Masa Lalu
- Bab 31 Hati Yang Berkecamuk
- Bab 32 Terkejut Setengah Mati
- Bab 33 Ingin Menangis Tapi Tidak Ada Air Mata
- Bab 34 Hatinya Merasa Sangat Tidak Nyaman
- Bab 35 Kesalahpahaman Semakin Besar
- Bab 36 Perasaan Krisis
- Bab 37 Mengejutkan
- Bab 38 Pandai Bersilat Lidah
- Bab 39 Sangat Menyesal
- Bab 40 Berbeda Jauh
- Bab 41 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 42 Memberikan Barang Pemberian Orang Lain
- Bab 43 Bertemu Teman Sekelas Lama Lagi
- Bab 44 Bingung
- Bab 45 Datang Mencari Masalah
- Bab 46 Tidak Berani Tampil
- Bab 47 Malu Sendiri
- Bab 48 Sesuatu Terjadi Tentu Ada Sebabnya
- Bab 49 Gugup Sekali
- Bab 50 Tidak Bisa Mengerti
- Bab 51 Menyesal
- Bab 52 Semuanya Sandiwara
- Bab 53 Berkata Sembarangan
- Bab 54 Marah Hingga Muntah Darah
- Bab 55 Perubahan yang Besar
- Bab 56 Tidak Dapat Ditoleransi
- Bab 57 Mutiara Sejahtera
- Bab 58 Menyelidiki
- Bab 59 Rencana Pembalasan
- Bab 60 Terkejut
- Bab 61 Sudah Bukan Yang Dulu Lagi
- Bab 62 Tak Bisa Ditahan
- Bab 63 Nasehat Yang Bagus
- Bab 64 Datang Dengan Persiapan
- Bab 65 Menggertak
- Bab 66 Masalah Muncul Karena Sebab
- Bab 67 Marah Sekali
- Bab 68 Sial Dan Tidak Beruntung
- Bab 69 Menolak Melihat Kebenaran
- Bab 70 Asal Usul Yang Jelas
- Bab 71 Bersikeras Dengan Pendapat Sendiri
- Bab 72 Memeriksa Keadaannya
- Bab 73 Rasa Iri Yang Menggila
- Bab 74 Berinisiatif Menyapa
- Bab 75 Tidak Bisa Mempercayainya
- Bab 76 Perkataan Yang Masuk Akal
- Bab 77 Menebus Kesalahan
- Bab 81 Ruang VIP KTV
- Bab 78 Benar-Benar Tidak Menduganya
- Bab 79 Menebus Hutang Lama
- Bab Menyadari Bahaya Di Saat-saat Akhir
- Bab 82 Serangan yang Luar Biasa
- Bab 83 Pertempuran yang Mengerikan
- Bab 84 Sedikit Menyesal
- Bab 85 Meminta Maaf Dan Memberi Hadiah
- Bab 86 Memberi Wajah
- Bab 87 Keributan Di Ruang Rawat
- Bab 88 Operasi Berhasil
- Bab 89 Membereskan Willy Wang
- Bab 90 Kata-Kata Dan Kasih Sayang yang Dalam
- Bab 91 Menyelesaikan Kesalahpahaman
- Bab 92 Hati Diganti Hati
- Bab 93 Sebuah Drama
- Bab 94 Memang Kaya Itu Sangat Bagus
- Bab 95 Teman Sekolah Datang Menjenguk
- Bab 96 Kebetulan Bertemu Dengan Kenalan
- Bab 97 Ketakutan
- Bab 98 Ingin Memenangkannya
- Bab 99 Ayah Dan Anak Yang Kejam
- Bab 100 Ada Hal Yang Ingin Dibicarakan
- Bab 101 Saling Beradu.
- Bab 102 Rasa Sakit Tidak Tertahankan.
- Bab 103 Mencurahkan Apa Yang Ada Di Otaknya.
- Bab 104 Berseteru.
- Bab 105 Dipermalukan Di Depan Semua Orang.
- Bab 106 Perlelangan Yang Hampir Gagal.
- Bab 107 Pemuda Kaya Raya.
- Bab 108 Mengacaukan Rencana
- Bab 109 Sebuah Keadaan Mendadak Yang Menimbulkan Sebuah Kesalahan
- Bab 110 Perasaan Hati Yang Tidak Baik
- Bab 111 Masalah Internal dan Agresi Asing
- Bab 112 Keadaan Yang Kacau
- Bab 113 Dimana-mana Terancam Oleh Bahaya
- Bab 114 Siap Untuk Bertindak
- Bab 115 Merasa Ketakutan dan Tidak Tenang
- Bab 116 Pertemuan Yang Sempit
- Bab 117 Penuh Drama
- Bab 118 Berusaha Meningkatkan Rasa Kehadiran
- Bab 119 Saling Memberi Simpati
- Bab 120 Mengendalikan Semuanya
- Bab 121 Ibu Yang Aneh
- Bab 122 Vila Gunung Min
- Bab 123 Semua Yang Di Lihat Dan Di Dengar Terasa Sangat Segar
- Bab 124 Bertarung Dengan Sangat Sengit
- Bab 215 Tidak Ingin Kalah
- Bab 126 Mencurigakan
- Bab 127 Mengakui Putri Angkat
- Bab 128 Memiliki Pemikiran Masing-Masing
- Bab 129 Tidak Bisa Menyelesaikan Perkataan
- Bab 130 Katakan Baik-Baik
- Bab 131 Semua Ada Ceritanya
- Bab 132 Mengeluh
- Bab 133 Mencapai Pemahaman Rahasia
- Bab 134 Rekaman Telepon
- Bab 135 Mengupas Habis
- Bab 136 Perlahan-lahan Menjadi Cerah
- Bab 137 Mengobati Sesuai Gejala
- Bab 138 Dekorasinya Terlalu Bagus
- Bab 139 Kasih Yang Tak Ternilai
- Bab 140 Terkejut Senang
- Bab 141 Ini Hal Besar
- Bab 142 Keinginan Nenek
- Bab 143 Tiga Wanita
- Bab 144 Semua Adalah perangkap
- Bab 145 Mengerahkan Seluruh Kemampuan
- Bab 146 Pertengkaran Ibu dan Anak
- Bab 147 Ragu
- Bab 148 Mengusahakan Yang Terbaik Walaupun Telah Salah Langkah
- Bab 149 Baru Pertama Kalinya
- Bab 150 Misi
- Bab 151 Sinyal Kematian
- Bab 152 Terus Menguji
- Bab 153 Semua Hanya Akting
- Bab 154 Penyesalan
- Bab 155 Kencan di Siang Hari
- Bab 156 Teman Makan Teman
- Bab 157 Kehidupan yang Memaksa
- Bab 158 Sahabat Menyusahkan
- Bab 159 Tergoda Hatinya
- Bab 160 Tidak Mau Tanda Tangan
- Bab 161 Masalah Kehidupan
- Bab 162 Merasa Sangat Puas
- Bab 163 Wanita Bernasib Buruk
- Bab 164 Dipermainkan Orang
- Bab 165 Orang Kaya Yang Sederhana
- Bab 166 Menembus Rekor
- Bab 167 Kagum Dan Cemburu
- Bab 168 Grup Yang Bergosip
- Bab 169 Bicara Dari Pengalaman
- Bab 170 Nasehat Ibu Tiri
- Bab 171 Pulang
- Bab 172 Menjadi Seperti Air
- Bab 173 Membuat Kesempatan
- Bab 174 Pergerakan Rahasia
- Bab 175 Datang Sendiri
- Bab 176 Pemula
- Bab 177 Memalukan
- Bab 178 Agen Spesial
- Bab 179 Timbul Pemikiran
- Bab 180 Mempercayakan Seumur Hidup
- Bab 181 Menghadapi Pilihan
- Bab 182 Perlu Diselesaikan
- Bab 183 Menaruh Investasi Untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 184 Mengikuti Petunjuk Yang Ada
- Bab 185 Agen Spesial
- Bab 186 Mencegah Terlebih Dahulu
- Bab 187 Membongkar Identitas
- Bab 188 Ternyata Dia
- Bab 189 Tak Bisa Kembali
- Bab 190 Harus Dilanjutkan
- Bab 191 Wanita Yang Selalu Berubah
- Bab 192 Pembalasan Dendam Yang Manis
- Bab 193 Tidak Ada Yang Perlu Diragukan
- Bab 194 Sengaja Mempersulit Keadaan
- Bab 195 Bisnis Bernilai Satu Miliyar Yuan
- Bab 196 Tidak Ingin Menjadi Tumpuan
- Bab 197 Menerima Kebaikan
- Bab 198 Mendapatkan Keuntungan Dari Dua Belah Pihak
- Bab 199 Merasa Tidak Senang Di Dalam Hati
- Bab 200 Datang Satu Demi Satu
- Bab 201 Menjadi Bingung Sendiri
- Bab 202 Menyembunyikan
- Bab 203 Melampiaskan
- Bab 204 Berkelahi
- Bab 205 Mengatur Segalanya
- Bab 206 Beraturan
- Bab 207 Meyakinkan Secara Rasional
- Bab 208 Mencapai Kesepakatan Secara Diam-Diam
- Bab 209 Hasil Awal
- Bab 210 Risau
- Bab 211 Memiliki Rencana Lain
- Bab 212 Penderitaan Hati
- Bab 213 Setahap Demi Setahap Dilakukan Dengan Hati-Hati
- Bab 214 Menghentikan Akhir Yang Buruk
- Bab 215 Tersentuh Dengan Apa Yang Dilihat
- Bab 216 Tak Tahu Malu
- Bab 217 Memotivasi Orang Untuk Membuat Masalah
- Bab 218 Selangkah Demi Selangkah
- Bab 219 Tidak Akan Menikah Lagi
- Bab 220 Adegan Bahagia Dan Harmonis
- Bab 221 Hubungan Darah Lebih Erat Dari Apapun
- Bab 222 Tidak Tahan Lagi
- Bab 223 Lolos
- Bab 224 Kecerdasan Dan Keberanian
- Bab 225 Adegan Mendebarkan
- Bab 226 Menghadiri Pertemuan Beresiko
- Bab 227 Beraksi Di Tempat
- Bab 228 Ada Yang Membantu
- Bab 229 Tidak Terbayangkan
- Bab 230 Melampiaskan Amarah
- Bab 231 Penyelamat Datang
- Bab 232 Menunggu Waktu
- Bab 233 Perlahan-lahan Melunasi
- Bab 234 Kejadian Akan Terjadi Saat Situasinya Lengkap
- Bab 235 Cepat Kabur
- Bab 236 Ada Penyebab di Balik Masalah
- Bab 237 Sudah Memiliki Rencana Yang Matang
- Bab 238 Ada Dimana-mana
- Bab 239 Secara Berurutan
- Bab 240 Siapa Yang Mendalangi
- Bab 241 Sudah Seharusnya Berterus Terang
- Bab 242 Sungguh Tidak Mengetahuinya
- Bab 243 Menanti Pergantian
- Bab 244 Peralihan Perang
- Bab 245 Ada Alasan Lain
- Bab 246 Diperalat Orang Lain
- Bab 247 Ajaran Secara Diam-diam
- Bab 248 Penyebaran Cepat
- Bab 249 Berbahaya
- Bab 250 Siapa Yang Mengutus Ini
- Bab 251 Ternyata Itu Dia
- Bab 252 Mendapat Masalah
- Bab 253 Janji
- Bab 254 Menghadapi Kesulitan Lagi
- Bab 255 Menyeberang Jalan
- Bab 256 Duluan Menangkap Orang Terpenting
- Bab 257 Bergegas Menyelesaikan Pertempuran
- Bab 258 Tampaknya Mengerikan, Tapi Tidak Berbahaya
- Bab 259 Dipercayakan Untuk Menjaga Keluarganya
- Bab 260 Aksi Gagal
- Bab 261 Bertindak Sesuai Dengan Situasi
- Bab 262 Kebocoran Informasi
- Bab 263 Menghalangi Jalan
- Bab 264 Dia Masih Memiliki Alasan
- Bab 265 Sediakan Payung Sebelum Hujan
- Bab 266 Terencana
- Bab 267 Bekerja Sama dalam Investasi
- Bab 268 Alasan Masalah Terjadi
- Bab 269 Bersiap Pergi
- Bab 270 Demii Perasaan
- Bab 271 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 272 Perkataan Yang Memilukan
- Bab 273 Draf Perjanjian
- Bab 274 Tidak Bisa Berkata Apapun
- Bab 275 Jangan Berpura Lembut
- Bab 276 Mengunjungi Guru
- Bab 277 Intuisi Yang Tajam
- Bab 278 Maksud Dari 4 Kata Itu
- Bab 279 Muncullah Wujud Aslinya
- Bab 280 Mendalam Dan Mendetail
- Bab 281 Tangisan Tak Terbendung
- Bab 282 Membujuk Dengan Teori
- Bab 283 Menggunakan Tindakan Untuk Mendapatkan Simpati
- Bab 284 Penuh Penyesalan
- Bab 285 Berusaha Untuk Berubah
- Bab 286 Perasaan Yang Sebenarnya
- Bab 287 Terlalu Tidak Terduga
- Bab 288 Punya Selera Tinggi
- Bab 289 Pemikiran Yang Cerdik
- Bab 290 Sangat Memuaskan
- Bab 291 Mencairkan Kesalahpahaman
- Bab 292 Rencana Pulang Negeri
- Bab 293 Konsentrasi
- Bab 294 Mendadak Sadar
- Bab 295 Mengenal Kembali
- Bab 296 Jauh Lebih Santai
- Bab 297 Bertemu Teman Baik
- Bab 298 Ada Alasannya
- Bab 299 Reaksi Berlebihan
- Bab 300 Melaporkan Setengah Mati
- Bab 301 Berani dan Jago
- Bab 302 Mencapai Kesepakatan
- Bab 303 Suasana Hati Rumit
- Bab 304 Penuh Antisipasi
- Bab 305 Menghadapi Serangan
- Bab 306 Sementara Waktu Menghindar Dari Bahaya.
- Bab 307 Banyak Melakukan Kegagalan.
- Bab 308 Wanita Cantik Adalah Bencana.
- Bab 309 Kemampuannya Di Atas Satu Langkah.
- Bab 310 Sedikit Keterlaluan.
- Bab 311 Bangun Dari Mimpi Buruk
- Bab 312 Malam Terlalu Dingin
- Bab 313 Aturan Bertahan Hidup
- Bab 314 Perbedaan Kualitatif
- Bab 315 Desa Perbatasan
- Bab 316 Terlambat
- Bab 317 Penolong
- Bab 318 Perangkap
- Bab 319 Kecelakaan Membawa Berkat
- Bab 320 Secara Adil
- Bab 321 Senjata Ilegal
- Bab 322 Serangan Roket
- Bab 323 Serangan Balik Di Situasi Berbahaya
- Bab 324 Tidak Membiarkan Orang Yang Akan Menimbulkan Kerugian Untuk Orang Lain Tetap Hidup
- Bab 325 Desa Kecil Tanpa Orang
- Bab 326 Nyawa Di Ujung Tanduk
- Bab 327 Penyelamat Sudah Tiba
- Bab 328 Berangkat Pada Malam Ini Juga
- Bab 329 Melepaskan untuk Kemudian Menangkap
- Bab 330 Tipu Daya yang Cerdas
- Bab 331 Terbongkar
- Bab 332 Situasi Berubah
- Bab 333 Warga Negara yang Dihormati
- Bab 334 Memilih untuk Tidak Pulang
- Bab 335 Tidak Tahu Harus Berbuat Apa
- Bab 336 Sahabat Berkhianat
- Bab 337 Nasehat-Nasehat Berharga
- Bab 338 Perlu Buka Kartu
- Bab 339 Hotel Holiday Inn
- Bab 340 Hati Gusar
- Bab 341 Rencana Licik Yang Menakjubkan
- Bab 342 Kenyataan Yang Tidak Dapat Dimengerti
- Bab 343 Mendekati Kenyataan
- Bab 344 Menjalani Hidup Dengan Mabuk Dan Bermimpi
- Bab 345 Menyaksikan Keajaiban
- Bab 346 Keberuntungan yang Dahsyat
- Bab 347 Mengagetkan Semua Orang
- Bab 348 Memahami Prinsip
- Bab 349 Suami-Istri Bersitegang
- Bab 350 Memancing Diskusi
- Bab 351 Ambisius
- Bab 352 Membangun kepercayaan
- Bab 353 Senjata pembunuh
- Bab 354 Saling menipu
- Bab 355 Sedikit pusing
- Bab 356 Berharap bertemu
- Bab 357 Memberikan Peringatan
- Bab 358 Langsung Beraksi
- Bab 359 3 Orang 3 Hati
- Bab 360 Prioritas
- Bab 361 Langsung Beraksi
- Bab 362 Percakapan Suami-Istri