The Revival of the King - Bab 334 Memilih untuk Tidak Pulang

Stella Dong melirik Terry Fan. Yang dilirik tengah saling memandang dengan Peter Chen. Ketiganya tidak tahu harus berkata apa.

Ahli itu berdiri dan menepuk bahu kedua pria: “Anak muda, terima kasih ya. Mohon kalian pergi secepatnya, jangan lupa bawa ungkapan terima kasih kami berlima pada negara dan atasan kalian. Negara kita sudah besar. Sebagai warga sebuah negara yang besar, kami harus berkontribusi sesuatu pada negara-negara lemah.”

Peter Chen menjawab: “Aku sih tidak apa-apa, tetapi Tuan Terry Fan, yang bukan merupakan anggota tentara, mungkin akan sedikit kecewa. Ia sedari dulu bekerja di Afrika dan kenal dengan beberapa prajurit bayaran, jadi atasan kami memintanya untuk membantu usaha evakuasi. Dengar-dengar, demi keselamatan kalian, ia langsung menyanggupi permintaan tanpa bertanya ini itu.”

“Terima kasih, terima kasih.” Ahli tersebut menjabat tangan Terry Fan dan berkata, “Berhubung sedari dulu bekerja di luar negeri, kamu pasti punya perasaan yang mendalam pada Tanah Air. Kamu pasti selalu ingin berbuat sesuatu untuk negara, bukan?”

Lawan bicaranya mengangguk.

Ahli melanjutkan: “Selama menetap di Negara T, kami juga telah merasakan kebesaran Tanah Air. Semua yang kami lakukan sekarang bukan hanya untuk kemuliaannya, melainkan juga untuk mewakili semua warga negara yang merantau!”

Pada momen ini, seorang perawat lokal masuk dan mengabarkan bahwa seorang anggota pasukan yang terluka akan segera mengadakan operasi. Kehadiran si ahli dibutuhkan segera.

Pada momen ini juga, pemimpin Palang Merah Internasional juga datang. Ia baru keluar dari ruang operasi. Melihat rombongan tamu, begitu mengetahui niat kedatangan mereka, ia juga ikut membujuk si ahli.

“Seiring dengan semakin perkasanya China, kehidupan warga negara jadi semakin diperhatikan. Aku sungguh iri pada kalian. Meski tempat ini sangat membutuhkanmu, tetapi aku tetap menyarankan bahwa jika ada kesempatan, kembalilah ke negaramu. Kasihan keluargamu di sana, mereka pasti khawatir setiap hari!”

Ahli yang dinasehati menanggapi: “Memangnya kamu dan orang-orang Palang Merah Internasional tidak ditunggui keluarga juga?”

“Ini tugas kami. Kami pun datang kemari karena ditugaskan. Meski gajinya terbatas, tetapi tetap saja kami dapat gaji. Sementara kamu dan ahli-ahli lain, kalian seratus persen relawan.”

Ahli tersenyum dan membalas: “Apakah gaji itu? Bagi kami, itu hanya untuk meningkatkan kualitas hidup. Tetapi, di sini ada banyak orang yang berjuang di antara hidup dan mati. Bukankah lebih berarti menyelamatkan nyawa dibanding meningkatkan kualitas hidup?”

Pemimpin Palang Merah Internasional tersenyum dan bertutur pada ketiga pengunjung: “Terhadap kelima ahli kalian, aku mengagumi mereka seperti halnya aku mengagumi bakti kalian pada China. Aku sebelumnya sudah melaporkan situasi mereka ke Palang Merah Internasional. Lalu, Palang Merah Internasional telah menghubungi Palang Merah negara kalian dan meminta agar status kelimanya diubah dari sukarelawan menjadi utusasn resmi. Soal keamanan, kami pasti bisa menjaga satu sama lain. “

Karena terburu-buru untuk operasi, ahli menjabat tangan Terry Fan, Peter Chen, dan Stella Dong: “Terima kasih ya kalian, juga terima kasih pada Tanah Air. Aku mewakili kelima ahli memutuskan tetap tinggal di sini. Ini keputusan final kami. Kalian melindungi negara dan rakyat, sementara kami mewujudkan perhatian negara pada negara-negara lain. Kita sebenarnya tengah melakukan hal yang sama. Persis seperti kami juga tidak akan menghalangi usaha kalian, kami juga berharap kalian untuk tidak menghalangi usaha kami.”

Selesai berbicara, ahli segera mengikuti perawat keluar.

Waduh, bagaimana ini?

Stella Dong merogoh ponsel dan melaporkan hasil pertemuan pada atasan, yang tidak lain dan tidak bukan adalah ayahnya sendiri.

Akibat perbedaan waktu, hari masih pagi di China. Ayahnya itu juga baru saja menerima telepon yang menyebutkan bahwa atasannya telah menyetujui permintaan Palang Merah Internasional. Status kelima ahli akan sesegera mungkin diubah jadi utusan resmi.

Lalu, ayah Stella Dong memerintahkan mereka untuk kembali dengan selamat. Terry Fan harus ikut dalam rombongan itu, keamanan dirinya harus terus mereka jaga.

Oke, jadi sekarang status Terry Fan berubah dari seorang pengawal menjadi orang yang membutuhkan pengawalan?

Selesai menelepon, si wanita menyampaikan arahan ayahnya pada Terry Fan dan Peter Chen. Di akhir, dia bilang: “Terry Fan, statusmu telah meningkat. Tugasku dan Kapten Chen sekarang adalah membawamu pulang ke China dengan selamat.”

Heh?

Aku butuh perlindungan kalian? Tidak terbalik?

“Berhenti bercanda!” Terry Fan melanjutkan: “Jika kalian tidak ada keperluan apa-apa lagi, maka kita berpisah di sini.”

“Tidak bisa!” Stella Dong mendebat: “Kita bertiga telah berusaha melaksanakan tugas sama-sama, jadi kita harus pulang sama-sama juga. Jika kamu masih ingin datang kemari, pulang dulu baru kemudian ke sini lagi bisa, kan!”

Heh?

Merepotkan saja……

“Begini, berikan ponselmu padaku. Aku mau menelepon pimpinanmu. Aku di sini hanya membantu. Berhubung kalian sudah tidak butuh bantuan, maka aku akan melanjutkan urusanku sendiri. Aku tidak perlu kembali ke Tanah Air.”

“Kamu pernah bilang, jalur satelit kami sangat terbatas. Hanya demi kamu seorang, tidak perlu lah bagi kami untuk menggunakan sumber daya negara?”

Terry Fan tersenyum: “Kalian berdua tidak paham situasinya. Tahukah kalian, masih ada tiga puluh anak buah, yang sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri, yang berjaga di pinggir kota. Merkea menungguku untuk perintah berikutnya.”

“Saudara apaan? Mereka lawanmu, oke?”

“Sekali pun demikian, aku tetap harus menyelesaikan hal-hal ini dengan baik. Aku tidak mau meninggalkan masalah bagi rekan-rekanku di Negara S.”

“Baiklah, kami akan menemanimu mengurusi semua. Begitu selesai, kita sama-sama kembali ke China.”

“Ini urusan pribadiku. Kalian adalah tentara negara, menghabiskan waktu denganku sungguh merupakan bentuk menyia-nyiakan sumber daya negara.”

“Tidak salah nih kamu?” Stella Dong membela diri: “Kamu menggunakan paspor negara kita. Jadi, kamu merupakan bagian dari rakyat negara. Melindungi segenap rakyat negara dari segala macam ancaman adalah tugas terpenting kami!”

Peter Chen juga berusaha meyakinkan: “Tuan Fan, meski kelima ahli akhir-akhirnya tidak jadi dievakuasi atas keinginan mereka sendiri dan atas persetujuan negara, misi kami hitungannya tetap gagal. Jika kamu pun tidak mau pulang dengan kami, aku dan Kapten Dong bakal dapat teguran keras dari atasan.”

Heh?

Peduli apa aku pada kalian dan atasan kalian?

“Pokoknya tidak mau. Aku kasih kalian dua pilihan. Satu, berikan ponsel kalian padaku dan aku akan berbicara langsung dengan atasan kalian. Dua, kita langsung berpisah, masing-masing berjalan dengan rute masing-masing.”

“Begini.” Stella Dong berujar: “Bagaimana jika kamu mengirim kami ke kedutaan di negara tetangga atau ke kapal perang negara di pinggir laut? Setelahnya, kamu boleh lakukan apa yang ingin kami lakukan. Setuju?”

Terry Fan paham mereka sejatinya tidak butuh kawalan, jadi permintaan ini hanyalah sebuah alasan. Bagaimana pun juga, Stella Dong ingin mengawal dirinya selama mungkin.

Si wanita tidak tahu, si pria tetap tinggal di sini juga karena terpaksa. Jadi, dia terus menolak bukan karena pertimbangannnya sendiri.

Urusan antara Terry Fan dan Biro Intelijen Barat harus diselesaikan sepenuhnya.

“Oke, aku setuju untuk mengantar kalian ke kedutaan di negara tetangga. Setelahnya, kita berpisah dan aku akan berjalan dengan jalanku.”

“Baik.”

Terry Fan ingin pergi ke toilet dulu. Khawatir dia akan menyelinap pergi, Stella Dong memberi isyarat kepada Peter Chen untuk mengikutinya.

Di dalam toilet, Terry Fan menanyakan Peter Chen cara pulang mana yang paling aman.

Yang ditanya bilang bahwa mereka punya sebuah armada yang tengah berhenti di pinggir laut. Jadi, cara pulang yang paling aman dan paling cepat adalah melalui laut.

Ibu kota, tempat mereka sekarang berada, hanya berjarak enam puluh kilometer darinya.

Terry Fan pun segera mengantar mereka ke arah pesisir.

Setibanya di daerah sana, Stella Dong langsung menghubungi pihak angkatan laut. Pihak yang dihubungi bilang sudah menyiapkan sebuah mobil penjemput. Setibanya mereka di kompleks pelabuhan, mobil itu akan langsung menyambut dan menuntun jalan.

Kedua mobil meluncur ke area domisili angkatan laut.

Langit sudah cerah begitu mereka tiba di sana. Melihat bendera China berkibar di beberapa kapal perang yang terparkir, ketiga orang merasa bangga dan terharu.

Sebuah kapal penumpang sudah disiapkan untuk mengantar mereka pulang.

Melihat kapal itu, Stella Dong menghela nafas lega. Tiba-tiba, Terry Fan mengangkat lengan dan menekuknya dengan kencang di leher si wanita.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
3 tahun yang lalu